PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
Kulit pisang merupakan salah satu bahan baku pembuatan bioetanol.
Limbah kulit pisang merupakan salah satu limbah dari pertanian yang
melimpah saat musim panen di Indonesia. Kulit pisang dapat mencemari
permukaan tanah karena dapat meningkatkan keasaman tanah.
4
Tabel 2.1 produksi pisang di Indonesia tahun 2020
ACEH 65 366,00
SUMATERA UTARA 100 254,00
SUMATERA BARAT 142 034,00
RIAU 37 457,00
JAMBI 72 751,00
SELATAN SUMATERA 114 140.00
BENGKULU 18 153,00
LAMPUNG 1 208 956,00
KEP.BANGKA BELITUNG 5 302,00
KEP.RIAU 7 884.00
DKI JAKARTA 1 387,00
JAWA BARAT 1 263 504,00
JAWA TENGAH 798 599.00
DI YOGYAKARTA 66 730,00
JAWA TIMUR 2 618 795,00
BANTEN 290 266.00
BALI 242 242,00
NUSA TENGGARA BARAT 83 784.00
NUSA TENGGARA TIMUR 274 369.00
KALIMANTAN BARAT 60 281,00
KALIMANTAN TENGAH 30 410,00
KALIMANTAN SELATAN 79 772,00
KALIMANTAN TIMUR 95 528,00
KALIMANTAN UTARA 38 363,00
SULAWESI UTARA 45 650,00
SULAWESI TENGAH 24 422,00
SULAWESI SELATAN 146 539,00
SULAWESI TENGGARA 68 027,00
GORONTALO 13 166.00,
SULAWESI BARAT 76 750,00
MALUKU 52 776,00
MALUKU UTARA 6 924,00
PAPUA BARAT 19 019.00
PAPUA 13 157,00
INDONESIA 8 182 756,00
Sumber : www.bps.go.id
5
Dapat dilihat pada tabel 2.1 bahwa Sumatera Selatan merupakan
provinsi dengan jumlah produksi buah pisang yang cukup banyak, sangat
disayangkan apabila kulit pisang yang sering kita anggap sebagai limbah
ataupun sampah, tidak kita manfaatkan dengan baik. Kulit pisang bisa kita
manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol yang bernilai ekonomis.
Unsur komposisi
Protein 7,64%
Serat Kasar 17,50%
Lemak 3,05%
Fosfor 0,25%
Kalsium 0,53%
Karbohidrat 62,15%
Sumber : (Mokoolang et al. 2020)
6
2.2 Bioetanol
Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakar
alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya terbarukan. Bioetanol
(C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol diartikan juga
sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan pangan yang mengandung
pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu. Bioetanol merupakan
bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak
premium (Khairani, 2007).
Bioetanol adalah sumber energi terbarukan yang dibuat melalui tanaman
yang mengandung komponen gula dan pati melalui proses fermentasi. Hal ini
dihasilkan dari produk pertanian seperti jagung, tebu, kentang, beras, bit dan
baru baru menggunakan anggur, pisang, tanggal dan limbah lainnya.
7
tanaman dan kayu. Selulosa merupakan senyawa organic yang paling
banyak jumlahnya di muka bumi. Diperkirakan selulosa akan
mendominasi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol (panji tri atmojo,
2010).
b. Bioetanol > 99,5% v/v, digunakan untuk bahan bakar. Jika dimurnikan
lebih lanjut dapat digunakan untuk keperluan farmasi dan palarut di
laboratorium analisis.
Bioetanol memiliki banyak manfaat bagi masyarakat karena memiliki
sifat yang tidak beracun. Selain itu bioetanol juga memiliki banyak sifat-
sifat, baik secara fisika maupun kimia.
8
2.3 Ragi
Ragi atau khamir adalah jamur yang terdiri dari satu sel, dan tidak
membentuk hifa. Termasuk golongan jamur Ascomycotina. Reproduksi
dengan membentuk tunas (budding).
Contoh dan peranan Ragi/Khamir :
1. Saccharomyces cerevciae: berfungsi untuk pembuatan roti, tape, dan
alkohol
9
4. Rhizopus Oryzae: berfungsi untuk pembuatan tempe dan produksi
minuman beralkohol. Rhizopus tumbuh baik pada kisaran PH 3,4-6 dan
suhu optimal untuk pertumbuhan 35⁰C, minimal 5-7⁰C dan maksimal
44⁰C
2.4 Fermentasi
2.4.1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal (Winarno & Fardiaz,1992).
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh
hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.. Fermentasi
bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan oleh
massa sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah
glukosa menjadi bioetanol oleh sel-sel ragi tape dan ragi roti (Prescott and
Dunn, 1959).
C6H12O6 ragi
2 C2H5OH + 2 CO2
Glukosa Etanol
10
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya
berpendapat bahwa fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi,
pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara simultan. Jika ditanya,
bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula
tersebut. ". Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia
tahun 1907, berhasil menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan
oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase. Penelitian yang
dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir).
Ilmuan Carlsberg tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya
biologi molekular.
Manfaat Fermentasi
Fermentasi mempunyai beberapa manfaat bagi kita, diantaranya:
1. Memperkaya variasi makanan dengan mengganti aroma, rasa, dan
komposisi makanan.
2. Memperkaya nutrisi makanan dengan menambahkan sejumlah
protein, asam amino, bersama vitamin.
3. Mengemat waktu dan sumber kapasitas yang dibutuhkan dalam
memproses makanan
4. Makanan berfermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bagi yang
mengkonsumsi.
5. Makanan atau minuman berfermentasi dapat meningkatkan mutu
kesehatan karena mengandung prebiotik.
6. Manfaat makanan atau minuman berfermentasi dapat meningkatkan
nilai jual produk serta bernilai ekonomis (seputarpengetahuan,2018).
11
tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel
simultan.
Fermentasi Alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang
berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae ragi untuk pembuatan tape, ragi
roti atau minuman keras.
b. Fermentasi Laktat
1. Fermentasi Asam Laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan
atau manusia, ketika keutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja
terlalu berat di dalam sel otot asa laktat dapat menyebabkan gejala kram
dan kelelahan. Laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat
menyebabkan otot letih dan yeri, namun secara perlahan diangkat oleh
darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat. Glukosa dipecah
menjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP
dan 2 NADH.
2. Fermentasi Asam Cuka Merupakan suatu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh
bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energy
yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energy yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob (Wikipedia).
12
Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di
laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau
dibekukan.
Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan
selama fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu
pertumbuhan yang maksimal, suhu pertumbuhan minimal, dan suhu
optimal yaitu suhu yang memberikan terbaik
Oksigen
Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin
untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu.
Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk
pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi.
Misalnya ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik
dalam keadaan aerobik, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi
terhadap gula jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.
Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi
pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali
setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu
selang waktu antara pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika
waktu generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat
menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam (indotetis.com, 2017).
13
enzimatis dapat dilakukan dengan menggunakan enzim selulase,
sedangkan hidrolisis selulosa secara kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan asam yaitu hidrolisis asam pekat (asam kuat konsentrasi
rendah) maupun hidrolisis asam encer (asam lemah konsentrasi tinggi).
Pemilihan asam dan konsentrasi tergantung pada jenis sampel yang
akan dihidrolisis. Beberapa asam yang umum digunakan untuk
hidrolisis asam antara lain adalah H2SO4, asam perklorat, dan HCl.
Hidrolisis asam dalam penelitian ini menggunakan metode
hidrolisis asam sulfat encer pada suhu tinggi dikarenakan waktu singkat
dan tidak menyebabkan korosif pada peralatan yang digunakan.
Pemilihan proses hidrolisis asam disebabkan waktu yang dibutuhkan
lebih singkat daripada hidrolisis enzim. Asam yang digunakan adalah
H2SO4 sebagai katalis. H2SO4 merupakan asam yang paling banyak
diteliti dan dimanfaatkan untuk hidrolisis asam. Selain itu mampu
menghasilkan glukosa tanpa membakar selulosa sehingga kadar glukosa
yang dihasilkan lebih banyak. Hidrolisis asam dilakukan dengan tujuan
menguraikan polisakarida yang ada pada sampel sehingga menjadi
struktur yang lebih sederhana yaitu monosakarida.
( Sumber : Munadjim. 1988)
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.3.2 Bahan
1. Kulit pisang raja
2. Ragi roti
3. H2SO4
15
4. Aquadest
16
17
2. Proses Hidrolisis
a. Tepung kulit pisang raja ditambahkan larutan H2SO4 5%
b. Kemudian dihidrolisis dengan cara dipanaskan selama 50 menit dengan
suhu 120ºC. Setelah dihidrolisis lalu dinginkan hingga mencapai suhu
kamar.
c. Hasil hidrolisis disaring dengan menggunakan kertas saring
18
3. Fermentasi
a. Hasil dari hidrolisis yang sudah disaring kemudian dilakukan
fermentasi dengan bantuan ragi Roti yaitu 3 gr, 4 gr, 5 gr, 6 gr dan 7 gr
pada suhu lingkungan yaitu pada suhu 28⁰C dengan lama fermentasi
yang sudah ditentukan yaitu 1,2,3,4,5 dan 6 hari
4. Destilasi
a. Hasil bioetanol yang didapat dari proses fermentasi dilakukan
pemurnian etanol pada suhu 70-80⁰C (suhu tetap dijaga).
b. Kemudian menganalisis kadar bioetanol dengan menggunakan
refractrometer.
19
Destilasi
Analisa
Bioetanol
20
Secara umum penelitian ini menggunakan kulit pisang raja sebagai bahan
utama. Kulit pisang raja yang telah diblender hingga menjadi tepung kulit pisang
raja kemudian di lakukan analisa FTIR di Laboratorium FMIPA Farmasi
Universitas Sriwijaya yang bertujuan untuk mengetahui gugus kimia dari kulit
pisang raja agar dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan bioetanol.
Hasil FTIR tersebut di lampirkan dalam bentuk Spektrum seperti Gambar 4.1 :
90
1732,23 1710,38
80
3282,38
70
2917,67
1601,48
%Transmittance
1242,40
1374,78
60 886,07
50 597,59
1028,42
40
Gambar 4.1 Spektrum FTIR ( Fourier Transform Infra Red ) Bioetanol Dari
Kulit Pisang Raja
21
22