TUGAS
KHUSUS
3.1 Judul Menghitung Efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di
Unit
proses destilasi crude oil di Crude Distiller III unit CD & GP. Heat
Exchanger
E-108 A pada unit ini berfungsi untuk memanaskan crude oil dengan
media
maka kinerja heat exchanger harus selalu dievaluasi. Evaluasi ini dapat
Type : AES
Pitch : 32 mm
61
62
tube : Four
3.3
Tujuan
3.4
Manfaat
3.5 Perumusan
Masalah
Heat Exchanger E-108 A yang terdapat pada unit Crude Distiller III
untuk memanaskan fluida berupa crude oil yang selanjutnya akan dikirim
ke
3.6 Tinjauan
Pustaka
3.6.1 Perpindahan
Panas
suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan
kelistrikan. Proses
pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan
fluida
(Fauzy,
2011).
fisik.
suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat
tersebut
secara
fisik.
3.6.2 Heat
Exchanger
satu berada di dalam pipa yang lebih besar yang merupakan dua
pipa
yang
konsentris
Heat
Exchanger.
66
d. Aliran kombinasi
(gabungan)
Satu fluida masuk dari satu sisi kemudian berbagi arah ke arah sisi
masuk, sedangkan fluida lainnya masuk dan keluar dari sisi yang
berlaina
n.
Gambar 12. Aliran
kombinasi
Heat exchanger tipe shell dan tube pada dasarnya terdiri dari
berkas tube
Bagian ujung dari berkas tube dikencangkan pada dudukan tube yang
disebut
sisi shell dan di sisi tube. Pada shell and tube exchanger satu fluida
mengalir
di dalam tube sedang fluida yang lain mengalir di ruang antara tube
bundle
untuk operasi
bertekanan
a)
Shell
bundle. Antara shell dan tube bundle terdapat fluida yang menerima
atau
melepaskan
panas.
b)
Tube
68
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell yang merupakan
tempat
c) Tube
sheet
tube
.
d) Tube
pitch
tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube
yang
f) Channel
cover
g) Pass
divider
aliran fluida
tube.
69
h)
Baffle
tinggi akan
diperoleh.
3.7 Pemecahan
Masalah
3.7.3 Metode
Perhitungan
−−− ln ( ( tT tT ) 21
−
12 −( 12 )
)) . . . . . . . . . . . . .
.(2)
c. Perhitungan Temperatur Kalorik (Tc dan tc)
Temperatur kalorik ditafsirkan sebagai temperatur rata-rata fluida yang
terlibat dalam pertukaran panas.
Tc = T2 + Fc (T1 – T2) . . . . . . . . . . . . . .(3) tc = T1 + Fc (t2 t1) . . . . . . . . . . . . . .(4)
71
tT ∆Tc21
= tT
2
−
− 1 ..............
(5)
d. Perhitungan Flow Area
Flow area merupakan luas penampang yang tegak lurus arah aliran.
• Shell Side as = ID x C” x B / (144 x PT) . . . . . . . . . . . . . .(6) Dimana :
ID = Inside Diameter (in)
C’’ = Jarak antara tube (in)
B = Jarak Baffle (in)
PT = Tube pitch (in)
• Tube sideat = NT x a’t / (144 x n) . . . . . . . . . . . . . .(7) Dimana :
W = Laju
alir
• Tube side
Gt = w / at . . . . . . . . . . . . . .(9) Dimana :
f. Perhitungan Reynold
Number
• Shell
side
Res = De x Gs/
..............
(10)
Dimana
:
• Shell side
Kern
• Tube side
Nilai JH untuk sisi tube dapat diketahui dari Fig.24
Kern
73
h. Menentukan Thermal Function
Pada tiap suhu, yaitu Tc (hot fluid) untuk shell dan tc (cold fluid) untuk tube diperoleh
masing-masing nilai c (fig. 4 Kern), μ (viskositas) dan k
(konduktivitas termal) (fig.1 Kern)
(c x μ / k)1/3 . . . . . . . . . . . . .(12)
Dimana : c = panas spesifik (Btu/lb oF)
K = konduktivitas termal (Btu/hr.ft.oF)
i. Menentukan nilai Outside film Coefficient (ho) dan Inside Film
Coefficient (hi)
• Shell side
ho = jH
k c
De3/1
μ
k Фs . . . . . . . . . . . . . .(13)
• Tube side
hi = jH
k
D
c
3/1
μ
k Фt . . . . . . . . . . . . . .(14)
h
Φt
io
=hi
ID
Φ tx OD . . . . . . . . . . . . . .(15)
Dimana :
ho = Outside film coefficient (Btu/hr.ft 0F)
hio = Inside film coefficient (Btu/hr.ft 0F)
j. Menentukan Tube wall Temperature, tw
Temperatur dinding rata-rata tube dapat dihitung dengan temperatur
kalorik, jika diketahui nilai koefisien perpindahan panas fluida shell dan
tube pada kondisi operasi sedang berlangsung.
74
tw = t c + h / Φ
io
/
Φ+Φ
to / s( c
− c )..............
(16)Dimana : tw = temperatur dinding tube (0F)
. .............
(17)
ho =
ho x Φs . . . . . . . . . . . . . .(18)
φs
• Tube side
Φt =
μμ
w
14,0. .............
(19)
hio =
hio xΦt . . . . . . . . . . . . . .(20)
φt
l. Perhitungan Clean Overall Coefficient, Uc
Uc merupakan overall heat transfer coefficient jika tidak terjadi
fouling/kerak.
UC =
hxh
io o hh
io
..............
+o (21)
Dimana :
UC = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr.ft2 oF)
75
m. Perhitungan Dirty Overall Coefficient, UD
UD merupakan overall heat transfer coefficient jika terjadi fouling/kerak. A = NT x a” x L . . .
. . . . . . . . . . .(22) Dimana :
A = Heat transfer surface (ft2)
NT = Jumlah tube
a” = luas area (ft2/lin ft), Tabel 10 Kern
L = Panjang tube
Maka :
UD = QtxA
∆ ..............
(23)
Dimana : UD = Overall heat transfer coefficient (Btu/hr.ft2 oF)
n. Perhitungan Dirt Factor, Rd
Rd =
UU C − UxU
C
DD . . . . . . . . . . . . . . (24)
Dimana :
Rd = Fouling Factor (hr.ft2.oF/ Btu)
o. Perhitungan Pressure Drop
• Shell side
ΔPs =
NxDxGxf
s
2s 1022,5
x
10
+
xsxDe
1 Φs
..............
(25)
Dimana :
ΔPs = Total Pressure drop pada shell (psi)
76
f = Friction factor shell(ft2/in2) (Fig.29,Kern)
Gs = Mass velocity (lb/hr.ft2) s = Spec.Gravity
N + 1 = jumlah lintasan aliran melalui baffle
• Tube side
ΔPt =
nxLxGxf
t
2
1022,5 xsxDx
10
Φt
..............
(26)
Dimana :
ΔPt = Pressure drop pada tube (psi)
f = Friction factor tube (ft2/in2) (Fig.26, Kern)
Gt = Mass velocity (lb/hr.ft2) s = Spec.Gravity
D = Inside diameter (ft)
n = jumlah pass tube
ΔPr = 4 s
x V g. .............
2
(27)
Dimana :
ΔPr = Return Pressure drop pada tube (psi)
V
2 gnx
2
2
Crude oil dengan memanfaatkan media panas berupa long residu yang
berada di
shell. Untuk hal ini flow Total crude oil inlet HE E-108 A di jaga sekitar 3509,4
Different) yang merupakan suhu rata-rata dari fluida yang mengalir di dalam
heat
exchanger yaitu sebesar 121,19oF, untuk mendapatkan nilai LMTD ini, harga
Ft
(Kern, 1965) dari grafik ini terlihat harga Ft untuk jenis Heat exchanger tipe 2
shell
design yaitu sebesar 0,004 Btu/hr.ft2.°F. Besarnya nilai Fouling Factor ini
ini berasal dari fluida yang mengalir didalam Heat Exchanger baik itu dari
pemanas
long residu maupun umpan crude oil. Pada nilai Overal Heat Coefficient (UD)
yang didapat dari perhitungan ini yaitu sebesar 19,96 nilai ini juga
dipengaruhi oleh adanya
Fouling Factor karena semakin banyak kotoran yang menempel pada tube
maka nilai
Overal Heat Coefficient ini akan mengalami penurunan. Nilai Overall Heat
konduksi dan
konveksi.
Harga Pressure Drop yang diperoleh pada shell yaitu sebesar 4,096
Psi
sedangkan pada tube sebesar 2,787 Psi nilai ini masih dibawah nilai standar
yang
dari heat exchanger diantaranya adalah Overal Heat Coeficient (UD), Fouling
3.9
Kesimpulan
2. Nilai pressure drop yang diperoleh pada shell yaitu sebesar 4,096 Psi
sedangkan pada tube sebesar 2,787 Psi nilai ini masih dibawah nilai
standar
3.10
Saran
penuruna
n.