Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube
bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang
berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar
dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru,
maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih
setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau
kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung
dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan
panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor
selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat
berfungsi sesuai dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan
panas mencapai harga minimum.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang

1
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia
maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

Jenis-jenis penukar panas


Jenis-jenis penukar panas antara lain :
• Double Pipe Heat Exchanger
• Plate and Frame Heat Exchanger
• Shell anf Tube Heat Exchanger
• Adiabatic wheel Heat Exchanger
• Pillow plate Heat Exchanger
• Dynamic scraped surface Heat Exchanger
• Phase-change Heat Exchanger
Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaimana sistem kerja Heat Exchanger ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger ?
4. Bagaiman perbedaan perhitungan pada Exchanger using water?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Heat Exchanger
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger
4. Mengetahui perbedaan perhitungan pada Exchanger using water?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Penukar Panas

Alat Penukar Panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah yaitu
Heat Exchanger (HE) adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas yang dipakai adalah uap lewat panas (superheated steam) dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah
satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara. Penukar panas merupakan
alat yang dapat memindahkan panas dari satu sistem ke sistem yang lain tanpa
terjadi perpindahan massa dari dari sistem satu ke sistem lainnya.

Adapun tujuan perpindahan panas antara lain:

a. Memanaskan :
• Menaikkan suhu
• Merubah fase (Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
• Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan
• endoterm)

b. Mendinginkan :
• Menurunkan suhu
• Merubah fase (Mengembunkan, membekukan,dsb,)
• Mempertahankan suhu proses (mengambil panas proses yang
menghasilkan
• panas – eksoterm)

3
Alat penukar panas merupakan suatu alat yang menghasilkan perpindahan
panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang
temperaturnya lebih rendah. Proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.

a. Secaara kontak langsung


Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.

b. Secara kontak tak langsung


Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

2.2 Alat Penukar Panas Menggunakan Air Berdasarkan Fungsinya

Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak


sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalah
pahaman maka alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan fungsinya :

1. Kondenser

Gambar Kondenser
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau campuran
uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin yang dipakai
biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan melepaskan panas atent
kepada pendingin, misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap yang

4
mempergunakan condensing turbin, maka uap bekas dari turbin akan
dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.
2. Cooler
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas dengan
mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi perubahan fasa,
dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin coler
mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan (kipas).
3. Evaporator
Alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi uap.
Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari fasa
cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat yang
digunakan adalah air atau refrigerant cair.
4. Heat Exchanger
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran
fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida
yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir
adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.

Gbr. 2.3. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

5
2.3 Jenis Heat Exchanger

Didalam standar mekanik Tublar Exchanger Manufactures


Association (TEMA), terdapat dua macam kelas heat Exchanger, yaitu :
A. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi
berat, misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
B. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan
pada segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses
umum industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan
dapat dibedakan atas :

1. Shell and Tube


Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder
besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan
diameter yang relative kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-
pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih
didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel
pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa
mantel (cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa,
sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama,
berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada
penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran
fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan
sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja
pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu
set dari tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan.
Cairan kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau

6
didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang
dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari
beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar
panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan
tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini
karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.

Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

2. Jenis Double Pipe


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran,
baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan
nular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak
langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara
kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki

7
suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan
fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar
(pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa
lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang
terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi
pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke
fluida yang bertemperatur rendah.

3. Koil Pipa
Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang
dibenamkan didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang
disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam
pipa. Jenis ini disebut juga sebagai box cooler jenis ini biasanya digunakan
untuk pemindahan kalor yang relative kecil dan fluida yang didalam shell
yang akan diproses lanjut.

Gambar 2.5 Pipa Coil Heat Exchanger (Anonim, 2012)


HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar
mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan
tabung sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan tinggi diberikan
pada tube diameter kecil, sementara untuk tekanan rendah dialirkan pada
bagian luar tube diameter kecil.

8
4. Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)
Pada heat exchanger ini pipa-pipa tidak ditempatkan lagi didalam
shell, tetapi dibiarkan di udara. Prndinginan dilakukan dengan mengalirkan
air atau udara pada bagian pipa. Berkas pipa itu biasanya cukup panjang.
Untuk pendinginan dengan udara biasanya bagian luar pipa diberi sirip-sirip
untuk memperluas permukaan perpindahan panas. Seperti halnya jenis coil
pipa, perpindahan panas yang terjadi cukup lamban dengan kapasitas yang
lebih kecil dari jenis shell and tube.

Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)

5. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger yaitu produk akan
dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan mengalir
pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat
yang telah tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan
medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh
komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian
puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan
medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan

9
mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui
saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran
keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan
masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran
pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang
berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat
memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas.
Produk yang telah menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada
suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun
paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati
ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel
produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang
berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar
melalui ports pada bagian belakangnya.

Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

10
6. Pillow plate heat exchanger

Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu


untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal
stainless steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir
daerah seluruh permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa
dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran tipis
dari logam-spot dilas ke permukaan selembar tebal dari logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola
serpentin garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan
kekuatan yang cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar
lasan, menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir, dan
menciptakan penampilan yang karakteristik bantal membengkak terbentuk
dari logam.

Gambar 2.16 Pillow plate heat exchanger (Anoni, 2012)

7. Dynamic scraped surface heat exchanger

Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan
tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling
aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores
permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer
panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.

11
Gambar 2.17 Dynamic scraped surface heat exchanger (Anonim, 2010)

8. Phase-change heat exchanger

Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar
panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih)
atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke
cairan. Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan
umpan masuk untuk menara distilasi sering penukar panas.
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga
listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar
panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir
yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati
panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap
memproduksi dari air dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit
listrik berbahan bakar fosil dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin
memiliki kondensor permukaan untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke
kondensat (air) untuk digunakan kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan
tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer
panas dari satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan,
seperti pendingin distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.

12
Gambar 2.18 Phase-change heat exchanger (Zuhrina, 2006)

2.4 Perbedaan Perhitungan

1. Perhitungan Shell and Tube

43800 lb/jam 42˚ API kerosen meninggalkan kolom distilasi dari bagian
bawah pada temperature 390˚F dan didinginkan temperaturenya menjadi 200˚F
dengan 149000 lb/jam 34˚ API mid continent crude pada temperature 100˚F
menjadi 170˚F. Ukuran-ukuran sebagai berikut :
Shell side
• ID = 211/4 in
• Baffle space (B) = 5 in
• Passes = 1
Tube side
• Nt = 158 ; L = 16ft
• OD = 1 in ; BWG = 13
• Pitch (PT) = 11/4 square
• Passes (n) = 4
Pertanyaan : Berapa pressure drop dan dirt faktornya (Rd) ?
Penyelesaian :

13
1. Neraca panas

Kerosene :

390+200
Tav =( ¿ ˚ F=¿295˚F
2

Cp pada Tav = 295 ˚F 0,605 Btu/lb ˚F (Fig.4)

Q = W x Cp x (T1 - T2)

= 43800 lb/jam x 0,605 Btu/lb ˚F x ( 390-200) ˚F

= 5.100.000 Btu/jam

Mid – continent crude :

100+170
tav =( ¿ ˚ F=¿ 135˚F
2

Cp pada tav = 135 ˚F 0,49 Btu/lb ˚F (Fig.4)

Q = W x Cp x (t1 - t2)

= 149000 lb/jam x 0,49 Btu/lb ˚F x (170-100) ˚F

= 5.100.000 Btu/jam

2. Menghitung ∆ t

∆ t 2−∆ t 1 220−100
LMTD = ∆ t 2 = 220 = 152,2 ˚F
ln ln
∆ t1 100

T ₁−T ₂ 390−200
R = = = 2,71
t 2−t 1 170−100

t ₂−t ₁ 170−100
S = = = 0,241
T ₁−t ₁ 390−100

∆ t = LMTD x FT

14
= 152,5 ˚F x 0,905

= 138 ˚F

3. Menghitung temperatur kalorik

∆ tc 100
= = 0,455
∆ th 220

Kc = 0,2 diperoleh Fc = o,42

Tc = T2 + Fc (T1 – T2) = 200 + 0,42 (390 - 200) = 280 ˚F

tc = t2 + Fc (t1 – t2) = 100 + 0,42 (170 – 100) = 129 ˚F

Hot Fluid : Shell Side

(4’) Luas aliran,

'
ID ×C B
as =
144 × PT

C’ = PT – OD

= ¿ - 1) in

= 0,25 in

1
21 × 0 ,25 × 5
as = 4 = 0,1475 ft 2
144 ×1 , 25

(5’) Laju aliran massa,

W 43800 lb / jam
Gs = =
as 0,4175 ft
2

= 297000 lb/jam ft 2

(6’) μ pada Tc = 280 ˚F (fig. 14)

15
μ = 0,4 cp x 2,42

= 0,97 lb/ft jam

0 , 99
De = 0,99 in = = 0,0825 ft (fig.28)
12

De× G 0,0825 ft x 297000 lb / jam ft


2
Re,s = s
=
μ 0 , 97lb / jamft

= 25300

(7’) Dari (fig.28) pada Re,s = 25300


diperoleh

jH = 93

(8’) Pada Tc = 280 ˚F diperoleh harga :

c = 0,59 Btu/lb ˚F (fig. 4)

k = 0,0765 Btu/jam ft 2 (fig. 1)

1 1
c× μ 3 0 , 59× 0 , 97 3
( ) =( ) = 1,95
k 0,0765

ho
(9’) Menghitung
∅s

ho k C×μ 3
1
= jH x x ( )
∅s D k

0,0765
= 93 x x 1,95
0,0825

= 169

(10’) Menghitung t w

16
ho
∅s
tw = tc + ×(Tc – tc)
h 0 hio
+
∅s ∅t

169
= 129 + ×(280 – 129)
109+169

= 221˚F

(11’) μw pada tw = 221 ˚F (fig. 14)

μw = 0,56 cp x 2,42 = 1,36 lb/ft jam

∅s =¿

0 , 97 0 ,14
=( ¿¿
1 , 36

= 0,96

(12’) Menghitung ho

ho
ho = ∅
∅s x s

=169 x 0,96

= 162 Btu/ ft 2 ℉

Cold fluid : Tube Side

(4) Luas aliran, at’ = 0,515 ¿2 (Table.10)

'
N t ×a t
at =
144 ×n

158× 0,515
=
144 × 4

17
= 0,414 ft 2

(5) Laju aliran massa

W 149000lb / jam
Gt = =
at 0,414 ft
2

= 1.060.000 lb/jam ft 2

(6) μ pada tc = 129 ˚F (fig. 14)

μ = 3,6 cp x 2,42

= 8,7 lb/ft jam

0 , 81
D = 0,81 in = = 0,0675 ft (table.10)
12

D× Gt 0,0675 ft ×1060000 lb / jam ft 2


Re,t = =
μ 8 ,7 lb / jamft

= 8220

L 16 ft
(7) Pada Re,t = 8220 dan = = 237
D 0,0675 ft
diperoleh jH =31 (fig. 24)

(8) Pada tc = 129 ˚F diperoleh harga :

c = 0,49 Btu/lb ˚F (fig. 4)

k = 0,077 Btu/jam ft 2 (fig. 1)

1 1
c× μ 3 0 , 49 ×8 , 7 3
( ) =( ) = 3,81
k 0,077

hi
(9’) Menghitung
∅t

18
hi k C×μ 3
1
= jH x x ( )
∅t D k

0,077
= 31 x x 3,81
0,0675

= 135

hio
(10’) Menghitung
∅t

hio hi ID
= x
∅t ∅t OD

0 , 81
= 135 x
1

= 109

(11’) μw pada tw = 221 ˚F (fig. 14)

μw = 1,5 cp x 2,42 = 3,63 lb/ft jam

∅t =¿

8,7 0 ,14
=( ¿¿
3 , 63

= 1,11

(12) Menghitung hio

hio
hio = ∅
∅s x t

=109 x 1,11

= 121 Btu/ ft 2 ℉

13. Menghitung Uc

19
hio × ho 121× 162
Uc = = = 69,3 Btu/jam ft 2 ℉
hio +ho 121+162

14. Menghitung UD

''
a = 0,2618 ft 2/jam ft (table. 10)

A = a’’ x L x Nt

= 0,2618 x 16 x 158

= 662 ft 2

Q 5.100.000 btu / jam


UD = = 2
A×∆t 662 ft ×138 ℉

= 55,8 Btu/jam ft 2 ℉

15. Menghitung factor kekotoran Rd

U c −U D 69 , 3−55 , 8
Rd = = = 0,00348 jam ft 2 ℉ / Btu
Uc× UD 69 ,3 × 55 ,8

Pressure drop

(1’) Re,s = 25300

diperoleh f = 0,00175 ft 2 /¿2 (fig.29)

s = 0,73 (fig.6)

21 , 25
Ds = = 1,77 ft
12

12 L 12× 16
(2’) N + 1 = = =39
B 5

2
f ×Gt × Ds ×( N + 1)
(3’) ∆ P s = 10
5 ,22 ×10 × De ×S s

20
2
0,00175 ×(297000) ×1 , 77 ×(39+ 1)
=
5 ,22 ×10 10 ×0,0825 × 0 ,73 × 0 , 96

= 3,5 psi

(1) Re,t = 8220

diperoleh f = 0,000285 ft 2 /¿2 (fig.26)

s = 0,83 (fig.6)

2
f ×Gt × L × n
(2) ∆ P t = 10
5 ,22 ×10 × D × S × ∅t

2
0,000285 ×(10600000) × 16 ×4
=
5 ,22 ×1010 ×0,0675 × 0 ,83 × 1 ,11

= 6,3 psi

(3) Gt =1.060 .000

2
V
diperoleh = 0,15 (fig.27)
g'

4n V2
∆ Pr =
s 2g'

4x4
= x 0,15
0 , 83

= 2,9 psi

∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr

= 6,3 psi + 2,9 psi

= 9,2 psi

21
2. Exchanger Using Water

Calculation of a distilles water- raw water exchanger. 175000 lb/hr of


distilled water enters an exchanger at 93 F and leaves at 85 F. The heat will be
transfered to 280000 lb/hr of raw water coming from supply at 75 F and leaving
the exchanger at 80 F. A 10 psi pressure drop may be expended on both streams
while providing a fouling factor of 0,0005 for distilled water and 0,0015 for raw
water when tube velocity exceed 6 fps.

Available for this service is a 15 ¼ in. ID exchanger having 160 ¾ in.OD,


18 BWG, tubes 16’0’’ long and laid out on 15/16 triangular pitch. The bundle is
arranged for two passes and baffles are spaced 12 in apart.

Will the exchanger for suitable.

Pertanyaan : Berapa pressure drop dan dirt faktornya (Rd) ?

Shell side

 ID = 15 ¼ in
 Baffle space (B) = 12 in
 Passes = 1

Tube side

 Nt = 160 ; L = 16 ft

 OD = ¾ in ; BWG = 18

 Pitch (PT) = 15/16 triangular pitch

 Passes (n) = 2

Penyelesaian :

1. Neraca panas

Distilate Water :

22
93+85
Tav = ( ¿ ˚ F=¿ 89˚F
2

Cp pada Tav = 89 ˚F 1 Btu/lb ˚F (Fig.2)

Q = W x Cp x (T1 - T2)

= 175000 lb/jam x 1 Btu/lb ˚F x ( 93-85) ˚F = 1.400.000 Btu/jam

Raw Water:

80+75
tav = ( ¿ ˚ F=¿ 77,5˚F
2

Cp pada tav = 77,5 ˚F 1 Btu/lb ˚F (Fig.2)

Q = W x Cp x (t1 - t2)

= 280000 lb/jam x 1 Btu/lb ˚F x (80-75) ˚F = 1.400.000 Btu/jam

2. Menghitung ∆ t

(T ₁−t ₂)−(T ₂−t ₁) 13−10


LMTD = (T ₁−t ₂) = 13 = 11,4 ˚F
ln ln
(T ₂−t ₁) 10

T ₁−T ₂ 8
R= = = 1,6
t 2−t 1 5

t ₂−t ₁ 5
S= = = 0,278
T ₁−t ₁ 18

∆ t=LMTD × FT

= 11,4 ˚F x 0,945

= 10,773 ˚F

3. Menghitung temperatur kalorik

Hot Fluid : Shell Side

23
'
ID ×C B
(4’) Luas aliran, a s =
144 × PT

C’ = PT – OD

= ¿ – 0,75) in

= 0,1875in

15 ,25 × 0 ,1875 ×12


as = = 0,254 ft 2
144 × 0,9375

(5’) Laju aliran massa,

W 175000lb / jam
Gs = =
as 0,254 ft
2

= 690.000 lb/jam ft 2

(6’) μ pada Tc = 89 ˚F (fig. 14 Hal. 823)

μ = 0,81 cp x 2,42

= 1,96 lb/ft jam

0 ,55
De = 0,55 in = = 0,0458 ft (fig.28)
12

De× G 0 , 0 458 ft x 690000 lb/ jam ft


2
Re,s = s
=
μ 1 ,96 lb/ jamft

= 16200

(7’) Dari (fig.28) pada Re,s = 16200


diperoleh jH = 73

(8’) Pada Tc = 280 ˚F diperoleh harga :

C = 1 Btu/lb ˚F (fig. 2)

24
k = 0,36 Btu/jam ft 2 (Table.4 Hal 800)

1 1
c× μ 3 1× 1, 96 3
( ) =( ) = 1,76
k 0 ,36

(9’) Menghitungho

1
k C×μ 3 ∅
ho = jH x x ( ) x s
D k

0 , 36
= 73 x x 1,76 x 1
0,04583

= 1010 btu/hrF ft 2

Cold fluid : Tube Side

(4) Luas aliran, at’ = 0,334 ¿2 (Table.10 Hal. 843)

'
N t ×a t
at =
144 ×n

160× 0 , 334
=
144 ×2

= 0,186 ft 2

(5) Laju aliran massa

W 280000lb / jam
Gt = =
at 0 , 186 ft
2

= 1.505.000 lb/jam ft 2

Gt
Vel, V = = 6 , 70 fps
3600. ρ

(6) μ pada tc = 77,5˚F (fig. 14)

μ = 0,92 cp x 2,42

25
= 2,23 lb/ft jam

0 , 652
D = 0,652 in = = 0,054 ft (table.10)
12

D× G t 0 , 054 ft ×1 505000 lb/ jam ft 2


Re,t = =
μ 2, 23 lb / jamft

= 36400

(9) Menghitungh i

h i= 1350 (Fig. 25 Hal 835)

h i = 1350 x 0,99 = 1336,5 btu/hrF ft 2

hi x OD
hio = = 1158,3 btu/hrF ft 2
ID

13. Menghitung Uc

hio × ho 1158,3 X 1010


Uc = = = 539,54 Btu/jam ft 2 ℉
hio +ho 1158,3+ 1010

14. Menghitung UD

'' 2
a = 0,1963 ft /jam ft (table. 10)

A = a’’ x L x Nt

= 0,1963 x 16 x 160

= 502,528 ft 2

Q 1.400 .00 0 btu /hr


UD = = 2
A×∆t 502 , 528 ft ×10,773 ℉

= 258,6 Btu/hr ft 2 ℉

15. Menghitung factor kekotoran Rd

26
U c −U D 539 ,54−258 , 6
Rd = = = 0,0020 hr ft 2 ℉ / Btu
Uc× UD 539 , 54 x 258 ,6

Pressure Drop

(1’) Re,s = 16200

diperoleh f = 0,0019 ft 2 /¿2 (fig.29)

15 , 25
Ds = = 1,27 ft
12

12 L 12× 16
(2’) N + 1 = = =16
B 5

2
f ×Gt × Ds ×( N + 1)
(3’) ∆ P s = 10
5 ,22 ×10 × De ×S s

2
0,001 9×(690000) ×1 , 27 ×(16)
=
5 , 22 ×1010 × 0 , 0 4853 ×1 ×1

= 7,25 psi

Allowable ∆ P s = 10 Psi

(1) Re,t = 36400

diperoleh f = 0,00019 ft 2 /¿2 (fig.26)

2
f ×Gt × L × n
(2) ∆ P t = 10
5 ,22 ×10 × D × S × ∅t

2
0 , 00 019×(1505000) × 16 ×2
= 10
5 ,22 ×10 ×0 , 0 5 43 ×1 ×1 4

= 4,9 psi

(3) Gt =1.5 0 5 .000

27
2
V
diperoleh = 0,33 (fig.27)
2g'

4n V2
∆ Pr =
s 2g'

4x2
= x 0,33
1

= 2,6 psi

∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr

= 4,9 psi + 2,6 psi

= 7,5 psi

BAB 3

28
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan
massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
• Jenis-jenis penukar panas antara lain :

a. Double Pipe Heat Exchanger

b. Plate and Frame Heat Exchanger

c. Pipe Coil Heat Exchanger

d. Shell and Tube Heat Exchanger

e. Adiabatic Wheel Heat Exchanger

f. Pillow Plate Heat Exchanger

g. Dynamic Scraped Surface Heat Exchanger

h. Phase-change Heat Exchanger

• Berdasarkan fungsinya Heat Exchanger dapat dikelompokkan menjadi


beberapa yaitu :
1. Chiller
2. Cooler
3. Condensor
4. Evaporator and Vaporizer
5. Reboiler
6. Heat Exchanger

3.2 Kritik dan Saran


Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
kebaikan penulis kedepannya. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada pembaca secara umum terlebih bagi penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

29
Amalia, Ilma. (2011). “PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER)” (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-Tube-Ex-Changer-2.

Anonim. (2012). “Alat Heat Exchanger” (online). Tersedia di : http://beckfk.blogspot.


com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html.

Anonim. (2010). “Heat Exchanger’’ (online). Tersedia di : http://www.alaquainc.com/


Heat_Exchangers.aspx.

Anonim. (2012). “Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat Exchanger)”
(online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alat-penukar-kalor.
(Diunduh tanggal 8 Desember 2012)

Firiana, Mira. (2011). “Heat exchanger” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/


doc/52312812/BAB-II. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)

30

Anda mungkin juga menyukai