PENDAHULUAN
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube
bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang
berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar
dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru,
maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih
setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau
kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung
dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan
panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor
selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat
berfungsi sesuai dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan
panas mencapai harga minimum.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
1
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia
maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Heat Exchanger
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger
4. Mengetahui perbedaan perhitungan pada Exchanger using water?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Alat Penukar Panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah yaitu
Heat Exchanger (HE) adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas yang dipakai adalah uap lewat panas (superheated steam) dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat
dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah
satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara. Penukar panas merupakan
alat yang dapat memindahkan panas dari satu sistem ke sistem yang lain tanpa
terjadi perpindahan massa dari dari sistem satu ke sistem lainnya.
a. Memanaskan :
• Menaikkan suhu
• Merubah fase (Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
• Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan
• endoterm)
b. Mendinginkan :
• Menurunkan suhu
• Merubah fase (Mengembunkan, membekukan,dsb,)
• Mempertahankan suhu proses (mengambil panas proses yang
menghasilkan
• panas – eksoterm)
3
Alat penukar panas merupakan suatu alat yang menghasilkan perpindahan
panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang
temperaturnya lebih rendah. Proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
1. Kondenser
Gambar Kondenser
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau campuran
uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin yang dipakai
biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan melepaskan panas atent
kepada pendingin, misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap yang
4
mempergunakan condensing turbin, maka uap bekas dari turbin akan
dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.
2. Cooler
Alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas dengan
mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi perubahan fasa,
dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin coler
mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan (kipas).
3. Evaporator
Alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi uap.
Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari fasa
cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat yang
digunakan adalah air atau refrigerant cair.
4. Heat Exchanger
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran
fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida
yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir
adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.
5
2.3 Jenis Heat Exchanger
6
didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang
dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari
beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar
panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan
tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini
karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
7
suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan
fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar
(pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa
lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang
terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi
pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke
fluida yang bertemperatur rendah.
3. Koil Pipa
Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang
dibenamkan didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang
disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam
pipa. Jenis ini disebut juga sebagai box cooler jenis ini biasanya digunakan
untuk pemindahan kalor yang relative kecil dan fluida yang didalam shell
yang akan diproses lanjut.
8
4. Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)
Pada heat exchanger ini pipa-pipa tidak ditempatkan lagi didalam
shell, tetapi dibiarkan di udara. Prndinginan dilakukan dengan mengalirkan
air atau udara pada bagian pipa. Berkas pipa itu biasanya cukup panjang.
Untuk pendinginan dengan udara biasanya bagian luar pipa diberi sirip-sirip
untuk memperluas permukaan perpindahan panas. Seperti halnya jenis coil
pipa, perpindahan panas yang terjadi cukup lamban dengan kapasitas yang
lebih kecil dari jenis shell and tube.
Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)
5. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger yaitu produk akan
dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan mengalir
pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat
yang telah tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan
medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh
komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian
puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan
medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan
9
mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui
saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran
keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan
masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran
pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang
berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat
memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas.
Produk yang telah menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada
suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun
paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati
ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel
produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang
berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar
melalui ports pada bagian belakangnya.
Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
10
6. Pillow plate heat exchanger
Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan
tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling
aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores
permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer
panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.
11
Gambar 2.17 Dynamic scraped surface heat exchanger (Anonim, 2010)
Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar
panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih)
atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke
cairan. Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan
umpan masuk untuk menara distilasi sering penukar panas.
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga
listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar
panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir
yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati
panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap
memproduksi dari air dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit
listrik berbahan bakar fosil dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin
memiliki kondensor permukaan untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke
kondensat (air) untuk digunakan kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan
tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer
panas dari satu aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan,
seperti pendingin distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.
12
Gambar 2.18 Phase-change heat exchanger (Zuhrina, 2006)
43800 lb/jam 42˚ API kerosen meninggalkan kolom distilasi dari bagian
bawah pada temperature 390˚F dan didinginkan temperaturenya menjadi 200˚F
dengan 149000 lb/jam 34˚ API mid continent crude pada temperature 100˚F
menjadi 170˚F. Ukuran-ukuran sebagai berikut :
Shell side
• ID = 211/4 in
• Baffle space (B) = 5 in
• Passes = 1
Tube side
• Nt = 158 ; L = 16ft
• OD = 1 in ; BWG = 13
• Pitch (PT) = 11/4 square
• Passes (n) = 4
Pertanyaan : Berapa pressure drop dan dirt faktornya (Rd) ?
Penyelesaian :
13
1. Neraca panas
Kerosene :
390+200
Tav =( ¿ ˚ F=¿295˚F
2
Q = W x Cp x (T1 - T2)
= 5.100.000 Btu/jam
100+170
tav =( ¿ ˚ F=¿ 135˚F
2
Q = W x Cp x (t1 - t2)
= 5.100.000 Btu/jam
2. Menghitung ∆ t
∆ t 2−∆ t 1 220−100
LMTD = ∆ t 2 = 220 = 152,2 ˚F
ln ln
∆ t1 100
T ₁−T ₂ 390−200
R = = = 2,71
t 2−t 1 170−100
t ₂−t ₁ 170−100
S = = = 0,241
T ₁−t ₁ 390−100
∆ t = LMTD x FT
14
= 152,5 ˚F x 0,905
= 138 ˚F
∆ tc 100
= = 0,455
∆ th 220
'
ID ×C B
as =
144 × PT
C’ = PT – OD
= ¿ - 1) in
= 0,25 in
1
21 × 0 ,25 × 5
as = 4 = 0,1475 ft 2
144 ×1 , 25
W 43800 lb / jam
Gs = =
as 0,4175 ft
2
= 297000 lb/jam ft 2
15
μ = 0,4 cp x 2,42
0 , 99
De = 0,99 in = = 0,0825 ft (fig.28)
12
= 25300
jH = 93
1 1
c× μ 3 0 , 59× 0 , 97 3
( ) =( ) = 1,95
k 0,0765
ho
(9’) Menghitung
∅s
ho k C×μ 3
1
= jH x x ( )
∅s D k
0,0765
= 93 x x 1,95
0,0825
= 169
(10’) Menghitung t w
16
ho
∅s
tw = tc + ×(Tc – tc)
h 0 hio
+
∅s ∅t
169
= 129 + ×(280 – 129)
109+169
= 221˚F
∅s =¿
0 , 97 0 ,14
=( ¿¿
1 , 36
= 0,96
(12’) Menghitung ho
ho
ho = ∅
∅s x s
=169 x 0,96
= 162 Btu/ ft 2 ℉
'
N t ×a t
at =
144 ×n
158× 0,515
=
144 × 4
17
= 0,414 ft 2
W 149000lb / jam
Gt = =
at 0,414 ft
2
= 1.060.000 lb/jam ft 2
μ = 3,6 cp x 2,42
0 , 81
D = 0,81 in = = 0,0675 ft (table.10)
12
= 8220
L 16 ft
(7) Pada Re,t = 8220 dan = = 237
D 0,0675 ft
diperoleh jH =31 (fig. 24)
1 1
c× μ 3 0 , 49 ×8 , 7 3
( ) =( ) = 3,81
k 0,077
hi
(9’) Menghitung
∅t
18
hi k C×μ 3
1
= jH x x ( )
∅t D k
0,077
= 31 x x 3,81
0,0675
= 135
hio
(10’) Menghitung
∅t
hio hi ID
= x
∅t ∅t OD
0 , 81
= 135 x
1
= 109
∅t =¿
8,7 0 ,14
=( ¿¿
3 , 63
= 1,11
hio
hio = ∅
∅s x t
=109 x 1,11
= 121 Btu/ ft 2 ℉
13. Menghitung Uc
19
hio × ho 121× 162
Uc = = = 69,3 Btu/jam ft 2 ℉
hio +ho 121+162
14. Menghitung UD
''
a = 0,2618 ft 2/jam ft (table. 10)
A = a’’ x L x Nt
= 0,2618 x 16 x 158
= 662 ft 2
= 55,8 Btu/jam ft 2 ℉
U c −U D 69 , 3−55 , 8
Rd = = = 0,00348 jam ft 2 ℉ / Btu
Uc× UD 69 ,3 × 55 ,8
Pressure drop
s = 0,73 (fig.6)
21 , 25
Ds = = 1,77 ft
12
12 L 12× 16
(2’) N + 1 = = =39
B 5
2
f ×Gt × Ds ×( N + 1)
(3’) ∆ P s = 10
5 ,22 ×10 × De ×S s
20
2
0,00175 ×(297000) ×1 , 77 ×(39+ 1)
=
5 ,22 ×10 10 ×0,0825 × 0 ,73 × 0 , 96
= 3,5 psi
s = 0,83 (fig.6)
2
f ×Gt × L × n
(2) ∆ P t = 10
5 ,22 ×10 × D × S × ∅t
2
0,000285 ×(10600000) × 16 ×4
=
5 ,22 ×1010 ×0,0675 × 0 ,83 × 1 ,11
= 6,3 psi
2
V
diperoleh = 0,15 (fig.27)
g'
4n V2
∆ Pr =
s 2g'
4x4
= x 0,15
0 , 83
= 2,9 psi
∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr
= 9,2 psi
21
2. Exchanger Using Water
Shell side
ID = 15 ¼ in
Baffle space (B) = 12 in
Passes = 1
Tube side
Nt = 160 ; L = 16 ft
OD = ¾ in ; BWG = 18
Passes (n) = 2
Penyelesaian :
1. Neraca panas
Distilate Water :
22
93+85
Tav = ( ¿ ˚ F=¿ 89˚F
2
Q = W x Cp x (T1 - T2)
Raw Water:
80+75
tav = ( ¿ ˚ F=¿ 77,5˚F
2
Q = W x Cp x (t1 - t2)
2. Menghitung ∆ t
T ₁−T ₂ 8
R= = = 1,6
t 2−t 1 5
t ₂−t ₁ 5
S= = = 0,278
T ₁−t ₁ 18
∆ t=LMTD × FT
= 11,4 ˚F x 0,945
= 10,773 ˚F
23
'
ID ×C B
(4’) Luas aliran, a s =
144 × PT
C’ = PT – OD
= ¿ – 0,75) in
= 0,1875in
W 175000lb / jam
Gs = =
as 0,254 ft
2
= 690.000 lb/jam ft 2
μ = 0,81 cp x 2,42
0 ,55
De = 0,55 in = = 0,0458 ft (fig.28)
12
= 16200
C = 1 Btu/lb ˚F (fig. 2)
24
k = 0,36 Btu/jam ft 2 (Table.4 Hal 800)
1 1
c× μ 3 1× 1, 96 3
( ) =( ) = 1,76
k 0 ,36
(9’) Menghitungho
1
k C×μ 3 ∅
ho = jH x x ( ) x s
D k
0 , 36
= 73 x x 1,76 x 1
0,04583
= 1010 btu/hrF ft 2
'
N t ×a t
at =
144 ×n
160× 0 , 334
=
144 ×2
= 0,186 ft 2
W 280000lb / jam
Gt = =
at 0 , 186 ft
2
= 1.505.000 lb/jam ft 2
Gt
Vel, V = = 6 , 70 fps
3600. ρ
μ = 0,92 cp x 2,42
25
= 2,23 lb/ft jam
0 , 652
D = 0,652 in = = 0,054 ft (table.10)
12
= 36400
(9) Menghitungh i
hi x OD
hio = = 1158,3 btu/hrF ft 2
ID
13. Menghitung Uc
14. Menghitung UD
'' 2
a = 0,1963 ft /jam ft (table. 10)
A = a’’ x L x Nt
= 0,1963 x 16 x 160
= 502,528 ft 2
= 258,6 Btu/hr ft 2 ℉
26
U c −U D 539 ,54−258 , 6
Rd = = = 0,0020 hr ft 2 ℉ / Btu
Uc× UD 539 , 54 x 258 ,6
Pressure Drop
15 , 25
Ds = = 1,27 ft
12
12 L 12× 16
(2’) N + 1 = = =16
B 5
2
f ×Gt × Ds ×( N + 1)
(3’) ∆ P s = 10
5 ,22 ×10 × De ×S s
2
0,001 9×(690000) ×1 , 27 ×(16)
=
5 , 22 ×1010 × 0 , 0 4853 ×1 ×1
= 7,25 psi
Allowable ∆ P s = 10 Psi
2
f ×Gt × L × n
(2) ∆ P t = 10
5 ,22 ×10 × D × S × ∅t
2
0 , 00 019×(1505000) × 16 ×2
= 10
5 ,22 ×10 ×0 , 0 5 43 ×1 ×1 4
= 4,9 psi
27
2
V
diperoleh = 0,33 (fig.27)
2g'
4n V2
∆ Pr =
s 2g'
4x2
= x 0,33
1
= 2,6 psi
∆ PT = ∆ Pt + ∆ Pr
= 7,5 psi
BAB 3
28
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan
massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
• Jenis-jenis penukar panas antara lain :
29
Amalia, Ilma. (2011). “PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER)” (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-Tube-Ex-Changer-2.
Anonim. (2012). “Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat Exchanger)”
(online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alat-penukar-kalor.
(Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
30