Anda di halaman 1dari 15

Heat Exchanger

Plate Type

Lestari Rinmawati 1513036

Maulia Abrianti 1513043

Ega Rahmawati 1513049

Hanif Nuris Prawira - 1513063


PENGERTIAN

Heat exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Pengertian ilmiah dari heat exchanger
adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih
fluida, antara permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida, pada
temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut,heat exchanger dapat pula
berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran,
distilisasi (pemurnian, ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk
mengontrol sebuah proses fluida.

Heat exchanger bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas (heat transfer),dimana terjadi
perpindahan panas dari fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya
lebih rendah. Biasanya, ada suatu dinding metal yangmenyekat antara kedua cairan yang berlaku
sebagai konduktor . Suatu solusi panas yang mengalir pada satu sisi yang mana memindahkan
panasnya melalui fluida lebihdingin yang mengalir di sisi lainnya. Energi panas hanya mengalir
dari yang lebih panas kepada yang lebih dingin dalam percobaan untuk menjangkau
keseimbangan.Permukaan area heat exchanger mempengaruhi efisiensi dan kecepatan
perpindahan panas yang lebih besar area permukaan panas exchanger, lebih efisien dan yang
lebih cepat pemindahan panasnya.

Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas. Pada permukaan
inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain. Semakin luas bidang kontak total
yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan
panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen tersebut adalah sirip.

Heat exchanger dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria utama yaitu :

1) Klasifikasi berdasarkan transfer prosesnya.

2) Klasifikasi berdasarkan jumlah fluidanya

3) Klasifikasi berdasarkan kekompakan permukaan.

4) Klasifikasi berdasarkan konstruksinya.

5) Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran

6) Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas.

7) Klasifikasi berdasarkan fungsinya.


FUNGSI HEAT EXCHANGER

Penggunaan heat exchanger begitu luas, sehingga dalam aplikasinya dapat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya sebagai berikut :

1) Chiller

Chiller adalah HE yang digunakan untuk mendinginkan fluida sampai pada suhu yang sangat
rendah, jauh lebih rendah daripada suhu lingkungan atau dengan media pendingin air. Media
pendingin yang banyak digunakan berupa propane, ammoniak atau Freon.

2) Condenser

Kondensor adalah HE yang digunakan untuk mendinginkan atau mengembunkan uap atau
campuran uap sehingga berubah fase menjadi cairan. Media pendingin yang digunakan biasanya
air atau udara (seperti pada fin-fan).

3) Ekonomiser

Ekonomiser adalah HE yang digunakan untuk menaikkan suhu air pengisi ketel sebelum masuk
ke dalam drum uap. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk meringankan beban ketel.

4) Cooler

Cooler adalah HE yang digunakan untuk mendinginkan (menurunkan suhu) cairan atau gas
dengan suhu pendinginan maksimal sama dengan suhu lingkungan. Media pendingin yang
digunakan berupa air atau udara. Pada cooler tidak dipemasalahkan apakah terjadi perubahan
fase atau tidak.

5) Reboiler

Reboiler adalah HE yang digunakan untuk mendidihkan kembali serta menguapkan sebagian
cairan yang diproses. Media pemanas yang sering digunakan berupa steam atau uap atau zat
panas dari prose situ sendiri.

6) Heater

Heater adalah HE yang penggunaannya bertujuan untuk menaikkan suhu (memanaskan) suatu
fluida proses. Media pemanas yang umum digunakan adalah uap atau fluida panas lain. Media
pemanas yang digunakan berupa steam atau hot oil

7) Exchanger atau heat exchanger

Alat ini digunakan dengan tujuan untuk memanfaatkan panas dari fluida panas untuk
memanaskan fluida dingin atau sebaliknya. Suhu masuk dan keluar dari kedua fluida diatur
sesuai dengan kebutuhan.
8) Steam generator

Alat ini lebih dikenal dengan nama ketel uap, yaitu alat penukar kalor yang digunakan untuk
menghasilkan uap. Sumber panas bisa berasal dari pembakaran bahan bakar dalam ketel.

9) Waste heat boiler

Merupakan peralatan pembangkit uap yang mirip dengan steam generator, perbedaannya pada
sumber panas yang digunakan berasal dari pemanfaatan panas buangan dari proses. Misalnya
panas dari flue gas sisa hasil pembakaran coke di regenerator RCC.

10)Superheater

Superheater adalah HE yang digunakan untuk mengubah uap jenuh (uap basah saturated)
menjadi uap kering (superheated steam). Alat ini biasanya terdapat dalam ketel uap.

11)Evaporator

Evaporator Adalah heat exchanger yang digunakan untuk memekatkan zat terlarut dengan cara
memanaskan sehingga sebagian besar liquid dalam larutan akan menguap.

PEMILIHAN HEAT EXCHANGER

Kriteria pemilihan heat exchanger diantaranya sebagai berikut :

Sesuai dengan spesifikasi proses, dapat dioperasikan hingga jadwal maintenance


berikutnya pada saat shut down

Mampu menahan kondisi operasi kilang. Tahan terhadap korosi baik yang disebabkan oleh
aliran proses ataupun lingkungan.

Mudah dimaintain dan dibersihkan (komponen-komponennya mudah dilepas dan diganti)

Biaya pembelian, instalasi, operasi dan maintenance rendah.

Batasan diameter, panjang dan berat exchanger serta konfigurasi tube harus sesuai dengan
layout dan kebutuhan kilang.
KEGUNAAN HAET EXCHANGER

Contoh penggunaan untuk heat exchanger meliputi pemanasan sumber air mineral dan
pemanasan kolam renang , radiator rumah, air panas pada radiator, lemari es dan alat pendingin.
Heat exchanger penting dalam pengaturan seperti memproses makanan, proses industri,
berkenaan dengan farmasi, pulp dan kertas dan industri baja. Semua industri yang
membangkitkan tenaga memerlukan alat heat exchanger tersebut. Industri lain yang
menggunakan heat exchanger meliputi industri bahan kimia,angkatan laut, semi penghantar,
petrokimia, elektronik, permobilan, tekstil dan fasilitas perawatan air.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan dan kekurangan dari Plate Heat Exchanger jika dibandingkan dengan Heat
Exchanger Shell and Tube konvensional adalah sebagai berikut :

Kelebihan:

1. Pelat lebih banyak diminati ketika harga material tinggi

2. Plate Heat Exchanger mudah dirawat

3. Pendekatan temperatur terendah yang masih bisa digunakan hingga 1C dibandingkan


dengan Heat Exchanger Shell and Tube yang sebesar 5 10C.

4. Plate Heat Exchanger lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah

5. Plate Heat Exchanger lebih tepat digunakan untuk material yang memiliki viskositas
yang tinggi

6. Temperature correction factor, Ft, akan lebih tinggi karena alirannya lebih mendekati
aliran Counter Current yang sesungguhnya.

7. Fouling cenderung lebih kecil kemungkinan terjadi.

Kerugian :

1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate Heat
Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.

2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting

3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250C dikarenakan performa dari material
gasket yang sesuai.
MACAM-MACAM HEAT EXCHANGER

Heat exchanger dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis berdasarkan beberapa aspek.
Secara ringkas macam-macam heat exchanger dapat digambarkan menjadi bagan di atas.
MACAM-MACAM HEAT EXCHANGER BERDASARKAN KONSTRUKSI

Pengklasifikasian heat exchanger berdasarkan desain konstruksinya, menjadi pengklasifikasian


yang paling utama dan banyak jenisnya. Secara umum heat exchanger dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok yakni tipe tubular, tipe plat, tipe extended-surface, dan tipe
regeneratif. Sebenarnya masih ada beberapa jenis heat exchanger dengan desain lain seperti
scraped surface exchanger, tank heater, cooler cartridge exchanger, dan lain sebagainya.

PRINSIP ALIRAN PADA HEAT EXCHANGER PLATE TYPE

Plate heat exchanger terdiri dari banyak plat metal yang tipis dengan pembukaan untuk
jalan yang dilewati oleh fluida. Plat yang bengkok atau tiap-tiap bagian plat yang bersebelahan di
dalam heat exchanger membentuk suatu saluran, sehingga tiap detik saluran terbuka bagi fluida
yang sama. Antara masing-masing penghembus plat ada suatu gasket karet, yang mana
mencegah cairan dari pencampuran dan dari kebocoran ke lingkungan sekitarnya.

MACAM-MACAM HEAT EXCHANGER BERDASARKAN PLATE TYPE

Heat Exchanger Tipe Plate (Plat)

Heat exchanger tipe ini menggunakan plat tipis sebagai komponen utamanya. Plat yang
digunakan dapat berbentuk polos ataupun bergelombang sesuai dengan desain yang
dikembangkan. Heat exchanger jenis ini tidak cocok untuk digunakan pada tekanan fluida kerja
yang tinggi, dan juga pada diferensial temperatur fluida yang tinggi pula. Berikut adalah
beberapa jenis heat exchanger tipe plat:

Heat exchanger tipe plat dengan gasket.

Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang banyak dipergunakan pada dunia industri, bisa
digunakan sebagai pendingin air, pendingin oli, dan sebagainya. Prinsip kerjanya adalah aliran
dua atau lebih fluida kerja diatur oleh adanya gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa
sehingga masing-masing fluida dapat mengalir di plat-plat yang berbeda.
Heat Exchanger Plat Tipe Gasket

Desain Gasket Untuk Pendistribusian Fluida Kerja

Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke plat-plat secara
selang-seling. Gambar diatas menunjukkan desain gasket sehingga di satu sisi plat fluida 1
masuk ke area plat (a), sedangkan gasket yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke sisi plat
(b).
Heat exchanger tipe ini termasuk tipe yang cukup murah dengan koefisien perpindahan panas
yang baik. Selain itu tipe ini juga mudah dalam hal perawatannya, karena proses bongkar-pasang
yang lebih mudah jika dibandingkan tipe lain seperti shell & tube. Namun di sisi lain, tipe ini
tidak cocok jika digunakan pada aliran fluida dengan debit tinggi. Dan seperti yang telah saya
singgung di atas bahwa heat exchanger tipe ini tidak cocok digunakan pada tekanan dan
temperatur kerja fluida yang tinggi, hal ini berkaitan dengan kekuatan dari material gasket yang
digunakaN.

Welded Plate Heat Exchanger (WPHE).

Satu kelemahan yang paling mendasar dari heat exchanger plat dengan gasket, adalah adanya
penggunaan gasket tersebut. Hal tersebut membatasi kemampuan heat exchanger sehingga hanya
fluida-fluida jenis tertentu yang dapat menggunakan heat exchanger tipe ini. Untuk mengatasi
hal tersebut, digunakanlah heat exchanger tipe plat yang menggunakan sistem pengelasan
sebagai pengganti sistem gasket. Sehingga heat exchanger tipe ini lebih aman jika digunakan
pada fluida kerja dengan temperatur maupun tekanan kerja tinggi. Hanya saja tentu heat
exchanger tipe ini menjadi kehilangan kemampuan fleksibilitasnya dalam hal bongkar-pasang
dan perawatan.

Elemen Plat Pada WPHE


Salah Satu Desain Welded Plate Heat Exchanger
Braze Heat Exchanger
Braze Heat Exchanger adalah komponen andalan pada mekanisme sisim pendinginan. Alat ini
berfungsi untuk memanaskan air, menyerap atau menolak panas yang timbul. .BHE bentuknya
compact dan tahan lama, mudah untuk diinstalasi dan biaya efisien.Kapasitas pendinginan model
BHE 0.5-600 KW. Performa perpindahan panas yang tinggi, terdiri dari Equalacer dan Dualaced
sistem. Equlancer sistem membuat perpindahan panas permukaan lebih kecil, karena bentuknya
yang compact maka dapat menghemat ruangan. Selain itu Alfa Laval Plate Heat Exchanger cepat
menanggapi perubahan suhu.

Spiral Plate Heat Exchanger.


Heat exchanger tipe ini menggunakan desain spiral pada susunan platnya, dengan menggunakan
sistem sealing las. Aliran dua fluida di dalam heat exchanger tipe ini dapat berbentuk tiga
macam yakni (1) dua aliran fluida spiral mengalir berlawanan arah (counterflow), (2) satu fluida
mengalir spiral dan yang lainnya bersilangan dengan fluida pertama (crossflow), (3) satu fluida
mengalir secara spiral dan yang lainnya mengalir secara combinasi antara spiral dengan
crossflow.

Desain Heat Exchanger Plat Tipe Spiral


Heat exchanger tipe ini sangat cocok digunakan untuk fluida dengan viskositas tinggi atau juga
fluida yang mengandung material-maerial pengotor yang dapat menimbulkan tumpukan kotoran
di dalam elemen heat exchanger. Hal ini disebabkan karena desainnya yang satu lintasan,
sehingga apabila terjadi penumpukan kotoran di satu titik, maka secara alami kecapatan aliran
fluida pada titik tersebut akan meningkat, sehingga kotoran tadi akan terkikis sendiri oleh fluida
kerja tersebut. Karena kelebihan inilah sehingga heat exchanger tipe ini sangat cocok untuk
digunakan pada fluida kerja dengan viskositas sangat tinggi, fluida slurries (semacam lumpur),
air limbah inidustri, dan sejenisnya.

Lamella Heat Exchanger.

Lamella heat exchanger tersusun atas sebuah shell berbentuk silindris dengan elemen berdesain
khusus berada di dalamnya. Elemen dengan desain khusus ini disebut dengan Lamella. Di antara
elemen lamella dengan sisi shell dibatasi dengan sistem sealing berupa gasket. Untuk lebih
memahami desain heat exchanger tipe ini, mari perhatikan gambar berikut.

Lamella Heat Exchanger Beserta Desain Emailnya

Lamella Heat Exchanger memiliki berat total yang lebih ringan daripada heat exchanger tipe
shell & tube dengan beban kerja yang sama. Tipe ini juga dapat bekerja pada temperatur yang
tinggi apabila gasket yang digunakan tepat, yakni hingga 500C jika menggunakan gasket
berbahan non-asbestos. Penggunaan heat exchanger tipe ini biasanya ada pada industri kertas,
industri kimia, serta industri lain yang sejenisnya.
Printed-Circuit Heat Exchanger.

Heat exchanger tipe selanjutnya ini berdesain khusus seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah. Proses pembuatannya menggunakan berbagai jenis plat dari material stainless steel,
titanium, tembaga, aluminium, atau yang lainnya, dengan jalan mirip proses kimia pada
pembuatan sirkuit PCB rangkaian elektronika. Heat exchanger tipe ini cocok digunakan pada
pemrosesan kimia, pemrosesan bahan bakar, mesin pendingin, industri separasi udara, komponen
pendingin kompresor, dan lain sebagainya.

Printed-Circuit Heat Exchanger


Panelcoil Heat Exchanger

Heat exchanger tipe ini menggunakan semacam pipa yang dipasangkan ke sebidang plat dengan
proses pengelasan, stamping, atau proses roll-bond sehingga didapatkan sebuah desain heat
exchanger yang diberi istilah panelcoil. Material yang digunakan untuk panel coil umumnya
adalah baja karbon, stainless steel, titanium, nikel, dan monel. Penggunaan heat exchanger tipe
ini ada pada industri farmasi, industri fiber, industri kimia, industri makanan, dan juga pada
penyerap panas tenaga matahari.

Panelcoil Heat Exchanger:


(a)Satu jalur (single-flow)
(b)Multiple-flow
(c)Vessel
(d)Spot-Welded Econocoil Bank
DAFTAR PUSTAKA

artikel-teknologi.com

https://agushoe.wordpress.com/2009/02/20/perancangan-plate-and-frame-heat-exchanger/

http://id.heatingexchanger.com/Brazed-plate-heat-exchanger-p-3606.html

http://www.refrigerasi.com/aksesoris/alfa-laval-bhe/

klasifikasi-heat-exchanger.blogspot.com/2014/04/klasifikasi-heat-
exchanger.html?m=!/2014/04/klasifikasi-heat-exchanger.html

http://www.valutechinc.com/alfalaval1.htm

Anda mungkin juga menyukai