Anda di halaman 1dari 50

INTRODUCTION

OF HEAT EXCHANGER
(PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR)

By :
Nasrul Syahruddin
Facilities Engineering

LNG TANGGUH
BASIC OPERATOR TRAINING
BONTANG, 16 MARET 2005

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


TEMPERATURE :
Adalah suatu ukuran energi yang dimiliki oleh suatu benda, sebagai
ukuran apakah benda tersebut relatif panas atau dingin. Umumnya
diwakili dengan suatu satuan unit seperti, Celcius atau Fahrenheit.
HEAT :
Adalah suatu bentuk energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat
dari perbedaan temperatur yang terjadi pada benda tersebut. Umumnya
diwakili dengan satuan unit Kalori atau BTU.
PERPINDAHAN PANAS (Heat Transfer) :
Energi dapat berpindah dalam bentuk heat dari suatu zat ke
lingkungannya atau zat lain apabila diantara kedua zat tersebut berbeda
temperatur nya.

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


KONDUKSI :
Perpindahan panas yang mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi
kedaerah yang bertemperatur lebih rendah didalam suatu medium
(padat, cair atau gas) atau antara medium yang berlainan tetapi
bersinggungan secara langsung (kontak langsung)
Q = Perpindahan panas persatuan
waktu, t
A = Luas penampang medium
d = Tebal medium
k = Konduktivitas termal medium
T = Temperatur
Condrect.exe

CondMultiRect.exe

Condpipe.exe

CondMultiPipe.exe

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


KONVEKSI :
Perpindahan panas yang terjadi antara suatu permukaan benda/medium
dengan suatu fluida yang bergerak pada suatu perbedaan temperatur

Q = hA(Tw - Ts)
Q = Perpindahan panas persatuan
waktu, t
h

TS
Area=A

A = Luas penampang medium


h = Koefisien konveksi

Tw

T = Temperatur (benda dan fluida)

NaturalConv.exe

ForcedConv.exe

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


RADIASI :
Perpindahan panas yang terjadi akibat emisi gelombang elektromagnet
dari suatu permukaan atau ruang. Radiasi tidak memerlukan media
perpindahan panas dan dapat terjadi dalam ruang hampa udara.
Besar radiasi yang dipancarkan
suatu benda :

= emissivity material
= Konstanta Boltzman,
5.6710-8 W/m2K4
A = luas permukaan
DirectContactFrz.exe

T = Temperatur benda

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


EVAPORASI :
Proses pemanasan suatu liquid sampai pada temperatur titik didihnya
untuk menghasilkan phasa lain dari liquid tersebut, yaitu vapor (uap).

EvapSingle.exe

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS


KONDENSASI :
Proses pendinginan terhadap suatu uap liquid untuk kembali ke phasa
semula, yaitu liquid.

EvapMulti.exe

HEAT EXCHANGER
Konsep Dasar
DEFINISI :
Peralatan untuk melaksanakan perpindahan panas dari satu fluida ke
fluida yang lain dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dari kedua
fluida tersebut.
Berdasarkan prinsip perpindahan panas yang terjadi, Heat Exchanger
dibagi dalam tiga group :
1.

Direct Contact Exchanger, Aliran fluida panas dan dingin


dicampurkan secara langsung sehingga terjadi perpindahan panas

2.

Recuperators, Aliran fluida panas dan dingin dipisahkan dengan


suatu dinding sehingga perpindahan panas terjadi secara konveksi
melalui dinding tersebut.
Regenerator, Perpindahan panas terjadi dalam beberapa tahap,
pertama dari fluida panas ke media penyimpan kemudian dari media
penyimpan ke fluida dingin.

3.

HEAT EXCHANGER
Konsep Dasar
Berdasarkan pola aliran fluida yang terjadi, Heat Exchanger
dibagi dalam tiga pola aliran :
1.

Parallel Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan


perpindahan panas mengalir dalam satu arah

dQ/dt= Rate of heat transfer between two fluids


U= Overall Heat Transfer Coeficient
A= Area of the tube
T= Logarithmic mean temperature difference defined by:

HEAT EXCHANGER
Konsep Dasar
2.

Counter Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan


perpindahan panas mengalir berlawanan arah

dQ/dt= Rate of heat transfer between two fluids


U= Overall Heat Transfer Coeficient
A= Area of the tube
T= Logarithmic mean temperature difference defined by:

HEAT EXCHANGER
Konsep Dasar
3.

Cross Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan


perpindahan panas mengalir secara bersilangan

HEAT EXCHANGER
Konsep Dasar
Untuk meningkatkan performance, Heat Exchanger dapat didisain
sehingga kedua fluida yang melakukan perpindahan panas dapat
bersinggungan beberapa kali dalam satu unit Heat Exchanger.

Jika kedua fluida bersinggungan hanya satu kali maka disebut Single-Pass Heat
Exchanger .
Jika kedua fluida bersinggungan lebih dari satu kali, maka disebut Multi-Pass Heat
Exchanger.
Umumnya Multi-Pass HE menggunakan jenis U-Bend Tube untuk mengalirkan
kembali fluida sehingga dapat bersinggungan lebih dari satu kali. Atau dengan
menggunakan plat pemisah (baffle) pada sisi shell dari Heat Exchanger tersebut.

HEAT EXCHANGER
Aplikasi
Heat Exchanger kebanyakan ditemukan dalam aplikasi sistim proses
kimia maupun mechanical. Aplikasi tersebut antara lain :
1.

Proses Pemanasan awal (Preheater)

1.

Proses Pendinginan (Cooler)

1.
1.

Proses Penguapan (Evaporasi)


Proses Pengembunan (Kondensasi)

Penjelasan berikut memperlihatkan bagaimana Heat Exchanger berfungsi


dalam sistem proses tersebut.

HEAT EXCHANGER
Aplikasi
1.

Proses Pemanasan Awal (Preheater) dan Pendinginan (Cooler)

Dalam suatu proses yang membutuhkan


temperatur tinggi/rendah, fluida yang
masuk
sebelumnya
harus
dipanaskan/didinginkan awal terlebih
dahulu dalam suatu tahapan daripada
langsung
memanaskannya
atau
mendinginkannya dari temperatur awal
(lingkungan) ke temperatur tinggi/rendah
yang dibutuhkan. Hal ini untuk
menghindari thermal shock stress pada
material peralatan yang dipakai. Contoh
pada aplikasi ini adalah, U-Tube
FeedWater Preheater / Cooler
SteamInfuEx.exe

Scrs urex.exe

HEAT EXCHANGER
Aplikasi
2.

Proses
Penguapan
(Kondensasi)

(Evaporasi)

Setiap sistem pengkondisian udara,


setidaknya ada dua heat exchanger yang
terlibat, yaitu evaporator dan condenser.
Untuk kedua sistem, fluida mengalir ke
dalam HE dan memindahkan panas
(mengambil atau melepas panas) ke
media pendingin / pemanas. Untuk
condenser, fluida (gas) berubah phasa
menjadi liquid dan untuk evaporator
fluida (liquid) berubah phasa menjadi gas
(uap). Proses ini diperlukan jika fluida
tersebut akan digunakan lagi dalam suatu
siklus sesuai dengan bentuk phasa-nya.
Contoh untuk aplikasi ini adalah Steam
Condenser / Evaporator
RefrigSys tem.exe

dan

Pengembunan

CONSTRUCTION TYPE
OF HEAT EXCHANGER
(JENIS KONSTRUKSI ALAT PENUKAR PANAS)

Jenis-Jenis Heat Exchanger


Sesuai dengan jenis aplikasinya, saat ini terdapat berbagai jenis
konstruksi Heat Exchanger yang telah dipakai di dunia industri :
1. Double Pipe Heat Exchanger
Konstruksinya terdiri dari pipa yang ditempatkan didalam pipa lain
yang berdiameter lebih besar. Jenis ini banyak dipakai untuk
pemanasan atau pendinginan dimana area perpindahan panas yang
dibutuhkan relatif kecil (sampai 50 m2). Kelebihan jenis ini adalah
mudah dalam pemasangan dan perawatan, namun relatif mahal
untuk area perpindahan panas yang kecil.

TubularHeatEx.exe

Jenis-Jenis Heat Exchanger


2.

Shell and Tube Heat Exchanger


Konstruksinya terdiri dari berkas tube yang ditempatkan di dalam
suatu shell, sehingga dua fluida yang melalui tube dan shell akan
melakukan perpindahan panas secara konduksi dan konveksi
melalui dinding tube. Keuntungan jenis ini adalah dapat digunakan
dalam banyak aplikasi, mudah dalam perawatan dan memiliki
perbedaan temperatur yang tinggi.

s helltubehex.exe

Jenis-Jenis Heat Exchanger


3.

Plate Heat Exchanger


Konstruksinya terdiri dari sekumpulan plat bentukan yang diikat
dalam suatu frame yang menekan gasket untuk mencegah terjadi
kebocoran. Plat tersebut begitu tipis sehingga memungkinkan lebih
banyak kontak yang terjadi untuk mendapatkan heat transfer rate
yang lebih besar. Keuntungannya dapat diaplikasikan untuk banyak
jenis aliran fluida namun memiliki keterbatasan tekanan dan
temperatur terhadap material gasket.

PlateHeatEx.exe

Jenis-Jenis Heat Exchanger


4.

Air Cooled Heat Exchanger


Konstruksinya terdiri dari atas sebuah fan dan sebuah atau lebih
Heat Transfer Section yang dipasang dalam satu frame. Heat
Transfer Section tersbut biasanya terdiri dari Finned Tube. Fluida
dialirkan di dalam tube yang didinginkan dengan udara dari suatu
induced atau forced draft fan.
Keuntungannya memiliki struktur yang kuat (rigid) dan banyak
digunakan untuk proses cryogenic. Namun jenis ini memiliki
ukuran terbatas dan sulit dalam pemeliharaan.

cabinettraydrier.exe

Jenis-Jenis Heat Exchanger


5.

Main (Cryogenic) Heat Exchanger


Konstruksinya terdiri dari 2 tube bundle, satu untuk fluida panas
dan lainnya untuk fluida dingin.Sedangkan shell berbentuk vertikal
tower. Banyak dipakai untuk aplikasi cryogenic yaitu pendinginan
dibawah 0 derajat celcius.

Evaporator6.exe

Jenis-Jenis Heat Exchanger


Distribusi Aplikasi Heat Exchanger di berbagai Industri

Dari grafik distribusi tersebut, jenis Shell and Tube adalah yang paling
banyak dipakai termasuk di LNG Plant. Berikutnya kita akan
memfokuskan pada pembahasan jenis Shell and Tube Heat Exchanger
ini.

SHELL AND TUBE


HEAT EXCHANGER

Pengenalan
Untuk mendapatkan area perpindahan panas yang besar dari
jenis Double Pipe Heat Exchanger, pipa yang digunakan
mestilah sangat panjang. Akibatnya, kehilangan tekanan
yang terjadi juga besar, dibutuhkan pompa dengan kapasitas
besar, dan sejumlah besar material yang akhirnya
membutuhkan biaya yang relatif sangat besar.
Hal ini berarti kita membutuhkan bentuk konstruksi yang
kompak untuk keperluan area perpindahan panas yang besar
tersebut, jenis Shell and Tube Heat Exchanger adalah jenis
konstruksi yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.

Klasifikasi dan Standarisasi


Untuk melindungi pemakai jenis Heat Exchanger Shell and
Tube dari bahaya akibat tekanan dan temperatur tinggi dan
resiko kegagalan alat, suatu standard telah diaplikasikan dan
dianut oleh banyak industri sebagai pegangan dalam
merencanakan, mengoperasikan dan merawat Heat
Exchanger jenis Shell and Tube.
Standar tersebut adalah Tubular Exchanger Manufacturers
Association (TEMA).

Klasifikasi dan Standarisasi


Tubular Exchanger Manufacturers Association (TEMA), dari sisi
design dan fabrikasi membagi jenis Shell and Tube Heat Exchanger ini
dalam 3 kelas :
1.
2.
3.

Kelas R, HE yang didesign dan difabrikasi untuk kondisi berat


pada industri gas dan petroleum.
Kelas C, HE yang didesign dan difabrikasi untuk kondisi
yang lebih ringan dan untuk keperluan industri umum.
Kelas B, HE yang didesign dan difabrikasi untuk keperluan
proses-proses kimia.

Ketiga jenis kelas tersebut, semua diaplikasikan dalam kilang LNG

Klasifikasi dan Standarisasi


Karena fokus kita adalah kilang LNG yang banyak menggunakan jenis
HE shell and tube dan menurut standard TEMA mengikuti kelas
fabrikasi kelas RCB, maka selanjutnya dibahas lebih dalam mengenai
kelas RCB tersebut. Yang menjadi patokan utama dari kelas RCB adalah
Hasil perkalian nominal diameter shell (inch) dan Design
Pressure (PSI) tidak lebih dari 60,000.
Inside diamater Shell tidak lebih dari 60 inch
Design pressure tidak lebih dari 3000 PSI
Standard Test dilakukan dalam kondisi 1.5 kali Design Pressure
jika menggunakan cairan (Hydrotest), dan 1.25 kali design pressure
jika menggunakan udara (pneumatic test).
Serta beberapa standard lain yang bersifat sangat detail (lebih banyak
digunakan oleh designer)

Shell & Tube Heat Exchanger, TEMA Class RCB


Dari bentuk konstruksinya terbagi atas 3 bagian yaitu, Front-End
Stationary Head, Shell dan Rear-End Head.

Type AES

Type CFU

Type AKT

Aplikasi Shell & Tube HE


Jenis Shell and Tube Heat Exchanger kebanyakan dipakai pada aplikasi
proses berikut (termasuk proses di kilang LNG) :
1.

COOLERS

Aplikasi Shell & Tube HE


2.

CONDENSER

Aplikasi Shell & Tube HE


3.

WASTE HEAT BOILER

Aplikasi Shell & Tube HE


4.

KETTLE TYPE REBOILER

Aplikasi Shell & Tube HE


5.

THERMOSYPHON REBOILER

Aplikasi Shell & Tube HE


6.

MAIN HEAT EXCHANGER

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Seperti ditampilkan sebelumnya, berikut jenis-jenis konstruksi Shell &
Tube Heat Exchanger berdasarkan standar TEMA kelas RCB.

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Penamaan (istilah) dari bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger
Tube side

Bagian dalam Tube.

Shell side

Bagian luar tube, diantara tube dan dinding shell.

Tube sheet

Suatu plat tebal yang dilengkapi lubang (1 lubang untuk setiap tube), tempat dimana
tube ditanam.

Tube bundle

Berkas kumpulan tube terdiri dari tube, tube sheet dan baffle plate

Shell

Suatu silinder dimana tube bundle ditempatkan.

Channel

Suatu jenis bagian depan HE tempat fluid dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari
tube side. Memiliki dinding pemisah yang memisahkan aliran yang masuk dan keluar.
Serta mempunyai penutup yang dapat dilepaskan.

Bonnet

Seperti Channel tapi dengan penutup yang tidak bisa dilepaskan (menyatu).

Baffle plate

Dapat dibentuk dengan model yang bervariasi, namun bentuk dasarnya adalah
segmental. Memiliki dua fungsi yaitu ; sebagai pendukung tube dan sebagai pengarah
aliran pada shell side sehingga didapatkan perpindahan panas yang lebih efektif.

Tie rods

Batang yang dipasang diantara tube sheet untuk mendukung baffles. Juga berfungsi
untuk mengurasi vibrasi (getaran).

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Penamaan (istilah) dari bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger

1. Inlet (or outlet) tube side


2. Outlet (or inlet) tube side
3. Inlet (or outlet) shell side
4. Outlet (or inlet) shell side
5. Bonnet without partition wall
6. Fixed tube sheet
7. Shell
8. Straight tubes
9. Baffle plate
10. Bonnet with partition wall
11. Tube sheet

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

U tubes
Channel with partition wall
Channel cover
Floating-head tube sheet
Floating-head backing device
Floating-head cover
Shell cover
Shell nozzle
Liquid level connection
Liquid level connection
Weir

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


Bagian-bagian utama dari Shell & Tube Heat Exchanger :
1.

TUBE, merupakan media mengalirnya salah satu dari dua fludia


yang melakukan perpindahan panas dalam Shell & Tube HE.
Dinding tube merupakan bidang pemisah dari kedua fluida dan
sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas.
Bahan dan ketebalan dinding
tube harus dipilih agar diperoleh
penghantaran panas yang baik
dan juga mampu pada tekanan
operasi fluidanya serta tidak
mudah terkorosi atau tererosi
oleh fluida kerjanya.

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


2.

SHELL, bagian yang merupakan media mengalirnya fluida yang


akan dipertukarkan panasnya dengan fluida yang mengalir di dalam
tube, konstruksi shell ini sangat ditentukan oleh keadaan tube yang
akan ditempatkan didalamnya.
Shell dapat dibuat dari sebuah
pipa yang berdiameter besar atau
dari plat yang dirol. Untuk shell
ini terdapat standard yang
menentukan jenis bahan dan
minimum ketebalan yang harus
dipenuhi untuk berbagai ukuran
diamater shell. Standard tersebut
selain TEMA juga standard
ASME Section VIII Pressure
Vessel.

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


3.

BAFFLE, berfungsi untuk mengubah arah aliran fluida didalam


shell dan sebagai pendukung dari berkas tube. Bentuknya berupa
piringan yang dilubangi untuk penempatan tube, dibentuk
sedemikian rupa agar aliran fluida dalam shell dapat menyentuh
permukaan tube secara efektif untuk perindahan panas.

Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger


4.

TUBESHEET, merupakan penyatuan bagian ujung dari berkas tube


yang memisahkan fluida yang satu terhadap fluida lainnya.
Tubesheet harus dibuat kuat terhadap tegangan geser dan momen
untuk menghindari kebocoran, karena bagian ini yang paling rentan
terhadap kebocoran.

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type AEW
Memiliki design yang fleksibel dengan jenis floating
tubesheet dan removable tube bundle.
Aplikasi
Heater atau cooler untuk electrolyte, condensate, brine, boiler blowdown atau
hydraulic, turbine, dan compress oils/fluids.
Keuntungan

Floating tubesheet memungkinkan terjadinya differential thermal expansion


antara shell dan tubes.

Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.

Kekurangan

Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass.

Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type BEM
Memiliki design dengan jenis external floating head
dengan entrance area yang besar sehingga memudahkan
dari sisi maintenance.
Aplikasi
Untuk sirkulasi regenerasi dari liquid yag bersifat krosif, gas atau uap (vapor)
Keuntungan

Floating head memungkinkan terjadinya differential thermal expansion antara shell dan
tubes.

Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal.

Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti.

Kekurangan

Fluida sisi shell terbatas pada fluida non-toxic dan non-volatile seperti lube oil dan
hydraulic oil

Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass atau 2 pass

Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type BEP
Memiliki design dengan jenis fixed tubesheet dengan
removable channel atau bonnet sehingga heat transfer
maksimum terjadi pada sisi shell.
Aplikasi
Untuk heating atau cooling oil, air atau fluida untuk proses kimia.
Keuntungan

Lebih murah dari jenis removable bundle.

Susunan tube dapat untuk multipass flow

Kekurangan

Shell hanya dapat dibersihkan dengan proses chemical cleaning

Diperlukan tambahan seperti expansion joint untuk mengatasi masalah therml expansion

Contoh Jenis Shell & Tube HE


TEMA-Type AES
Memiliki design dengan jenis Straight tubes dan internal
clamp-ring floating head cover. Tube bundle jenis
removable sehingga mudah dalam pemeliharaan.
Aplikasi
Paling banyak dipakai pada process plant termasuk untuk cooling dan heating atau
condensing vapor.
Keuntungan

Memungkinkan terjadinya thermal expansion antara shell dan tube

Sangat baik untuk fluida yang mudah terbakar atau beracun

Susunan tube dapat untuk multipass flow

Kekurangan

Shell cover dan clamp-ring floating head cover harus dibuka terlebih dahulu untuk
melepaskan bundle sehingga memiliki biaya pemeliharaan yang lebih besar.

Lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis desain fixed tube atau U-Tube.

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan
Heat Exchanger.
1.

Instalasi / Pemasangan
Pada pemasangan suatu Heat Exchanger yang perlu diperhatikan adalah, daerah bebas
untuk perbaikan, pembersihan atau bahkan untuk penggantian dari heat exchanger
tersebut. Untuk jenis U-Tube, pada daerah Stationary Head (Channel Head) harus
diberi ruangan cukup luas untuk penarikan tube bundle atau ruangan dibelakang
exchanger tersebut mempunyai daerah yang cukup luas untuk penarikan shell pada saat
perbaikan. Untuk jenis removable bundle, pada daerah stationary head (channel head)
harus mempunyai ruangan cukup luas untuk penarikan tube bundle dalam waktu
perbaikan.
Pondasi dari heat exchanger tersebut juga harus cukup kuat untuk menahan berat
exchanger sehingga tak mengakibatkan kedudukan exchanger berubah dan akan
menyebabkan pipa inlet atau outlet mengalami tarikan / tekanan sehingga
menyebabkan kerusakan pada nozle exchanger.

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan
Heat Exchanger.
2.

Pengoperasian
Suatu heat exchanger tidak boleh dioperasikan pada kondisi yang melebihi seperti
yang telah tertera pada name plate exchanger tersebut.
Start Up Operation, Untuk exchanger jenis removable bundle dioperasikan pertama kali
dengan membentuk sirkulasi dengan fluida dingin (cold medium), dan dilanjutkan dengan
mengalirkan fluida panas (hot medium). Selama proses start up semua valve venting harus
dalam keadaan terbuka dan tetap terbuka sampai semua bagian shell dan tube terisi penuh
oleh fluida. Untuk jenis fixed tubesheet fluida harus dialirkan secara simultan untuk
memperkecil ekspansi yang terjadi antara shell dan tube.
Shut Down Operation, untuk jenis removable bundle dapat dilakukan dengan
menghentikan aliran fluida panas secara bertahap kemudian diikuti penghentian aliran
fluida dingin. Untuk jenis fixed tubesheet, dapat dilakukan dengan mempertahankan
ekspansi antara shell dan tube seminimal mungkin. Semua sisa fluida di kedua bagian
shell dan tube harus dibuang (drain) sampai bersih.

Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan


Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan
Heat Exchanger.
3.

Perawatan
Pemeriksaan heat exchanger harus dilakukan dalam setiap jangka waktu tertentu pada
bagian luar dan dalam dari heat exchanger. Pemeriksaan tersebut terdiri dari :
Indikasi Fouling, adalah indikasi penumpukan sisa-sisa fluida di dalam heat exchanger
yang dapat mengurangi efisiensi heat exchanger secara serius. Fouling ini dapat dilihat
dari adanya kehilangan tekanan yang besar atau kinerja heat exchanger yang kurang
maksimal.
Indikasi kebocoran tube, Umumnya ada 2 cara pengetesan yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya kebocoran pada tube, yaitu Standard Test dan Pneumatic Test.
Standard Test dilakukan secara HydroTest dengan menggunakan air. Tekanan uji untuk
cara ini adalah 1.5 kali design pressure. Bila liquid (air) tidak boleh digunakan, test
dengan media gas / udara (pneumatic test) dapat dilakukan dengan batasan tekanan uji
1.25 kali design pressure.

Heat Exchanger Gallery

Heat Exchanger Gallery

Anda mungkin juga menyukai