Anda di halaman 1dari 6

Prosedur Reduksi LTS Metode reduksi katalis ini dapat digunakan setelah jalur perpipaan proses gas telah

di blowing dan katalis telah dihilangkan debunya (blowing catalyst). Lakukan purge N2 sebelum carrier gas atau H2 rich gas mulai dialirkan. Yakinkan blind pada MOV-1008 dan bypass nya terpasang, outlet LTS (A-104-D2) dan bypass nya terisolasi serta venting LTS V-11007.

Metode Sirkulasi N2
Sistem sirkulasi N2 akan membutuhkan penggunaan peralatan berikut dan perpipaan yang berhubungan dengannya : Air Compressor (A-101-J) Methanator preheater (A-172-C1 ) LTS (A-104-D2)

Dengan melakukan blind pada A-101-J first case discharge dan menempatkan blind pada LTS, A-172-C1 pada inlet yang mengarah ke A-114-C dan pada outlet yang menuju ke A-106-D, lanjutkan proses reduksi LTS. Jalur sirkulasi N2 harus di line up dan lakukan purging N2 sampai bebas O2. Jalur heater, A-172-C1 harus di line up, untuk proses ini MS digunakan sebagai media pemanas. Press up jalur reduksi dengan N2 hingga mencapai tekanan 4 kg/cm2G dan jalankan A-101-J. (catatan : saat commissioning A-172-C1, selalu pastikan bahwa gas telah mengalir sebelum memasukkan steam ke HE) Sebagaimana telah disarankan oleh vendor katalis, warm up dan reduksi katalis menggunakan H2 dari Kujang 1A. Amati secara seksama A-101-J selama operasi ini dilakukan, atur volume N2 jika dibutuhkan. Saat reduksi telah selesai, hentikan sirkulasi, depressurize jalur reduksi dan pasang semua blind pada posisi normal operasi. Biarkan blind LTS yang telah direduksi dalam posisi off dan hangat dengan sedikit tekanan N2. Berikut adalah jalur loop sirkulasi N2: Isolasi dan blind A-101-J pada 16A11018 2nd stage discharge Siapkan A-101-J/JT untuk beroperasi Buka penuh (100% open) HV-1025 FIC-1004 pada posisi manual dan tertutup MOV-1006 dan bypass nya dalam posisi tertutup 4PA 19001 terisolasi dan ter blind 6N 11001 terisolasi dan ter blind A-101-J ke 8 A 11010 ke A-172-C1 8A 11010 tebuka dan blind terbuka 16PG 11030 ke A-172-C1 terisolasi dan ter blind 16PG11031 ke A-106-D terisolasi dan ter blind 11/2PG11019 dari Kujang 1A posisi siap digunakan tetapi dalam konsisi tertutup 6NN 11002 posisi siap tetapi dalam kondisi tertutup

Isolasi LIC-1104 terbuka dan dalam posisi otomatis NG1016 108D ke A-172-C2 terisolasi dan blind dalam posisi tertutup 6NG11021 ke LTS isolasi terbuka, blind terbuka, dan globe valve terbuka 8NG11024 ke LTS isolasi terbuka, blind terbuka, dan globe valve terbuka 10PG11000 dari LTS ke A-101-J isolasi terbuka, blind terbuka, dan globe valve terbuka

Semua block valve yang berhubungan dengan loop di atas tetapi bukan merupakan bagian dari loop tersebut harus tertutup dan ter blind. Pastikan indikator temperatur bed katalis dan indikator temperatur lain ke DCS berikut bekerja dengan baik: 1. 2. 3. 4. Inlet LTS Bed LTS Outlet A-172-C1 Discharge A-101-J : TI-1328 : TI-1346, TI-1347, TI-1348, TI-1349, TI-1350 : TI-1908 : TI-1887

Lakukan pengecekan utilitas yang diperlukan tersedia seperti: IA, N2, CW, dan steam. Pastikan bahwa semua instrumentasi telah dicoba dan siap untuk dioperasikan. Pastikan bahwa A-101-J siap untuk dioperasikan. Lakukan purging N2 pada recycle loop sampai kandungan O2 pada loop di bawah 0.2%-V. Prosedur Reduksi 1. Cek kandungan O2 pada recycle loop. Jika kandungan O2 diatas 0.2%-V, purging system dengan N2 sampai kandungan O2 kurang dari 0.2%-V. 2. Pressurize system ke tekanan 4 kg/cm2G dengan N2 ke 10PG 11000 melalui 2N19002. 3. Jalankan CW ke A-101-JCA, A-101-JCB dan A-101-JCC 4. Jalankan A-101-J, jaga laju alir sirkulasi yang terindikasi di FI-1104 pada kisaran 23100kg/jam. Hati-hati dengan penurunan flow yang tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya surging pada compressor, laju alir lebih tinggi dapat diterima sepanjang A-172-C1 dapat menjaga temperatur inlet. 5. Perlahan-lahan masukkan MS ke A-172-C1 pada bagian tube untuk melakukan heating up pada bed katalis dari ambient temperatur ke 120 OC, indikasi dapat terlihat pada inlet bed katalis pada indikator TTG-1603 di exit A-172-C1 bagian shell. Laju pemanasan maksimum 50 OC/jam dengan indikasi TI-1328. Perbedaan temperatur antara bed katalis dan gas sirkulasi harus dijaga tidak lebih dari 80 OC untuk menghindari temperature shock. Beberapa titik indikasi temperatur dapat diperhatikan secara seksama ketika mendekati temperatur 100 OC, hal ini dilakukan karena adanya air pada thermowell dan direkomendasikan untuk melakukan blow N2 pada thermowell. 6. Ketika temperatur top bed katalis pada indikasi TI-1346 telah mencapai 160 OC, temperatur harus dijaga tetap sampai semua titik temperature pada bed katalis stabil pada 160 OC.

7. Perhatikan temperatur pada suction tingkat 3 A-101-J melalui indikasi local di TG-B.V dan yakinkan nilainya berada pada rentang desain. 8. Setelah semua temperatur stabil pada 160 OC, gas sintesis dimasukkan melalui needle valve di upstream FI-1101 untuk memperoleh kandungan H2 sebesar 0.5%-V pada sirkulasi N2. Inlet temperatur LTS pada 160 OC harus dijaga dan semua temperatur bed katalis harus diperhatikan secara seksama. Kandungan H2 sebesar 0.5%-V pada umpan N2 akan memberikan kenaikkan temperatur pada bed katalis sekitar 15 OC. 9. Analisa H2 pada inlet dan outlet LTS harus segera dilakukan. Frekuensi analisa adalah sebagai berikut : Setiap 30 menit pada sampel poin inlet LTS, letaknya berada di upstream LTS pada line PG11038. Setiap 30 menit pada sampel poin outlet LTS, letaknya berada di outlet LTS pada line PG11042. Jika H2 tidak terkonsumsi lagi pada kondisi 160 OC dan 0.5%-V H2, dengan indikasi tidak ada kenaikkan temperatur dan atau tidak ada H2 terkonsumsi yang di indikasikan dengan analisa gas inlet dan outlet LTS, secara perlahan-perlahan temperatur harus dinaikkan ke 180 OC sebelum kondentrasi H2 dinaikkan. Kemudian cek kembali konsumsi H2. 10. Ketika temperatur bed katalis telah stabil, laju alir gas H2 dinaikkan dan diatur untuk memberikan kenaikkan temperatur di bed katalis sekitar 50 OC. (perhatian jangan menaikkan temperatur sampai melebihi 240 OC pada setiap titik temperatur bed katalis saat reduksi dilakukan). 11. Lanjutkan proses reduksi sampai kondisi reduksi di atas kondisi normal feed LTS, saat zona reduksi melewati bed katalis. 12. Pembentukan air sebagai hasil dari reduksi katalis akan dikondensasikan pada KO drum di A101-JCB dan A-101-JCC. Pantau level dan level control secara seksama. 13. Karena H2 dikonsumsi selama proses reduksi berlangsung, CO dan CO2 akan terakumulasi, hal ini akan mengakibatkan tekanan parsial H2 per volum akan turun. Jika hal ini terjadi, sedikit purge dibutuhkan untuk menjaga komposisi gas yang diinginkan. Sampel point gas outlet LTS merupakan tempat yang baik untuk melakukan purging gas yang aman dan kontinyu serta disarankan untuk selalu menjaga aliran pada sampel cooler setiap saat. 14. Saat zona reduksi sudah mencapai bottom bed katalis, lolosnya H2 diharapkan terjadi dan akan mengakibatkan kenaikkan kandungan H2 pada loop untuk make-up sintesis gas yang konstan. Pada tahap ini, tidak direkomendasikan untuk mengalirkan lebih dari 1.5%-V H2 pada inlet LTS. 15. Pada tanda pertama untuk menurunnya laju reduksi, direkomendasikan untuk secara perlahanlahan menaikkan temperatur top bed katalis ke 220 OC dengan laju 10-15 OC/jam. 16. Ketika temperatur 220 OC telah tercapai pada inlet LTS dan profil temperatur telah stabil, secara perlahan-lahan konsentrasi H2 dapat dinaikkan ke sekitar 3-5%-V, hal ini tidak akan mengakibatkan temperatur bed lebih dari 230 OC. 17. Mengulangi kondisi di atas, secara perlahan naikkan konsentrasi H2 ke 10-20 %-V dalam N2, dengan maksimum temperatur pada bed 230OC. Lanjutkan sirkulasi sampai konsumsi H2

18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

berhenti. Reduksi bisa dianggap selesai ketika konsumsi H2 telah mencapai maksimum kurang dari 0.5%-V dalam 4 jam. Harus dicatat bahwa jika sirkulasi N2 terhenti selama periode reduksi, aliran H2 yang masuk ke jalur sirkulasi harus segera dihentikan. Stop suplai steam ke A-172-C1 Stop A-101-J dan putar blind ke posisi normal operasi di line discharge tingkat 2 dan line 8A 11010 ke A-172-C1. Tutup block valve outlet LTS ke A-101-J, line 10PG 11000 dan tutup blind. Isolasi dan blind line H2, 11/2PG 11019, dari Kujang 1A ke line 8NG 11024 dan tutup blind. Tutup block valve pada line sirkulasi LTS, tutup blind dan jaga tekanan LTS pada 1 kg/cm2G dengan N2 sampai LTS siap di-service-kan. Buka blind pada MOV-100, V-11007 dan outlet valve isolasi serta bypass.

Metode Once-Through dengan NG


Metode once-through dengan NG akan membutuhkan kondisi Front end minimal sudah mencapai HTS dan menggunakan perlatan dan perpipaan yang berhubungan sebagai berikut : Desulfurizer (A-108-D) Start Up Cooler (A-172-C2) LTS (A-104-D2)

Dengan blind pada A-108-D dalam posisi normal operasi dan blind ditempatkan pada LTS , A172-C2 dan pada line A-101-J sistem sirkulasi N2, lakukan reduksi katalis LTS. Jalur once-through NG harus di line up dan di purging dengan N2 sampai bebas O2. Press up jalur reduksi, termasuk LTS dengan NG bebas sulfur (S) dengan tekanan 3.5 kg/cm2G. Sebagaimana telah disarankan oleh vendor katalis, warm up dan reduksi katalis menggunakan H2 dari Kujang 1A atau H2 rich gas dari A-102-F2 jika memungkinkan. Saat reduksi telah selesai, hentikan sirkulasi, depressurize jalur reduksi, purging dengan N2 dan pasang semua blind pada posisi normal operasi. Biarkan blind LTS yang telah direduksi dalam posisi off dan hangat dengan sedikit tekanan N2. Berikut adalah jalur Once-Through NG: Tutup dan blind A-101-J ke 8 A 11010 ke A-172-C1 Isolasi dan blind 8NG 11024 dari A-172-C1 Isolasi dan blind 16PG 11030 ke A-172-C1 Isolasi dan blind 16PG 11031 ke A-106-D 11/2PG 11019 dari Kujang 1A posisi tidak ter blind, siap digunakan tetapi dalam konsisi tertutup (jika akan digunakan) 11/2PG 11238 dari A-102-F2 posisi tidak ter-blind, siap digunakan tetapi dalam konsisi tertutup (jika akan digunakan) 6NG 11021 A-108-D ke A-172-C2 terisolasi, blind terbuka Tutup bypass sisi shell A-172-C2 dan buka valve inlet sisi shell

8NG 11024 ke LTS, pada LTS buka isolasi, buka blind, tutup globe valve V 11007 blind terbuka, valve isolasi dan globe valve tertutup Suplai dan return CW untuk A-172-C2 tersedia

Semua block valve yang berhubungan dengan loop di atas tetapi bukan merupakan bagian dari loop tersebut harus tertutup dan ter blind. Pastikan indikator temperatur bed katalis dan indikator temperatur lain ke DCS berikut bekerja dengan baik: 1. Inlet LTS 2. Bed LTS : TI-1328 : TI-1346, TI-1347, TI-1348, TI-1349, TI-1350

Lakukan pengecekan utilitas yang diperlukan tersedia seperti: IA, N2, CW, dan steam. Pastikan bahwa semua instrumentasi telah dicoba dan siap untuk dioperasikan. Lakukan purging N2 pada recycle loop sampai kandungan O2 pada loop di bawah 0.2%-V. Prosedur Reduksi 1. Cek kandungan O2 pada recycle loop. Jika kandungan O2 diatas 0.2%-V, purging system dengan N2 sampai kandungan O2 kurang dari 0.2%-V. 2. Pressurize system ke tekanan 3.5 kg/cm2G dengan NG bebas sulfur melalui 8NG 11024. 3. Mantapkan aliran CW yang melewati sisi tube A-172-C2. Mantapkan laju alir sirkulasi sekitar 23100 kg/jam yang terindikasi pada FI-1104, venting di V 11007. Jaga jangan sampai meningkaykan laju alir gas ke A-101-B karena dapat mengakibatkan terjadinya trip pada Front end laju alir lebih tinggi dari 23100 kg/jam diperpolehkan sepanjang A-172-C2 dapat menjaga temperatur inlet A-102-J dan suplai NG cukup. 4. Secara perlahan-lahan bypass aliran gas sisi shell A-172-C2 untuk heating up bed katalis dari temperatur ambien ke 120 OC dengan indikasi pada TG-1604 dikeluaran sisi shell A-172-C2. Laju pemanasan harus dijaga maksimum 50 OC/jam dengan indikasi TI-1328. Perbedaan temperatur antara bed katalis dan gas sirkulasi harus tidak lebih dari 80 OC untuk menghindari shock temperatur. Beberapa titik temperatur harus diperhatikan secara seksama saat mendekati 100 O C, hal ini dilakukan karena adanya air pada thermowell dan direkomendasikan untuk melakukan blow N2 pada thermowell. Jaga backpressure LTS pada kisaran 3.5 kg/cm2G dengan mengatur valve venting V 11007. 5. Ketika temperatur top bed LTS (TI-1346) telah mencapai 160 OC, jaga temperatur agar konstan sampai semua bed katalis stabil pada 160 OC. 6. Setelah seluruh temperatur bed katalis stabil pada 160 OC, tambahkan sintesis gas melalui needle valve di upstream FI-1101 untuk mendapatkan konsentrasi H2 sebesar 0.5%-V. Inlet LTS harus dijaga pada 160OC dan semua temperatur bed katalis harus diperhatikan secara seksama. Konsentrasi H2 0.5%-V pada NG akan menaikkan temperature sekitar 15 OC pada bed katalis.

7. Lakukan analisa H2 pada inlet dan outlet LTS. Frekuensi analisa adalah sebagai berikut : Setiap 30 menit pada sampel poin inlet LTS, letaknya berada di upstream LTS pada line PG11038. Setiap 30 menit pada sampel poin outlet LTS, letaknya berada di outlet LTS pada line PG11042. Jika H2 tidak terkonsumsi lagi pada kondisi 160 OC dan 0.5%-V H2, dengan indikasi tidak ada kenaikkan temperatur dan atau tidak ada H2 terkonsumsi yang di indikasikan dengan analisa gas inlet dan outlet LTS, secara perlahan-perlahan temperatur harus dinaikkan ke 180 OC sebelum kondentrasi H2 dinaikkan. Kemudian cek kembali konsumsi H2. 8. Ketika temperatur bed katalis telah stabil, laju alir gas H2 dinaikkan dan diatur untuk memberikan kenaikkan temperatur di bed katalis sekitar 50 OC. (perhatian jangan menaikkan temperatur sampai melebihi 240 OC pada setiap titik temperatur bed katalis saat reduksi dilakukan). 9. Lanjutkan proses reduksi sampai kondisi reduksi di atas kondisi normal feed LTS, saat zona reduksi melewati bed katalis. 10. Saat zona reduksi sudah mencapai bottom bed katalis, lolosnya H2 diharapkan terjadi dan akan mengakibatkan kenaikkan kandungan H2 pada loop untuk make-up sintesis gas yang konstan. Pada tahap ini, tidak direkomendasikan untuk mengalirkan lebih dari 1.5%-V H2 pada inlet LTS. 11. Pada tanda pertama untuk menurunnya laju reduksi, direkomendasikan untuk secara perlahanlahan menaikkan temperatur top bed katalis ke 220 OC dengan laju 10-15 OC/jam. 12. Ketika temperatur 220 OC telah tercapai pada inlet LTS dan profil temperatur telah stabil, secara perlahan-lahan konsentrasi H2 dapat dinaikkan ke sekitar 3-5%-V, hal ini tidak akan mengakibatkan temperatur bed lebih dari 230 OC. 13. Mengulangi kondisi di atas, secara perlahan naikkan konsentrasi H2 ke 10-20 %-V dalam N2, dengan maksimum temperatur pada bed 230OC. Lanjutkan sirkulasi sampai konsumsi H2 berhenti. Reduksi bisa dianggap selesai ketika konsumsi H2 telah mencapai maksimum kurang dari 0.5%-V dalam 4 jam. 14. Harus dicatat bahwa jika suplai NG terhenti selama periode reduksi, aliran H2 yang masuk ke jalur sirkulasi harus segera dihentikan. 15. Saat reduksi dianggap selesai, secara perlahan turunkan laju alir FI-1104 dengan menutup globe valve inlet LTS dan jaga tekanan dengan menutup valve venting V 11007 pada outlet LTS. Perhatikan A-102-J dan gas ke A-101-B ketika mengurangi laju alir gas agar tidak terjadi upset atau trip pada bagian front end. 16. Isolasi dan blind line H2 dari Kujang 1A pada line 8Ng 11024. 17. Tutup globe valve pada V 11007 saat laju alir telah dikurangi untuk menjaga tekanan pada 3.5 kg/cm2G, tutup venting dan jaga tekanan LTS pada 1 kg/cm2G dengan gas atau N2 sampai LTS diserviskan. 18. Buka blind pada MOV-1008 dan valve isolasi outlet serta bypass untuk menserviskan LTS.

Anda mungkin juga menyukai