Anda di halaman 1dari 19

GAS TRANSFER

BY: LITA DARMAYANTI


Definisi:
Suatu proses dimana gas ditransfer
dari satu fase ke fase lain.
Paling umum: dari fase gas ke liquid.

Penggunaan:
➢ Dalam proses lumpur aktif atau aerobic
digestion  proses sangat tergantung pada
ketersediaan O2.
➢ Dalam proses desinfeksi  klorin dalam
bentuk gas.
➢ Penyisihan nitrogen  amonia 
mengeluarkan gas amonia dari air ke udara.
Deskripsi

✓ Aplikasi paling umum  transfer O2 dalam


pengolahan biologis air buangan.
✓ Kelarutan O2 sangat rendah  kecepatan transfernya
juga rendah  tidak bisa memenuhi kebutuhan
pengolahan aerobik jika mengharapkan interface
permukaan air-udara yang normal.
✓ Transfer O2 dalam jumlah sangat besar dibutuhkan 
interface tambahan harus dibentuk.
✓ Yang ditransferkan  udara atau O2 murni.
✓ Peralatan yang dipasang bisa di bawah permukaan
maupun di atas permukaan  lihat tabel berikut.
Teori Dua Film
✓ Didasarkan pada model fisik
dimana terdapat 2 film pada
interface gas-liquid.
✓ Kedua film memberikan hambatan
pada molekul gas untuk berpindah
dari fase gas – liquid.
✓ Gas dengan kelarutan rendah
mendapat hambatan utama dari
film liquid.
✓ Gas dengan kelarutan tinggi
mendapat hambatan utama dari
film gas.
✓ Gas dengan kelarutan sedang
mendapat hambatan dari kedua
film.
Kecepatan transfer gas sebanding dengan
perbedaan konsentrasi eksisting dan konsentrasi
kesetimbangan gas dalam larutan.
Dinyatakan dalam persamaan:

r = K g A(Cs − C )
Dimana:
r : kecepatan transfer massa
Kg : koefisien difusi gas
A : luas difusi gas
Cs : konsentrasi saturasi gas dalam larutan
C : konsentrasi gas dalam larutan
Selain itu:
dC
r =V
dt
Perubahan konsentrasi:

= K g (Cs − C )
dC A
rC =
dt V

= K L a(Cs − C )
dC
rC =
dt

Dimana:
rC : perubahan konsentrasi, mg/L.dt
KLa: koefisien transfer massa overall, dt-1
Cs : konsentrasi saturasi gas dalam larutan, mg/L
Ct : konsentrasi gas dalam larutan, mg/L
Integral persamaan tersebut dengan batas
C=C0 dan C=Ct serta t=0 dan t=t
dC
 = K L a  dt
Ct t

C0 Cs − C 0

CS − Ct
= e −( K L a )t
C S − C0

Cs-Ct = tingkat oksigen pada waktu t


Cs-Co = tingkat oksigen awal
Oksigen Transfer pada Air Buangan
• Dalam sistem lumpur aktif → KLa ditentukan
dengan mempertimbangkan asupan (uptake) O2
oleh mikroorganisme.
• Biasanya O2 dijaga → 1-3 mg/L
• O2 akan digunakan secara cepat oleh
mikroorganisme → harus selalu disuplai.

= K L a(Cs − C ) − rm
dC
dt

rm → kecepatan pemakaian O2 oleh mikroorganisme.


rm → 2-7 g/hari per gr MLVSS.
Jika level O2 dijaga tetap → dC/dt = 0, maka:

rm = K L a (C s − C )

Nilai rm ditentukan di laboratorium → alat Warburg.


Nilai KLa ditentukan dengan rumus:

rm
K La =
Cs − C
Faktor2 yang Mempengaruhi O2 Transfer
Prediksi kecepatan transfer O2 dalam sebuah
sistem aerasi biasanya berdasarkan persamaan:

= K L a(Cs − C )
dC
rC =
dt

Nilai KLa ditentukan dalam fasilitas full-


scale atau fasilitas pilot-scale → faktor
scale-up harus diperhitungkan.
1. Pengaruh Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap nilai KLa dihitung
dengan persamaan van’t Hoff-Arrhenius.

K L a(T ) = K L a(20 C ) T − 20

Dimana:
KLa(T) : koefisien transfer massa pada temperatur T, dt-1
KLa(20C) : koefisien transfer massa pada T=20C, dt-1
Nilai  : 1,015-1,040
Nilai  tipikal untuk peralatan aerasi diffused dan
mekanikal → 1,024
2. Pengaruh Intensitas Mixing dan Geometri Tanki
• Kedua faktor harus dipertimbangkan karena peralatan
aerasi biasanya dipilih berdasarkan nilai efisiensinya.
• Efisiensi → nilai KLa.
• Biasanya kecepatan pada alat aerasi dioperasikan pada
air bersih dan mempunyai nilai TDS yang rendah.
• Perlu faktor koreksi untuk nilai KLa.
K L a (airbuangan)
=
K L a (airbersih )

• Nilai  bervariasi tergantung: alat aerasi,


geometri tanki, tingkat mixing dan
karakteristik air buangan → 0,3-1,2.
• Diffused aerator:  = 0,4-0,8
• Mekanikal aerator:  = 0,6-1,2
3. Pengaruh Karakteristik Air Buangan
Faktor b digunakan untuk mengoreksi perbedaan
kecepatan transfer O2 yang disebabkan kandungan
garam, partikulat, dll dalam air buangan.

Cs (airbuangan)
b=
Cs (airbersih )

Nilai b = 0,7 – 0,98 → tipikal 0,95 untuk air buangan.


Sangat direkomendasikan untuk melakukan
percobaan laboratorium untuk memverikasi nilai b.
Aplikasi Faktor Koreksi
Jumlah O2 aktual yang dibutuhkan didapatkan dari
pengalian faktor2 koreksi.
 bC− − CL 
AOTR = SOTR

s ,T , H

Cs , 20 
( )
 1,024 T − 20 ( )(F )
 
Dimana:
AOTR : kecepatan transfer O2 aktual pada kondisi
lapangan, kg O2/jam
SOTR : kecepatan transfer O2 air bersih pada 20C dan
DO=0, kg O2/jam
Cŝ,T,H : konsentrasi DO jenuh rata2 dalam air bersih pada
tanki aerasi pada temperatur T dan altitude H, mg/L
Untuk surface aerator, Cŝ,T,H = Cs,T,H

1  Pd Ot   Patm, H + Pw,middepth 
C− = (Cs ,T , H )  +  = (Cs ,T , H ) 

s ,T , H 2  Patm, H 21   Patm, H 
Cs,T,H : konsentrasi O2 jenuh dalam air bersih pada
temperatur T dan altitude H, mg/L, tabel.
Pd : tekanan pada kedalaman udara dilepaskan,
kPa
Patm,H : tekanan atmosfer pada altitude H, kPa
Pw mid depth : tekanan pada kedalaman tengah, kPa
Ot : persentase O2 meningggalkan tanki, 18-20%
CL : konsentrasi O2 operasi, mg/L
Cs,20 : konsentrasi DO jenuh pada air bersih 20C
dan 1 atm, mg/L
T : temperatur operasi, C
a : faktor koreksi transfer O2 untuk limbah
F : faktor fouling, 0,65-0,9
Contoh soal:
Data pada tabel berikut didapatkan dari tes
surface aeration. Gunakan data tersebut untuk
menentukan nilai KLa pada suhu 20C dengan
menggunakan analisis regresi linear. Temperatur
air buangan 15C, diketahui konsentrasi DO
jenuh pada 15C = 10,07 mg/L.

Waktu, mnt Kons DO, mg/L


4 0,8
7 1,8
10 3,3
13 4,5
16 5,5
19 5,2
22 7,3
Penyelesaian:
Gunakan persamaan (Cs – Ct)/(Cs –C0) = e-(KLa)t

log(Cs − Ct ) = log(Cs − C0 ) −
KLa
t
2,303

✓ Plot nilai (Cs-Ct) vs t pada kertas semilog


✓ Tentukan nilai KLa pada 15C
✓ Tentukan nilai KLa pada 20C

Anda mungkin juga menyukai