Anda di halaman 1dari 37

K E LO M P O K 3

EFISIENSI ENERGI
Neraca Exergi Volume
Atur
Hanif M Fathurrahman 40040117640007
Enrico Fendy Sapatra 40040117640019
Devanie Aulia 40040117640037
Altaera Yuha 40040117640039
Raissa Wahyu Alvina 40040117640041
Mei Syifa Nisrina 40040117640047
Nurdin Muhammad Alfaridzi 40040117640048
Mila Hardiana 40040117640049
ANALISA EKSERGI
K E LO M P O K 3

Perhatikan sistem terisolasi di


Atas
1. Bila ada energi masuk (bahan, bakar, listrik, aliran massa, dll.), maka akan
keluar sesuatu dalam bentuk produk.
2. Bila dua sistem dari dua tingkat keadaan yang berbeda disatukan, maka
ada potensi untuk mendapatkan kerja
3. Bila kedua sistem dari dua tingkata keadaan di sekelilingnya tertutup
maka eksergi dapat diartikan kerja minimum yang diperlukan bila sistem
berubah dari dalam kesetimbangan dengan lingkungan ke suatu tingkat
keadaan lain). Nilainya selalu positif.
FA KT O R- FA KT O R
1. Lingkungan (environment) sistem kompresibel sederhana yang berukuran
besar serta mempunyai temperatur dan tekanan yang seragam (dapat
diasumsikan pada To = 25oC (77oF), po = 1 atm, atau kondisi sebenarnya,
dalam keadaan diam). Sifat intensifnya tidak berubah banyak walaupun
berinteraksi dengan sistem yang lain. Lingkungan bebas dari
ketidakterbalikkan
2. Tingkat Keadaan Mati (Dead State): Terjadi bila tingkat keadaan sistem sama
dengan tingkat keadaan lingkungan. Bila tingkat keadaan suatu zat berbeda

K E LO M P O K 3
dengan lingkungan, maka akan ada kesempatan untuk menghasilkan kerja.
Makin dekat tingkat keadaan zat dengan lingkungan, makin hilang kesempatan
melakukan kerja ini. Bila tingkat keadaan keduanya sama, maka diperoleh
tingkat keadaan mati, dimana keduanya mempunyai energi, tetapi eksergi
sistem terhadap lingkungan adalah nol
PENURUNAN
PERSAMAAN EKSERGI
Perhatikan suatu sistem kombinasi dengan
batas yang dipilih sehingga hanya energi
sebagai kerja yang dapat melewati batas
sistem sedangkan panas tidak. Volume
sistem kombinasi dianggap konstan walau
volume sistem tertutup dan volume
lingkungan dapat berubah-ubah.
      Pada saat awal, energi sistem tertutup
adalah E. Setelah dibiarkan di dalam
environment, dan karena energi kinetik dan
potential relatif terhadap environment, maka
energi sistem tertutup menjadi Uo.
Neraca Exergi sistem kombinasi : DSc = sc
Dimana : DEc = (Uo – E) + DUe  dan Qc = 0.
Dari Persamaan T-ds untuk lingkungan : DUe = To. DSe – po. DVe
Sehingga :DEc = (Uo – E) + (To. DSe – po.DVe)
Jadi : Wc = (E - Uo) – (To. DSe – po. DVe)
Karena volume total sistem kombinasi adalah tetap, maka :DVe = - (Vo – V)
Jadi :Wc = (E – Uo) + po (V - Vo) – To. DSe
Neraca entropi sistem kombinasI: DSc = sc
dimana :DSc = (So – S) + DSe = sc, atau DSe = (So – S) - sc
Masukkan persamaan ini ke dalam persamaan neraca energi, sehingga diperoleh:
Wc = (E – Uo) + po(V – Vo) – To (S – So) – To.sc
Karena so ³ 0 dan E = U + KE + PE, maka kerja maksimum, atau eksergi, sistem kombinasi ini

K E LO M P O K 3
adalah  [kJ, Btu]:
E = (U – Uo) + po (V – Vo) – To (S – So) + KE + PE
  Dalam basis intensif  [kJ/kg, Btu/lbm]:
e = (u – uo) + po (v-vo) – To (s - so) + V2/2+gz
Perubahan eksergiantara dua tingkat keadaan sistem tertutup:
E2 – E1 = (U2 – U1) + po (V2 – V1) – To (S2 – S1) + (KE2 – KE1) + (PE2 – PE1)
A S P E K A S P E K DA L A M
EKSERGI
a. Eksergi adalah ukuran jauhnya tingkat
keadaan sistem dari       lingkungan.
b. Eksergi adalah sifat sistem (tidak bergantung
pada proses).
c. Eksergi tidak dapat bernilai negatif karena
semua sistem yang tidak berada pada tingkat
keadaan lingkungan dapat dengan spontan
berubah Ke tingkat keadaan sekeliling.
d. Eksergi tidak kekal, tetapi dapat dihancurkan
oleh ketakterbalikan.
e. Eksergi dapat seluruhnya hancur bila
dibiarkan secara spontan ke tingkat keadaan
mati.
N E RAC A E K S E R G I U N T U K
S I S T E M T E RT U T U P
Neraca energi dan neraca entropi dari sebuah
sistem tertutup adalah: Sehingga, Neraca Eksergi untuk Sistem Tertutup adalah:
2
U  KE  PE    Q  W
1 2
 To 
2  Q  E 2  E1   1  Q  [W  po (V2 V1 )]  To
S      Tb
1 
1
 T b

Kalikan neraca entropi dengan T0 dan kurangkan


hasilnya dari neraca energi: Perubahan eksergi = (perpindahan eksergi yang
mendampingi panas – perpindahan eksergi yang
(U  KE  PE )  T0 S    Q T 
1
2 2
0 1
 Q 
   W  T0
 T b
mendampingi kerja) – hancurnya eksergi akibat
ketidakterbalikan dalam sistem.

Kumpulkan suku yang mempunyai δQ dan


gunakan definisi eksergi sebelumnya sehingga • To. = Ed = kehancuran eksergi (> 0 bila
diperoleh: ketidakterbalikan terjadi, = 0 bila terbalikkan)
2 T0 • Perhatikan bahwa walau kehancuran eksergi (Ed) harus 
(E 2  E1 )  p0 (V2  V1 )   (1  ) Q  W  T0 0, tetapi E dapat bernilai positif, negatif atau nol.
1 Tb
Bentuk lain persamaan eksergi (berdasarkan laju):

dE  To    dV  
  1  Q j   W  po   Ed
dt  T 
j   dt 
j 

Untuk sistem yang terisolasi:

Eisolasi = -Ed|isol
Karena Ed harus positif, maka eksergi sistem terisolasi hanya mungkin
berkurang (kebalikan dari entropi). Dari:

dE  To  
  1  Qb
dt j  Tb 
Bentuk lain persamaan eksergi (berdasarkan laju):
dE  To    dV  
  1  Q j   W  po   Ed
dt 
j  T   dt 
j 

Untuk sistem yang terisolasi:

Eisolasi = -Edisol
Karena Ed harus positif, maka eksergi sistem terisolasi hanya mungkin berkurang
(kebalikan dari entropi). Dari:
dE  To  
  1  Qb
dt j  Tb 

K E LO M P O K 3
Terlihat bahwa bila temperatur di lokasi perpindahan panas lebih rendah dari temperatur
lingkungan, maka perpindahan panas dan perpindahan eksergi akan mempunyai arah
berlawanan (bandingkan dengan hubungan entropi dan panas):
Bila Tb > To, maka Q searah dengan E.
Bila Tb < To, maka Q berlawanan arah dengan E.
N E RAC A L A J U E K S E R G I
U N T U K VO LU M E AT U R
Berdasarkan neraca laju eksergi untuk massa atur, maka secara analogi dapat diperoleh Neraca Eksergi
untuk Volume Atur:

dE CV  To    dVCV 
  1  Q j  WCV  po    m i e fi   m e e fe  E d
dt  T 
j   dt  i
j  e

Untuk keadaan tunak dan dengan satu masukan dan satu keluaran

Dimana:
 To 
0   1  Q j  W CV  m  e f 1  e f 2   E d
 T 
j  j 

 Eksergi aliran (eksergi per satuan massa aliran, diturunkan dari neraca energi dan entropi, lalu
mencari maksimum kerja yang dimungkinkan):

V2 V12  V22
e f  h  ho  To ( s  so )   gz Sehingga: e f 1  e f 2  (h1  h2 )  To ( s1  s2 )   g ( z1  z 2 )
2 2
EFISIENSI EKSERGETIK
ATA U E F I S I E N S I H U KU M
II
Menyatakan keefektifan pemakaian energi.
Balans energi (s = source, l = loss, u = use)

dE
dt
 Q
 Q
s
 Q
u 
 W
l
 
Balans eksergi

dE  To    T0    To      dV  
 1  Qs  1  Qu  1  Ql   W  po   E d
dt  Ts   Tu   Tl    dt 

Jadi, untuk kedua persamaan di atas

Q s  Q u  Q l
 To   To   To 
1  Qs  1  Qu  1  Ql  E

d
 Ts   Tu   Tl 
Efisiensi Energy
Ingin  mendekati 100% dan Ts dan Tu sesuai.
Q u
    100% bila Q l  0
Qs

Efisiensi Eksergetik (Efisiensi Hukum


Termo II), ε ≤ 1:

 To    T 
1  Qu 1 o

 Tu   Tu 
 
 To    T0 
1  Qs 1 T  Untuk Ts = 2200 K dan  = 100%, maka:
 Ts   s 
P E M A KA I A N E F I S I E N S I
EKSERGETIK
Asumsi: proses adiabatik, tunak, ΔKE = 0, ΔPE =0.

1. TURBIN 2. KOMPRESOR dan POMPA

 T0 
0   1  Q j  W CV  m  e f 1  e f 2   E d
 T 
 j   W CV E d
 e f 2  e f1 
m m
Atau:

W CV E
 Efisiensi Eksergetik Kompresor/Pompa
e f1  e f 2   d
m  m (efektivitas konversi kerja yang dimasukkan
menjadi kenaikan eksergi), ε ≤ 1:
fisiensi Eksergetik Turbin (efektivitas penurunan
eksergi menjadi kerja), ε ≤ 1:
e f 2  ef1
W CV / m 
  W / m 


e f1 e f 2 CV
3. PENUKAR PANAS TANPA CAMPURAN

 
0   1
 T0 Q j  W CV   m  c e f 3   m
 he f 1  m  ce f 4   E
 he f 2  m 
 Tj  d
 

 h e f 1  e f 2   m
m  c e f 4  e f 3   E

d

Efisiensi Eksergetik Penukar Panas Tanpa Campuran (keefektivan penukaran eksergi panas ke dingin), ε ≤ 1:

m c  e f 4  e f 3 

m h (e f 1  e f 2 )
4. PENUKAR PANAS DENGAN CAMPURAN

 
0   1
 T0 Q  W   m
 1e f 1  m  3e f 3   E
 2e f 2  m 
 Tj  j CV d
 

Karena m3 = m1 +m2, maka:

m 1  e f 1  e f 3   m 2  e f 3  e f 2   E d

K E LO M P O K 3
Efisiensi Eksergetik Penukar Panas Dengan Campuran, ε ≤ 1:

m 2  e f 3  e f 2 

m 1  e f 1  e f 3 
C O N T O H S OA L
Uap memasuki turbin dengan stabil pada 3
MPa dan 450 ° C pada laju 8 kg / s dan
keluar pada 0,2 MPa dan 150 ° C, (Gbr. 8–
45). Uap kehilangan panas ke udara sekitar
100 kPa dan 25 ° C pada kecepatan 300 kW,
dan perubahan energi kinetik dan potensial
diabaikan. Tentukan
a)      output daya aktual,
b)      output daya maksimum yang mungkin,
c)      efisiensi hukum kedua,
d)      para ahli menghancurkan, dan
a. Output daya aktual turbin ditentukan dari
SOLUSI bentuk laju keseimbangan energi,
Turbin uap yang beroperasi secara stabil
antara kondisi saluran masuk dan keluar
dipertimbangkan. Output daya aktual dan
maksimum, efisiensi hukum kedua, eksergi
yang dihancurkan, dan eksergi saluran
masuk harus ditentukan

Sifat-sifat uap pada kondis saluran masuk


dan keluar dan kondisi lingkungan adalah
b. Efisiensi Hukum Kedua dari Turbin
SOLUSI
b. Output Daya Maksimum

Artinya, 7,7 % potensi Kerja terbuang sia-sia


pada proses ini

c.. perbedaan antara pekerjaan yang dapat dibalik


dan pekerjaan bermanfaat sebenarnya adalah
eksergi yang di hancurkan

Artinya, potensi untuk menghasilkan pekerjaan


yang bermanfaat terbuang pada tingkat 359 kW
selama proses ini. Eksergi yang hancur juga
dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
menghitung tingkat generasi entropi Sgen
selama proses.
SOLUSI
b Eksergi potensi kerja maksimum) uap pada kondisi saluran masuk hanyalah aliran
aliran dan ditentukan dari

K E LO M P O K 3
Artinya, tidak termasuk energi kinetik dan potensial, setiap kilogram uap yang
memasuki turbin memiliki potensi kerja 1 238 kJ. In sesuai dengan potensi daya (8
kg / s) (1238 kJ / kg) 9904 kW. Jelas, turbin mengkonversi 4306/9904 43,5 persen
dari potensi kerja uap yang tersedia untuk bekerja
S T U D I KA S U S
A.KASUS YANG AKAN DISELESAIKAN
Suatu Percobaan menggunakan alat : akan menghitung eksergi spesifik, laju aliran eksergi,
irreversibilitas, efisiensi energi dan efisiensi eksergi.
Dengan asumsi :
- Setiap komponen/ sub sistem diasumsikan pada
keadaan steady.
- Kondisi referensi yang digunakan adalah pada
temperatur lingkungan.
- Komponen/sistem diasumsikan beroperasi tanpa
memperhitungkan kerugian kalor.
- Eksergi kinetik dan eksergi potensial diabaikan.
- Sistem dan kontrol pada keadaan steady-state
volume control
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian yang telah dilakukan pada kondisi lingkungan, T0 = 298.15 K dan P0 = 1,0139 Bar, dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

K E LO M P O K 3
Tabel A-25 dalam buku Moran [11] menyajikan daftar jumlah energi Gibbs pada tiap unsur yang dibutuhkan,
dari fluida pada keadaan dimana temperatur adalah To dan tekanan adalah Po (dead state).

K E LO M P O K 3
K E LO M P O K 3
KESIMPULAN STUDI KASUS
• Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin
mengalami pemusnahan eksergi (irriversibilitas) terbesar terjadi pada kecepatan
mesin 1310 rpm dengan persentase eksergi yang dimusnahkan sebesar 72,38%,
• sedangkan kecepatan mesin 2309 rpm merupakan kecepatan mesin terbaik
dengan persentase eksergi yang dimusnahkan sebesar 69,11% dan efisiensi
eksergetik sebesar 21,89%.
• Sementara itu kecepatan mesin pada 2309 rpm juga merupakan kecepatan
mesin yang memiliki efisiensi energetik terbaik dengan nilai 22,77%, sedangkan
kecepatan mesin 805 rpm merupakan performansi terburuk dengan nilai
efisiensi energetik 20,57% dan efisiensi eksergetik 19,66%.

K E LO M P O K 3
• Pembakaran merupakan sumber utama pemusnahan eksergi, sumber lain
ireversibilitas antara lain gesekan dan juga perpindahan kalor. Selain itu
prosentase pemusnahan eksergi atau ireversibilitas bertambah dengan
berkurangnya rasio laju aliran massa udara dan laju aliran massa bahan bakar
(AFR), juga sebaliknya.
K E S I M P U L A N M AT E R I
• Eksergi adalah jumlah maksimum kerja net yang diperolah ketika aliran materi dibawa dari keadan awal
menuju keadaan mati (dead state) melalui proses yang melibatkan interaksi hanya dengan lingkungan.

• Analisis eksergi merupakan sebuah metode yang menggunakan konservasi massa dan konservasi prinsip-
prinsip energi bersama dengan hukum kedua termodinamika untuk desain dan analisis sistem termal.

• Sistem pada volume atur menjadi suatu kebutuhan pokok bagi bangunan-bangunan besar seperti
gedung perkantoran, hotel, rumah,apartemen, auditorium, supermarket, industri, dll. Terutama di
wilayah yang memiliki musim panas.

• Sistem pengkondisian udara meliputi penghangatan atau pendinginan, pengaturan kelembaban dan
kualitas udara. Sistem pengkondisian udara pada suatu ruangan merupakan salah satu fasilitas yang
sering digunakan untuk mendukung fungsi ruangan itu sendiri, sebagai pelindung dari kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki.
DA FTA R P U S TA KA
Moran, Michael.J and Saphiro, N. Howard. 2006. Fundamentals of engineering
thermodynamics.
Sachdevaa, K.B., Karuna., 2012. Performance Optimization of Steam Power Plant
through Energy and Exergy Analysis: International Journal of Current Engineering
and Technology, ISSN 2277 – 4106.
Pandev, M., Gogoi, T.K., 2013. Energy And Exergy Analysis Of A Reheat Regenerative
Vapor Power Cycle: International Journal of Emerging Technology and Advanced
Engineering, Volume 3, Special Issue 3: ICERTSD 2013, Feb 2013, pages 427-434
Basri, Hasan., Santoso, Dyos., 2010. Analisis Eksergi pada Siklus Turbin Gas

K E LO M P O K 3
Sederhana 14 MW Instalasi Pembangkit Tenaga Keramasan. Palembang : Jurnal
Teknik Mesin Indonesia
Santoso, Dyos., Basri, Hasan., 2011. Analisis Eksergi Siklus Kombinasi Turbin Gas-Uap
Unit PLTGU: Prosiding Seminar Nasional AvoER ke-3, Palembang, 26-27 Oktober
2011, halaman 389-400
K E LO M P O K 3

TERIMAKASIH
Any question ?

Anda mungkin juga menyukai