Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN FURNACE

DI KILANG HUMPUS
REFINERY 3A

Kelompok 1 :
1. Afifah Tiara Siska 15421003
2. Chaterine Dang Ayu 16421009
3. Ibram Setiawan A 15421016
4. Rediansyah Tito .B 15421023
5. Valendio Alfiansyah 15421028

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL Akamigas

Cepu, April 2018


I. DASAR TEORI

1.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Fired Heater


Fired Heater atau Furnace adalah peralatan perpindahan panas yang
sumber panasnya diperoleh dari reaksi pembakaran bahan bakar oleh burner
dalam firebox. Panas pembakaran dihasilkan dari reaksi pembakaran fuel gas atau
pun fuel oil dengan udara, dimana panas yang dihasilkan dipindahkan ke dalam
feed yang mengalir dalam tube. Pada dasarnya proses perpindahan panas yang
terjadi lebih banyak menggunakan panas radiasi. Ruangan utama tempat panas
radiasi berlangsung di dalam heater disebut radiant fire-box. Feed yang
dipanaskan dialirkan melalui bagian dalam tube yang tersusun pada bentangan
horizontal atau vertikal di sepanjang dinding samping atau di atas bagian dalam
ruang pembakaran. Feed yang dipanaskan umumnya dialirkan terlebih dahulu
melalui seksi konveksi yang terletak di antara ruang bakar dan cerobong, agar bisa
memanfaatkan panas yang terkandung di dalam gas hasil pembakaran

1.2 Dasar Perpindahan Panas


a. Radiasi
Radiasi merupakan panas yang ditransfer melalui gelombang kecil. Saat
pembakaran, terdapat cahaya yang dihasilkan dari api, ini disebut radiasi api.
Fuel gas terdiri dari Hidrokarbon. Saat hidrokarbon terbakar, karbon dioksida
dan air diproduksi. Keduanya merupakan molekul polar yang bergetar dan
menghasilkan radiasi gas panas pada suhu tinggi. Nitrogen tidak
berkontribusi terhadap radiasi. Radiasi merupakan transfer panas utama di
seksi radiasi.

Qr : Radiant Heat Transfer


A : Area
F : Exchange Factor
T : Absolute Temperature
b. Konveksi
Adalah perpindahan panas melalui gas panas di sekitar tubes. Media
perpindahan panas ini adalah molekul gas yang bersirkulasi. Merupakan
perpindahan panas utama di bagian konveksi.

Q : Convection Heat Transfer


A : Area
T : Absolute Temperature

c. Konduksi
Adalah perpindahan panas melalui benda padat, panas merambat di
molekul benda padat tersebut

Q : Convection Heat Transfer


A : Area
L : Panjang area
T : Absolute Temperature

1.3 Jenis-Jenis Heater


Ditinjau dari konstruksinya Heater secara umum dapat dibagi menjadi 3
kategori, yaitu Vertical Cylindrical Heater, Cabin Heater dan tipe Box.

a. Vertical Cylindrical Heater


Secara umum bentuk dari heater jenis ini ditandai dengan lantainya yang
berbentuk lingkaran, sedangkan burner dipasang dilantai dengan arah
pancaran api vertikal. Pada heater jenis vertical cylindrical ini sendiri ada
beragam jenis susunannya, antara lain: vertical cylindrical – all radiant; tube
tersusun vertikal dengan typical duty antara 0.5 – 20 ribuan Btu/jam, vertical
cylindrical – helical coil; tube tersusun secara horizontal dengan typical duty
antara 0.5 – 20 ribuan Btu/jam. Vertical cylindral – with crossflow convection
section; terdapat dua seksi pemanasan yaitu seksi radiasi dengan tube tersusun
secara vertikal serta seksi konveksi dengan tube tersusun secara horizontal dan
typical duty antara 10 – 200 ribuan Btu/jam.

b. Cabin Heater
Secara umum bentuk dari jenis heater ini adalah pada bagian seksi radiasi
dan konveksi tube tersusun secara horizontal. Terdapat dua jenis susunan pada
jenis cabin, yaitu cabin dengan posisi burner di lantai dan cabin dengan
pembatas sel antar seksi radiasi dengan posisi burner terletak di dinding.
Untuk tipe cabin tanpa pembatas sel memiliki typical duty antar 10 – 100
ribuan Btu/jam, sedangkan untuk tipe cabin dengan pembatas sel memiliki
typical duty 20 – 100 ribuan Btu/jam.

c. Box Heater
Pada heater jenis ini antara ruang pembakaran dan ruang konveksi
dipisahkan oleh satu atau lebih dinding penyekat (Bridgewall). Terdapat
beberapa jenis macam box heater berdasarkan letak susunannya, antara lain:
Two-cell box; terdapat tube yang tersusun horizontal pada seksi radiasi dan
konveksi dengan jumlah seksi radiasi lebih dari satu ruang serta burner
terletak pada lantai dan mempunyai typical duty 100 – 250 ribuan Btu/jam,
End-fired box, tube tersusun secara horizontal dengan burner terletak pada
ujung dinding ruang pembakaran dan mempunyai typical duty 5 – 50 ribuan
Btu/jam.

II. HASIL PERHITUNGAN


Perhitungan Furnace Humpuss

Kapasitas = 10000 BPD

= 66,24m3/hari

= 56145,83ft3/hari

SG Crude = 0.8639

Density (ρ) = 53,881443lb/ft3

Mass flow = 3025218,339lb/hari


= 126050,7641lb/jam

Temp. In = 227oC

= 440,6oF

Temp. Out = 345oC

= 653oF

1. Karakteristik Umpan dan Feed

 Cut Point dari Crude Assay

Fraksi % Volume dari Crude Cut Point ( C )


Gasoline 4.86 25 - 160
Kerosene 12.85 160 - 250
Gasoil 34.61 250 - 350
Residu 47.64 > 350
Total 99.96

 SG, API, dan KUOP Crude dan Produk

Komponen SG 60/60 API Gravity KUOP


Crude Oil 0.8639 32.3
Gasoline 0.7728 51.6 11.4
Kerosine 0.8198 41.1 11.7
Gasoil 0.8533 34.3 11.8
Residu 0.8929 27 11.9

2. Menghitung Enthalphi Masing-Masing Produk

a. Gasoline

H653 Koreksi H653 kor H440.6 koreksi H440.6 kor


490 12 478 235 0.967 227.245

Q = % vol × kapasitas × SG × (H653- H440.6)


= 1375317.949btu/jam

b. Kerosene

H653 Koreksi H653 kor H440.6 koreksi H440.6 kor


480 4 476 225 0.985 221.625

Q = % vol × kapasitas × SG × (H653- H440.6)

= 3913231.989btu/jam

c. Gasoil

H653 Koreksi H653 kor H440.6 koreksi H440.6 kor


470 3 467 220 0.99 112.24

Q = % vol × kapasitas × SG × (H653- H440.6)

= 15299883.29btu/jam

d. Residu

H653 Koreksi H653 kor H440.6 koreksi H440.6 kor


460 1 337 210 0.995 105

Q = % vol × kapasitas × SG × (H653- H440.6)

= 14411616.19btu/jam

Beban Dapur (Qh) = Σ Q Produk

= 1375317.949+3913231.989+15299883.29+14411616.19

= 35000049.42 btu/jam

= 10255.01448 kWh

= 10.25501448 MWh

Menghitung Kebutuhan Fuel


beban dapur
Jumlah Fuel=
nilai kalori fuel gas

Jika diketahuin panas yang dikandung oleh fuel gas adalah 18347.72btu/lb fuel

oil.

SG = 0.847

Density = 52.82739 lb/ft3

Fuel yang dibutuhkan =

35000049.42 btu/ jam


a. Bebandapur =
18347.72 btu /lb fuel oil
=1907.596662lb / jam

1907.596662lb / jam
¿ =¿36.10999259 ft3/jam
52.82739 lb /ft 3

= 1022.521135liter/jam

= 24540.50725liter/hari

b. Nilai Kalori Fuel Gas =

Effiensi = 80% (dari Gross HV)

Jumlah Kebutuhan Fuel = 24540.50725/80%

= 30868.56258 L/d

Qh
Qf =
Effisiensi

35000049.42 btu / jam


Qf = = 44025219.4 BTU/jam
80 %
Didapat nilai beban 10,25MWh maka jenis Fired Heater yang digunakan adalah

Vertical Cylindrical.
3. Perhitungan Seksi Radiasi

a. Menentukan Flux Rata-Rata

Radiant flux = 12000Btu/jam.ft2

= 1114.83648Btu/jam.m2

Mass Velocity = 250 min

ΔP = 150 psi

b. Menentukan Bridge Wall

BWT = 1520oF
c. Menghitung Panas yang Diserap

Radiasi = 75% × QH

= 26250037.0 Btu/jam
Konveksi = 25% × QH
= 8750012.355Btu/jam
d. Menghitung Cross Over Temperature

Cross over temp = temp fluida outlet – 0.7 temp inlet

= 344.58oF
e. Menghitung temperature fluida rata-rata

Tavg = (cross over temp + temp fluida outlet) / 2

= 498.79oF
f. Menghitung Tubewall Temperature

TWT = Tavg + 100oF

= 598.79oF
g. Menghitung Radiant Surface Area Yang Dibutuhkan

ART = QR/ HEAT FLUX RADIANT

= 2187.503089ft2
h. Menentukan Jenis Tube

Dalam menentukan tube, ada persyaratan yang harus dipenuhi minimal 1,

yaitu:

1) In-tube mass velocity ≥ 200lb/ft2.s

2) Kecepatan linear fluida adalah 3 – 12 ft/s

Mass flowrate = Mass velocity / Area


Asumsi Pass 2

Sch 40 4 inch

OD 4.5 inch 0.3749985 ft


0.33549865
ID 4.026 inch ft
8
Asumsi Tube
OD
1.178 ft2/ft
surface
VCSA 0.0884 ft3/ft

RBL 1.087 ft
*Pipe factor table UOP

i. Perhitungan In-Tube Mass Velocity

laju alir massa


j. ¿−tube mass velocity=
3600 × jumlah pass ×VCSA

= 198.0435585 lb/ft2.s-1
k. Perhitungan Kecepatan Linear Fluida

V = Q/A

= 7.354489504ft/s
l. Perhitungan Tube Spacing

TUBE SPACING = RBL .2 / PHI

= 0.692356688ft
m. Perhitungan Tebal Tube

tmin = (P.D)/(2(S.E + P.Y))

dimana =

 P (internal fluid pressure = 2000 psi (asumsi)

 Allowable stress (S) = 15500 psi

 Material Coefficient (Y) = 0.4 (Ferritic Steel)

 Longitudinal joint factor (E) = 1 (ASME B313)


 Corrosrion allowance (CA) = 0.125 inch

tmin = 0.27607362 inch

t = CA + tmin

= 0.40107362 inch

n. Menghitung Total Effective Length

Total Effective Length = ART/ A PER TUBE

OD Surface = 1.178ft
Total Effective Length = 1856.963573ft
= 566.002497m
o. Menghitung Jumlah Tube Yang Dibutuhkan

NT = TOTAL EFFECTIVE LENGTH / EXPOSE TUBE

Expose tube = 36ft

NT = 51.58232147buah

p. Menghitung Jumlah Tube Per Pass

Jumlah Tube Per Pass = Jumlah Tube Yang Dibutuhkan/ Jumlah Pass

= 25.79116073 buah
≈ 26 buah
q. Tube Center To Center

Panjang Center To Center(L) = 2 × IPS

IPS = 4inch

= 0.333332ft

L = 8inch

= 0.6666664ft

r. Menghitung Tube Circle Diameter (TCD)

Tube spacing × jumlah tube


TCD=
π
TCD = 10.9460648 ft

L/D = 3.288853178

s. Perhitungan Burner

1) Menghitung Jumlah Burner Yang Dibutuhkan

Heat Release Per Burner = 10 MMBtu/jam

= 10000000Btu/jam

= 28000039.54Btu/jam
Qf
Jumlahburner=
heat release per burner

= 4.40252194buah
≈ 5 buah
2) Menghitung Flame Length dan % Tube Coverage

Flame length = heat release per burner × 2

= 20ft (no max)

Max Flame length = Exposure tube/2

= 18ft

%Tube Coverage = Flame length/tube length ×100%

= 55.5556%

3) Menghitung Jarak Burner Dengan Tube

Vertical to centerline roof tubes or refractory (A) 7.3m 24.09ft

horizontal to centerline wall tubes from burner centerline (B) 1.3m 4.29ft

horizontal from centerline of burner to unshielded refractory (C) 1.1m 3.63ft

between opposing burner (horizontal firing) (D) 9.8m 32.34ft


horizontal distance to centerline of wall tubes from burner
1.95m 6.435ft
centerline
4) Menghitung Jarak Antar Burner

Untuk Burner yang berseberangan/Crossing Burner Centerline

Spacing(CBCS)

Natural draft = 3.5

CBCS = TCD – (2 × burner tube spacing)

= 3.946064799ft

Untuk Burner yang berdampingan/Side Burner Centerline Spacing(SBCS)

2
CBCS
SBCS= 2
√(
2 )
SBCS = 2.790289179ft
4. Perhitungan Seksi Konveksi

a. Menentukan Furnace Stack Temperature

%Duty Stack = 25%

BWT = 1520

T Stack = 840

b. Log Mean Temperature Difference (LMTD)

LMTD = 603.2960226oF

c. Temperature Film Gas (Tf)

Tf = 0.5(Tinlet + Toutlet + LMTD)

= 848.4480113oF
d. Menghitung Flue Gas Rate

Flue Gas Rate = Fuel Gas Yang Digunakan × % Excess Air

Fuel gas = 1907.596662lb/jam


Flue gas = 41814.51882lb/jam

= 11.61514412lb/detik

Langkah 1 : Menghitung flue gas flow

fg mass flow
Flue gas linear flow =
density

Asumsi

CO2 13%
H20 11%
Komposisi Flue Gas
N2 76%
T stack 840oF
Density 0.8639 0.053916284
Flue gas linear flow = 215.4292423ft3/detik

Langkah 2 : Menghitung Area Aliran Flue Gas

flue gas linear flow


Area=
fps

Fps = 25ft/s

Area = 8.617169693ft2

Diameter = 3.313198792ft

Langkah 3

fg mass flow
Flue gas mass velocity=
area

Flue gas mass velocity = 1.347907089lb/ft2.s-1

Flue gas mass = 11.61514412 lb/s

e. Overall Heat Transfer Coefficient (Uc)

Uc = (a + bG + cG2) (4.5/OD)0.25

G = flue gas flowrate

OD = outside tube diameter


Dimana :

a = 2.462 – 0.759z2

= 1.915623203

b = 0.7655 + 21.373z – 9.6625z2


=
11.94369318

c = 9.7398 – 30.809z + 14.333z2

= -6.082223668

z = Tf/1000, average outside film temperature (0.90107)

= 0.848448011

Uc = 6.964102418

Q convection
Aconvection =
U c × LMTD

Qconvection = 8750012.355Btu/jam

Area konveksi = 2082.634482ft2

NT
A convection
¿
OD surface × panjang tube

Panjang tube = 36ft

NT = 49.10947buah

≈ 49 buah
5. Perhitungan Diameter Stack

a. Menentukan Nilai Draft

Draft per Foot of Height = 0.008 in H2O/ft

b. Menentukan Velocity Head

Velocity Head = 0.003 × (fg mass vel)2 × fg specific volume

Fg mass vel2 = 1.816853521lb2/ft4.s-2

Fg specific vol = 18.54727244ft3/lb

Velocity Head = 0.101093032inH2O


c. Menentukan Velocity Head Loss

Velocity Head Nilai

Bare Tubes 0.020218606

Finned Tubes 0.101093032

Damper 0.151639548

Stack Entrance 0.050546516

Stack Exit 0.101093032

Stack Friction 0.121311638

Bridgewall 0.151639548

Total 0.697541919 inH2O

d. Menentukan Tinggi Stack

Tinggi Stack = Total Velocity Head Loss/Velocity Head

= 87.19273983ft
= 26.15782195m

Perbandingan Desain dan Perhitungan


Desai Perhitung
Data n an
25.16
Total Duty per heater (MM Btu/hr) 7 30
1200
Radiant Flux (BTU/h.ft2) 0 12000
Pass 2 2
Tube Spacing (ft) 0.83 0.69
Jumlah Tube 36 52
Jumlah Burner 4 5
Radiant Conv
Heating Section Desai Desai
n Perhitungan n Perhitungan
16.51
Heat Absorption (MM Btu/hr) 1 26.25 8.656 8.75

III. KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan crude baru dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perlu adanya modifikasi jumlah tube pada bagian sesi radiasi yang pada
desain 36 buah untuk dijadikan 52 buah.
2. Perlu adanya modifikasi pada jumlah burner pada desain 4 buah untuk
dijadikan 5 buah

Anda mungkin juga menyukai