Anda di halaman 1dari 36

BAB V

SARANA PENUNJANG

Sarana penunjang (utilitas) adalah sebuah bagian yang memiliki peranan penting
dalam kegiatan operasional sebuah pabrik. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang
baik dalam merancang pemenuhan kebutuhan sarana penunjang pabrik Fatty Alcohol ini.
Dalam hal ini unit utilitas dalam pabrik Fatty Alcohol dibagi menjadi beberapa unit, yaitu:
1. Unit penyediaan air.
2. Unit penyediaan listrik.
3. Unit penyediaan bahan bakar.

V.1 Unit Penyediaan Air


Kebutuhan air pada pabrik ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :
a) Penyediaan air untuk steam
b) Penyediaan air untuk media pendingin
c) Penyediaan air untuk domestic

V.1.1 Penyediaan Air Untuk Steam


V.1.1.1 Kebutuhan Pemanas (Steam)
Air umpan boiler terlebih dahulu diolah melalui unit pengolahan air (water
treatment) untuk memenuhi syarat sebagai air ketel, sehingga pembentukan kerak dan
korosi pada boiler dapat dihindari. Air umpan boiler mempunyai syarat sebagai berikut :
Tabel V.1 Persyaratan Umpan Air Boiler
No Deskripsi Spesifikasi
1. Total padatan (Total dissolved solid) 3.500 ppm
2. Alkalinitas 700 ppm
3. Padatan terlarut 300 ppm
4. Silika 60-100 ppm
5. Besi 0,1 mg/lt
6. Tembaga 0,5 mg/lt
7. Oksigen 0,007 mg/lt
8. Kesadahan 0
9. Kekeruhan 175 ppm
10. Minyak 7 ppm
11. Residu fosfat 140 ppm
Sumber : (Tabel 9-53 Perry’s 6 ed, hal. 9-76)
th

V-1
BAB V Sarana Penunjang V-2

Bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan steam dari proses pemanasan air
di dalam sebuah boiler adalah biodiesel. Air yang digunakan sebagai umpan boiler dan
proses, harus melewati tahap proses demineralisasi yaitu penghilangan mineral – mineral
yang tidak dikehendaki, yaitu berupa ion positif (Ca2+, Mg2+ ) dan ion – ion negatif (Cl,
SO42-, PO43-). Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan suhu 400 °C dan
tekanan 3,800 kPa. Kebutuhan steam untuk peralatan pabrik adalah sebagai berikut :
Tabel V.2 Kebutuhan Steam
Kebutuhan steam
No Nama Alat
(Kg/jam)
1. Reaktor 01 1.447,22
2. Heater 01 (E-01) 5.512,33
3. Heater 02 (E-02) 7.877,04
4. Heater 03 (E-03) 9.252,34
5. Heater 04 (E-05) 3.325,35
6. Heater 06 (E-20) 4.108,97
7. Reboiler D-01 396,41
8. Reboiler D-02 224,59
9. Reboiler D-03 2.754,73
Total 34.898,98

Dengan memperhitungkan faktor keamanan dan kehilangan panas pada masing-


masing alat maka setiap steam yang dialirkan ke unit proses dilebihkan 10 %, sehingga:
Total kebutuhan steam = 1.1  34.898,98 kg/jam
= 38.388,88 kg/jam

V.1.1.2 Boiler
Fungsi : Menghasilkan saturated steam yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan steam pada alat proses.
Jenis : Water Tube karena laju alirnya > 20.000 lb/jam)
Jumlah : 1 unit

 Menentukan Brake Horse Power (BHP)


m s  h v  h f 
BHP =
 34,5 lb/jam 
Cf  
 Hp 
Dimana :
ms = Massa steam = 38.388,88 kg/jam = 84.647,47 lb/jam

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-3

hv = Entalpi saturated vapor pada suhu 450oC (Btu/lb)


= 3.325,2500 kJ/kg = 1.429,3297 Btu/lb
hf = Entalpi steam pada suhu 30oC (Btu/lb)
= 54,0000 Btu/lb
maka :
𝑙𝑏
84.647,47
𝑗𝑎𝑚
𝑥 (1.429,3297−54,0000 )𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏
BHP = 𝐵𝑡𝑢
970,3 𝑥 34,5 (𝑗𝑎𝑚)/𝐻𝑃

= 3.477,73 Hp
 Menentukan Heating Surface Boiler
Diketahui :
Heating surface boiler tiap Hp = 10 ft2 (Severn, hal.140)
Maka :
2
Heating surface boiler yang dipakai = 3.477,73 Hp  10 ft
Hp
= 34.777,29 ft2

 Menentukan kebutuhan air untuk menghasilkan saturated steam


m s  h v  h f 
Jumlah air yang dibutuhkan =
Cf
Dimana :
ms = Massa steam
= 38.388,88 kg/jam = 84.647,47 lb/jam
hv = Entalpi saturated vapor pada suhu 450oC (Btu/lb)
= 3.325,2500 kJ/kg = 1.429,3297 Btu/lb
hf = Entalpi steam pada suhu 30oC (Btu/lb)
= 54,0000 Btu/lb
maka :
𝑙𝑏
84.647,47 𝑗𝑎𝑚 𝑥 (1.429,3297−54,0000)𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏
Jumlah air yang dibutuhkan =
970,3
= 119.981,64 lb/jam
= 54.422,27 kg/jam
kg
ρ air pada T = 30 °C = 1.023 3
m

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-4

kg
Jumlah air yang dibutuhkan = 54.422,27 kg/jam / 1.023
m3
= 53,30 m3/jam

 Menentukan kebutuhan air untuk make up boiler


Diasumsikan jumlah air untuk blow down dan jumlah air yang hilang sebesar 10 %,
maka jumlah air yang harus diumpankan sebagai make up boiler adalah :
Jumlah air sebagai make up boiler = 10%  massa air
= 10%  54.422,27 kg/jam
= 5.442,25 kg/jam
Air umpan masuk boiler pada temperatur 30°C.
kg
ρ air pada T = 30 °C = 1.023
m3
kg
Volume air yang dibutuhkan = 5.442,25 kg/jam / 1.023
m3
= 53,20 m3/jam

 Menentukan kebutuhan bahan bakar untuk membuat saturated steam


Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar yang digunakan adalah biodiesel
dengan Heating value (Hv) = 17280 Btu/lb dan effesiensi pembakaran, η = 80% maka;
Jumlah bahan bakar yang digunakan adalah =
- Untuk saturated steam, h = hv

msteam  (h  h f )
mbiodiesel 
E  Hv
Maka jumlah biodiesel yang dibutuhkan adalah =
𝑙𝑏
84.647,47 𝑗𝑎𝑚 𝑥 (1.429,3297−54,0000 )𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏
=
0,8 𝑥 17.280 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏
= 8.421,45 lb/jam
= 3.819,89 kg/jam

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-5

V.1.2 Penentuan Kebutuhan Media Pendingin


Air yang memiliki kemampuan perpindahan panas yang cukup baik dan dengan
keberadaannya yang mudah didapat sehingga cukup efisien dan memiliki nilai ekonomis
yang murah membuat air banyak digunakan sebagai media pendingin. Air pendingin ini
digunakan sebagai media pendingin pada reaktor, cooler dan kondensor. Air pendingin
yang digunakan memiliki suhu 30oC. Sehingga untuk keperluan penyediaan air pendingin
digunakan menara pendingin (cooling tower) yang berfungsi mendinginkan kembali air
hingga suhu 30oC dari air yang telah digunakan dari proses produksi.
 Menentukan Kebutuhan Air pendingin
Data :
Temperatur awal = 30 °C = 86 °F
Temperatur akhir = 50 °C = 122 °F

Tabel V.3 Kebutuhan Air Pendingin


Kebutuhan
No Nama Alat
(Kg/jam)
1. Reaktor 2 200,5289
2. Reaktor 3 117,7300
3. Cooler 1 67,6905
4. Cooler 2 81,0248
5. Cooler 3 127,8228
6. Cooler 4 121,8397
7. Cooler 5 111,3600
8. Cooler 6 30,9060
9. Cooler 7 338,9472
10 Cooler 8 7,1775
11. Cooler 9 992,4881
12. Cooler 10 132,0203
13. Cooler 11 605,5553
14. Cooler 12 19,1072
15. Condensor Subcooler 01 400,5773
16. Condensor Subcooler 02 713,3283
17. Condensor D-01 17,3946
18. Condensor D-02 100,1127
19. Condensor D-03 956,2786
Total 5.141,8899

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-6

Dengan memperhitungkan faktor keamanan sebesar 10%, maka :


Total kebutuhan air pendingin = 1,1  5.141,8899 kg/jam
= 5.656,0789 kg/jam

 Perancangan Menara Pendingin (Cooling Tower)


Fungsi : Mendinginkan kembali air yang telah digunakan sebagai fluida pendingin
pada alat – alat pendingin.
Jenis : Induced Draft Cooling Tower (Perry’s,hal 12–15)
Pola aliran : Counter current (Perry’s,hal 12–15)

Data air di menara pendingin :


 Laju alir massa bahan masuk = 5.656,0789 kg/jam = 12.469,5847 lb/jam
  bahan (T = 50 °C) = 1.007 kg/m3
 Tair masuk (T1) = 50 °C = 122 °F
 Tair keluar (T2) = 30 °C = 86 °F
 T reference = 25 °C = 77 °F
 Laju alir volumetrik air yang masuk menara pendingin (Wc)
Laju alir massa bahan masuk
Laju alir (Wc) =
ρ
5.656,0789 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
=
1.007𝑘𝑔/m3
= 5,6168 m3/jam
= 29,7293 gpm
 Perhitungan Cooling Range
Cooling range = T1 – T2
= 122 °F – 86 °F
= 36 °F
 Perhitungan Approach Temperature
Approach Temperature adalah selisih antara temperatur keluar dengan
temperatur bola basah. Dari Psychometric Chart (Treybal, figur 7.5 (b), hal 232)
dan dengan diketahui temperatur udara rata – rata sekitar pabrik sebesar 30 °C (86
°F) dan kelembaban relatif sebesar 60%, maka dapat diperoleh :
Temperatur bola basah (Tw) = 23,89 °C = 75 °F

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-7

Sehingga :
Cooling range = T2 – T1 = 36 °F
Temperatur Approach = T2 – Tw
= 30 - 23.89
= 6.11 °C
 Penentuan Tinggi Menara Cooling Tower
Untuk approach temperature sebesar 4,4 - 8 °C, dari Perry’s hal 12–15
diperoleh :
Tinggi menara = 7,6 - 9,1 m
Dipilih :
Tinggi menara = 8m
 Perhitungan Luas Menara Cooling Tower (A)
Dari figur 12–14, Perry’s, hal 12-16; pada temperatur air panas (T1) = 122
°F, temperatur air dingin (T2) = 86 °F dan dengan temperatur bola basah (Tw) = 75
°F, maka diperoleh :
Kandungan air = 2,3 gallon/menit. ft2
Wc
Luas menara =
Kandungan Air
24,7293
=
2,3
= 10,7519 ft2
Diperkirakan efisiensi menara adalah 90%, maka :
Luas Menara
Luas menara sesungguhnya =
Effisiensi
= 11,9465 ft2
= 1,1099 m2
 Menghitung Daya Fan
Dari figur.12–15, Perry’s, hal 12-17; untuk effisiensi kerja cooling tower = 90%,
maka diperoleh :
Daya fan = 0,03 Hp/ft2
Daya fan sesungguhnya = Daya fan  Luas menara sesungguhnya
Hp
= 0,03  11,9465 ft2
ft 2

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-8

= 0,3584 Hp
Dipakai daya fan yang ada di pasaran sebesar = 0,5 Hp
 Menghitung Jumlah Air Make Up (Wm)
Wm = We + Wb + Wd (Perry’s, pers. 12 – 9)
Dimana :
Wm = Jumlah make up water (lb/jam)
We = Jumlah air yang teruapkan (gpm)
Wb = Jumlah air yang dibuang untuk mengurangi konsentrasi padatan dalam air
(blow down) gpm
Wd = Jumlah air yang terbawa dalam aliran uap yang keluar dari cooling tower
(drift loss), gpm
 Menghitung jumlah air yang menguap (We)
We = 0,00085  Wc  (Tmasuk – Tkeluar)
(Sumber : Pers. 12-10, Perry’s, hal 12-17)
We = 0,00085  24,7193  (122 - 86)
= 0,7567 gpm
 Menghitung jumlah air yang terbawa blow down (Wb)
We
Wb = (Pers.12-12, Perry’s, hal 12-17)
Siklus  1
Diketahui :
Jumlah siklus berkisar antara 3 – 5 siklus. (Sumber : Perry’s, hal 12-17)
Diambil :
Siklus = 4, sehingga :
0,7567
Wb =
4−1
= 0,2522 gpm
 Menghitung drift loss (Wd)
Wd = (0,1 – 0,2 %)  Wc (Perry’s, pers 12-16)
Diambil :
Wd = 0,1 %  Wc
= 0,1 %  24,7193
= 0,0247 gpm

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-9

Jadi, jumlah make up water adalah :


Wm = We + Wb + Wd
= 0,7567 + 0,2522 + 0,0274
= 1,0337 gpm
= 0,2348m3/jam
= 236,4241 kg/jam = 521,2286 lb/jam

V.1.3 Penyediaan Air Domestik


Menurut standar WHO, kebutuhan air untuk 1 orang adalah 100 - 200 lt/hari.
Jumlah karyawan adalah 150 orang. Maka kebutuhan air domestik adalah :
Untuk kebutuhan karyawan = 152 orang  150 lt/hari  1 orang
= 7,600 lt/hari
Untuk laboratorium, hydrant, dan lain-lain diperkirakan sebesar 20 lt/jam = 480
lt/hari. Maka,
Total kebutuhan air domestik = 7,600 + 480
= 8.080 lt/hari
= 0,3367 m3/jam
kg
ρ air pada T = 30 °C = 1.023 , maka :
m3
Total berat air domestik = Total kebutuhan air domestik  ρair
= 0,3367 m3/jam  1,023 kg/m3
= 344,4100 kg/jam
Dengan memperhitungkan faktor keamanan sebesar 10%, maka :
Total kebutuhan air domestik = 1,1  Total berat air domestik
= 1,1  344,4100 kg/jam
= 378,8510 kg/jam

Dalam pabrik, kebutuhan air domestik diambil dari air sungai yang kemudian diolah lebih
lanjut.

V.1.4 Unit Pengolahan Air


Air yang digunakan adalah air sungai yang masih banyak mengandung kotoran-
kotoran, mineral-mineral, pasir, dan ion-ion yang dapat merusak peralatan dan

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-10

menyebabkan reaksi antara reaktan-reaktan yang terdapat dalam proses bila air tersebut
langsung digunakan tanpa diolah terlebih dahulu. Air untuk keperluan domestik diperoleh
dari air sungai yang telah disaring kasar dan dibuat bertekanan tinggi dengan memasang
pompa pada reservoir. Untuk memenuhi kebutuhan air lainnya, air yang berasal dari
sumber air (sungai) diolah melalui beberapa tahap pengolahan air, yaitu : Untuk
memenuhi kebutuhan air lainnya, air yang berasal dari sumber air (sungai) diolah melalui
beberapa tahapan pengolahan, yaitu :
 Penyaringan kasar untuk menyaring kotoran besar seperti sampah, dll
 Koagulasi dan Flokulasi dengan alum dan Ca(OH)2
 Sedimentasi untuk mengendapkan kotoran-kotoran kasar maupun halus
 Filtrasi dengan sand filter
 Penyaluran ke aliran untuk proses, cooling tower dan unit demineralisasi
dengan menggunakan resin penukar ion.

V.1.4.1 Kebutuhan Air Keseluruhan


Tabel V.4 Kebutuhan Air Total
No Jenis Start Up (Kg/jam) Kontinyu (Kg/jam)
1 Boiler 54.422,4714 -
2 Make Up Boiler - 5.442,2471
3 Air Pendingin (30 °C ) 5.656,0789 -
4 Make Up Cooling Tower - 236,4241
5 Air Domestik 378,8510 378,8510
6 Air Proses 6.600,1207 6.600,1207
Total 67.057,5220 12.657,6429
kg
ρ air pada T = 30 °C = 1023
m3
Jumlah air yang harus disediakan pada saat operasi kontinyu adalah :
Laju alir massa air
Jumlah air =
ρ air
12.657,6249
=
1.023
= 12,3731 m3/jam
Dengan memperhitungkan faktor keamanan sebesar 10%, maka jumlah kebutuhan air yang
harus tersedia :

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-11

Jumlah air = 1,1  Jumlah air pada saat kontinyu


= 1,1  12,3731 m3/jam
= 13,6104 m3/jam
Dengan konversi sebesar 95% pada masing-masing bak presedimentasi, bak koagulasi, bak
sedimentasi dan bak filtrasi, maka jumlah air sungai yang diolah adalah :
= 13,6104 m3/jam / (0,95)^4
= 16,7100 m3/jam
Berikut ini diagram pengolahan air sungai :

Gambar V.1 Diagram Pengolahan Air Sungai

V.1.4.2 Spesifikasi Unit Pengolahan Air


1. Screen
Fungsi : Untuk menyaring kotoran-kotoran yang besar seperti sampah, ranting
pohon, plastik, dll.
Ukuran screen :3x3m
Ukuran lubang : 1 x 1 cm
Bahan Konstruksi : Besi tulang

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-12

2. Reservoir
Fungsi : Untuk menampung air sungai yang keluar dari penyaringan
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 12 jam
Diasumsikan partikel-partikel pengotor yang tertinggal 10% dari volume total tiap bak
Volume air yang harus ditampung adalah = 200,5195 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 200,5195 m3 x 1.2
= 240,6235 m3
Dimensi bak reservoir, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
240,6235 m3 = 6 × T3
T = 240,6235 m3 / 6)1/3
= 3,4229 m
P = 3 × 3,4229 m
= 10,2687 m
L = 2 × 3,4229 m
= 6,8458 m
3. Bak Pre Sedimentasi
Fungsi : Untuk mengendapkan kotoran-kotoran dalam air sungai yang lolos
screen
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 2 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 33,4199 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 33,4199 m3 x 1.2
= 40,1039 m3
Dimensi bak pre sedimentasi, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
40,1039 m3 = 6 × T3
T = (40,1039 m3 / 6)1/3
= 1,8837 m
P = 3 × 1,8837 m

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-13

= 5,6511 m
L = 2 × 1,8837 m
= 3,7674 m
4. Bak Koagulasi dan Flokulasi
Fungsi : Untuk mengikat partikel-partikel padat yang ada dalam air sungai
setelah proses pre sedimentasi dengan penambahan koagulan
Al2(SO4)3
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Waktu tinggal : 20 menit – 1 jam (Powel, Water Conditioning For Industry),
diambil : 40 menit
Volume air yang harus ditampung adalah = 10,5830 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 10,5830 m3 x 1.2
= 12,6996 m3
Dimensi bak koagulasi dan flokulasi, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
12,6996 m3 = 6 × T3
T = 12,6996 m3 / 6)1/3
= 1,2839 m
P = 3 × 1,2839 m
= 3,8518 m
L = 2 × 1,2839 m
= 2,5679 m
Kebutuhan alum
Kadar alum : 50 – 75 mg/liter
Diambil : 60 mg/liter
Jumlah air yang diolah : 15.874,4642 liter/jam
15.874,4642 liter 1 kg 60 mg
Kebutuhan alum = x x
jam 1.000.000 mg liter
= 0,9525 kg/jam
= 22,8532 kg/hari

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-14

5. Bak sedimentasi
Fungsi : Untuk tempat mengendapkan kotoran yang lebih halus lagi
partikelnya
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Waktu tinggal : 2 – 6 jam (Powel, Water Conditioning For Industry), Diambil
: 4 jam
Volume air yang harus ditampung bak dengan faktor keamanan 20% adalah
= 60,3230 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 60,3230 m3 x 1,2
= 72,3876 m3
Bila dibuat bak sedimentasi sebanyak 1 buah, maka volume bak = 72,3876 m3
V =P×L×T
Kedalaman (T) = 10 – 20 ft (Powel, Water Conditioning For Industry)
Diambil T = 10 ft = 3 m
P/L = 1 – 2,5 (Powel, Water Conditioning For Industry)
Diambil P/L =2
Maka :
72,3876 m3
A = V/T =
3m
= 24,1292 m2
A = P x L = 2L2 = 24,1292 m2
L = 3,4734 m
24,1292 m2
P =
2,4976m
= 6,9468 m
T = 3,0000 m
6. Tangki Filtrasi
Fungsi : Untuk menghilangkan material tersuspensi di dalam air baku
Media : Pasir dengan ukuran 25 – 30 mesh, 6- 10 mesh dan kerikil ukuran
1/4 samai 1/8 mesh
Bentuk : Tangki silinder tegak
Bahan Konstruksi : Carbon Steel

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-15

Laju alir volumetrik air sungai yang akan disaring adalah :


= 14,3267 m3/jam
14,3267 m3 264,2 gal 1 jam
= x x
jam m3 60 menit
= 63,0853 gpm
Kecepatan filtrasi = 15 – 30 gpm/ft2 (Powel, Water Conditioning For Industry)
Diambil = 20 gpm/ft2
Luas penampang tangki penyaring :
63,0853 gpm
=
20 gpm
= 3,1543 ft2
Diameter permukaan tangki :
D = (4 A/ π)1/2
= (4 x 3,1543 / 3,14)1/2
= 2,0091 m
Media = Pasir dan krikil
Tinggi tumpukan pasir = (12 – 20) inci, diambil : 15 inci
Tinggi tumpukan kerikil = (20 – 40) inci, diambil : 30 inci
Tinggi total filter = 15 + 30 inci
= 45 inci
= 45 inci x 0,0254
= 1,1430 m
Tinggi bak filtrasi dengan faktor keamanan 40 % = 1,4 x 1,1430 m
= 1,6002 m
7. Bak Penampung Air Bersih
Fungsi : Untuk menampung air bersih setelah filtrasi
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 1 jam
Volume air yang harus ditampung adalah
= 13,6104 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-16

= 13,6104 x 1,2 m3
= 16,3324 m3
Dimensi bak pre sedimentasi, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
16,3324 m3 = 6 × T3
T = (16,3324 m3 / 6)1/3
= 1,3963 m
P = 3 × 1,3963 m
= 4,1888 m
L = 2 × 1,3963 m
= 2,7925 m
8. Tangki Demineralisasi dengan Ion Exchanger
Fungsi : Untuk menukar ion-ion yang tidak diinginkan yang terdapat dalam
air dengan ion-ion H+ dan OH- dari suatu bahan yang menjadi
sumber-sumber ion H+ dan OH- aktif.
Media : Resin Sintetis
Bentuk : Tangki silinder tegak
Tipe Resin : Mixed cation and strong base anion (chemical equivalent mixture)
Air yang diproses : Make up boiler dan make up cooling tower
Dari tabel 16-9, Perry halaman 16-66 diperoleh :
Kecepatan air maksimum : 5 m/jam
Tinggi bed minimum : 1,2 m
Digunakan tinggi bed sebesar : 2 m
Laju alir volumetrik air yang didemineralisasi adalah = 17.921,2636 m3/jam
Luas penampang tangki :
17.094,2914 m3/jam
=
10 m/jam
= 1,6710 m2
Volume resin untuk satu bed adalah :
= A x tinggi bed
= 1,6710 m2 x 2 m
= 3,3420 m3
Waktu tinggal air dalam tangki resin = 15 menit

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-17

Volume total tangki adalah :


= Vresin + ( 17.094,2914 m3/jam x (15/60) jam)
= 7,5195 m3
Tinggi tangki seluruhnya adalah :
= volume tangki / luas penampang
= 7,5195 m3 / 1,6710 m2
= 4,5000 m
Diameter permukaan tangki :
D = (4 A/ π)1/2
= (4 x 1,6710 / 3,14)1/2
= 1,0643 m
9. Bak Umpan Boiler
Fungsi : Menampung air untuk feed boiler
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 1 jam
Volume air yang harus ditampung adalah sama dengan volume air untuk pembuatan steam
= 53,1989 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 53,1989 m3 x 1,2
= 63,8387 m3
Dimensi bak umpan boiler, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
63,8387 m3 = 6 × T3
T = (63,8387 m3 / 6)1/3
= 2,1994 m
P = 3 × 2,1994 m
= 6,5983 m
L = 2 × 2,1994 m
= 4,3989 m
10. Bak Umpan Air Pendingin
Fungsi : Menampung air yang akan digunakan di alat pendingin
Bentuk : Empat Persegi Panjang

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-18

Bahan Konstruksi : Beton


Lama Penyimpanan : 1 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 5,5289 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 5,5289 m3 x 1,2
= 6,6347 m3
Dimensi bak umpan air pendingin, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
6,6347 m3 = 6 × T3
T = (6,6347 m3 / 6)1/3
= 1,0341 m
P = 3 × 1,0341 m
= 3,1023 m
L = 2 × 1,0341 m
= 2,0682 m
11. Bak Penampung Air Pendingin
Fungsi : Menampung air pendingin yang keluar dari alat pendingin
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 1 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 5,5289 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 5,5289 m3 x 1,2
= 6,6347 m3
Dimensi bak umpan air pendingin, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
6,6347 m3 = 6 × T3
T = (6,6347 m3 / 6)1/3
= 1,0341 m
P = 3 × 1,0341 m
= 3,1023 m
L = 2 × 1,0341 m
= 2,0682 m
12. Bak Penampung Limbah
Fungsi : Menampung wax ester & fatty acid sisa dari keluaran bawah D-03

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-19

Bentuk : Empat Persegi Panjang


Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 12 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 69,8784 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 69,8784 m3 x 1,2
= 83,8541 m3
Dimensi bak penampung air pendingin, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
83,8541 m3 = 6 × T3
T = (83,8541 m3 / 6)1/3
= 2,4087 m
P = 3 × 2,4087 m
= 7,2262 m
L = 2 × 2,4087 m
= 4,8175 m
13. Bak Air Proses
Fungsi : Menampung air proses
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 11 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 6,4517 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 6,4517 m3 x 1,2
= 7,7421 m3
Dimensi bak penampung air pendingin, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
7,7421 m3 = 6 × T3
T = (7,7421 m3 / 6)1/3
= 1,0887 m
P = 3 × 1,0887 m
= 3,2661 m
L = 2 × 1,0887 m
= 2,1774 m
Ukuran bak : (3,2661 × 2,1774 × 1,0887) m

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-20

14. Bak Penampung Air Domestik


Fungsi : Menampung Air Domestik
Bentuk : Empat Persegi Panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Lama Penyimpanan : 24 jam
Volume air yang harus ditampung adalah = 8,8880 m3
Volume bak dengan faktor keamanan 20% adalah = 8,8880 m3 x 1,2
= 10,6656 m3
Dimensi bak penampung air pendingin, P : L : T = 3 : 2 : 1, maka :
V =3×T×2×T×T
10,6656 m3 = 6 × T3
T = (10,6656 m3 / 6)1/3
= 1,2114 m
P = 3 × 1,2114 m
= 3,6341 m
L = 2 × 1,2114 m
= 2,42275 m
15. Pompa Air Utilitas (PU-01)
Fungsi : Memompa air dari badan sungai ke reservoir
Jenis : Pompa sentrifugal
Data :
kg lb
Densitas () = 1.023 = 63.8637
m3 ft 3
Viskositas () = 0,8177 cp = 0,0006 lb/ft. dt
kg lb
Laju alir massa bahan (G) = 17.094,2914 = 37.686,4167
jam jam
A. Menentukan Dimensi Pipa
 Laju Alir Volumetrik (Qf)
Laju alir massa
Qf =
ρ

ft 3
= 16,7100 m3/jam = 0,1639
detik
 Diameter Optimum (IDoptimum)

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-21

Asumsi :
Jenis aliran dalam pipa adalah turbulen (Re > 2.100), maka :
IDoptimum = 3,9  Qf 0,45  0,13
(Sumber : Pers. (15), Peters, hal 496)
IDoptimum = 3,9  Qf 0,45  0,13
= 3,9  0,1639,45  63.86370,13
= 2,9671 inch
Jadi, Spesifikasi pipa yang digunakan adalah :
(Tabel 11, Kern, hal 844)
Bahan : Stainless steel
Ukuran nominal : 3,00 inch
Schedule number : 40
OD : 3,5000 inch
ID : 2,9920 inch = 0,2493 ft
Flow area per pipe (A) : 0,0488 ft2
B. Menentukan Kecepatan Linier Fluida (v)
Qf
v =
A
Dimana :
v = Kecepatan linier fluida (ft/dt)
Qf = Laju alir volumetrik (ft3/dt)
A = Flow area per pipe (ft2)
v = 3,3589 ft/dt
C. Menentukan Faktor Friksi (f)
 Bilangan Reynold (Re)
ρ  v  ID
Re =
μ
Re = 97.179,3227 (turbulen)
Dari Figur 126, Brown, hal 141, untuk pipa dengan tipe commercial steel (
= 0,00015) dan ID = 2,9920 inch diperoleh :
Relative roughness (/D) = 0,00059

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-22

Berdasarkan Figur 125 Brown, hal 140, untuk Re = 97.179,3227 dan


Relative roughness (/D) = 0,00055, diperoleh :
Faktor friksi (f) = 0,0380
D. Menentukan Sistem Perpipaan
Diperkirakan pipa yang digunakan mempunyai :
Panjang pipa lurus = 10 meter = 32,8084 ft
Standar elbow 90° = 4 buah
Globe valve = 1 buah
Dari Figur 127 Brown, hal 141 diperoleh :
Panjang ekivalen (Le) elbow = 9 ft
Panjang ekivalen (Le) Globe valve = 90 ft
Panjang total pipa = L + Σ Le
= 158,8084 ft
E. Menentukan Head Pompa (W)
Head Pompa dihitung berdasarkan Persamaan Bernoulli, yaitu :
ΔP ΔZ  g Δv 2
W = +  F
ρ gc 2  gc
Dimana :
W = Head pompa (ft.lbf/lbm)
∆P/ = Pressure head (ft.lbf/lbm)
∆Z  (g/gc) = Potensial head (ft.lbf/lbm)
∆v2 / 2  gc = Velocity head (ft.lbf/lbm)
F = Friction head (ft.lbf/lbm)
gc = 32,1740 ft.lbm/lbf.dt2
g = 32,1740 ft/dt2

 Friction Head (F)


f L  v 2
F =
2  gc  ID
Dimana :
F = Friction head (ft.lbf/lbm)
f = Faktor friksi

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-23

= 0,0440
L = Panjang total pipa
= 130,8084 ft
v = Kecepatan linier fluida
= 2,7857 ft/dt
ID = Diameter dalam pipa
= 0,2803 ft
gc = 32,1740 lbm.ft/lbf.dt2
F = 15,4781 ft.lbf/lbm

 Pressure Head
P1 = 1 atm
P2 = 1 atm
∆P = P2 − P1
= (1 – 1) atm
= 0 atm
kgf 2,2lbf 10 4 cm 2 1m 2
note : 1atm  1,0332 x x x =
cm 2 1kgf m2 10,76 ft 2
lbf
2.112,5
ft 2
lbf
ft 2
∆P = 0 atm x 2.112,5 = 0 lbf 2
atm ft
ΔP
Pressure head =
ρ

0 lbf
ft 2
= = 0 ft.lbf/lbm
54,9533 lbm 3
ft
 Velocity Head
Δv 2
Velocity head =
2  gc

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-24

=
v 2  v1
2 2

2  gc
= 0,1753 ft.lbf/lbm
W = 29,0500 ft.lbf/lbm
F. Menentukan Daya Pompa (BHP) dan Daya Motor Pompa (DHP)
W  ρ  Qf
Daya fluida (LHP) =
550
Dimana :
W = Head pompa
= 26,8835 ft.lbf/lbm
 = Densitas bahan
lbm
= 63,8637
ft 3
Qf = Laju alir volumetrik
= 73,5718 gpm
LHP = 0,5117 Hp
Dari Figure 14-37 Peters, hal 520 Q = 73,5718 gpm maka diperoleh :
Efisiensi pompa ( η ) = 65 %
Sehingga :
LHP
Daya pompa (BHP) =
η
= 0,7872 Hp
Dari Figur 14-38 Peters, hal 521 untuk BHP = 0,7872 Hp, diproleh
Efisiensi motor ( η motor) = 80%
Maka :
BHP
Daya motor (DHP) =
η motor
= 0,9840Hp
Jadi, untuk memenuhi kebutuhan digunakan daya motor pompa sebesar 1
Hp

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-25

Hasil perhitungan pompa – pompa yang lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel V.5. Spesifikasi Pompa Utilitas
Daya
Kode Fungsi
(HP)
PU-01 Memompa air dari badan sungai ke reservoir 1,0
PU-02 Memompa air dari reservoir ke bak presedimentasi 1,0
PU-03 Memompa air dari bak presedimentasi ke bak koagulasi 1,0
PU-04 Memompa air dari bak koagulasi ke bak sedimentasi 1,0
PU-05 Memompa air dari bak sedimentasi ke bak filtrasi 1,0
PU-06 Memompa air dari bak filtrasi ke bak penampungan air bersih 1,0
PU-07 Memompa air dari bak penampungan air bersih ke ion exchanger 1,5
PU-08 Memompa air dari ion exchanger ke tangki umpan boiler 0,5
PU-09 Memompa air dari ion exchanger ke bak penampung air pendingin 0,5
PU-10 Memompa air dari tangki umpan boiler ke boiler 0,5
PU-11 Memompa air dari bak umpan air pendingin ke unit proses 0,5
PU-12 Memompa air dari bak penampung air pendingin ke cooling tower 1,0
PU-13 Memompa air dari bak penampungan air bersih ke bak air proses 1,0
PU-14 Memompa air dari bak penampungan air bersih ke bak air domestik 0.5
Total 12,0
V.2 Penyediaan Tenaga Listrik
Secara garis besar, kebutuhan listrik dalam pabrik dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Listrik untuk penggerak motor
2. Listrik untuk peralatan penunjang
V.2.1 Listrik Untuk Penggerak Motor
V.2.1.1 Peralatan Proses
Beberapa peralatan proses menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak motor.
Daya yang dibutuhkan masing-masing alat :
Tabel V.6. Daya Peralatan Proses
No Nama Alat Daya (Hp)
1 Pompa dari proses (total) 1.090,0
2 Kompresor 47.000,0
Total 48.090,0

V.2.1.2 Listrik Untuk Peralatan Utilitas

Tabel V.7. Daya Peralatan Utilitas


No Nama Alat Daya (Hp)
1 Pompa 12,0
2 Fan Cooling Tower 0,5
Total 12,5

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-26

V.2.2 Listrik Untuk Peralatan Penunjang

1. Peralatan bengkel
Dalam suatu pabrik diperlukan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan
pabrik. Daya listrik yang dibutuhkan untuk fasilitas ini diperkirakan = 40
kW/hari = 2,350 HP/jam
2. Instrumentasi
Alat – alat instrumentasi yang digunakan berupa alat – alat control dan alat
pendeteksi. Daya listrik yang dibutuhkan diperkirakan sebesar = 10 kW/hari =
0,5588 HP/jam
3. Penerangan lampu jalan, pendingin ruangan dan perkantoran
Alat–alat penerangan yang dibutuhkan untuk pabrik, kantor dan lingkungan
sekitar pabrik. Selain itu dibutuhkan pendingin ruangan untuk kantor dan
laboratorium, perlu diberikan daya listrik untuk mengoperasikan peralatan
laboratorium. Alat–alat tersebut memerlukan daya listrik sebesar = 50 kW/hari =
2,7938 HP/jam
Selain itu peralatan kantor seperti komputer, pengeras suara dan lainnya
membutuhkan tenaga listrik sebesar = 40 kW/hari = 2,235 HP/jam

Tabel V.8. Kebutuhan Listrik Secara Keseluruhan


No Jenis Penggunaan Daya (Hp/jam)
1 Listrik untuk alat proses 48.090,0
2 Listrik untuk utilitas 12,5
3 Listrik untuk peralatan penunjang 7,8226
Total 48.110,3226
Kebutuhan listrik total = 48.110,3226 HP/jam
Diperkirakan kebutuhan listrik tak terduga = 10 %
Total daya listrik yang dibutuhkan = 1,1 × 48.110,3226 HP/jam = 52.921,3549 HP/jam
Maka daya listrik total = 39.463,4543 kW/jam
Persediaan listrik yang berasal dari PLN sebesar = 39.464,4543 kW/jam
Untuk menjamin kontinuitas produksi dan kinerja perusahaan disediakan satu unit
Emergency Diesel Generator (EDG) dengan kapasitas 1000 kW. Generator ini dilengkapi
dengan Uninterrupted Power System (UPS) yang menjalankan generator 7 detik setelah
pemadaman terjadi.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-27

V.3 Penyediaan Bahan Bakar


V.3.1 Menghitung Kebutuhan Biodiesel Untuk Generator

Diket : Heating value biodiesel = 17.280 Btu/lb


Effisiensi generator = 85 %
Terjadi pemadaman listrik selama 1 jam/hari
Generator yang digunakan :1.000 kW
1 BTU/menit = 0,0175 KW
1.000 KW/jam
= x 60 = 3.414.425,95 Btu/jam
0,0175 Kw
Kebutuhan biodiesel untuk generator :
Kebutuhan listrik 3.414.425,95 Btu/jam
Mbiodiesel = = = 232,4636 lb/jam
 x Hv 0,85 x 17.280 Btu/lb

1 kg
= 232,4636 lb/jam × = 105,4455 kg/jam
2,20462 lb

Kebutuhan biodiesel untuk generator apabila diasumsikan terjadi pemadaman listrik


selama 1 jam/hari adalah :
Total mbiodiesel = 105,4455 kg/hari
V.3.2 Kebutuhan Biodiesel Untuk Boiler

Kebutuhan biodiesel untuk boiler = 3.819,8874 kg/jam × 24 jam/hari


= 91.677,2985 kg/hari
V.3.3 Total Bahan Bakar Biodiesel Yang Diperlukan

Bahan bakar biodiesel yang dibutuhkan = untuk generator + untuk boiler

= (105,4455+ 91.677,2985) kg/hari

= 91.782,7440 kg/hari

V.4. Penentuan Ukuran Tangki Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan : Biodiesel

Heating value Biodiesel : 17.280 Btu/lb

Densitas Biodiesel : 870 kg/m3

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-28

Total kebutuhan Biodiesel = 91.782,7440 kg/hari

= 105,4974 m3/hari

= 105.497,4069 L/hari

Adapun spesifikasi tangki bahan bakar solar adalah sebagai berikut:


 Fungsi : menampung bahan bakar biodiesel
 Waktu tinggal : 7 hari
 Bentuk : tangki silinder tegak
 Densitas biodiesel : 870 kg/m3
 Bahan : Carbon Steel SA-285 grade C
 Kapasitas
Kebutuhan Biodiesel x 7
Volume biodiesel =
Densitas Biodiesel
105.497,4069 m3/hari x 7
=
870 kg/m3
= 738,4818 m3
Faktor keamanan tangki 20%
Volume tangki = 738,4818 m3 x 1,2
= 886,1782 m3
Volume tangki berbentuk silinder tegak dengan H/D = 2
Volume tangki = ¼ x π x D2 x H
= ¼ x π x D2 x 2 x D
886,1782 m3 = ¼ x π x 2 x D3
886,1782 m3 1/3
D =( )
1/4 x 3,14 x 2
= 8,2643 m
H =2xD
H = 2 x 8,2643 m
H = 16,5286 m
Tebal Tangki
PxD
= t = +C (Peter, tabel 4, hal 537)
2 x f x E - 1,2 x P
P = 1,1 x 14,7 psi = 16,16 psi

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-29

D = 8,2643 m = 325,3663 in
E = 0,8
f = 13,750
C = 0,125
PxD
t = +C
2 x f x E - 1,2 x P
16,16 psi x 325,3663 in
= + 0,125
2 x 13,750 x 0,8 - 1,2 x 16,16 psi
= 0,3642 in
Digunakan t standard = 0,375 in

V.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


V.5.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara Umum
Dalam perancangan pabrik fatty alcohol salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Setiap perusahaan yang
memperkerjakan tenaga kerja hingga 100 (seratus) orang atau lebih yang memiliki
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi serta
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja wajib menerapkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Secara umum, K3 adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat,
yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Target dari penerapan K3 ini diharapkan dapat
memaksimalkan perlindungan terhadap pekerja dan lingkungan. Maka, dibutuhkan
berbagai kapasitas keahlian, pengetahuan, dan analisis dalam implementasi K3.
Pekerjaan yang memperhatikan peranan keselamatan kerja akan sangat
membantu kelancaran usaha dan menghindari kerugian yang mungkin timbul dalam
proses produksi. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang luas, yaitu
perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia. Perlindungan tersebut bertujuan agar tenaga kerja

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-30

dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari secara aman dan dapat meningkatkan


produktivitas kerja yang dilakukannya.
Manajemen pabrik fatty alcohol yang bertanggung jawab dalam masalah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah bagian K3. Pengelolaan K3 secara
sistematis sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No.
05/Men/1996 tentang sistem manajemen K3. Secara garis besar sistem manajemen K3
pabrik fatty alcohol yang akan didirikan mempunyai 4 fungsi utama :
1. Untuk menetapkan suatu struktur kebijakan, prosedur dan instruksi kerja.
2. Untuk menguraikan organisasi, tanggung jawab dan fungsi-fungsi kerja yang
berkaitan.
3. Untuk memungkinkan efisiensi kontrol operasi dan kegiatan-kegiatan
administratif.
4. Untuk menetapkan suatu dasar audit teknis dan tanggapan manajemen.
Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
operasional dan aktivitas Perusahaan.
2. Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap Kebijakan K3 Perusahaan.
3. Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
hasil-hasil lain yang dicita-citakan.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh pimpinan perusahaan dan dilaksanakan
secara berkala yang secara umum dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk
meninjau penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perusahaan berjalan secara tepat.
Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara
lain :
1. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan /simulasi /pengujian
tanggap darurat).
2. Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
3. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4. Hasil-hasil inspeksi.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-31

5. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.


6. Kinerja K3 kontraktor.
7. Kinerja K3 pemasok.
8. Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan penerapan K3 di tempat kerja.
V.5.2 Landasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Yang menjadi landasan keselamatan kerja adalah :
1. Idiil : Pancasila
2. Struktural : Undang Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2
“ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan “
3. Operasional :
 Ketetapan MPR
 Undang Undang / Peraturan ketenagakerjaan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Undang –undang tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja adalah
UU no.14 tahun 1969. Berikut ini dikemukakan beberapa pasal penting, yaitu :
1. Pasal 3 : “ Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan “
2. Pasal 8 : “ Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia “
3.Pasal 10 : “ Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :
- Norma-norma keselamatan kerja (UU No.1 tahun 1979)
- Norma-norma kesehatan dari hygiene perusahaan (UU No.12 tahun
1948).
- Norma-norma kerja (KUH Perdata, BK.III Bab 71, dll)
- Pemberian ganti rugi, perawatan, dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja (UU No.33 tahun 1947)
Undang – undang yang menyangkut tujuan keselamatan kerja adalah
UndangUndang No.1 tahun 1970 yang isinya adalah :

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-32

- Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan


demi kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta prokdutivitas nasional.
- Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
- Memelihara sumber produksi dan menggunakannya secara aman dan efisien.
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan.
 Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
 Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
 Memperoleh penerangan yang cukup sesuai.
 Memelihara suhu dan kelembaban udara yang baik.
 Memberikan penyegaran udara yang cukup.
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
 Mengamankan dan mempelancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
 Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai hal disekitarnya yang dapat
menimpa dan mengganggu dirinya dalam melaksanakan kerjanya.

Kewajiban dan hak tenaga kerja adalah :


 Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas atau Ahli K3.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-33

 Memakai alat-alat perlindungan diri.


 Mentaati syarat-syarat K-3 yang diwajibkan.
 Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dari alat
perlindungan diri tidak menjamin keselamatannya.
 Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) didasarkan atas
kebijaksanaan pengelolaan K-3 yang diambil oleh pemimpin perusahaan yang
diantaranya adalah:
 Kepemimpinan yang tegas
 Organisasi K-3 di dalam struktur organisasi perusahaan
 Sarana dan prasarana yang memadai
 Integrasi K-3 pada semua fungsi perusahaan
 Dukungan semua karyawan dalam melaksanakan K-3
Sarana pencapaian pengelolaan K-3 adalah meminimalkan kecelakaan yang disertai
adanya produktifitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal.
V.5.3 Bahan Berbahaya dan Pencegahannya
Bahan-bahan berbahaya adalah bahan yang selama pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan penggunaannya dapat mengeluarkan gas, debu, radiasi,
dan bentuk lainnya yang dapat menimbulkan iritasi, radiasi, kebutaan, ledakan, korosi,
keracunan, dan bahaya-bahaya lain yang dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan
kerusakan pada alat.
* Bahan/ alat berbahaya (hazardous) yang harus diperhatikan adalah:
1. Bahan yang bersifat mudah terbakar (flammable) dan dapat meledak (explosive).
2. Bahan yang bersifat racun yang membahayakan kesehatan.
3. Alat-alat bergerak (mekanik) yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
Mengingat sebagian bahan baku yang dipergunakan dan produk yang dihasilkan
bersifat racun, maka tindakan pengamanan yang harus dilakukan adalah :
1. Pemasangan lambang atau symbol yang digunakan sebagai label peringatan
terhadap setiap jenis bahan kimia yang digunakan.
2. Tempat penyimpanan dalam ruangan tertutup dan pengadaan ventilasi.
3. Menyediakan masker, pelindung tubuh, sarung tangan, pelindung kepala (helmet),
safety boots, dan pelindung mata.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-34

4. Penyediaan training sebelum mulai kerja dan membuat prosedur standar operasi
yang harus dipatuhi oleh seluruh operator.
5. Bila tercecer, gunakan kertas absorben untuk menyerapnya.
6. Kertas absorben dan pakaian yang terkontaminasi bahan-bahan beracun tersebut
diisolasi dengan plastic kedap udara.
7. Permukaan (lantai, pakaian, dll) yang terkontaminasi dicuci dengan Ethanol 60 –
70%, kemudian dicuci dengan sabun dan air.
8. Bila terjadi kontak dengan mata, bagi yang memakai lensa kontak, lensa tersebut
harus dilepas, dan mata dibilas dengan air selama 20 – 30 menit, kemudian segera
diperiksa dokter.
9. Bila terkena kulit, siram kulit yang terkena bahan beracun tersebut dengan air,
lalu dicuci dengan sabun. Bila terjadi iritasi segera periksa ke dokter.
Selain tindakan preventif untuk menghadapi bahaya bahan-bahan beracun tersebut
diatas, para operator pabrik juga perlu dilengkapi dengan pelindung telinga (earplug),
untuk melindungi telinga dari suara-suara bising dari peralatan pabrik.
Untuk menghindari adanya kebakaran akibat arus listrik diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Untuk mencegah terjadinya kebakaran, maka disediakan beberapa peralatan
pemadam kebakaran seperti fire box & fire hydrant dalam ruangan, serta unit
pemadam kebakaran.
2. Menggunakan isolasi pada jaringan listrik.
3. Menggunakan alat penangkal petir untuk peralatan tinggi.
4. Pengawasan terhadap kabel terpasang.
5. Pemasangan instalasi listrik tidak menghalangi kerja.
Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh alat produksi, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain :
1. Pemakaian alat proses yang melebihi kapasitas.
2. Mengadakan pemeriksaan dan perawatan alat produksi secara berkala.
3. Memperkerjakan operator-operator terlatih.
4. Membuat sistem pengendalian kontrol secara manual dan otomatis pada setiap
unit, sehingga memudahkan pengendalian apabila terjadi bahaya.
 Bahaya yang ditimbulkan manusia

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-35

Dari penelitian kecelakaan-kecelakaan yang terjadi, ternyata faktor manusia sebagai


penyebab terjadinya kecelakaan sangat besar, dimana hal tersebut diakibatkan oleh
kelalaian dalam mematuhi peraturan keselamatan kerja, seperti :
1. Kegiatan yang menyimpang dari peraturan.
2. Tidak memanfaatkan alat keselamatan kerja.
3. Penggunaan alat yang tidak tepat.
Sehingga untuk mengantisipasi hal-hal diatas maka hendaknya manajemen pabrik
melakukan tindakan sebagai berikut :
1. Mengadakan training atau pelatihan mengenai sifat dan bahaya yang
terdapat dalam pabrik.
2. Menggunakan alat pelindung dalam lokasi pabrik.
3. Memasang label atau simbol bahaya untuk memudahkan pengenalan
bahaya-bahaya dari bahan kimia.
 Bahaya yang ditimbulkan oleh alam
Bahaya yang ditimbulkan oleh alam antara lain banjir, gempa, angin ribut, atau
petir. Untuk mencegah terjadinya bahaya yang disebabkan oleh alam, beberapa hal yang
perlu dilakukan antara lain :
1. Mendirikan pabrik dengan pondasi yang kuat.
2. Memasang penangkal petir pada bangunan dan alat proses yang tinggi.
3. Memasang alarm pemberitahuan yang bekerja secara otomatis apabila
terjadi bencana alam.
4. Mendirikan pabrik pada lokasi dimana dapat dihindari bahaya-bahaya
seperti banjir dan gempa bumi.
5. Menyediakan daerah aman dalam lokasi pabrik.
V.5.4 Pengaturan Lingkungan Pabrik
Penataan lingkungan pabrik juga menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap
keselamatan kerja, sehingga perlu juga mendapat perhatian khusus.
1. Lingkungan Fisik
Mesin peralatan kerja dan bahan produksi :
a. Pengaturan letak mesin dan alat yang sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
melakukan pekerjaan dengan leluasa dan aman.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027
BAB V Sarana Penunjang V-36

b. Perencanaan mesin dan peralatan pabrik dengan memperhatikan segi


keamanan.
c. Mutu bahan dan peralatan yang dibeli terjamin kualitasnya.
2. Lingkungan Kerja
a. Penempatan mesin yang teratur sehingga jarak antar mesin cukup lebar.
b. Penempatan bahan atau sampah tak terpakai pada tempatnya.
c. Halaman pabrik yang bersih.
d. Penerangan yang cukup pada lingkungan pabrik.
e. Pemasangan sistem alarm dan tanda bahaya seperti fire detector dan
instrumennya.
f. Lingkungan pabrik yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup dan
diberi kipas penghisap (exhaust) untuk menjaga sirkulasi udara.
g. Mengumandangkan safety talk atau peringatan kembali tentang pengaturan-
pengaturan keselamatan kerja pada waktu-waktu tertentu.

Jurusan Teknik Kimia Bagus Pratama 1141625007


Institut Teknologi Indonesia Bayu Andrian 1141625008
Rika Vidyasari 1141625027

Anda mungkin juga menyukai