Anda di halaman 1dari 20

15

BAB III
PEMBAKARAN

3.1. Teori Pembakaran


Pembakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat antara unsur-unsur
kimia penyusun bahan bakar dengan gas oksigen. Unsur- unsur yang dapat
memberikan energi pembakaran adalah :
a.

Unsur Karbon ( C )

b. Unsur Hidrogen ( H )
c. Unsur Sulfur ( S )
Pada proses pembakaran dapat terjadi :
a. Pembakaran sempurna
Pembakaran sempurna terjadi apabila semua unsur

teroksidasi

semua menjadi CO2.


Syarat-syarat pembakaran sempurna :
-

Disediakan O2 melebihi kebutuhan teoritis


Diusahakan terjadi pencampuran bahan bakar dengan O2 sebaik
mungkin.

b. Pembakaran tidak sempurna


Pembakaran tidak sempurna terjadi apabila tidak semua unsur C dari
bahan bakar berubah menjadi CO2 tetapi sebagian berubah menjadi CO
yang besifat racun.

16

Sebab terjadinya pembakaran tidak sempurna :


a. Kekurangan Oksigen
b.

Pencampuran kurang sempuna antara oksigen dengan bahan


bakar.

Oksigen (O2) yang diperlukan untuk pembakaran bahan bakar diperoleh dari
udara, dimana udara mengandung gas O2, N2, H2O maka udara dapat dibedakan
menjadi :
a.

Udara kering
Bila udara dianggap terdiri dari O2 dan N2.

b.

Udara basah
Bila udara selain mengandung O2, N2 juga mengandung uap air.

Kalor (panas) yang dihasilkan setiap pembakaran sempurna 1 kg bahan


bakar disebut harga kalor.
Harga kalor dibedakan menjadi :
a. Harga / nilai kalor tinggi (HHV)
Harga kalor pembakaran apabila air hasil pembakaran berbentuk cair.
b. Harga / nilai kalor rendah (LHV)
Harga kalor pembakaran apabila air hasil pembakaran berbentuk uap.
3.2. Bahan Bakar Ketel Uap
Ketel uap ini akan direncanakan dengan menggunakan bahan bakar minyak
bakar dengan alasan :
1.

Polusi udara dapat ditekan karena bahan bakar minyak


tidak mengandung abu dan perpindahan panasnya bagus.

17

2.

Konstruksi dapur sederhana sehingga investasi akan


lebih murah.

3.

Ketel lebih tahan lama karena kandungan sulfurnya


lebih kecil dibandingkan dengan ketel uap yang menggunakan bahan
bakar padat.

4.

Perawatan dan operasi murah.


3

Dengan komposisi bahan bakar :


- Karbon ( C )

: 85,8 %

- Hidrogen ( H )

: 11,7 %

- Sulfur ( S )

: 2,1 %

- LHV

: 41500 kJ/kg

3.3. Keperluan Kalor Ketel Uap


Adapun data-data ketel uap yang direncanakan :
a. Kapasitas uap

b. Suhu uap

c. Tekanan uap

d. Suhu air masuk ekonomizer:

50 ton/jam
300oC
22 kg/cm2
110 oC

Untuk tekanan 22 kg/cm2 diperoleh data-data sebagai berikut :4

3
4

a. Temperatur air mendidih

217oC

b. Enthalpy air mendidih (Wd)

929,2 kJ/kg

c. Enthalpy uap jenuh ( I)

: 2802,2 kJ/kg

d. Panas penguapan (r)

: 1873,0 kJ/kg

Djoko setyardjo, MJ, Ketel uap, cet-3, Pradnya paramita, Jakarta, 1993, hal 40
Ibid,hal 14

18

e. Volume jenis uap (Vu)

: 0,0914 m3/kg

f. Volume jenis air (Vw)

: 1,185

dm3/kg

3.3.1. Keperluan Kalor Untuk Mengubah Air Umpan Menjadi Produk Uap
Jenuh
a.

Proses pemanasan untuk menaikkan suhu air umpan hingga


mencapai air mendidih dari (110 217)
Qe

= G Cpa (Tk Tm)

Dimana :
Qe

: Kebutuhan kalor untuk pendidih (kJ/kg)

: Produksi Uap (50 000 kg/jam)

Cpa

: Panas jenis air


Cpa

Enthalpiairmendidih( Hf )
Titikdidih air (Ta )

929,2kj / kg
217 0 C

4,282 kJ/kg oC

Tk : suhu air keluar ekonomizer (217oC)


Tm : Suhu air masuk ekonomizer (110 oC)
Jadi :
Qe

50.000 kg/jam x 4,282 kJ/kg oC (217 110 oC)

22.908.700 kJ/jam

b. Proses pemanasan untuk penguapan air (Tk = 217 oC)


Qd
Dimana :
5
6

Ibid,hal 10
Ibid, hal 9

mu . Hfg

19

mu : Produksi uap (50.000 kg/jam)


Hfg : Panas penguapan (1.873 kJ/kg)
Jadi:
Qd

= 50.000 kg/jam x 1.873 kJ/kg


= 93.650.000 kJ/jam

c. Keperluan kalor superheater


Qs

= mu . (hg hs)

Dimana :
mu : Produksi uap (50.000 kg/jam)
hs : Enthalpi uap jenuh (2802,2 kJ/kg)
hg : Enthalpi uap panas lanjut (3017,6 kJ/kg)
jadi :
Qs

= 50000 kg/jam x (3017,6 2802,2) kJ/kg


= 10.770.000 kJ/jam

Maka kebutuhan kalor total yaitu :


Qm

= Qe + Qd + Qs

= 22.908.700 + 93.650.000 + 10.770.000


= 127.328.700 kJ/kg
3.4. Kebutuhan Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar untuk pembakaran pada ketel uap dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut :
Kbb
7

Qtot

= kuxQlow

Ibid, hal 13
Ibid, hal 11
9
Ir.MJ.Djoko setyarjo,1990,Pembahasan lebih lanjut tentang ketel uap, hal 55
8

20

dimana :
Kbb : Kebutuhan bahan bakar ketel uap (kg/jam)
Qtot : Kebutuhan kalor total ketel uap (kJ/jam)
Qlow : Nilai pembakaran terendah atau LHV (kJ/kg)
ku : Efisiensi ketel uap (%), direncanakan 80 %
sehingga kebutuhan bahan bakar ketel uap adalah :
Kbb

127.328.700kJ / jam
0,8 x 41500kJ / kg

3835,2 kg bb/jam

3.5. Keperluan Udara Pembakaran


Untuk 1 kg bahan bakar yang digunakan memiliki kandungan :
Karbon (C)

= 85,8 %

Hidrogen(H)

= 11,7 %

Sulfur(S)

2,1 %

3.5.1.Reaksi Pembakaran 1 kg Bahan Bakar


a. Reaksi unsur karbon (C)
C

O2

CO2

12 kg C

32 kg O2

44 kg CO2

1 kg C

2,67 kg O2

3,67 kg CO2

2,291 kg O2

3,149 kg CO2

0,858 kg C +
b.

Reaksi unsur Hidrogen (H)


4H

O2

2 H2O

21

4 kg H

+ 32 kg O2

36 kg H2O

1 kg H

9 kg H2O

8 kg O2

0,117 kg H + 0,936 kg O2

1,053 kg H2O

c. Reaksi unsur sulfur (S)


S

O2

SO2

32 kg S

32 kg O2

64 kg SO2

1 kg S

+ 1 kg O2

2 kg SO2

0,021 kg S + 0,021 kg O2

0,042 kg SO2

3.5.2. Kebutuhan Udara Untuk Pembakaran 1 kg Bahan Bakar


a. Kebutuhan udara teoritis
Dari reaksi pembakaran, dapat diketahui oksigen untuk membakar adalah
O2 = (2,291 + 0,936 + 0,021)
O2 = 3,248 kg O2 / kg bb
Karena pada bahan bakar tidak terdapat unsur oksigen, maka kebutuhan
oksigen teoritis (O2), adalah :
O2t = (3,248 0) kg O2 / kg bb
O2t = 3,248 kg O2 / kg bb

Tinjauan terhadap 1kg udara kering

Gas Nitrogen (N2) = 77 %

22

Gas Oksigen (O2)

= 23 %

Sehingga kebutuhan udara kering (U) yang dibutuhkan untuk pembakaran


bahan bakar adalah :
U

3,248kgO2 / kg bb
0,23

= 14,12 kg O2 / kg bb
Pada perencanaan ketel uap ini, uap air diambil 5 % masa udara kering,
maka kebutuhan udara teoritis adalah sebagai berikut :
10

Ut = U + (0,05 . U)
Sehingga :
Ut =
=

14,12 + (0,05 x 14,12) kg ud / kg bb


14,826

kg ud / kg bb

b. Kebutuhan udara sesungguhnya


Dalam proses pembakaran bahan bakar, pemberian udara secara teoritis
pada kenyataannya belum dapat memberikan pembakaran yang sempurna,
maka dalam dapur ketel harus diberikan udara melebihi kebutuhan
teoritisnya, sehingga kebutuhan udara sesungguhnya :
Ua =

Ut + ( Ut)

Dimana :
Ua = kebutuhan udara sesungguhnya (kg ud/kg bb)
Ut = kebutuhan udara teoritis (14,826 kg ud / kg bb)
= persen udara lebih minyak bakar (5 10 %)
10
11

B.M.Surbakty,1993,ketel uap,hal 74
Ibid, hal 44

11

23

Maka :
Ua

= Ut + ( Ut)
= 14,826 + ( 0,1 x 14,826) kg ud/kg bb
= 16.309 kg ud/kg bb

Jadi kebutuhan udara sesungguhnya untuk membakar bahan bakar tiap jam
adalah :
Udara tiap jam = Ua x Kbb

12

= 16,309 kg ud/kg bb x 3835,2 kg bb/jam


= 62.548,2768 kg ud/jam
3.6. Kapasitas Gas Asap dari Pembakaran I Kg Bahan Bakar
a. Komposisi gas asap
- gas CO2

= hasil reaksi kimia


= 3,149 kg ud/kg bb

- gas H2O

= hasil reaksi kimia + kelembaban udara


= 1,053 kg ud/kg bb + ( 5% x 14,12)
= 1,759 kg ud/kg bb

- gas SO2

= hasil reaksi
= 0,042 kg ud/kg bb

- gas O2

= kelebihan oksigen
= 3,248 kg ud/kg bb x 10 %
= 0,3248 kg ud/kg bb

- gas N2

= N2 dari udara
= 14,826 kg ud/kg bb x 77 %

12

Ibid, hal 58

24

= 11,416 kg ud/kg bb
Berat
Gas asap
Gas CO2

(Kg ga/kg bb)


3, 149

BM
44

Mol
0, 0715

Gas H2O
Gas SO2
Gas O2
Gas N2
Jumlah (W)

1, 759
0, 042
0, 3248
11, 416
16, 6908

18
64
32
28

0, 09772
0, 0007
0, 0101
0, 4071

b. Komposisi gas asap dalam persen %


3,149

Gas CO2

= 16,6908 x 100% = 18,866 %

Gas H2O

= 16,6908 x 100% = 10,538 %

Gas O2

= 16,6908 x 100% = 1,946 %

Gas N2

= 16,6908 x 100% = 68,4 %

Gas SO2

= 16,6908 x 100% = 0,27 %

1,759

0,3248

11,416

0,042

Total gas asap = 100%


Dari perhitungan dimuka dapat diketahui bahwa untuk pembakaran 1 kg
bahan bakar menghasilkan gas asap sejumlah (W) = 16,6908 kg

/kg

ga

bb

dan

konsumsi bahan bakar Kbb = 3835,2 kg bb/jam. Kapasitas dari pembakaran seluruh
bahan bakar (W) adalah :

25

Wga

13

= W . Kbb
= (16,6908 x 3835,2) kg ga/jam
= 64.012,556 kg ga/jam

TABEL GAS ASAP


Komposisi
Gas

(%)
18,866
10,538
0,25
1,946
68,4
100,00

CO2
H2O
SO2
O2
N2

Kapasitas
(kg ga/jam)
12.076,6088
6.745,6432
160,0314
1.245,6843
43.783,5883
64.012,556

Laju mol
BM
44
18
64
32
28

(kmol/jam)
274,468
374,756
2,5
38,926
1.563,74
2.254,39

Pada suhu 0o C dan tekanan 1 atm, volume 1 mol gas asap adalah 22,4 L,
jadi debit gas asap ( Vga ) adalah :
Vga

= 2254,39 kmol/jam x 0,0224 m3/mol


= 50.498,336 m3/jam

Maka massa jenis gas asap pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm adalah sebesar:
ga

Wga
Vga

dimana :
Vga = debit gas asap (50.498,336 m3/jam)
Wga = kapasitas gas asap hasil pembakaran seluruh bahan bakar ketel
(64.012,556 kg ga/jam)

ga
13

64.012,556
50.498,336

Ir.M.J.Djoko setyarjo, Ketel uap,1993,hal 344

26

1,25 kg ga/m3

3.7. Kerugian Perpindahan Panas


Panas yang berguna dihasilkan dari pembakaran yang diserapkan pada air
disebut dengan panas berguna. Panas berguna ini merupakan panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak seluruhnya digunakan untuk
memanasi air ketel menjadi uap.
Akan tetapi ada sejumlah gas yang hilang disekitarnya atau panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar masih mengalami kerugian-kerugian.
Dan ini merupakan kerugian-kerugian yang terjadi didalam ketel, yang biasa
dikenal dengan :
- Kerugian cerobong
- Kerugian kalor akibat gas yang tidak terbakar
- Kerugian bahan bakar yang tidak terbakar
- Kerugian kalor akibat pancaran dan kerugian lain.
Panas berguna adalah sejumlah panas yang diserahkan kepada air. Untuk
menghitung panas berguna dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
QB = k x Qlow
Dimana :
QB

= Panas berguna (kJ/kg)

= Efisiensi ketel uap = 80 %

Qlow = Nilai pembakaran terendah = 41500 kJ/kg


Sehingga :
QB = 0.8 x 41500 kJ/kg

27

= 33200 kJ/kg
3.7.1. Kerugian Cerobong
Kerugian cerobong adalah merupakan kerugian panas yang terbawa oleh
gas asap yang keluar lewat cerobong keudara luar. Dimana kerugian cerobong ini
dihitung menggunakan rumus :

QCb = k x

Tg Tu
%
CO 2

14

Dimana :
QCb = Kerugian cerobong (kJ/kg)
K

= Koefisien Siegert (0.64 0.69)

Tg

= Temperatur/suhu asap yang masuk kecerobong = 230 oC

Tu

= Temperatur udara luar = 30 oC

CO2 = Karbondioksida didalam gas asap = 18, 866 %


Sehingga :
QCb

230 30

0,64 x ( 18,866% )

6,785 %

atau dalam kilo joule per kilogram bahan bakar adalah :


QCb

= 6,785 % x 41.500 kJ/kg


= 0,06785 x 41.500 kJ/kg
= 2815,775 kJ/kg

3.7.2. Kerugian Kalor Akibat Gas Yang Tidak Terbakar (Qg)


14

Ir.Syamsir A Muin,1988,Pesawat-pesawat Konversi Energi I,Rajawali Jakarta,hal 208

28

Kerugian ini diakibatkan oleh adanya sejumlah gas (CO) yang tidak
terbakar saat terjadi proses pembakaran. Untuk mengurangi atau mengatasi gas
tersebut udara yang masuk agar diusahakan supaya mencukupi keperluan
pembakaran bahan bakar diruang pembakaran.

Qg

= 70 % x

CO%
CO % CO 2%

15

Dimana :
Qg

= Kerugian gas yang tidak terbakar dalam persen (%)

CO = Gas karbon monooksida dalam persen (%)


CO2 = Karbon dioksida dalam gas asap = 18,866 %
Adapun untuk kadar karbon CO diusahakan sangat kecil dan untuk kadar
CO2 sebesar mungkin, sehingga kerugian kalor gas yang tidak terbakar sangat
rendah, dimana kadar CO untuk pembakaran minyak bakar diperkirakan
CO = 2 %
Qg

2%

= 70 x 2% 18,866%
= 6,709 %

atau dalam kilo joule per kilogram bahan bakar adalah :


Qg

15

6,709
100

0,0609 x 41500 kJ/kg

2784,235 kJ/kg

x Qlow

Harjono soenarjono,1967,ketel uap,hal 35

29

3.7.3. Kerugian Bahan Bakar yang Tidak Terbakar (Qbb)


Kerugian ini disebabkan karena sebagian bahan bakar yang tidak terbakar
dengan sempurna, dimana kerugian ini diperkirakan antara 1 10 %

16

. Dalam

perancangan ini diperkirakan Qbb = 1,5 %, sehingga dalam kJ/kg bahan bakar
adalah :
Qbb = 1,5 % x Qlow
= 0,015 x 41500 kJ/kg
= 622,5 kJ/kg
3.7.4. Kerugian Kalor Akibat Pancaran (Qp)
Kerugian pancaran ini merupakan kerugian panas yang keluar melalui
dinding ekonomizer. Adapun pancaran ini tergantung pada bidang panasnya, bila
luas bidang pemanasnya kurang dari 250 m2, dimana nilai kerugian tidak lebih
17

dari 5 %.

Dimana harga Vo dapat dituliskan sebagai berikut :


Vo < 250 m2, kerugian 2 5 %
Vo > 250 m2, kerugian 0 2 %
Untuk perencanaan ini kerugian panas akibat pancaran dapat diambil
sebesar Qp = 2 %.
Maka:
Qp

= 2 % x Qlow
= 0,02 x 41500 kJ/kg
= 830 kJ/kg

16
17

Ibid, hal 35
Ibid hal 37

30

3.7.5. Kerugian lain-lain (QL)


Kerugian lain-lain ini diakibatkan oleh suatu yang terjadi didalam ketel uap
atau pada sistem pembakaran yang sulit dianalisa serta adanya jumlah gas karbon
yang menempel (dalam bentuk kerak) pada bidang pemanas. Kerugian ini dapat
dihitung sebagai berikut :
QL = 100 % - 80 % - persentase kerugian panas
= 100 % - 80 % - QCb - Qg Qbb - Qp
= 100 % - 80 % - 6,758 % - 6, 709 % - 1, 5 % - 2 %
= 3,006 %
atau dalam kilo joule per kilogram bahan bakar adalah :
QL = 3,006 x Qlow
= 3,006 % x 41500 kJ/kg
= 0,03006 x 41500 kJ/kg
= 1247,49 kJ/kg
sehingga kerugian kalor total yang terjadi didalam ketel uap dalam memproduksi
uap adalah :
Qf = QCb + Qg + Qbb + Qp + Qp
= 6,785 % + 6,709 % + 1,5 % + 2 % + 3,006 %
= 20 %
Atau dalam kJ/kg bahan bakar adalah :
Qf = QCb + Qg + Qbb + Qp + Qp
= 2815,775 + 2784,235 + 622,5 + 830 + 1247,49

31

= 8.300 kJ/kg

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1
Neraca Panas

Neraca kalor
No

Uraian

%
80

kJ/kg bb
33.200

Kerugian cerobong

6,785

2.815,775

Kerugian gas yang tidak terbakar

6,709

2.784,235

Kerugian bb yang tidak terbakar

1,5

622,5

Kerugian pancaran

830

Kerugian lain-lain
Jumlah

3,006
100

1247,49
41500

Panas berguna

Efisiensi ketel dapat dihitung sebesar


k

18

Qt

( 1 - Qlow ) x 100 %

(1-

80 %

8300
) x 100 %
41500

W.Club Jr.Ir.Darwis Sitompul,Prinsip-prinsip Konversi Energi,hal 211

18

32

3.8.

Perhitungan Temperatur Gas Asap


Karena adanya kerugian bahan bakar yang tidak tidak terbakar secara

sempurna dan kerugian pancaran maka besarnya panas yang terkandung oleh gas
asap didalam ruang bakar adalah sebagai berikut :
Qf = Qlow Qb - Qp

19

Dimana :
Qf

panas pada ruang bakar (kJ/kg)

Qlow

nilai pembakaran yang terendah = 41 500 kJ/kg

Qbb

kerugian bahan bakar yang tidak terbakar = 622,5 kJ/kg

Qp

kerugian kalor akibat pancaran = 830 kJ/kg

Sehingga :
Qf = 41500 - 622,5 830
= 40.047,5 kJ/kg
Untuk mencari temperature gas asap didalam ruang bakar, dapat dicari
dengan menggunakan rumus :

Qf =

WxCpgxTg

Dimana :

19
20

Qf

= panas pada ruang bakar = 40.047,5 kJ/kg

= kapasitas gas asap = 16,6908 kJ/kg bb

Cpg

= panas jenis gas asap rata-rata kJ/kg oC

Tg

= temperature gas asap pada ruang bakar oC

Harjono suenarjono,1967,ketel uap,hal 46


Ibid hal 46

20

33

= Efisiensi dapur ketel = 90 %

Untuk mencari temperatur gas asap didalam dapur menggunakan suatu


metode percobaan berdasarkan table sebagai berikut

21

Tabel 3.2
Tabel hubungan Tga dengan CPga JP. Holman Lam,A5

Temperatur(oC)

1637

1642

1643

1644

1645

1,3119

1,3133

1,31364

1,31654

1,31944

Panas Jenis Gas asap


(kJ/kg oC)
Percobaan I :
Tga

= 1637 oC

Cpga

= 1,3119 kJ/kg oC

Qf1

16,6908 x1,3119 x1637


0,9

= 39.827,59 kJ/kg
Percobaan II :
Tga

= 1642 oC

Cpga

= 1,3133 kJ/kg oC

Qf2

16,6908 x1,3133 x1642


0,9

= 39.999,87 kJ/kg
Percobaan III :
Tga
21

= 1643 oC

Harjono soenarjono,1967, ketel uap hal 46

34

Cpga

= 1,31364 kJ/kg oC

Qf3

16,6908 x1,31364 x1643


0,9

= 40.026,588 kJ/kg
Percobaan IV :
Tga

= 1644 oC

Cpga

= 1,31654 kJ/kg oC

Qf4

16,6908 x1,31654 x1644


0,9

40.139,366 kJ/kg

Percobaan V :
Tga

= 1645 oC

Cpga

= 1,31944 kJ/kg oC

Qf5

16,6908 x3,31944 x1645


0,9

40.252,25 kJ/kg

Dari hasil perhitungan diatas yang telah dilakukan beberapa kali maka
yang mendekati nilai panas ruang bakar adalah percobaan III, dan didapatkan
hasilnya :
Temperatur gas asap Tga

= 1643 oC

Panas jenis gas asap Cpga

= 1,31364 kJ/kg oC

Panas pada ruang bakar Qga

= 40.027,5 kJ/k.

Anda mungkin juga menyukai