Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT. INDONESIA POWER

PLTU BANTEN 1 SURALAYA OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES UNIT


(BSLA OMU)

Jl. Raya Merak, Desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten
42439, Indonesia

PERANCANGAN SPRING PADA VIBRATING FEEDER DI PLTU BANTEN 1


SURALAYA

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan

OLEH :

MEISYA PRIMADITA
1701012019
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN PRKATIK KERJA LAPANGAN

PLTU BANTEN 1 SURALAYA OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES


UNIT (BSLA OMU)

PERANCANGAN SPRING PADA VIBRATING FEEDER DI PLTU BANTEN 1


SURALAYA

OLEH :

MEISYA PRIMADITA

1701012019

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

SP Pemeliharaan Mekanik Energi


Primer dan Abu

PLTU Banten 1 Suralaya Operation and


Maintenance Services Unit (BSLA SPS Pemeliharaan Energi Primer dan
OMU) Abu

PLTU Banten 1 Suralaya Operation and


Maintenance Services Unit (BSLA
OMU)

Fajar Awit Subagyo

Nugroho Prasetyo Rubiyanto

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRKATIK KERJA LAPANGAN


ii
PLTU BANTEN 1 SURALAYA OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES
UNIT (BSLA OMU)

PERANCANGAN SPRING PADA VIBRATING FEEDER DI PLTU BANTEN 1


SURALAYA

OLEH :

MEISYA PRIMADITA

1701012019

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ka. Prodi Teknik Mesin Dosen Pembimbing

Rakiman ST., MT. Nusyirwan, ST., MT.


196505021990031002 196611151990031003

Ka. Jurusan Teknik Mesin

Dr. Junaidi, ST., MP.

198112132005011001

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Perancangan spring pada vibrating feeder
iii
di PLTU BANTEN 1 SURALAYA” dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk nilai kelulusan di Politeknik Negeri Padang dan juga sebagai salah satu
bahan pertanggungjawaban penulis selama mengikuti Praktik Kerja Lapangan yang
dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2020 s.d. 5 April 2020.

Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu:

1. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
2. Nusyirwan, ST., MT. selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Politeknik
Negeri Padang, yang memberikan nasehat dan arahan dalam penyelesaian laporan.
3. Bapak Nugroho Prasetyo Rubiyanto selaku SPS Pemeliharaan Energi Primer dan Abu,
yang telah mengawasi dan member izin selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
4. Bapak Fajar Awit Subagyo selaku SP Pemeliharaan Energi Primer dan Abu, yang
telah membimbing dan mengarahkan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Rekan Mekanik Pemeliharaan Energi Primer dan Abu, yang telah memberikan arahan
dan pengetahuan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
6. Rekan PKL untuk kebersamaan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Indonesia Power.
7. Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis memohon maaf dan mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini kedepannya.

Cilegon, 1 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ii
iv
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Bab I Pendahuluan 1
1.1. Latar belakang PKL 1
1.2 .Tujuan .2
1.3. Manfaat 2
1.4. Batasan Masalah 2
Bab II Tinjauan Umum Perusahaan 3
2.1 Sejarah PT. Indonesia Power 3
2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma PT. Indonesia Power 4
2.1.1. Visi Perusahaan ...................................................................................................4
2.1.2. Misi Perusahaan ...................................................................................................4
2.1.3. Kompetensi Inti Perusahaan ................................................................................4
2.1.4. Motto Perusahaan ................................................................................................4
2.1.5. Tujuan ..................................................................................................................5
2.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power 5
2.4 Struktur Grup Perusahaan 6
2.5 Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya 6
2.6 Proses Produksi PLTU Banten 1 Suralaya 7
2.7 Coal Handling System dan area PLTU Banten 1 Suralaya 8
2.8 Peralatan Mekanik Utama Coal Handling PLTU Banten 1 Suralaya 9
Bab III Perancangan Spring pada Vibrating Feeder di PLTU Banten 1 Suralaya 14
3.1 Pegas 14
3.2 Spesifikasi Pegas pada Vibrating Feeder di PLTU Banten 1 Suralaya 17
3.3 Perancangan Pegas 19
3.4 Desain Pegas 21
Bab IV Penutup 22
4.1. Kesimpulan 22
4.2. Saran 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar 1. Peta Kerja Indonesia Power 3

Gambar 2. Visi, Misi, Kompetensi Inti 4

Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan 5

Gambar 4. Struktur Grup Perusahaan 6

Gambar 5. Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya 6

Gambar 6. Proses Produksi PLTU Banten 1 Suralaya 7

Gambar 7. Coal Handling system dan area PLTU Banten 1 Suralaya 9

Gambar 8. Belt Conveyor 10

Gambar 9. Belt Feeder 10

Gambar 10. ST/RE 10

Gambar 11. Ship Unloader 11

Gambar 12. Telesopic Chute 11

Gambar 13. Junction House 12

Gambar 14. Diverter Gate 12

Gambar 15. Hopper 12

Gambar 16. Tripper 13

Gambar 17. Bunker 13

Gambar 18. Vibrating Feeder 13

Gambar 19. Jenis-Jenis Pegas 14

Gambar 20. Pegas Tekan 15

Gambar 21. Vibrating Feeder 17

Gambar 22. Spring 17

Gambar 23. Desain Pegas 18

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bahan-bahan Pegas 13

Tabel 2 Spesifikasi Vibrating Feeder 16

Tabel 3 Sifat mekanik AISI 4140 16

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 

 Jurusan Teknik Mesin mengharuskan mahasiswanya untuk melakukan praktik


kerja lapangan yang sesuai dengan program studi yang dipilih oleh mahasiswa, dimana
diharapkan menjadi wadah memperoleh pengalaman serta sebagai persiapan sebelum
memasuki dunia kerja nyata.

PT Indonesia Power PLTU Banten 1 Suralaya merupakan perusahaan pembangkit


listrik dimana energi listriknya dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap
yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan air yang dipanaskan oleh bahan
bakar di dalam ruang bakar (boiler). Dalam hal ini bahan bakar utama yang digunakan
adalah batu bara. Dan High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar Ignitor atau
pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Jawa – bali, PT Indonesia Power


PLTU Banten 1 Suralaya harus memiliki keandalan, ketersediaan, kemampuan dan unjuk
kerja agar kondisi sistem kelistrikan dapat dipertahankan dengan baik dan tidak terjadi
pemadaman. Karena kerusakan mesin akan menimbulkan kerugian ekonomis yang besar,
baik kerugian karena perbaikan maupun kerugian karena produksi yang terhenti.

Vibrating feeder merupakan alat yang berfungsi untuk Mengalirkan batu bara dari
suatu hopper ke belt conveyor dengan cara di getarkan sehingga batu bara tersebut dapat
jatuh merata pada conveyor. Pada saat saat vibrating feeder beroperasi, alat ini
menggunakan spring (pegas) yang berguna untuk mengumpan batubara dan menyerap
beban kejut ketika batubara tersebut dijatuhkan.

Namun, akibat beban dan getaran yang ditahan oleh spring sangat besar. Sering
terjadi kegagalan atau kerusakan pada spring sehingga membuat kerja dari alat vibrating
feeder kurang efisien. Karena alasan ini, penulis bermaksud menulis judul “Perancangan
spring pada vibrating feeder di PLTU Banten 1 Suralaya”. Agar nantinya dapat

1
merancang spring yang dapat memperpanjang umur spring dan mengefisienkan kerja
dari vibrating feeder.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa belajar menerapkan ilmu pengetahuan di lingkungan industri.
2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di industri serta mencari solusi
permasalahan.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan interpersonal skill (human relation)
4. Mahasiswa belajar / mengenal suasana kerja di lingkungan industri (jasa / manufaktur)
5. Untuk Mengetahui proses kerja dari vibrating feeder sehingga dapat memaksimalkan
peralatan untuk mendukung ketersediaan peralatan di coal handling.

1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui dan menganalisis
permasalahan khususnya pada kerusakan spring pada vibrating feeder sehingga
meminimalkan kegagalan yang terjadi selama proses berlangsung.

1.4. Batasan Masalah


1. Mengukur kekuatan beban yang ada pada vibrating feeder.
2. Melakukan perubahan pada desain spring pada vibrating feeder.

2
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Indonesia Power

Indonesia Power merupakan salah satu anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang
didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali I
(PT PJB I). Pada tanggal 8 Oktober 2000, PT PJB I berganti nama menjadi Indonesia
Power sebagai penegasan atas tujuan Perusahaan untuk menjadi Perusahaan pembangkit
tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni (Indonesia Power,2017).

Indonesia Power melakukan pengembangan bisnis jasa operasi di seluruh


Indonesia, baik melalui pengelolaan sendiri, anak perusahaan, maupun usaha patungan.
Saat ini PT Indonesia Power mengelola 4 Unit Pembangkitan (UP), 3 Unit Pembangkitan
dan Jasa Pembangkitan (UPJP), 12 Unit Jasa Pembangkitan (UJP), dan 1 Unit Jasa
Pemeliharaan (UJH). Selain mengelola unit pembangkitan, PT Indonesia Power memiliki
5 anak perusahaan, 2 perusahaan patungan (Joint Venture Company), 1 perusahaan
asosiasi dan 3 cucu perusahaan (afiliasi dari anak perusahaan) untuk mendukung strategi
dan proses bisnis perusahaan (Indonesia Power,2017).

Berikut adalah pembangkitan PT Indonesia Power:

Gambar 1. Peta Kerja PT Indonesia Power


(Sumber: Indonesia Power. (2017). Peta Lokasi Kerja PT. Indonesia Power. In
Company Profil Indonesia Power (p. 22 & 23). Indonesia Power.

3
2.2. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma PT Indonesia Power

Dalam menjalankan roda perusahaannya, PT Indonesia Power melaksanakan


konsolidasi internal baik secara sistem maupun infrastruktur lainnya.Seluruh visi, misi,
tujuan, motto, dan nilai perusahaan adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Visi, Mis, Kompetensi Inti

2.2.1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan energi terbaik yang tumbuh berkelanjutan.

2.2.2. Misi Perusahaan

Menyediakan solusi energy yang handal, inovatif, dan ramah lingkungan


melampaui harapan pelanggan.

2.2.3. Kompetensi Inti

Energi dan pemeliharaa pembangkit, serta pengembangan bisnis solusi


energi.

2.2.4. MottoPerusahaan

“Energy of things”
4
2.2.5. Tujuan

• Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam


penggunaan sumber dayaperusahaan.
• Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasanlingkungan.
• Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
• Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai
standar kelas dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi, maupun
kelestarian lingkungan.
• Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai
antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi
dan profesionalisme.

5
2.3. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power

Gambar 3. Struktur Organisasi perusahaan

2.4. Struktur Grup Perusahaan

Berikut adalah struktur grup Indonesia Power yang terdiri dari 5 Anak Perusahaan,
2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan Asosiasi, 3 Cucu
Perusahaan (Afiliasi dari Anak Peruasahaan) , sebagaimana tergambar dalam struktur
dibawah ini :

6
Gambar 4. Struktur Grup Perusahaan

2.5. Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya

Gambar 5. Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya

2.6. Proses Produksi PLTU Banten 1 Suralaya

7
Gambar 6. Proses produksi PLTU Banten 1 Suralaya

Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty atau Movable Hopper kemudian
dikeruk dengan menggunakan Stecker Reclaimer dan selanjutnya diangkut dengan
conveyor menuju penyimpanan sementara (Temporary Stock) melalui Telescopic Chute
untuk kemudian dikirim ke boiler. Selanjutnya, batubara tersebut ditransfer melalui
Junction House  ke Scrapper Conveyor atau tripper lalu ke Coal Bunker, diteruskan ke
Coal feeder yang berfungsi mengatur aliran ke Pulverizer dimana batubara digiling sesuai
kebutuhan menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung. Serbuk batubara ini
dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan dan dibawa ke Coal Burner  yang
menghembuskan batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan
terbakar seperti gas untuk merobah air menjadi uap.

Udara panas yang digunakan oleh Primary Air Fan dipasok dari Force Draft Fan
yang menekan udara panas setelah dilewatkan melalui Air Heater . Force Draft Fan  juga
memasok udara ke Coal Burner untuk mendukung proses pembakaran. Pembakaran yang
terjadi menghasilkan limbah berupa abu dengan perbandingan 14 : 1. Abu yang jatuh ke
bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran
dihisap ke luar dari boiler oleh I.D. Fan dan dilewatkan melalui  Electrical Presipitator
yang menyerap 99,5 % dari abu terbang dan debu dengan sistem elektroda yang
dihembuskan ke cerobong asap atau Stack Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan

8
diambil dengan plat Pneumatic Gravity Conveyor yang digunakan sebagai material untuk
bahan pembuatan jalan, semen dan bahan bangunan (con block).

Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar diserap oleh pipa - pipa
penguap atau Waterwalls menjadi uap jenuh/uap basah yang selanjutnya dipanaskan
dengan Superheater . Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi H.P .
Turbine , dimana uap tersebut ditekan melalui nozzle ke sudu - sudu turbin. Tenaga dari
uap menghantam sudu - sudu turbin membuat turbin berputar. Setelah melalui H.P.
Turbine, uap dikembalikan ke boiler dipanaskan ulang di Reheater  sebelum uap tersebut
digunakan di I.P. Turbine dan L.P. Turbine . Sementara itu, uap bekas dikembalikan
menjadi air di Condensor dengan media pendingin air laut atau Sea Water   yang dipasok
oleh C.W. pump. Air kondensasi akan digunakan kembali di boiler.

Air dipompakan dari condensor dengan menggunakan Condensate Extraction


Pump , dipanaskan kembali oleh L.P. Heater , dinaikkan ke Dearerator . Tangki pemanas
kemudian dipompa oleh Boiler Feed Pump melalui H.P. Heater , dimana air tersebut
dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk ke boiler pada Economizer, kemudian air masuk
Steam Drum. Poros turbin tekanan rendah dikopel dengan Rotor Generator. Rotor dalam
elektromagnet berbentuk silinder ukuran ikut berputar apabila turbin berputar. Generator
dibungkus dalam Stator Generator . Stator ini digulung dengan menggunakan batangan
tembaga. Listrik dihasilkan dalam batangan tembaga pada stator oleh elektromagnet rotor
melalui perputaran dari medan magnet. Tegangan listrik 23 kV kemudian dinaikkan
menjadi 500 kV dengan Generator Transformer .

2.7. Coal Handling System dan area pada PLTU Banten 1 Suralaya
Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari
kapal / tongkang (unloading area), penimbunan atau penyimpanan di stock area atapun
pengisian ke bunker (power plant). yang digunakan untuk pembakaran di Boiler. Alat
transportasinya menggunakan system conveyor.

9
Gambar 7. Coal Handling System dan area pada PLTU Banten 1 Suralaya

Coal handling area terdiri dari :


1. Unloading Area
Unloading area merupakan dermaga atau tempat merapatnya kapal laut
pengangkut batubara. Pada PLTU Banten 1 Suralaya Operation and Maintenance
Service Unit (BSLA OMU) terdapat 2 unit dermaga, yaitu SPOJ (Semi Permanent
Oil Jety) yang berkapasitas 1200 T/H dan D2 Extension yang berkapasitas 3500
T/H.
2. Coal Stock Area (stock pile)
Stock pile adalah tempat penimbunan batubara sementara yang dikirim dari
unloading area sebelum dilanjutkan ke power plant. Stock pile biasanya dilengkapi
dengan Stacker Reclaimer, Telescopic Chute dan Reclaim Hopper.
3. Coal Bunker
Coal bunker merupakan tempat penyimpanan akhir batubara yang ditampung
dalam bunker (silo) sebelum digunakan sebagai bahan bakar PLTU.

2.8. Peralatan Mekanik Utama Coal Handling PLTU Banten 1 Suralaya


1. Belt Conveyor (BC)
Belt Conveyor di dalam Coal handling sistem merupakan peralatan yang sangat
vital dan berfungsi untuk mentransmisikan batubara dari unloading area (Intake
Hopper) sampai Coal Bunker (power plant). Bagian – bagian dari belt conveyor
yaitu motor, reducer, idler, pulley, counter weight dan cleaning device.

10
Gambar 8. Belt Conveyor
2. Belt Feeder
Belt feeder berfungsi untuk mengalirkan batu bara yang berasal dari suatu
hopper ke belt conveyor melalui chute untuk dikirim ke tempat yang dikehendaki.
Belt feeder ini mempunyai jarak penghantaran yang relatif pendek. Kapasitas
maksimum belt feeder tergantung dari kapasitas belt conveyor yang mengikutinya
dan kecepatannya dapat diatur sesuai dengan aliran batubara yang dibutuhkan.

Gambar 9. Belt Feeder


3. Stacker / Reclaimer (ST/RE)
Peralatan ini digunakan untuk penimbunan (stacking) dan pengerukan (reclaiming)
batubara di stock area tertentu.

Gambar 10. ST/RE

11
4. Ship Unloader (S/U) Ship
Suatu peralatan yang digunakan untuk pembongkaran batubara dari kapal yang
tidak mempunyai peralatan bongkar sendiri (non self  Unloading) yang  dilengkapi
dengan Grab (bucket).

Gambar 11. Ship Unloader


5. Telescopic Chute
Merupakan tempat pembongkaran batu bara dalam keadaan darurat.
Dilengkapi dengan corong untuk mencegah abu batu bara beterbangan saat
pembongkaran. Peralatan ini bisa naik secara otomatis jika level batu bara di
bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai setting tertentu.

Gambar 12. Telescopic Chute


6. Junction House
Pengaturan arah aliran batu bara dilakukan di suatu bangunan yang memuat
alat pemindah arah aliran yang pengendaliannya dapat dikendalikan dari Control
Room Coal handling (CHCR). Pengaturan dilakukan dengan cara mengatur posisi
dari Diverter Gate / Isolating Shutle yang terdapat pada peralatan pemindah aliran.
Bangunan ini dikenal dengan nama Junction House.

12
Gambar 13. Junction House
7. Diverter Gate (DG)
Diverter Gate adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah arah curah
batubara pada chute yang berbeda di conveyor tertentu.

Gambar 14. Diverter Gate


8. Hopper
Peralatan yang berfungsi untuk menampung batubara sementara dengan
kapasitas tertentu pada sistem  conveyor.

Gambar 15. Hopper


9. Tripper (TR)
Tripper adalah suatu peralatan untuk mengarahkan curahan batubara dari Plant
Distribute Hopper ke bunker melalui belt conveyor.

13
Gambar 16. Tripper
10. Coal Bunker
Tempat penampungan batubara terakhir sebelum digunakan untuk pembakaran
di boiler.

Gambar 17. Coal Bunker


11. Vibrating Feeder
Vibrating feeder merupakan alat yang digunakan untuk mengatur dan
mengontrol aliran material dari hopper. Kapasitas yang bisa diatur mencapai
5000 T/H. Getaran yang diterjadi merupakan getaran bolak-balik yang
menimbulkan efek gerak memantul pada batubara yang diproses.

Gambar 18. Vibrating Feeder

14
BAB III

PERANCANGAN SPRING PADA VIBRATING FEEDER

3.1. Pegas (Spring)


Pegas adalah sebuah elemen mesin elastis yang berfungsi untuk mencegah distorsi
pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula pada saat posisinya dirubah.

Jenis – jenis pegas :


1. Pegas tekan atau kompresi
2. Pegas tarik
3. Pegas Puntir
4. Pegas Volut
5. Pegas daun
6. Pegas piring (plat)
7. Pegas cincin
8. Pegas torsi atau batang punter

gambar 19. Jenis-jenis pegas

Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pegas
kendaraan, sebagai penyimpan energi seperti pada jam, untuk pengukur seperti
pada timbangan, dll. Dalam hal ini pegas berguna sebagai pelunak tumbukan pada
vibrating feeder.

Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan sesuai pemakaiannya. Bahan
baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai

15
Bahan – bahan pegas terlihat pada tabel berikut : Tabel 1.

Material dari pegas harus memiliki kekuatan fatigue tinggi, ductility


tinggi, ketahanan tinggi dan harus tahan creep.

Gambar 20. pegas tekan

1. Panjang Rapat (Solid length of the spring) ;


= n’
Dimana : n’ = jumlah koil lilitan
d = diameter kawat

16
a. Panjang Bebas (Free length of the spring)

= n’ d + δmak + (n’ – 1) x 1 mm

Dalam kasus ini, jarak antara dua kumparan yang berdekatan diambil 1 mm.

b. Indek pegas (C) didefinisikan sebagai rasio perbandingan


antara diameter pegas dengan diameter kawat, persamaan
matematikanya adalah :
D
Indek pegas (C) =
d
Dimana : D = diameter lilitan / pegas

c. Spring rate (k) didefinisikan sebagai sebagai beban yang


diperlukan per unit defleksi pegas, persamaan matematikanya
adalah :
W
k=
δ
Dimana : W = beban
δ = Defleksi dari pegas

d. Pitch. didefinisikan sebagai jarak aksial antara kumparan yang


berdekatan pada daerah yang tidak terkompresi.

e. Tegangan pada pegas helik


Tegangan geser maksimum yang terjadi di permukaan dalam
lilitan pegas ulir adalah :

17
18
(tegangan dengan mempertimbangkan efek lengkungan dan pembebanan )

D = diameter pegas rata-rata


d = diameter of the spring wire
n = jumlah lilitan aktif
G = modulus kekakuan W
= Beban aksial
C = Spring index = D/d
= tegangan geser
K = faktor Wah’l

4C - 1 0,615
K= +
4C - 4 C

3.2. Spesifikasi Pegas pada vibrating feeder PLTU Banten 1 Suralaya


Vibrating feeder yang digunakan di PLTU Banten 1 Suralaya adalah vibrating coal
feeder buatan Tong En Machinery Manufacturing CO., Ltd Shanghai yang
menggunakan 4 helical spring AISI 4140 Alloy Steel Standard Material Spring.

Gambar 21. Vibrating Feeder

19
Gambar 22. Spring
Tabel 2.

Tabel 3. Sifat Mekanik AISI 4140 Alloy Steel Standard Material Spring

20
3.3. Perancanggan Pegas
Diketahui :
Laju aliran massa = 1200 T/H (333,3 Kg/s)
Laju aliran massa maksimal = 1300 T/H (361,1 Kg/s)
Frekuensi maksimal = 16 Hz
Frekuensi minimal = 10 Hz
Panjang lintasan = 1610 mm
Indek pegas (asumsi) = 5
Modulus Geser = 80 kN/mm2
Tegangan Geser diijinkan = 420 N/mm2
Defleksi = 25mm

Ditanya :
Rancanglah pegas untuk vibrating feeder dengan data diatas

Jawab :

21
1. Gaya yang Bekerja (F)
F minimal
Fmin = m. f. l
Fmin = 333,3 kg/s. 10/s. 1610m
Fmin = 5366 N

F maksimal
Fmax = m. f. L
Fmax = 361,2 kg/s. 16/s. 1610m
Fmax = 9302 N

F rata-rata
Fmax + Fmin
Fm =
2
9302 N +5366 N
Fm =
2
Fm = 7334 N

F alternatif
Fmax −Fmin
Fm =
2
9302 N −5366 N
Fm =
2
Fm = 1968 N

2. Faktor Korekai Wahl (k)


(4.5−1) 0,615
k= +
(4.5+ 4) 5
k = 1,31

3. Diameter berdasarkan indeks pegas dan tegangan geser


c = D/d
5d = D

22
8. fa . 5. k
d2 =
π . tmax
8.1968 N .5. 1,31
d=
√ 3,14. 420 N /mm2
d = 8,84 mm

D = 5.d
D = 5. 8,84 mm
D = 44,21 mm

4. Jumlah lilitan
δ . G. d 4
n=
8. Fa . D 3
25 mm .80000 N /mm2 . 8,844
n=
8.1968 . 44,213
n = 9 lilitan

3.4. Desain Pegas

23
24
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan data perhitungan dari perancangan pegas untuk vibrating feeder PLTU
Banten 1 Suralaya dapat diambil kesimpulan :

1. Spring yang digunakan adalah spring menggunakan material AISI 4140 alloy
spring standar
2. Namun pada desain spring Diameter kawat, diameter pegas dan jumlah lilitan
pegasnya dirubah
3. Diameter kawat yang didapat dari perhitungan perancangan adalah 8,84mm,
Dimeter Pegas yang digunakan adalah 44,21mm dengan jumlah lilitan pegas 9.

4.2. Saran

1. Pergantian Desain Spring ini dianjurkan untuk mengurangi kerusakan pada spring
2. Diperlukan maintenance yang sesuai bagi spring di vibrating feeder agar lebih awet
dan tidak mudah rusak.

25
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, 2016.Coal Handling IP, PT. Indonesia Power.

[2] Hetharia M, Lewerissa Yplanda J. Analisis Energi pada Perencanaan


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan Cycle Tempo. Voering.
2018:3(1).

[3] Kurniawan AA, Mursadin Aqli. Analisis Efisiensi Boiler Unit 2 dan 4 Di PT.
PLN (Persero) Wil. Kalselteng Sektor PLTU Asam-Asam. SJME Kinematika.
2019:4(1).

[4] Setiawan E, Windarto, Djoko. 2014. Coal Handling System PLTU Rembang.
Semarang: Universitas Diponegoro.

[5] Sularso, Suga, Kiyokatsu. 2008. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen-
Elemen Mesin. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

[6] Widyawati, Fauzi. 2014. Analisis Sifat Mekanik pada Material AISI 4140 dan
Creusabro 8000 untuk Aplikasi Gigi Bucket Produksi PT. Polman Swadaya.
Bandung : Polman Bandung

26
LAMPI

RAN

27
Lampiran : I

JOB DESCRIPTION

1. Preventive Maintenance ( PM )

2. Condition Directed (CD)

3. Corrective Maintenance ( CM )

28
Lampiran : II

DIAGRAM S RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

120

100

80

60
Plan
Real

40

20

0
1 4 7 10 1 3 16 1 9 2 2 2 5 28 3 1 34 37 4 0 4 3 46 4 9 5 2 55 5 8 6 1

29
Lampiran : III

JURNAL KEGIATAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

05 Februari s.d 05 April 2020

NO HARI TANGGAL JENIS KEGIATAN


1 Rabu, 5 Februari 2020  Pengambilan APD

 Safety Induction

 Pengenalan Diri
2 Kamis, 6 Februari  Pengenalan lingkungan PLTU

2020
3 Jum’at, 7 Februari  Pengenalan EPA

2020  CM Underground
4 Senin, 10 Februari  PM Submerged Scraper Conveyor Unit

2020 Monthly
5 Selasa, 11 Februari  PM Belt Conveyor Monthly

2020
6 Rabu, 12 Februari  PM Belt Conveyor Monthly

2020
7 Kamis,, 13 Februari  Materi Pengenalan PLTU

2020
8 Jum’at, 14 Februari  Materi Pengenalan PLTU

2020
9 Senin, 17 Februari  Materi Pengenalan PLTU

2020
10 Selasa, 18 Februari  Presentasi Materi Pengenalan PLTU

2020
11 Rabu, 19 Februari  Materi Siklus Rankine

2020
12 Kamis, 20 Februari  PM Vibrating Feeder Monthly

2020
13 Jum’at, 21 Februari  Review PLTU

30
2020  Materi Coal Handling dan Ash Handling
14 Senin, 24 Februari  PM Belt Conveyor BC Monthly

2020  Materi Siklus Rankine


15 Selasa, 25 Februari  Materi Siklus Rankine

2020  Materi Coal Handling dan Ash Handling


16 Rabu, 26 Februari  Materi Siklus Rankine

2020  Materi Coal Handling dan Ash Handling


17 Kamis, 27 Februari  Materi Coal Handling dan Ash Handling

2020  Memotong Rubber Skirt


18 Jum’at, 28 Februari  PM Belt Conveyor BC Monthly

2020  PM Vibrating Feeder Monthly


19 Senin, 2 Maret 2020  Memberbaiki kedudukan Themocouple
20 Selasa, 3 Maret 2020  Presentasi Materi Coal Handling dan Ash

Handling
21 Rabu, 4 Maret 2020  PM ST/RE

 Materi Peralatan Mekanik


22 Kamis, 5 Maret 2020  Menyusun Kerangka Laporan
23 Jum’at, 6 Maret 2020  Ke CHCR dan mempelajari control Coal

Handling
24 Senin, 9 Maret 2020  Materi Peralatan Mekanik
25 Selasa, 10 Maret 2020  Materi Peralatan Mekanik
26 Rabu, 11 Maret 2020  Materi Inventory Batu Bara PLTU
27 Kamis, 12 Maret  PM Transfer Conveyor di SPOJ

2020  Presentasi Peralatan Mekanik


28 Jum’at, 13 Maret  Daily Meeting

2020  Dokumentasi Peralatan PLTU

 Diskusi pemilihan judul dengan pembimbing


29 Senin, 16 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL
30 Selasa, 17 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL

 PM Belt Conveyor Monthly


31 Rabu, 18 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL

 Pembuatan Rundown 2 Bulan


32 Kamis, 19 Maret 2020  PM Belt Conveyor Monthly

 Pembuatan Laporan PKL


31
33 Jum’at, 20 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
34 Senin, 23 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
35 Selasa, 24 Maret  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)

2020
36 Rabu, 25 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
37 Kamis, 26 Maret 2020  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
38 Jum’at, 27 Maret  Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)

2020
39 Senin, 30 Maret 2020  Revisi
40 Selasa, 31 Maret 2020  Revisi
41 Rabu, 1 April 2020  Revisi
42 Kamis, 2 April 2020  Revisi
43 Jum’at, 3 April 2020  Penutupan

32
Lampiran : IV

DOKUMENTASI KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

CM Underground

PM SSC

PM Bellt Conveyor

33
PM Vibrating Feeder

Perbaikan Kedudukan Thermocouple

Presentasi

34
PM Transfer Coveyor

PM ST/RE

35

Anda mungkin juga menyukai