Jl. Raya Merak, Desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten
42439, Indonesia
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
OLEH :
OLEH :
1701012013
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Mengetahui,
LEMBAR PENGESAHAN
ii
PLTU BANTEN 1 SURALAYA OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES
UNIT (BSLA OMU)
OLEH :
1701012013
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
198112132005011001
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Analisis Kerusakan Crusher pada Coal
Handling System PLTU BANTEN 1 SURALAYA” dapat diselesaikan. Laporan ini
merupakan salah satu persyaratan untuk nilai kelulusan di Politeknik Negeri Padang dan juga
iii
sebagai salah satu bahan pertanggungjawaban penulis selama mengikuti Praktik Kerja
Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2020 s.d. 5 April 2020.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu:
1. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
2. Nusyirwan, ST., MT. selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Politeknik
Negeri Padang, yang memberikan nasehat dan arahan dalam penyelesaian laporan.
3. Bapak Nugroho Prasetyo Rubiyanto selaku SPS Pemeliharaan Energi Primer dan Abu,
yang telah mengawasi dan member izin selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
4. Bapak Fajar Awit Subagyo selaku SP Pemeliharaan Energi Primer dan Abu, yang
telah membimbing dan mengarahkan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Rekan Mekanik Pemeliharaan Energi Primer dan Abu, yang telah memberikan arahan
dan pengetahuan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
6. Rekan PKL untuk kebersamaan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Indonesia Power.
7. Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis memohon maaf dan mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iv
iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Bab I Pendahuluan 1
1.1. Latar belakang PKL 1
1.2 .Tujuan .2
1.3. Manfaat 2
1.4. Batasan Masalah 2
Bab II Tinjauan Umum Perusahaan 3
2.1 Sejarah PT. Indonesia Power 3
2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma PT. Indonesia Power 4
2.1.1. Visi Perusahaan ...................................................................................................4
2.1.2. Misi Perusahaan ...................................................................................................4
2.1.3. Paradigma Perusahaan .........................................................................................4
2.1.4. Motto Perusahaan ................................................................................................4
2.1.5. Tujuan ..................................................................................................................5
2.3 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power 5
2.4 Struktur Grup Perusahaan 6
2.5 Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya 6
2.6 Proses Produksi PLTU Banten 1 Suralaya 7
2.7 Coal Handling System dan area PLTU Banten 1 Suralaya 8
2.8 Peralatan Mekanik Utama Coal Handling PLTU Banten 1 Suralaya 9
Bab III Analisis Kerusakan Crusher pada PLTU Banten 1 Suralaya 15
2.1 Crusher 15
2.2 Bagian-Bagian Crusher 16
2.3 Spesfikasi Crusher PLTU Banten 1 Suralaya 18
2.4 Analisa Bentuk Kerusakan pada Crusher 19
2.5 Pemecahan Masalah 21
Bab IV Penutup 22
4.1. Kesimpulan 22
4.2. Saran 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Crusher adalah salah satu peralatan yang digunakan pada Coal handling system
untuk menghancurkan batu bara sebelum masuk ke pulverizer. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kondisi peralatan akibat dari berbagai gangguan sebagai acuan untuk
melakukan upaya perawatan, perbaikan dan juga pencegahan baik terhadap
pengoperasian maupun pemeliharaan dari Crusher tersebut.
Gangguan yang sering terjadi misalnya adalah masuknya benda – benda asing ke
dalam ruang crusher yang dapat menggangu kinerja crusher. Adapun kerusakan yang
terjadi seperti ausnya ring hammer, rusaknya bantalan serta suspension bar.
1
Pada tugas PKL yang berjudul “Analisis Kerusakan Crusher pada Coal
Handling System PLTU Banten 1 Suralaya” penulis mencoba melakukan analisis
penyebab terjadinya kerusakan, dampak yang terjadi dan memberikan solusi untuk
mengatasi permasalahan yang ada dan diharapkan dapat memenuhi sasaran pemeliharaan.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa belajar menerapkan ilmu pengetahuan di lingkungan industri.
2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di industri serta mencari
solusi permasalahan.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan interpersonal skill (human relation)
4. Mahasiswa belajar / mengenal suasana kerja di lingkungan industri (jasa /
manufaktur).
5. Untuk Mengetahui proses kerja dari Crusher Sehingga dapat memaksimalkan
peralatan untuk mendukung ketersediaan peralatan coal handling.
1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui dan menganalisis
permasalahan khususnya pada kerusakan peralatan crusher sehingga meminimalkan
kegagalan yang terjadi selama proses berlangsung.
2
BAB II
Indonesia Power merupakan salah satu anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang
didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali I
(PT PJB I). Pada tanggal 8 Oktober 2000, PT PJB I berganti nama menjadi Indonesia
Power sebagai penegasan atas tujuan Perusahaan untuk menjadi Perusahaan pembangkit
tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni (Indonesia Power,2017).
3
2.2. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma PT Indonesia Power
2.2.4. MottoPerusahaan
“Energy of things”
4
2.2.5. Tujuan
Berikut adalah struktur grup Indonesia Power yang terdiri dari 5 Anak Perusahaan,
2 Perusahaan Patungan (Joint Venture Company), 1 Perusahaan Asosiasi, 3 Cucu
Perusahaan (Afiliasi dari Anak Peruasahaan) , sebagaimana tergambar dalam struktur
dibawah ini :
6
Gambar 5. Lokasi PLTU Banten 1 Suralaya
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty atau Movable Hopper kemudian
dikeruk dengan menggunakan Stecker Reclaimer dan selanjutnya diangkut dengan
conveyor menuju penyimpanan sementara (Temporary Stock) melalui Telescopic Chute
untuk kemudian dikirim ke boiler. Selanjutnya, batubara tersebut ditransfer melalui
Junction House ke Scrapper Conveyor atau tripper lalu ke Coal Bunker, diteruskan ke
Coal feeder yang berfungsi mengatur aliran ke Pulverizer dimana batubara digiling sesuai
kebutuhan menjadi serbuk yang sangat halus seperti tepung. Serbuk batubara ini
dicampur dengan udara panas dari Primary Air Fan dan dibawa ke Coal Burner yang
7
menghembuskan batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan
terbakar seperti gas untuk merobah air menjadi uap.
Udara panas yang digunakan oleh Primary Air Fan dipasok dari Force Draft Fan
yang menekan udara panas setelah dilewatkan melalui Air Heater . Force Draft Fan juga
memasok udara ke Coal Burner untuk mendukung proses pembakaran. Pembakaran yang
terjadi menghasilkan limbah berupa abu dengan perbandingan 14 : 1. Abu yang jatuh ke
bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan disimpan. Gas hasil pembakaran
dihisap ke luar dari boiler oleh I.D. Fan dan dilewatkan melalui Electrical Presipitator
yang menyerap 99,5 % dari abu terbang dan debu dengan sistem elektroda yang
dihembuskan ke cerobong asap atau Stack Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan
diambil dengan plat Pneumatic Gravity Conveyor yang digunakan sebagai material untuk
bahan pembuatan jalan, semen dan bahan bangunan (con block).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar diserap oleh pipa - pipa
penguap atau Waterwalls menjadi uap jenuh/uap basah yang selanjutnya dipanaskan
dengan Superheater . Kemudian uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi H.P .
Turbine , dimana uap tersebut ditekan melalui nozzle ke sudu - sudu turbin. Tenaga dari
uap menghantam sudu - sudu turbin membuat turbin berputar. Setelah melalui H.P.
Turbine, uap dikembalikan ke boiler dipanaskan ulang di Reheater sebelum uap tersebut
digunakan di I.P. Turbine dan L.P. Turbine . Sementara itu, uap bekas dikembalikan
menjadi air di Condensor dengan media pendingin air laut atau Sea Water yang dipasok
oleh C.W. pump. Air kondensasi akan digunakan kembali di boiler.
8
2.7. Coal Handling System dan area pada PLTU Banten 1 Suralaya
Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongkaran batubara dari
kapal / tongkang (unloading area), penimbunan atau penyimpanan di stock area atapun
pengisian ke bunker (power plant). yang digunakan untuk pembakaran di Boiler. Alat
transportasinya menggunakan system conveyor.
Gambar 7. Coal Handling System dan area pada PLTU Banten 1 Suralaya
9
Belt Conveyor di dalam Coal handling sistem merupakan peralatan yang sangat
vital dan berfungsi untuk mentransmisikan batubara dari unloading area (Intake
Hopper) sampai Coal Bunker (power plant). Bagian – bagian dari belt conveyor
yaitu motor, reducer, idler, pulley, counter weight dan cleaning device.
10
Gambar 10. ST/RE
5. Telescopic Chute
Merupakan tempat pembongkaran batu bara dalam keadaan darurat.
Dilengkapi dengan corong untuk mencegah abu batu bara beterbangan saat
pembongkaran. Peralatan ini bisa naik secara otomatis jika level batu bara di
bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai setting tertentu.
11
Gambar 12. Telescopic Chute
6. Junction House
Pengaturan arah aliran batu bara dilakukan di suatu bangunan yang memuat
alat pemindah arah aliran yang pengendaliannya dapat dikendalikan dari Control
Room Coal handling (CHCR). Pengaturan dilakukan dengan cara mengatur posisi
dari Diverter Gate / Isolating Shutle yang terdapat pada peralatan pemindah aliran.
Bangunan ini dikenal dengan nama Junction House.
12
Gambar 15. Hopper
9. Tripper (TR)
Tripper adalah suatu peralatan untuk mengarahkan curahan batubara dari Plant
Distribute Hopper ke bunker melalui belt conveyor.
12. Crusher
Crusher adalah peralatan yang berfungsi menggiling batu bara agar tidak
menggumpal sebelum masuk ke bunker sehingga pulverizer mudah
menghaluskan batu bara.
14
BAB III
3.1. Crusher
Crusher adalah peralatan yang berfungsi menggiling batu bara agar tidak
menggumpal sebelum masuk ke bunker sehingga pulverizer mudah menghaluskan batu
bara. Peralatan ini dirancang hanya untuk menghancurkan batu bara, bukan untuk batu
atau material lain. Karena peralatan ini menggunakan motor dengan daya yang sangat
tinggi (1000 kW), maka peralatan ini juga dilengkapi dengan beberapa alat pengaman.
15
Gambar 21. Prinsip Operasi Ring Type Coal Pennsylvania Crusher
Jenis yang digunakan pada crusher ialah spherical roller bearing untuk
memudahkan dalam pelumasan. Bearing ini sangat baik untuk beban radial berat.
e. Frame
Merupakan dinding yang menutup bagian – bagian komponen crusher.
17
Gambar 25. Ring hammer
18
3.4. Bentuk kerusakan pada crusher
Dapat disimpulkan bahwa material kurang memenuhi syarat sehingga komponen crusher
terutama ring hammer lebih cepat mengalami keausan. Padahal, bukan hanya batu bara
yang masuk ke dalam crusher tapi juga material lain seperti besi dan batu yang
kekerasannya lebih tinggi daripada batu bara.
19
Gambar 26. Gesekan pada ring hammer
3.4.4.1. Overheating
Perpindahan panas yang terjadi akibat gesekan yang sangat kuat antara benda asing dan
ring hammer menyebabkan extreme temperature pada bearing. Secara teoritis, jika
bantalan bekerja pada extreme temperature yaitu pada suhu 300OC maka bantalan akan
hancur karena terbakar. Range temperature yang diizinkan adalah -28OC sampai
43OC. Jika bantalan poros berada di atas temperature yang diizinkan, maka alarm
thermocouple akan berbunyi yaitu pada 71OC. Akibat rusaknya thermocouple,
overheating tidak dapat dideteksi sehingga operator tidak sempat mentripkan crusher.
3.4.4.2. Pelumasan
Kerusakan bantalan juga dapat disebabkan oleh kondisi pelumasan yaitu:
· Pemakaian pelumas yang terlalu lama
· Viskositas pelumas tidak layak
· Tidak sesuainya kuantitas pelumas
· Pelumas terkontaminasi zat lain
20
3.4.6. Gaya bentur (Impact Force) yang berlebihan
Kerusakan pada ring hammer dan suspension bar disebabkan oleh benturan yang keras
atau impact force antara benda asing dan ring hammer yang berlebihan. Sehingga secara
ring hammer menjadi aus. Begitu pula dengan suspension bar yang bergesekan dengan
ring hammer pada putaran di atas 496 rpm.
Karena bantalan memiliki batas temperatur maksimum yang ditentukan oleh fitur
standar yang ada pada unit bantalan maka pengecekan terhadap thermocouple harus
sering dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan komponen – komponen crusher.
Karena akar dari kerusakan ini adalah kurang berfungsinya thermocouple.
Bantalan bisa beroperasi dalam jangka waktu yang lama apabila temperatur saat
operasi tidak melebihi temperatur sekitar dan tidak terlalu panas untuk ukuran manusia.
Dengan menggunakan peralatan yang pemasangan yang baik, pemilihan jenis bantalan
yang tepat, jadwal pemberian dan pemilihan pelumas yang tepat serta tingkat perawatan
yang cukup, mampu memberikan umur operasi bearing sesuai dengan yang diharapkan.
Sehingga crusher pun tidak cepat rusak atau trip. Apabila terjadi kenaikan temperatur
yang melebihi batas aman maka stop crusher secepat mungkin dan biarkan bearing
dingin sampai mencapai 48OC. Kemudian restart granulator dan amati perubahan suhu
yang bekerja dengan teliti. Ulangi proses jika bearing overheat lagi.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabkan kerusakan pada crusher. Salah
satu penyebabnya ialah rusaknya thermocouple. Selain itu, tidak optimalnya magnetic
separator menyebabkan lolosnya benda - benda asing berupa logam dan spesifikasi
crusher yang digunakan tidak sesuai dengan batu bara jenis Subbituminous.
2. Dampak yang dapat terjadi terhadap komponen crusher yakni terlepasnya screen
plate dan misalignment pada kopling. Selain itu, rusaknya crusher mengakibatkan tidak
ada lagi crusher yang standby.
3. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada crusher B perlu dilakukan
penggantian beberapa komponen yakni ring hammer, suspension bar, heavy discs, shaft,
dan bearing.
5.2. Saran
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap thermocouple, pelumasan, benda asing dan
komponen crusher sebaiknya dilakukan dengan lebih intensif lagi.
2. Menambah/mengganti jenis magnetic separator agar benda asing berupa logam
dapat ditangkap secara maksimal sebelum memasuki crusher karena magnetic separator
yang sekarang kurang dapat menangkap semua logam yang ikut mausk bersama batu bara
ke dalam crusher.
3. Crusher yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan jenis batu bara yang telah
ditentukan (subbituminous) sehingga crusher dapat beroperasi dalam jangka waktu yang
lebih lama.
22
DAFTAR PUSTAKA
[3] Kurniawan AA, Mursadin Aqli. Analisis Efisiensi Boiler Unit 2 dan 4 Di PT.
PLN (Persero) Wil. Kalselteng Sektor PLTU Asam-Asam. SJME Kinematika.
2019:4(1).
[4] Setiawan E, Windarto, Djoko. 2014. Coal Handling System PLTU Rembang.
Semarang: Universitas Diponegoro.
[5] Syahar, A. B. 2011. Analisa Kerusakan Crusher B pada Coal Handling System
Unit 5-7 PLTU Suralaya. Skripsi. STT-PLN.
23
LAMPIRAN
24
Lampiran : I
JOB DESCRIPTION
1. Preventive Maintenance ( PM )
3. Corrective Maintenance ( CM )
25
Lampiran : II
120
100
80
60
Plan
Real
40
20
0
1 4 7 10 1 3 16 1 9 22 2 5 2 8 31 3 4 37 40 4 3 46 4 9 52 55 5 8 61
26
Lampiran : III
Safety Induction
Pengenalan Diri
2 Kamis, 6 Februari Pengenalan lingkungan PLTU
2020
3 Jum’at, 7 Februari Pengenalan EPA
2020 CM Underground
4 Senin, 10 Februari PM Submerged Scraper Conveyor Unit
2020 Monthly
5 Selasa, 11 Februari PM Belt Conveyor Monthly
2020
6 Rabu, 12 Februari PM Belt Conveyor Monthly
2020
7 Kamis,, 13 Februari Materi Pengenalan PLTU
2020
8 Jum’at, 14 Februari Materi Pengenalan PLTU
2020
9 Senin, 17 Februari Materi Pengenalan PLTU
2020
10 Selasa, 18 Februari Presentasi Materi Pengenalan PLTU
2020
11 Rabu, 19 Februari Materi Siklus Rankine
2020
12 Kamis, 20 Februari PM Vibrating Feeder Monthly
2020
13 Jum’at, 21 Februari Review PLTU
27
2020 Materi Coal Handling dan Ash Handling
14 Senin, 24 Februari PM Belt Conveyor BC Monthly
Handling
21 Rabu, 4 Maret 2020 PM ST/RE
Handling
24 Senin, 9 Maret 2020 Materi Peralatan Mekanik
25 Selasa, 10 Maret 2020 Materi Peralatan Mekanik
26 Rabu, 11 Maret 2020 Materi Inventory Batu Bara PLTU
27 Kamis,, 12 Maret PM Transfer Conveyor di SPOJ
2020
36 Rabu, 25 Maret 2020 Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
37 Kamis, 26 Maret 2020 Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
38 Jum’at, 27 Maret Pembuatan Laporan PKL (PKL From Home)
2020
39 Senin, 30 Maret 2020 Revisi
40 Selasa, 31 Maret 2020 Revisi
41 Rabu, 1 April 2020 Revisi
42 Kamis, 2 April 2020 Revisi
43 Jum’at, 3 April 2020 Penutupan
29
Lampiran : IV
DOKUMENTASI KEGIATAN
CM Underground
PM SSC
PM Bellt Conveyor
30
PM Vibrating Feeder
Presentasi
31
PM Transfer Coveyor
PM ST/RE
32