Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM

“FORGING”

Disusun Oleh :

Lutvia Maura A.

(12028010)

TEKNIK MESIN

AKADEMI TEKNIK WACANA MANUNGGAL SEMARANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Teknik Pembentukan Logam ‘Forging’” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Kautzar Rizki Diptaseptian, S.T., M.T. pada mata kuliah Teknik
Pembentukan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang teknik pembentukan logam secara forging bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kautzar Rizki


Diptaseptian, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Teknik Pembentukan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 18 Januari 2021

Lutvia Maura A.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................3
C. TUJUAN................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. DEFINISI FORGING............................................................................................4
B. MEKANISME FORGING.....................................................................................4
C. KLASIFIKASI FORGING.....................................................................................5
D. JENIS – JENIS FORGING....................................................................................7
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FORGING..............................................10
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................................11
B. SARAN................................................................................................................11
C. DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sekarang ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada bidang industry
otomotif. Pada bidang ini dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
barang yang diproduksi agar bisa bersaing pada pasar otomotif.

Dalam dunia permesinan dikenal berbagai macam alat yang dapat


membantu pekerjaan manusia agar mempermudah dalam pelaksanaannya. Dengan
adanya mesin-mesin-mesin tersebut manusia hanya sebagai kontroler atau
pengendali cara kerja dari mesin itu, sedangkan mesinnya itu sendiri berfungsi
sebagai motor atau penggerak.

Dalam proses fabrikasi logam, logam pada mulanya dibentuk dengan


dilelehkan sehingga benda akan memiliki kegunaan. Namun, pada umumnya
setelah dilelehkan, benda tersebut mendapatkan pengerjaan tambahan agar
menjadi benda yang dapat digunakan. Salah satu kerja tambahan tersebut adalah
proses forging.

Forging atau penempaan adalah suatu metode dimana sebuah benda akan
dilakukan penekanan atau pemukulan. Forging banyak digunakan pada industri
pengolahan logam skala kecil yang biasanya digunakan untuk membuat suatu
bentuk produk baru dari bahan dasar logam seperti besi, tembaga, dan lain – lain.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah definisi dari forging?
b. Bagaimana mekanisme forging?
c. Apa saja macam-macam forging?
d. Apa kelebihan dan kekurangan metode forging?
C. TUJUAN
a. Mengetahui definisi dari forging.
b. Mengetahui mekanisme forging.
c. Mengetahui jenis- jenis forging.
d. Mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan metode forging.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI FORGING
Forging atau penempaan merupakan proses deformasi yang dilakukan
dengan menekan benda uji/ material diantara dua cetakan (die), baik
menggunakan beban tiba-tiba (impact) atau ditekan secara gradual hingga
diperoleh bentuk akhir benda kerja yang diinginkan.

B. MEKANISME FORGING
Pada proses tempa, logam dipanaskan terlebih dahulu untuk
mempermudah proses, baru kemudian dilakukan penempaan. Proses
penempaan biasanya dilakukan berulang kali sehingga didapatkan struktur
butir yang homogen dan sifat mekanik lebih baik. Penempaan bisa dilakukan
dengan berbagai cara. Hasil penempaan kemudian disempurnakan melalui
machining untuk melakukan proses yang lebih rumit dan detail, kemudian
dilakukan uji (tarik atau tekan)

Forging merupakan salah satu bagian dari proses metal forming yang
dibagi menjadi 3 (tiga) kategori berdasarkan temperatur pengerjaannya, yaitu
proses cold, warm, dan hot forging dimana parameter dasarnya adalah
temperatur rekristalisasi.

a. Cold forging. Efek yang ditimbulkan oleh cold forging adalah adanya
penurunan tingkat keuletan, namun diiringi dengan naiknya kekuatan dan
kekerasan pada sifat materialnya. Hal ini disebabkan karena adanya efek
strain hardening. Juga terjadi perubahan struktur mikro, dimana butir –
butirnya akan memanjang dan merapat searah dengan arah deformasi
yang dominan serta memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik. Namun
proses cold forging memerlukan energi pembentukan yang lebih besar
untuk proses deformasinya.
b. Warm forging adalah proses tempa dimana temperatur pengerjaan di atas
suhu ruangan dan di bawah temperatur rekristalisasi. Memiliki
keunggulan beban tempa yang rendah, keuletan dan ketangguhan lebih
besar dibanding proses dingin, ketelitian meningkat dibandingkan tempa
panas. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan determinasi
temperatur tempa yang optimum serta pemilihan pelumas yang sulit.
c. Hot forging adalah proses tempa dimana temperatur kerja di atas
temperatur rekristalisasi. Memiliki keunggulan energi pembentukan yang
relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan proses pengerjaan dingin
pada material yang sama. Hal ini disebabkan karena terjadinya
penurunan tegangan alir sehingga tegangan tool dan beban tempa
berkurang. Selain itu, tingkat keuletan material akan lebih terjaga karena
adanya panas. Kelemahan proses tempa ini adalah biaya produksi tinggi,
ketelitian dan kondisi permukaan kurang baik, serta umur tool relatif
pendek.

C. KLASIFIKASI FORGING
Klasifikasi forging berdasarkan proses tempa logam adalah sebagai
berikut:
a. Tempa Konvensional
Tempa konvensional adalah proses penempaan dengan menggunakan alat
– alat konvensional seperti palu, landasan, dapur tempa, dan alat – alat lain
dengan tenaga manusia. Pada proses ini logam dipanaskan dan ditimpa
dengan mesin tempa uap di antara perkakas tangan atau die datar.
b. Open Die Forging
Open die forging menggunakan palu mesin sebagai alat pembentuk.
Dengan menggunakan palu mesin ini, dapat dibuat benda kerja dengan
ukuran yang lebih besar. Selain itu, tingkat kepresisian dan bentuk dapat
dperoleh dengan lebih baik. Palu ini banyak digunakan pada industri.

Gambar 1.0. Proses open die forging


Sumber : www.muellerindustries.com

Palu mesin ini dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :


- Palu mesin dengan tuas pegas
Palu ini dilengkapi dengan engkol, pegas pancangan palu dan landasan,
dengan mempunyai pancangan palu sebert 30 – 250 kg. Palu mesin
digerakkan oleh sebuah motor, gerakan engkol diteruskan melalui tuas
pegas kepada balok pangkat palu sehingga palu akan turun – naik. Palu
pegas biasanya digunakan untuk meregang benda kerja dan menempa
dengan memakai matres atau balok cetakan.
- Palu mesin pneumatis (ram type)
Palu ini banyak digunakan untuk berbagai pekerjaan tempa dan
penempaan yang menggunakan matres. Tipe yang umum dari palu ini
adalah dengan penggerak motor listrik yang menggerakkan torak yang
mendesak udara sehingga terjadi hampa udara. Hampa udara ini kemudian
menggerakkan palu. Melalui batang pengatur injakan, gerakan dan
kekuatan pukulan palu dapat diatur menurut kebutuhan.
- Palu mesin tenaga uap
Palu ini menerapkan prinsip kerja seperti palu kerja pneumatis, hanya
gerakan diperoleh dari gerakan torak yang dijalankan oleh tenaga uap
bertekanan.
c. Close Die Forging
Close Die Forging menerapkan prinsip kerja dengan menekan benda kerja
sehingga memperoleh bentuk yang diinginkan. Logam diletakkan dalam
cetakan, kemudian ditekan dengan kepala atas dan kepala bawah. Ketika
tekanan ini terjadi, benda kerja akan mengisi cetakan.

Gambar 1.1. Proses close die forging


Sumber : www.muellerindustries.com

D. JENIS – JENIS FORGING


a. Hammer Forging
Pada Hammer forging, landasan (ANVIL) dan palu yang dipakai
berbentuk datar sehingga proses ini diprioritaskan untuk membuat
benda kerja yang sederhana dan skala produksi kecil.

Gambar 1.2. Hammer forging

b. Drop Forging
Drop forging memiliki prinsip kerja dengan memaksa logam panas
yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die dengan cara
penempaan. Proses ini dilengkapi dengan die yang dibagi menjadi dua
bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer dan anvil.
Gambar 1.3 Drop Forging
c. Press Forging
Press forging digunakan untuk benda kerja dengan penampang besar
dan tebal. Prinsip kerjanya adalah dengan melakukan penekanan secara
perlahan pada benda kerja sehingga menghasilkan aliran logam yang
uniform.

Gambar 1.4 Forging Press


Sumber : The Library of Manufacturing

d. Upset forging
Proses ini dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung batang
logam ditekan dalam arah memanjang. Benda kerja yang diupset
berupa bar bulat, wire, ataupun silindris.
Gambar 1.5 Upset Forging
Sumber : Basic Workshop Faculty of Engineering – Rabigh by Dr. Abdel-Wahab El-
Morsy

e. Swaging
Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang
berbentuk bulat baik solid maupun berongga dengan cara penempaan
berulang kali. Proses swaging dapat membentuk kerucut dan
mengurangi diameter dalam maupun luar penampang.

Gambar 1.6. Swaging


Sumber : Pinterest
f. Roll Forging
Proses ini digunakan untuk mengurangi ketebalan dari bar yang
berbentuk bulat atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah
sumbu axisnya.

Gambar 1.6. Roll Forging


Sumber : 3D Spectra Tech

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FORGING


Kelebihan forging :

a. Meningkatkan kekuatan material,


b. Struktur lebih menyatu dan seragam,
c. Mengurangi proses permesinan lanjut, dan
d. Menghemat material karena mengurangi material sisa.

Kekurangan forging :
a. Oksidasi cepat dalam penempaan permukaan logam pada suhu tinggi
sehingga menghasilkan kerak,
b. Biaya awal dan biaya pemeliharaan tinggi,
c. Penempaan terbatas pada bentuk yang sederhana,
d. Beberapa bahan tidak dapat dikerjakan dengan forging, dan
e. Toleransi yang erat dalam operasi tempa sulit untuk dipelihara.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Forging atau penempaan merupakan proses deformasi yang dilakukan
dengan menekan benda uji untuk menghasilkan benda yang dapat
dimanfaatkan. Forging dibedakan berdasarkan klasifikasi dan jenis yang
berbeda sehingga pemanfaatan forging bisa digunakan sesuai kebutuhan.

B. SARAN
Demikian makalah yang saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik, silahkan disampaikan kepada kami. Apabila
terdapat kesalahan mohon dimaafkan.

C. DAFTAR PUSTAKA

Ardian, A. (2013). Teori Pembentukan Bahan. Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Teknik Mesin Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta.
Diakses pada tanggal 18 Januari 2021.

Iskandar, N. (2012). ANALISA CACAT DIMENSI PADA MINIATUR


PRODUK HASIL PROSES COLD UPSET FORGING. Program
Pascasarjana Undip. Diakses pada tanggal 18 Januari 2021.

Ndaruhadi, P. Y. M. W. (2017). PERBANDINGAN PERUBAHAN SIFAT


MEKANIK ALUMINIUM PADUAN AKIBAT PERUBAHAN NILAI
H0/D0 BILLET PADA PROSES TEMPA DINGIN. Media Mesin:
Majalah Teknik Mesin, 11(1). Diakses pada tanggal 18 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai