Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTIKUM
PROSES PRODUKSI

Disusun oleh :

Evan Ricardo Laurence 19044000021

Tim Dosen Pembimbing Pratikum


Proses Produksi

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2020
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM PROSES PRODUKSI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Benda Kerja : Spesimen Uji Tarik


Dikerjakan Oleh : Evan Ricardo Laurence
NIM : 19044000021
Kelompok : II ( Dua )
Tgl/Bln/Thn Praktikum : 27 Juli 2020

Mengetahui, Malang, 27 Juli 2020


Kepala Laboratorium Menyetujui,
Proses Produksi Dosen Pembimbing

Ir. I Made Sunada MSc. Ir. Agus Iswantoko, MT.

[Type text] Page i


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
Laporan ini berawal dari praktikum semester dua oleh dosen pembimbing mata
kuliah Praktikum Proses Produksi yaitu Ir. Agus Iswantoko, MT.

Ide penyusunan laporan ini, penulis menyajikan mesin bubut beserta


bagian dan fungsinya. Kemudian, membuat spesimen uji tarik berserta langkah-
langkah penggunaan mesin bubut. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini,
mahasiswa semakin terampil dan menjadi calon tenaga kerja yang inovatif dan
berwawasan industri.

Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pengampu yang telah memberikan materi sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan laporan ini.

Malang, 27 Juli 2020

Evan Ricardo Laurence

[Type text] Page ii


Daftar Isi

[Type text] Page iii


[Type text] Page iv
Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Proses permesinan merupakan proses membuat sebuah produk atau
alat baru dengan prosedur yang dimulai dari bahan mentah yang diolah
dengan metode yang urut dan sistematis menghasilkan produk yang
bernilai guna. Sebuah produk sangat diharuskan memiliki karakteristik
ukuran yang sesuai dengan permintaan konsumen serta memiliki tekstur
yang ideal agar nyaman digunakan. Untuk mendapatkan karakteristik yang
ideal maka dilakukan proses. Dalam studi kali ini, produk akan dikenai
pembubutan menggunakan mesin bubut.

Mesin bubut merupakan alat yang digunakan untuk menyayat


benda putar, membentuk uliran, serta meniruskan benda. Pembubutan
akan dilakukan dengan mesin yang memutar benda uji kemudian pisau
pahat menyayat produk dengan ketebalan tertentu. Mesin ini masih
bergantung dengan adanya operator sehingga peran manusia serta resiko
human error masih cukup tinggi.

Oleh sebab itu, sangat penting mengetahui cara melakukan


pembubutan dengan benar. Sehingga kedepannya diharapkan terciptanya
tenaga kerja yang terampil dan inovatif. Diharapkan inovasi yang akan
mengarah pada terciptanya mesin dengan full automatic.

1.2. Tujuan Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum pembubutan diharapkan :

1.2.1. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut


1.2.2. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya
yang diperlukan untuk melakukan operasi mesin bubut

1.3. Manfaat Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum pembubutan maka :

1.3.1. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut


1.3.2. Mahasiswa dapat menghitung waktu pemotongan serta daya
yang diperlukan untuk melakukan operasi mesin bubut

[Type text] Page 1


1.4. Rumusan Masalah
1.4.1. Bagaimana cara melakukan pembubutan lurus?
1.4.2. Bagaimana cara melakukan pembubutan camper/tirus?
1.4.3. Bagaimana cara menghaluskan atau finishing benda uji?

[Type text] Page 2


Bab II
Landasan Teori

2.1. Teori Proses Produksi


Era modern, banyak dijumpai pabrik yang memproduksi barang
dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh sebab
itu, upaya memenuhi kebutuhan pasar dilakukan sebuah proses produksi.
Menurut S. Handayaningrat dalam buku “Pengantar Studi dan
Administrasi” menyatakan bahwa proses adalah serangkaian tahap
kegiatan mulai dari menentukan sasaran sampai tercapinya tujuan
[ CITATION SHa88 \l 1057 ]. Sedangkan, Menurut Drs. Eko Harsono
(1994:4), pengertian produksi adalah setiap usaha manusia/kegiatan yang
membawa benda ke dalam suatu keadaan sehingga dapat dipergunakan
untuk kebutuhan manusia dengan lebih baik[ CITATION Pah19 \l 1057 ].

Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan bahwa proses


produksi merupakan sebuah rangkaian kegiatan manusia membawa benda
mentah ke dalam suatu lini pengolahan mengubah benda tersebut menjadi
benda jadi yang dapat dipergunakan sesuai tujuan dan kebutuhan manusia.
Pengolahan ini bertujuan menambah nilai pada bahan mentah sehingga
kebutuhan konsumen terpenuhi. Proses ini tentu tidak dapat berjalan
sendiri, karena mengakibatkan produksi yang tidak terkendali. Maka
sangat diperlukan arahan yang mampu mengevaluasi transformatif sesuai
dengan permintaan pasar.

2.2. Teori Proses Permesinan


Dalam sistem manufaktur modern, proses permesinan merupakan
proses menghasilkan produk dalam waktu singkat menggunakan sebuah
teknologi. Sistem ini terkait erat dengan sifat fisik maupun mekanik
material yang digunakan serta pahat yang mengenai benda kerja. Pahat
akan mengenai benda kerja secara berulang hingga menghasilkan bentuk
sesuai permintaan. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri

[Type text] Page 3


manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian
(drilling), proses pembubutan ( tur ning), proses penyayatan/frais
(milling), proses gergaji (sawing), proses broaching, dan proses gerinda
(grinding) [ CITATION KEN17 \l 1057 ].

Jika dibandingkan dengan proses pembentukan produk lainnya,


proses permesinan memiliki keungggulan pada ragam pemotongan serta
material yang dapat diproses. Keunggulan ini dapat dimanfaatkan oleh lini
produksi untuk memudahkan bahkan memiiki kemungkinan untuk
menyingkat waktu produksi.

2.3. Teori Proses Bubut


Proes pembubutan adalah proses untuk menghasilkan bagian
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan mesin bubut.
Bentuk dasar hasil produk proses bubut ialah bubut permukaan, bubut
silindris, dan bubut tirus. proses bubut silindris ialah proses membubut
sejajar sumbu kerja secara berulang hingga mencapai ketebalan yang
diinginkan. Proses bubut tirus memanfaatkan bentuk sudut dalam
mevariasi potongan sedangkan proses bubut permukaan dapat dilakukan
dengan membubut benda kerja tegak lurus sumbu kerja.

Gambar 2.1 gambar skematis mesin bubut

[Type text] Page 4


2.4. Prinsip Kerja Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang proses pemotongan dilakukan
dengan pemutaran benda kerja (turning cutting metal process). Benda
kerja yang diproses adalah benda kerja yang berbentuk silinder baik solid
shaft ataupun hollow shaft. Benda kerja dicekam oleh chuck, dalam proses
pemotongan tersebut benda kerja berputar sesuai putaran motor yang kita
atur, pengaturan putaran motor disesuaikan oleh diameter dari benda kerja.
Proses pemotongan menggunakan tool cutting yang dipasang pada
penjepitnya dan ujung tool tersebut sejajar dengan center yang dipasang
pada tail stock.

Prinsip kerja mesin bubut :

 Dengan benda kerja yang berputar


 Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point
cutting tool)
 Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada
jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda
kerja

Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut :

1. Membubut luar dan dalam


2. Membubut tirus
3. Membubut permukaan
4. Memotong
5. Membuat ulir

[Type text] Page 5


Gambar 2.2 bentuk skema pengerjaan mesin bubut

2.5. Jenis-Jenis Mesin Bubut


2.5.1. Mesin bubut senter/centre lathe
Mesin ini menjadi favorit karena pengoperasian yang cukup mudah
dan punya varian bentuk. Pengoperasian mesin bubut ini dilakukan
dengan poros spindle berahang chuck dengan satu sisi untuk
mencengkram sumbu putar dan ujung lainnya sebagai penahan.

Gambar 2.3 mesin bubut centre lathe

[Type text] Page 6


2.5.2. Mesin bubut otomatis
Mesin bubut ini dirancang secara otomatis namun beberapa produk
masih digunakan semi otomatis. Prinsip kerjanya, benda kerja
dihantrakan kepada mesin bubut yang dilengkapi dengan sejumlah
suku cadang berurutan sehingga membutuhkan sedikit pengawasan
operator. Kekurangan mesin bubut ini karena harganya yang masih
relatif mahal.

Gambar 2.4 mesin bubut kayu otomatis

2.5.3. Mesin bubut sabuk


Sabuk berputar pada poros untuk memutar roda gigi, sehingga
perputaran roda gigi menjadi sangat penting dalam pembuatan ulir.
Pada roda gigi terdapat eretan pahat yang bergerak dengan
kecepatan konstan membentuk ulir.

Gambar 2.5 mesin bubut sabuk

[Type text] Page 7


2.5.4. Mesin bubut pencekam vertikal stasiun majemuk
Mesin bubut bergerak otomatis, dengan operator yang membuat
settingan dalam menentukan bentuk akhir produk. diharapkan lebih
efisien karena cengkraman telah di atur otomatis. Banyak
digunakan di perusahaan besar.

Gambar 2.6 mesin bubut vertikal stasiun double


2.5.5. Mesin bubut penyalin (copy lathe)
Mesin bubut yang digunakan untuk menyalin model master yang
digunakan dari benda kerja yang digunakan. Mesin bubut ini masih
dioperasikan secara manual. Perakitan utamanya ialah perakitan
duplikat, banyak digunakan dalam pengerjaan logam.

Gambar 2.7 mesin bubut penyalin manual

2.5.6. Mesin bubut revolver (pistol) atau turret


Mesin bubut ini dilengkapi oleh pahat dengan kedudukan yang
berbeda beda dan dapat diatur sesuai kebutuhan. Membutuhkan

[Type text] Page 8


tenaga yang terampil dalam mengoperaikannya karena memerlukan
waktu lama untuk menyiapkan mesin. Namun, keuntungan dari
mesin lathe ini mampu memproduksi dalam jumlah banyak.

Gambar 2.8 Mesin bubut revolver/turret

2.5.7. Mesin bubut facing lathe


Mesin bubut khusus pada material berbentuk piringan atau datar
sehingga tidak dapat digunakan untuk material berbentuk balok.
Cara kerjanya dengan cakram plat disetting untuk mencekram
benda kerja.

Gambar 2.9 mesin bubut facing lathe

[Type text] Page 9


2.6. Bagian Bagian Dari Mesin Bubut
1. Head stock
Kepala tetap (head stock) adalah bagian utama dari mesin bubut yang
digunakan untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan
untuk menggerakan spindel. Dimana di dalam spindel tersebut
dipasang alat untuk menjepit benda kerja. Spindel ini merupakan
bagian terpenting dari sebuah kepala tetap. Selain itu, poros yang
terdapat pada kepala tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigi
untuk mengatur kecepatan putaran yang diinginkan. Dengan demikian,
dalam kepala tetap terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi
yang meneruskan putaran motor menjadi putaran spindel.

Gambar

2. Tail stock
Bagian bagian utama mesin bubut berikutnya adalah kepala lepas atau
disebut juga tail stock. Kepala lepas merupakan center kedua pada
mesin bubut terletak di sebelah kanan dan dapat digeser sepanjang
meja/alas mesin. Kepala lepas ini memiliki tinggi center yang sama
dengan center kepala tetap.

[Type text] Page 10


Bagian mesin bubut ini berfungsi untuk tempat pemasangan center
kepala lepas yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja,
selain itu dapat digunakan sebagai dudukan penjepit mata bor pada saat
melakukan pengeboran. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin,
kepala lepas juga dapat digeser dalam arah melintang, yaitu pada saat
proses pembubutan benda kerja dengan bentuk konis/tirus.

3. Alas/ meja mesin


Bagian mesin bubut ini merupakan bagian yang berfungsi sebagai
lintasan dan penyangga eretan (support) dan kepala lepas. Selama
proses pembubutan berlangsung pergerakan eretan maupun kepala
lepas akan melintas di atas meja/alas tersebut.

[Type text] Page 11


Untuk memperoleh akurasi dan kelurusan hasil pembubutan, salah satu
hal yang dapat dilakukan adalah membuat meja/alas ini agar memiliki
permukaan yang rata, halus dan lurus. Meja mesin ini merupakan salah
satu bagian yang perlu mendapat perhatian lebih dalam perawatannya.
Selalu dijaga pelumasannya agar terhindar dari karat sehingga
pergerakan eretan maupun kepala lepas dapat meluncur dengan baik.

4. Eretan
Eretan merupakan bagian mesin bubut dan fungsinya adalah sebagai
dudukan sekaligus penghantar alat potong/pahat agar dapat bergerak
sepanjang alas mesin baik bergerak dalam arah membujur maupun
melintang. Kondisi eretan ini mempengaruhi kualitas hasil pemotongan
oleh pahat maupun akurasi ukuran benda kerja.

Akurasi ukuran hasil pembubutan dapat diperoleh dengan mengatur


gerak langkah pemakanan alat potong/pahat bubut oleh bagian eretan
ini dengan menggunakan skala nonius yang terdapat pada setiap eretan.
Eretan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:

 Eretan bawah yang berjalan membujur sepanjang alas mesin,


 Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin,
 Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubut, dan
dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut yang

[Type text] Page 12


dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda
yang konis/tirus. Dalam operasinya, eretan ini dapat digerakkan
secara manual maupun otomatis.

5. Poros transportif dan poros pembawa


Poros transporter adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat
atau trapezium dengan jenis ulir whithworth (inchi) atau metric (mm),
berfungsi untuk membawa eretab pada waktu pembubutan secara
otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/melintang dan ulir,
poros tranportir untul mesin bubut standar pada umumnya kisaar ulir
transportirnya antara dari 6 – 8 mm. poros pembawa adalah poros yang
selalu berputar untul membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemeakanan secara otomatis.

6. Tuas/handle
Tuas/handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaanya.
Maka dari itu, didalam mengatur tua/handel pada setiap melakukan
proses pembubutan harus berpedoman pada tabel-tabel pentunjuk
pengaturan yang terdapat pada mesin bubut.

[Type text] Page 13


7. Penjepit/pemegang pahat
Penjepit/pemegang pahat (tools post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua
macama yaitu, pemegang pahat standard an pemegang yang dapat
disetel (justable toll poss)

[Type text] Page 14


Bab III
Spesifikasi Mesin dan
Prosedur Pembuatan Benda Kerja

3.1. Spesifikasi mesin yang digunakan

Kapasitas

Swing over bed : 9 inchi


Swing over cross slide : 5 – 5/16 inchi
Distance between centre : 20 inchi

Head Stock

Hole Through Spindel : 7/8 inchi


Spindle Nose : 1 – ½ x 8 T.P.I
Spindle Bearing Type : Trapered Roller
Taper in Spindle Nose :MT-3
Number of Spindle Speed :6
Range of Spindle Speed : 130-2000 Rpm
Chuck Jaw : 4 inchi – 3 (three jaw) Unversal chuck 7
inchi – 4 (four jaw) independent chuck

[Type text] Page 15


Gear box

Number of Longitudial Feeds : 18


Range of Longitudial Feeds : 0,05 – 0,11 inchi
Number of Inches Threads : 27
Range of Inches Threads : 8 – 56 T.P.I
Number of Matric Threads : 11
Range of Matric Threads : 0,5 – 3 mm
Leadscrew : 9/16 x 16 Inchi T.P.I

Compound and Carriage

Tool Type : single and 4 way


Maximum Tool Size : ½ x ½ inchi
Maximum comp slide travel : 1 – 7/8 Inchi
Maximum Cross slide travel : 5 inchi
Maximum Carriage Travel : 16 inchi

Tail Stock

Tail stock spindle travel : 1 – 9/16 inchi


Diameter of Tailstock Spindle : 1 – 1/16 inchi
Taper in Tailstock Spindle : MT-2

Miscellaneous

Steady Rest capacity : ¼ inchi - 1 inchi – 7/8 Inchi


Follow rest capacity : ¼ inchi - 1 inchi – 7/8 Inchi
Length of bed : 32 inchi
Width of bed : 4 inchi – ½ inchi
Height of bed : 6 inchi – 5/8 inchi
Overal dimession : 37 ½ “Lx19-¾” W x
Main motor : 15” ¼ “11

[Type text] Page 16


Net weight : 195 Lbs
Shipping weght (approx) : 250 Lbs

3.2. Gambar dan Alat-alat yang digunakan


1. Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu perkakas yang digunakan untuk


memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatanya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakan tranlasi
dari pahat disebut gerak umpan.

2. Kikir

Kikir adalah suatu peralatan untuk mengikis/mengetam


permukaan bahan, sehingga dapat menghasilakan permukaan benda
kerja yang halus.

[Type text] Page 17


3. Amplas

Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau
kain yang telah ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti butiran
pasir dan berfungsi untuk membuat permukaan benda yang kasar
menjadi halus dengan cara menggosokan permukaan kasarnya ke
permukaan suatu bahan atau benda

4. Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak,


kedalaman, maupun ‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat
ketelitian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.

[Type text] Page 18


5. Penggaris

Penggaris adalah alat bantu untuk mengukur benda kerja.


dimana permukaan dan bagian sisinya lurus dan rata. Digunkan untuk
mengukur panjang, lebar, dan tebal.

6. Kapur

Kapur adalah material yang berasal dari bantuan sedimen


berwarna putih dan halus yang terutama tersusun dari mineral
kalsium. Kapur adalah bahan yang bermanfaat dalam berbagai
aktivitas manusia dan relative murah.

[Type text] Page 19


3.3. Gambar benda kerja yang dibuat

3.4. Prosedur dan perencanaan pembuatan benda kerja


Cara menghidupkan/menjalankan mesin bubut

 Pasang benda kerja pada cekam dan pasang center pada tail
stock.
 Pasang pahat potong (cutting tool) sejajar dengan center.
 Atur kecepatan putar cekam dengan mengubah posisi tuas
pengatur putaran sesuai dengan table kecepatan.
 Putar posisi main switch pada posisi on
 Hidupkan motor dengan menekan tombol on
 Langkah pemotongan dengan menggerakan (memutar)
salah satu pemutar eretan.
 Jika menginginkan langka otomatis, putar tuas otomatis ke
kanan penuh maka eretan bergerak sejajar sumbu benda
kerja. Jika tuas otomatis ke kiri penuh eretan akan bergerk
tegak lurus terhadap sumbu kerja.

Pembuatan benda kerja

1. Tandai bagian pada benda yang ingin disayat dengan kapur


2. Pasang benda kerja pada cekam dan eratkan
3. Jika benda kerja telah terpasang, maka eratkan benda tersebut
dengan tailstock agar benda tidak melengkung

[Type text] Page 20


4. Kemudian, sayat lurus bagian yang telah ditandai, gerakkan
saddle hands untuk mengarahkan ke kanan dan ke kiri benda.
Gerakkan cross side untuk diarahkan ke titik sayat. Penyayatan
sebaiknya dilakukan setipis mungkin dan dilakukan berulang
hingga mencapai ketebalan yang diinginkan agar permukaan
halus.
5. Bila ingin melakukan sayat tirus dapat menggunakan kikir
dengan menekan perlahan ke arah samping
6. Bila telah mencapai ketebalan yang diingin kan dapat
dilakukan pengamplasan

Cara mematikan mesin bubut

1. Tempatkan pahat pemtong dalam keadaan tidak bersentuhan


dengan benda kerja
2. Matikan motor dengan menekan tombol off
3. Setelan cekam dapat dilepas dan benda kerja dapat diukur atau
di periksa.

BAB IV

[Type text] Page 21


Perhitungan Pembuatan Benda Kerja

Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang pada
poros utama (spindle) seperti pada gambar (1). Dengan mengatur lengan pengatur
yang terdapat kepala diam maka putaran poros utama dapat dipilih. Harga putaran
poros utama umumnya dibuat bertingkat dengan aturan yang telah distandarkan
misalnya: 630, 710, 800, 900, 1000, 1200, 1250, 1400, 1600, 1800 dan 2000 rpm.
Untuk mesin bubut dengan putaran motor yang variabel atau dengan sistem
transmisi variabel maka kecepatan putaran poros utama tidak lagi bertingkat
melainkan berkesinambungan (continue). Pahat dipasangkan pada dudukan pahat
dan kedalaman potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang (cross
slide) melalui roda pemutar (skala pada pemutar menunjukkan selisih harga
diameter) dengan demikian kedalaman potong adalah setengah harga tersebut.
Pahat bergerak translasi dengan kereta dan gerak makannya diatur dengan lengan
pengatur pada roda gigi. Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut
bermacam-macam dan menurut tingkatan yang telah distandarkan, misalnya:
….,0.1,0.112,0.125,0.14,0.16,….

Gambar 1. Mesin bubut (lathe)

[Type text] Page 22


4.1. Rumus-rumus yang dipergunakan
Elemen dasar dari proses bubut dapat diketahui atau
dihitung dengan menggunakan rumus yang dapat diturunkan
dengan memperhatikan gambar 3. Kondisi pemotongan ditentukan
sebagai berikut:
Benda kerja:
do = diameter mula (mm)
dm = diameter akhir (mm)
lt = panajng pemesinan (mm)
Pahat bubut :
kr = sudut potong utama (o)
yo = sudut geram (mm)
a = kedalaman pemotongan (mm)
¿
= d o −d m ¿ 2 (mm)

f = gerak makan (mm/r)


n = putaran poros utama (benda kerja) (r/min)

Gambar 2. Proses bubut

Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-rumus berikut:

1. Kecepatan potong

[Type text] Page 23


a. Kecepatan pemotongan untuk proses pembubutan

π . d .n
v= (m/menit)
1000

Keterangan:
d : diameter rata- rata benda kerja {(d0+dm)/2} (mm)
n : putaran mesin / benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14

dimana d = diameter rata-rata yaitu sebesar

d o +d m
d= ≈d o (mm)
2

b. KecepatanPemotongan untuk proses penguliran


22
CS = [ { π . d ) + p ] . n (m/menit)

Dimana:
√ 1000

P :jarak pitch (mm)


d : diameterrata- rata bendakerja{(d0+dm)/2} (mm)
2. Kedalaman pemotongan
d 0−d m
a= ( mm )
2
3. Kecepatan makan

vf = f.n (mm/menit)
Keterangan:
f : besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n : putaran mesin (RPM)

4. Waktu pemotongan
 Waktu pemesinan bubut rata

lt
tc= (menit)
vf

keterangan

[Type text] Page 24


tc : waktu pemesinan bubut rata
vf : kecepatan pemakanan {f x n (mm/menit)}
lt : panjang pembubutan rata {ℓa+ ℓ mm }
f =gerak makan dalam satuputaran (mm/putaran)
n =putaran benda kerja (RPM)
ℓ =panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)

 WaktuPemesinanBubutMuka (Facing)
lt
tc= (menit)
vf
d
LT = r + ℓa = + ℓa (mm)
2
Vf = f x n (mm/menit)
Keterangan:
d = diameter bendakerja
f = gerak makan dalam satuputaran (mm/putaran)
n = putaran spindle/bendakerja (RPM)
ℓa = panjangpembubutan rata (mm)
ℓa = jarak star pahat (mm)
 Waktu pemesinan bubut tirus
lm 2
tc= (menit)
vf
2
lm2 = (l m 1 )2( Dm 1−Dm 2 )
√ 2
Keterangan:
lm2 = panjang bidang miring benda kerja (mm)
lm1 = panjang bidang lurus benda kerja (mm)
Dm2 = diameter terkecil benda kerja (mm)
Dm1 = diameter terbesar benda kerja (mm)

5. kecepatan penghasil geram

[Type text] Page 25


Z = v.A (cm3/min)

Dimana penampang geram terpotong yaitu sebesar

A = f.a (mm2)

Sehingga kecepatan penghasil geram akan menjadi

Z = f.a.v (cm3/min)
Keterangan;

a : kedalaman potong (mm)


f : gerak makan / dalam satu putaran (mm/putaran)

4.2. Rekapitulasi Hasil Praktikum


a. Putaran mesin bubut (n)
π . d .n v .1000
v= , maka, n =
1000 d.n
dimana:
v = kecepatan potong = 21 m/menit (menggunakan pahat hss
dan bahan yang dibubut adalah baja ST-32)
d = diameter benda keerja = 10 mm
π = nilai konstanta = 3,14

jadi :
v .1000
n=
d.n
21.1000
n=
10 .3,14
n =668,78 rpm

b. Kedalaman pemotongan (a)


d −d
a = 0 m : sayatan
2
dimana :
d0 = diameter awal benda kerja = 10 mm
dm = diameter akhir benda kerja = 6,5 mm
sayatan = 26 kali penyayatan

[Type text] Page 26


jadi :
10−6,5
a= : 26
2
a = 1,75 : 26
a = 0,067 mm
c. Kecepatan makan (Vf)
Vf = f x n
Dimana :
f = 0,19 mm/put
n = putaran mesin = 668,78 rpm

jadi :
Vf = 0,19 x 668,78 = 127,06
Artinya setiap pemakanan benda kerja sebesar 0,19 mm/ menit
dapat dilakukan 127,06 mm

d. Kecepatan geram (v)


π . d .n
V=
1000
3,14 .10 .668,78
V=
1000
V = 20,99
V = 21 m/min

e. Kecepatan geser pada bidang geram (Vs)


ycosyp
Vs =
cos ⁡(− yp)
Vs =

f. Gaya potong spesifik referensi (Ks1.1)


Ks1.1 = 144 σu0,37
Ks.1.1 = 144(3650,37 ¿
Ks1.1 = 1277,64 N/mm2

g. Gaya potong spesifik (Ks)


Ks = Ks1.1 . f 2. Ck . Cyo . Cvb . Cv
Dimana :
Ck = 1 untuk Kr = 90º
Cvb = 1,08 untuk Vb rata-rata = 0,2 mm

[Type text] Page 27


Cyo = 1,12 untuk Yp = -6
Cv = 1,0 untuk V> 200 m/min
Ks = 1277,64 . 0,192. 1 . 1,12 . 1,08 . 1,0
Ks = 2154,26 N/mm2

h. Gaya potong (Fv)


Fv = Ks . A
Fv = 2154,26 . 0,475
Fv = 1023,27 N

i. Waktu pemotongan (tc)


lt
tc=
vf
32
tc =
127,06
tc = 0,2518 menit

j. Waktu untuk proses pembubutan (waktu produktif)


Dalam menyelesaikan benda kerja, dilakukan 3 jenis
pemotongan pada tiap prosesnya dengan waktu sebagai berikut:
1. Pembubutan dari diameter awal 10 mm menjadi 6,5 mm
sepanjang 35 mm

gambar ukuran benda sebelum pembubutan

Gambar ukuran benda setelah pembubutan


 Jumlah pemakanan = 26 kali
 Tiap Pemakanan memerlukan waktu
35 mm
x 60 detik = 16,52
127,06
 Jadi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk proses
pertama
26 X 16,52 detik = 429,52 detik = 7,158 menit

[Type text] Page 28


2. Pembubutan camper

Gambar Ukuran benda kerja setelah dibubut camper


 Jumlah pemakanan = 26 kali
 Tiap pemakanan memerlukan waktu
3
x 60 detik = 1,41 detik
127,06
 Jadi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk proses
kedua
26 x 1,41 detik = 36,66 detik = 0,611 menit

3. Pembubutan facing

Gambar Ukuran benda setelah dibubut facing


 Jumlah pemakanan = 26 kali
 Tiap pemakanan memerlukan waktu
5
x 60 detik = 2,36 detik
127,06
 Jadi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk proses
ketiga
26 x 2,36 detik = 61,36 detik = 1,0226 menit

Jadi waktu keseluruhan untuk proses pembubutan adalah =


7,158 + 0,611 + 1,0226 = 8,7916 menit

k. Tebal geram sebelum dipotong (h)


Kr = 90º
h = f sin Kr
h = 0,19 sin 90º
h = 0,19 . 1
h = 0,19 mm

l. Lebar pemotongan geram (b)


a
b=
sin Kr

[Type text] Page 29


0,067
b=
sin 90 º
b = 0,067 mm

m. Rasio pemampatan geram (λh)


hc
λh =
h
0,067
λh =
0,19
λh = 0,352 mm

n. Sudut geser (Φ)


cos yp
Tan Φ =
λ h−sin yp
cos(−6)
Tan Φ =
0,352−sin ⁡(−6)
Tan Φ = 2,1784
Φ = 65,34º

o. Sudut geram (η)


η = 90 + yp – Φ
η = 90 + (-6) – 2 (65,34º)
η = -46,68

p. Penampang geram
A=fxn
A = 0,19 x 0,067
A = 0,01273 mm2

q. Kecepatan penghasil geram (z)


Z=AxV
Z = 0,01273 x 21
mm3
Z = 0,26733
menit
cm3
Z = 0,026733
menit

r. Waktu bebas (ta)


ts
ta = tlw  tAT  tRT  tUW + +t + t
N p b
Dimana :

[Type text] Page 30


Ta = waktu non produktif
TLW = waktu pemasangan benda kerja; min/produk = 30 detik =
0,5 menit
TAT = waktu penyiapan, yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa/menggerakkan pahat dari posisi mula sampai posisi
siap untuk memotong; min/produk = 5 detik = 0,28 menit
tRT = waktu pengakhiran yaitu waktu untuk menggerakkan pahat
kembali ke posisi semula; min/produk =10 detik = 0,16 menit
tUW = waktu pengambilan produk; min/produk = 1 menit
ts
=¿bagian dari waktu penyiapan mesin dibagi rata untuk
N
sejumlah produk yang direncanakan untuk dibuat saat itu = 1
menit
tp = waktu untuk pengasahan pahat = 10 detik = 0,16 menit
tb = waktu untuk pengukuran benda kerja sekaligus membalik
benda kerja pada mesin untuk proses pembubutan di sisi yang
lain = 1 menit

s. Waktu proses total (ttotal)


Waktu total adalah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembubutan
Ttotal = tpr + ta
Dimana :
Ttotal = waktu total proses pembubutan benda kerja
Tpr = waktu proses pembubutan
Ta = waktu non produktif

Pembahasan

Pada proses pembubutan pertama kali, diharuskan untuk memilih pahat


yang sesuai dan pastikan pahat telah diatur setinggi center benda kerja. Selain itu,
perlu diperhatikan pengikatan pahat dan benda kerja secara erat. Berikan oli pada
benda kerja agar saat proses pembubutan tidak menghasilkan suara kebisingan
dan hasil pembubutan lebih halus. Pemotongan dilakukan 35 mm dengan tebal
akhir 6,5 mm dengan total waktu yang diperlukan 8,7916 menit dengan jumlah
pemakanan sebanyak 26 kali. Pemakanan dilakukan dengan kedalaman yang tipis

[Type text] Page 31


dan secara konstan akan menghasilkan pemotongan yang halus bila dibandingkan
dengan pemotongan dengan kedalaman pemotongan yang tebal.

Pada proses kedua pembubutan dilanjutkan dengan pembubutan tirus,


eretan harus digeser dan sekrup harus dikunci. Kemudian periksa panjang serta
kedalaman benda kerja. Kemudian proses pembubutan dapat dilakukan kembali
dengan menggunakan kikir. Kikir ditekan dan diarahkan sesuai arah yang
diinginkan untuk ditiruskan. Pemotongan dilakukan sebesar 1,5 mm pada kedua
sisi, pemakanan dilakukan sebanyak 26 kali dengan total waktu yang diperlukan
0,611 menit.

Finishing merupakan tahap akhir pembubutan dimana dilakukan


pengamplasan. Pengamplasan dilakukan untuk memperhalus permukaaan.
Penghalusan dilakukan sebanyak 26 kali dengan total waktu sebanyak 1,0226
menit

[Type text] Page 32


Bab III PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang telah di dapatkan. Antara lain;

1. Mesin bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk memotong


benda yang diputar, membentuk uliran, dan meniruskan benda. Proses
membubut adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian – bagian
mesin yang berbentuk silidris. adapun Pembubutan akan dilakukan dengan
mesin yang memutar benda uji kemudian pisau pahat menyayat produk
dengan ketebalan tertentu. Mesin ini masih bergantung dengan adanya
operator sehingga peran manusia serta resiko human error masih cukup
tinggi.

2. Dalam praktikum ini kemampuan mahasiswa dalam menggunakann alat


kerja serta mesin yang baik dan benar. Akan berpengaruh terhadap hasil
dari benda kerja yang sesuai atau tidaknya terhadap standar tertentu dari
lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa
melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
Pengerjaan benda kerja.

3. Dalam pembuatan spesimen uji tarik dalam mesin bubut membutuhkan


ketelitian yang tinggi karena dalam proses praktikum tidak terlepas dari
ketelitian pengukuran, penggunaan mesin bubut dan keselamatan kerja

3.2. Saran

1. Dalam proses praktikum kesehatan dan keselamatan kerja sangat perlu


diperhatikan untuk mengantisipasi kecelakan selama proses praktikum
berlangsung.

2. Dalam Proses pembubutan harus memperhatikan posisi pahat, benda kerja,


kecepatan makan, agar kinerja mesin dapat berkerja dengan maksimal.

[Type text] Page 33


Daftar Pustaka

Bibliography
Achmadi. (2020, Januari 01). Jenis Mesin Bubut. Dipetik Juli 28, 2020, dari
Pengelasan.net: https://www.pengelasan.net/jenis-mesin-bubut/#:~:text=Mesin
%20bubut%20center%20%2F%20centre%20lathe.,-
%40technologystudent.com&text=Cara%20Kerja%20dari%20mesin%20ini
%20yaitu%20menggunakan%20sebuah%20poros%20spindle.&text=Poros
%20spindle%20tersebut%20mempu

Arifin, A. (2018, Januari 29). Bagian bagian utama mesin bubut dan fungsinya. Dipetik
Juli 28, 2020, dari Achmad Arifin: http://achmadarifin.com/bagian-bagian-
utama-mesin-bubut#:~:text=Eretan%20merupakan%20bagian%20mesin
%20bubut,dalam%20arah%20membujur%20maupun%20melintang.

Handayaningrat, S. (1988). Pengantar studi dan Administrasi. Jakarta: Haji Masagung,


1994.

KENCANAWATI, C. I. (2017). MODULE BAHAN AJAR PROSES PEMESINAN MATA KULIAH


PROSES PRODUKSI I MKK 3019. MODULE BAHAN AJAR,
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/23e84dd9e6aca1e9f8
561de93d7d938d.pdf.

Pahlevi. (2019, Maret 10). Pengertian Produksi, Tujuan, Fungsi dan Faktor Produksi.
Dipetik Juli 28, 2020, dari Pahlevi.net: https://www.pahlevi.net/pengertian-
produksi/

https://ngobrolmesin.wordpress.com/2017/05/18/mesin-bubut/ diakses 29 juli 2020

https://gurupujaz.wordpress.com/2015/02/07/mengenal-mesin-bubut-dan-bagian-
bagiannya/ diakses 29 juli 2020

iki daftar pustaka ne 2.6 sng bagian Poros transportif dan


poros pembawa sak mengisor

[Type text] Page 34


[Type text] Page 35

Anda mungkin juga menyukai