Anda di halaman 1dari 13

TIMAH

A. PENDAHULUAN

Timah (atau timah putih) adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki


simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50.Timah termasuk logam pasca-
transisi di kelompok 14 dalam tabel periodik.Timah menunjukan kemiripan kimia
dengan Germanium dan Timbal yang juga berada di kelompok 14 dan memiliki dua
kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil. Timah adalah elemen ke
49 yang paling melimpah di bumi, memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam tabel
periodik.

B. PROSES PEMBUATAN TIMAH

Karakterisasi Bijih Timah


Bijih timah yang ditambang di Indonesia umumnya adalah dari jenis endapan timah aluvial dan
sering disebut sebagai endapan timah sekunder atau disebut timah placer. Jenis bijih timah ini
sudah terlepas dari endapan induknya yaitu timah primer, dan oleh air diendapkan kembali di
tempat lain yang lebih rendah.
Secara ekonomis, mineral penghasil timah putih adalah kasiterit dengan rumus kimia SnO2,
walaupun ada sebagian kecil timah yang dihasilkan dari sulfida seperti stanit, silindrit, frankeit,
kanfieldit dan tealit. Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah adalah kasiterit,
sedangkan mineral ikutannya adalah pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,
kalkopirit, xenotim, dan monasit.

Pengolahan Bijih Timah


Secara garis besar, pengolahan bijih timah menjadi logam timah terdiri dari operasi
konsentrasi/mineral dressing, dan ekstraksi yaitu peleburan atau smelting dan pemurnian atau
refining.

Tahap Konsentrasi

Bubuk SnO2
Tahap konsentrasi bijih timah merupakan operasi peningkatan kadar timah dengan
menggunakan peralatan seperti Jig Concentrator, palong dan meja goyang. Bijih timah yang
diolah memiliki kadar awal sekitar 30 sampai 65 persen Sn. Setelah melalui operasi
pemisahan, kadar timah minimum yang harus tercapai supaya dapat dipergunakan sebagai
umpan peleburan tahap pertama adalah sebesar 70 persen Sn.

Tahap Smelting

Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih timah pada temparatur tinggi
menjadi logam timah. Prinsip reduksi adalah melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral
kasiterit. Reduktor yang digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi yang terjadi
selama proses smelting adalah:
SnO2 + CO = SnO + CO2
SnO + CO = Sn + CO2
Pada proses smelting akan terbentuk lelehan terak dan timah yang tidak saling larut. Slag
akan mengikat pengotor-pengotor yang terdapat di dalam konsentrat. Pengotor yang paling
banyak terdapat di dalam konsentrat timah adalah unsur Fe.
Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap pertama adalah peleburan
konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar atau crude tin dan terak I (slag). Kadar
timah dalam terak I ini adalah sekitar 20 persen. Tahap ini juga dikenal dengan sebutan
peleburan konsentrat timah karena umpan yang dilebur adalah konsentrat bijih timah.
Terak I kemudian dilebur kembali di peleburan tahap kedua. Peleburan pada tahap dua ini
menghasilkan senyawa Fe-Sn yang disebut hardhead dan terak II dengan kadar Sn kurang
daripada satu persen. Hardhead menjadi bahan baku untuk peleburan tahap satu.
Tahap Refining

Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian dibawa ke proses selanjutnya yaitu
proses pemurnian. Kandungan timah dalam crude tin adalah Sn >90 persen dan sisanya
adalah pengotor seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu, dan Sb.
Pemurnian timah dari pengotornya dapat dilakukan dengan kettle refining, eutectic refining,
serta electrolytic refining. Pemilihan teknologi untuk proses pemurnian adalah berdasarkan
tingkat kemurnian logam timah yang diinginkan. Setelah melewati tahap refining ini,
kemurnian logam timah dapat mencapai 99,93 persen.

C. SIFAT FISIKA TIMAH

Fase solid

Titik lebur 505.08 K (231.93 °C, 449.47 °F)

Titik didih 2875 K (2602 °C, 4716 °F)

Kepadatan mendekati s.k. (white) 7.365 g/cm3


(gray) 5.769 g/cm3

saat cair, pada t.l. 6.99 g/cm3

Kalor peleburan (white) 7.03 kJ/mol

Kalor penguapan (white) 296.1 kJ/mol

Kapasitas kalor molar (white) 27.112 J/(mol·K)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k


at T (K) 1497 1657 1855 2107 2438 2893

D. MANFAAT DAN KEGUNAAN TIMAH

Bahan Membuat Solder

Di negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris timah banyak digunakan sebagai
baham memproduksi Solder. Solder adalah paduan timah dengan timbal yang memiliki titik
didih rendah. Biasanya solder digunakan untuk menggabungkan dua logam. Sobat pasti akrab
dengan kabel loga yang melekat pada perangkat listrik yang biasanya direkatkan dengan
menggunakan solder. Solder juga digunakan oleh tukang pipa untu menyambungkan dua buah
pipa yang terbuat dari logam.

Paduan Perunggu

Timah juga digunakan dalam pembuatan paduan perunggu. Perunggu adalah paduan yang
terbuat dari timah dan tembaga (cuprum). Perunggu banyak digunakan di kehidupan kita, selain
untuk bahan medali perunggu juga banyak digunakan dalam industri pembuatan kawat, alat-
alat listrik, alat pengukur air, dan juga industri pembuatan katub perunggu.

Pembuatan Timah Foil

Timah foil mirip seperti alumunium foil, ia digunakan untuk membungkus makanan sepereti
permen, tembakau, atau produk lainnya. Timah akan melindungi produk yang dibukusnya dari
kontak langsung dengan udara. Akan tetapi karena harganya yang lebih mahal maka
penggunaannya tidak begitu banyak. Banyak orang lebih memilih menggunakan alumunium foil
yang harganya lebih murah.
Melapisi Logam (Tin Plating)

Tin Plating adalah proses melapisi permukaan sebuah logam dengan menggunakan tima cair.
Karena sifatnya yang tahan terhadap korosi oleh udara , asam, basa, dan air, maka akan
membuat logam yang dilapisinya lebih awet. Contoh nyata dari tin plating adalah pada kaleng
makanan dan minuman seperti kaleng susu. Kaleng makanan atau minuman biasanya dibuat
dari besi atau baja yang dilapisi dengan timah. Akan tetapi karena harganya lebih mahal, kaleng
makanan sekarang kebanyakan dibuat dari logam alumunium yang harganya lebih murah.

Proses tin plating bisa menggunakan dua cara. Pertama dengan mencelupkan logam ke dalam
timah cair kemudian diangkat dan dikeringkan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan
elektroplating dengan memanfaatkan reaksi redoks.

Keberadaan Timah di Alam

Timah tidak begitu melimpah di alam. Ia hanya unsur ke-49 yang paling banyak keberadaannya
di kerak bumi. Diperkirakan bahwa kerak bumi mengandung 1 sampai 2 bagian timah dari 1 juta
bagian.

Sumber timah di alam yang paling umum adalah kasiterit (SnO) yang merupakan bentuk oksida
timah. Kasiterit telah lama di tambang oleh penduduk bumi sebagai sumber utama timah.
Sampai saat ini negara produsen utama dari timah adalah Tiongkok, Indonesia, Peru, dan
Brasil.

E. PENGOLAHAN TIMAH

1.      Penambangan
Penambangan timah putih dilakukan dengan beberapa cara, yaitu semprot, penggalian
dengan menggunakan excavator, atau menggunakan kapal keruk untuk penambangan
endapan aluvial darat yang luas dan dalam serta endapan timah lepas pantai. Kapal
keruk dapat beroperasi untuk penambangan cebakan timah aluvial lepas pantai yang
berada pada kedalaman sekitar 15 meter sampai dengan 50. Penambangan
menggunakan cara semprot dilakukan terutama pada endapan timah aluvial darat
dengan sebaran tidak luas dan relatif dangkal. Penambangan dengan menggunakan
shovel/excavator dilakukan untuk menggali cebakan timah putih tipe residu, yang
merupakan tanah lapukan bijih primer, umumnya berada pada lereng daerah perbukitan.
Penambangan oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan cara semprot. Banyak juga
penambangan dalam sekala kecil terdiri dari satu atau dua orang, menggunakan
peralatan sangat sederhana berupa sekop, saringan dan dulang, seperti penambangan
oleh masyarakat di lepas pantai menggunakan sekop dengan panjang sekitar 2,5 meter,
dan dilakukan pada saat air laut surut. Penambangan banyak dilakukan pada wilayah
bekas tambang dan sekitarnya. Bahkan tailing yang semula dianggap sudah tidak
ekonomis, kembali diolah untuk dimanfaatkan kandungan timah putihnya.
Penambangan oleh masyarakat di lepas pantai selain menggunakan peralatan manual
sederhana, menggunakan juga pompa hisap dan perahu.

2.      Pengolahan
Untuk menghasilkan pasir timah kadar tinggi melalui beberapa tahapan proses
pengolahan. Pasir timah di alam masih tercampur dengan butiran mineral-mineral lain.
Timah dalam bentuk mineral kasiterit dipisahkan dari pengotor berupa mineral ringan
dengan pemisahan fisik secara gravitasi. Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan sluice box, spiral, dan meja goyang. Pemisahan mineral bersifat magnetik
dan bukan magnetik menggunakan separator magnetik. Pemisahan mineral bersifat
konduktor dan bukan konduktor menggunakan separator tegangan tinggi. Proses untuk
meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, dilakukan di
Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat
ditingkatkan  kadar(grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn untuk memenuhi
persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari
penambangan di lepas pantai maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk
akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan
pengotor (impurities) yang rendah. Hasil pemisahan konsentrat, selain diperoleh
kasiterit untuk dilebur, diperoleh juga mineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutama
zirkon, monasit, ilmenit dan xenotim merupakan produk sampingan dari hasil pemisahan
secara fisik yang mempunyai prospek ekonomi untuk dimanfaatkan. Pemisahan kasiterit
dari pengotor, meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutan tersebut, meskipun belum
semua mineral ikutan, ekonomis untuk dimanfaatkan.
Konsentrat hasil dari proses pemisahan mempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dilebur
pada smelter timah putih. Bijih timah setelah dipekatkan lalu dipanggang sehingga
arsen dan belerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksida yang mudah menguap.
Kemudian bijih timah yang sudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon. Timah cair
yang terkumpul di dasar tanur kemudian dialirkan ke dalam cetakan untuk memperoleh
timah batangan. Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi
logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka
harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat
pemurnian yang disebut crystallizer. Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam
bentuk balok atau batangan. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai
permintaan.

F.  LOGAM PADUAN ATAU ALLOY DARI TIMAH


1.      Timah  Solder
Karakteristik timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran
logam dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder. Timah solder terbuat dari
campuran lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy. Dua jenis logam
yang lazim digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn) dan timbal (Pb), dengan
berbagai macam perbandingan campuran. Perbandingan campuran ini dinyatakan
melalui angka persentase perbandingan timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan
63/37. Jenis logam lain, seperti perak (Ag) dan tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan
dalam jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%) untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perbandingan campuran timah dan timbal mempengaruhi karakteristik timah solder,
antara lain kekuatan sambungan solder, kelancaran aliran timah solder cair, titik lebur
timah solder dan mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat menjadi cair dan
sebaliknya.

Kekuatan Sambungan Solder


Kekuatan sambungan solder dinyatakan melalui dua parameter, yaitu kekuatan tarik
(tensile strength) dan kekuatan robek (shear strength). Kekuatan tarik dan robek timah
solder dengan perbandingan campuran 60/40 adalah 52MPa dan 39MPa, sedangkan
untuk perbandingan campuran 63/37 adalah 54MPa dan 37MPa.
Dapat dilihat bahwa perbedaan kekuatan sambungan solder antara timah solder dengan
perbandingan campuran 60/40 dan 63/37 tidaklah signifikan. Kedua perbandingan
campuran ini, dari sudut kekuatan sambungan solder yang dihasilkan, cocok untuk
digunakan dibidang elektronika. Perlu ditambahkan bahwa kekuatan dan kualitas
sambungan solder dapat ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam perak
dalam jumlah kecil (berkisar diantara 1% - 2%).

Flux
Flux merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penyolderan. Flux adalah
senyawa yang bersifat korosif dan berfungsi untuk menghilangkan lapisan oksidasi dari
permukaan benda yang disolder, mencegah pembentukan lapisan oksidasi baru saat
disolder dan menurunkan ketegangan permukaan (surface tension) timah solder cair.
Lapisan oksidasi menghalangi timah solder membasahi permukaan benda yang
disolder, akibatnya adalah sambungan solder tidak menempel, atau dikenal dengan
istilah cold joint. Sedangkan ketegangan permukaan yang lebih rendah akan
memudahkan timah solder cair untuk mengalir membasahi permukaan benda yang
disolder. Akibat lain dari kesalahan penggunaan flux adalah timah solder cair lengket
dan tertarik oleh ujung alat solder, sehingga sambungan solder tidak rata dan berujung
runcing.

Jenis-Jenis Flux
Flux, berdasarkan jenisnya, dapat digolongkan kedalam dua kategori, yaitu rosin dan
senyawa asam (acid). Rosin terbuat dari getah pohon pinus atau konifer yang telah
dibersihkan dan diolah. Flux senyawa asam haruslah dicuci bersih setelah proses
penyolderan. Jika tidak, sisa flux yang tertinggal dan bersifat korosif akan merusak
sambungan solder, kaki komponen dan permukaan papan cetak. Flux jenis ini juga
bersifat menarik uap air dari udara sekitar (hygroscopic) dan jika dibiarkan akan
menyebabkan arus pendek pada rangkaian elektronika.
Rosin, disisi lain, hanya aktif bekerja saat dipanaskan dengan alat solder. Setelah
proses penyolderan selesai, flux rosin yang telah dingin kembali menjadi tidak aktif, tidak
konduktif dan tidak korosif, sehingga dapat dibiarkan tinggal dipermukaan sambungan
solder dan papan cetak tanpa perlu dicuci (no-clean flux). Selain flux rosin alami yang
berasal dari getah pohon pinus, juga terdapat flux rosin buatan (synthetic rosin) dengan
karakteristik menyerupai flux rosin alami.
Flux juga dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keaktifannya, yaitu tidak aktif
(inactive), aktif ringan (mildly active), aktif (active) dan sangat aktif (highly
active). Flux tidak aktif hanya mencegah terbentuknya lapisan oksidasi baru saat
sedang disolder. Sedangkan flux lainnya, selain mencegah, juga dapat membersihkan
lapisan oksidasi yang telah terbentuk. Flux yang lebih aktif mampu membersihkan
lapisan oksidasi yang lebih tebal dan noda-noda lain. Akan tetapi karena bersifat lebih
korosif, flux jenis ini harus dibersihkan setelah proses penyolderan.
Kaki-kaki komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder
(tinned) dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang terlalu
aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang elektronika adalah
jenis rosin atau rosin sintetik aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).

Flux Tambahan
Timah solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah
mengandung flux yang diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah
solder (multi-core). Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini biasanya
berkisar diantara 1% - 4%, tergantung kepada jenis flux-nya. Jumlah saluran yang lebih
dari satu ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan penyebaran flux keseluruh
permukaan benda yang disolder.
Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan dapat dipakai jika benda yang disolder
terlalu kotor dan timah solder cair gagal menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan
untuk menggunakan flux tambahan, usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan
permukaan benda yang kotor dengan menggunakan sabut nilon atau ampelas yang
sangat halus. Jika penggunaan flux tambahan tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-
sisa flux dibersihkan setelah proses penyolderan.

2.      Perunggu (Brons)
Paduan ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan antara
Cu dan Sn dalam arti yang sempit. Tetapi dalam arti yang luas perunggu berarti paduan
Cu dengan unsure logam lainnya selain dari Zn. Dibandingkan dengan tembaga murni
dan kuningan perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan korosinya
oleh karena itu banyak dipergunakan untuk berbagai komponen mesin, bantalan, pegas,
corak artistic,dsb.

a.       Perunggu timah putih


Sn adalah lebih mahal dari kuningan. Oleh karena itu kuningan dipergunakan sebagai
bahan baku dan selanjutnya bahan yang dicampur 4-5% Sn dipergunakan untuk
keperluan khusus sedangkan hampir semua paduan perunggu ini dalam industry dipakai
dalam bentuk coran. Brons timah putih mempunyai sejarah yang lama sehingga dari
penggunaannya paduan dasar dengan 8-12 % Sn dinamakan Gun Metal, paduan
dengan 10% Sn dan 23 % Sn dinamakan Admiralty Gun Metal, sedangkan yang
mengandung 18-23% Sn disebut ”Brons Bell” dan paduan yang mengandung 30-32%
disebut ‘Brons kaca’.
b.      Perunggu Posfor (brons posfor)
Pada paduan tembaga posfor berguna sebagai penghilang oksida, oleh karena itu
penambahan posfor 0,05-0,5% pada paduan memberikan kecairan logam yang lebih
baik. Brons posfor mempunyai sifat-sifat lebih baik dalam keelastisannya, kekuatan dan
ketahanan terhadap aus. Ada tiga macam brons posfor yang dipergunakan dalam
industry yaitu brons biasa yang tidak mempunyai kelebihan P yang tidak dipakai dalam
proses menghilangkan oksida, brons posfor untuk pegas dengan kadar 0,05-0,15%
yang ditambahkan kepada brons yang mengandung Sn kurang dari 10% dan brons
posfor untuk bantalan yang mengandung 0,3-1,5% P ditambahkan kepada brons yang
mengandung lebih dari 10% Sn.

c.       Brons Aluminium
              Paduan yang dipergunakan dalam industry mengandung 6-7% Al dipergunakan
untuk pabrikasi dan paduan dengan 9-10% Al dipergunakan untuk coran. Paduan ini
mempunyai kekuatan yang baik dari pada brons timah putih dengan sifat mampu bentuk
yang lebih dan ketahanan korosi yang baik, sehingga pengunaannya lebih luas. Tetapi
mampu cornya kurang baik sehingga memerlukan teknik yang khusus pada
pengecorannya.

d.      Perunggu Bebas Seng


Perunggu bebas seng dinamakan juga perunggu tulen atau perunggu timah, yaitu
perunggu tuang dari Cu ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran tambahan
lain. Bahan itu digunakan untuk pentil yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap
korosi dan ketangguhan (10% Sn). Selain itu juga untuk bantalan-bantalan yang harus
mempunyai syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur (14% Sn) dan untuk bantalan-bantalan
tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan (20% Sn).

e.       Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal


Mempunyai 1,5% sampai setinggi-tingginya 10% timah putih dan selain itu fosfor dalam
persentase yang sangat kecil, yaitu setinggi-tingginya 0,35.Campuran ini dahulu
dinamakan perunggu fosfor. Dipakai untuk profil-profil, batang-batang, kawat, pelat, dan
pipa-pipa yang dicanai dan ditarik.

f.       Perunggu Seng
Perunggu seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan seng 2% sampai 7%.
Bahan itu dipakai terutama untuk bantalan-bantalan (campuran tuang).

g.      Perunggu silicon
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal mempunyai kadar Si
0,5% samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel,
mangan, besi, dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat
dijadikan misalnya cupoder yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan yang tinggi.

h.      Perunggu Timbel
Perunggu timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan tambahan Sn
dan Ni sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.

G. SENYAWA-SENYAWA TIMAH
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah
hidrida, dan timah sulfide.
1.      Senyawaan Organotin
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun
dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh beberapa
senyawa organotin ini adalah:
§  Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan
tributil.
§  Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan
PVC.
§  Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.
§  Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan
fungisida.
§  Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
§  Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
§  Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.
§  dll
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang
lain adalah dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan
tmah halide ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide
dengan senyawaan organo-aluminium.
2.      Timah Oksida
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan
oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2 memiliki struktur
kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO2 tidak
larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO2 larut dalam asam
halide membentuk heksahalostanat seperti:
H. SnO2 + 6 HI  ->  H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2 H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3.
SnO2 digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi
senyawa aromatic, dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan
organotin.

3.      Timah(II) Klorida
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil.
SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2 HCl  ->  SnCl2  + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk rantai
yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor
SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai
sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai antioksidan.

4.      Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan
rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan
akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl 4 dipergunakan sebagai
senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai
bahan dasar pembuatan organotin.

5.      Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah (II) sulfide dan
ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan
mereaksikan belerang, SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2 HCl
Sedangkan timah (IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral
berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan
penambahan H2S pada larutan senyawa timah (IV) dan banyak dipakai sebagai
ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.

6.      Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH 4. Hidrida
timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl 4 dengan LiAlH4. Stannan
terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida
timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.

7.      Stanat
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
§  Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah
K4SnO4 atau Mg2SnO4.
§  Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
§  Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak
terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga
dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai