Anda di halaman 1dari 34

Timah ( Sn )

1.1 Sejarah Timah


Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Kata “Tin”
diambila dari nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama latin dari timah adalah “Stannum”
dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim
dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini dihubungkan
dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah adalah sebuah unsur kimia terdapat dalam table periodik yang memiliki simbol
Sn ( bahasa latin : Stannum ) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan logam keperakan,
dapat ditempa ( malleable ), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehinnga tahan karat,
ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah
karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat
jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam
keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk Timah
terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan
endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turnalin dan urat kuarsa timah, serta
sebagai endapan sekunder, yang didalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan
koluvium. Mineral yang terkandung didalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu
kaserite, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Kegunaan timah banyak
sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder, cendramata dan lain-lain. Potensi
timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau
Karimun.
Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana jangkauan
isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling banyak
120
jumlahnya adalah isotop Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn
116 118 115
yang ada, Sn, dan Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya adalah Sn. Unsur timah
yang memiliki jumlah isotop yang banyak ini sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu
50 yang merupakan “magic number” dalam pita kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop
bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat metastabil (dengan lambang m). Berkut
beberapa isotop Sn dan kelimpahannya di alam.
1.2 Sumber Atau Keberadaan Timah di Alam
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone.
Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar
78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada
cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral
kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan
mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya
ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana
timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,
dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu
tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat
dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam
mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh
dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1
Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan
konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi
dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand,
Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika
Selatan, UK, dan Zimbabwe.
Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal
dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis
Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam
timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.

Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah
Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi timah.
Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang.
Stannite berwarna biru hingga abu-abu.
Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan
besi. Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal pinakoidal
triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah
gulungan dari lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik
gravity 5,4. Pertama kali ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.
Timah terutama terdapat sebagai kaserit, SnO2. Bijih mula-mula dipekatkan melalui
metode pengembangan kemudian dipanggang. Karena bijih telah berbentuk oksida, tujuan
pemanggangan ialah untuk mengoksidasi logam pengotor dan memisahkan belerang dan
arsen menjadi bentuk volatile. Berikutnya oksida diereduksi dengan karbon ( batubara ).
SnO2(P) + 2C(P) Sn (c) + 2CO (g)
Timah dari reaksi diatas dimurnikan melalui pelelehan ulang. Timah yang mudah
meleleh ini dituang dalam bentuk yang belum meleleh. Pengotor yang tetap larut dalam timah
cair terosidasi dan dipisahkan dengan cara mengambil lapisan oksida yang terbentuk
dipermukaan cairan.
1.3 Sifat-Sifat Timah
Sifat khas :
1. Timah termasuk golongan IV B
2. Mempunyai bilangan oksidasi +2 dan + 4
3. Bersifat amfoter
Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik. Timah tidak mudah
dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang
menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan
tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan
meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan.
 Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
 Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-abu dan
stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah beta
berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
 Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat asam
oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
 Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung memiliki sifat logam dan
mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
 Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
 Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

Bentuk
Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan timag abu-abu (
timah alfa ) dengan struktur kubus berubah pada 13.2 oC menjadi timah putih ( timah beta ) yang
memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2 oC, ia pelanpelan berubah dari
putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian ( impurities ) seperti alumunium
dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimony atau bismut. Timah abu-abu memiliki
sedikit kegunaan. Timah dapat dipoles sangat licin dan digunakan untuk menyelimuti logam lain
untuk mencegah korosi dan reaksi kimia. Lapisan tipis timah pada baja digunakan untuk membuat
makanan tahan lama.
Campuran logam timah sangat penting. Solder lunak, perunggu, logam babbit, logam bel,
logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor adalah beberapa campuran logam
yang mengandung timah. Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan air keran, tetapi
mudah terserang oleh asam yang kuat, alkali dan garam asam. Oksigen dalam suatu solusi dapat
mempercepat aksi serangan kimia-kimia tersebut. Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk
Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate salts dengan oksida. Garam yang paling penting adalah
klorida, yang digunakan sebagai agen reduksi. Garam timah yang disemprotkan pada gelas
digunakan untuk membuat lapisan konduktor listrik. Aplikasi ini telah dipakai untuk kaca mobil yang
tahan beku. Kebanyakan kaca jendela sekarang ini dibuat dengan mengapungkan gelas cair di dalam
timah cair untuk membentuk permukaan datar (proses Pilkington). Baru-baru ini, campuran logam
kristal timah-niobium menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah, menjadikannya sebagai
bahan konstruksi magnet superkonduktif yang menjanjikan. Magnet tersebut, yang terbuat oleh
kawat timah-niobium memiliki berat hanya beberapa kilogram tetapi dengan baterai yang kecil
dapat memproduksi medan magnet hampir sama dengan kekuatan 100 ton elektromagnet yang
dijalankan dengan sumber listrik yang besar.

1.4 Pembuatan Timah


Cara pembuatannya yaitu:

1. bijih dicuci dan dipekatkan dengan cara megnetik


2. dipanggang untuk menghilangkan arsen dan belerang
3. reduksi dengan antrasit atau kokas

SnO2 (s) + 2 C (s) Sn (c) + 2 CO(g)


Timah (Sn) dapat dibuat dari SnO2 yang terdapat dalam bijih logam yang disebut kaseteril. Bila
bijih itu dipanaskan kuat di udara akan menguap oksida dan zat lainnya. Kemudian SnO2 direduksi
dengan karbon
SnO2 (s) + C (s) Sn (c) + CO2(g)
Logam timah dapat juga dimurnikan dengan cara elektrolisis dan akan didapat timah pada
katoda.
Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji
dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan untuk produksi adalah
dengan kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya 0,015% untuk biji timah berupa
bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian dipisahkan dari material-material
yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah dihancurkan dilewatkan dalam “floating tank” dan
titambahkan zat kimia tertentu sehingga biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan
dengan mudah.
Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik sehingga kita
dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah yang keluar dari
proses ini memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan hampir semuanya berupa mineral
Cassiterite.
Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam bentuk coal
atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir untuk menghilangkan
impuritasnya kemudian material dipanaskan pada suhu 1400 C. Karbon bereaksi dengan CO2 yang
ada didalam furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi dengan cassiterite membentuk
timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan dipisahkan melalui bagian bawah furnace
untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat
dilakukan dengan menggunakan proses elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh
bisa mencapai 99,8%.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
•Washing atau Pencucian Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam
orebin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di
dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan
umpan.
•Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan
ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui
kadar bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan
mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik
yang berbeda sehinga dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.
•Pemisahan berdasarkan berat jenis Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig
Harz.bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar
timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga berarti
mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan
ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.
•Pengolahan tailing Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin
masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat
ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat
pengolah ini adalah 60 kg/jam.
•Proses Pengeringan Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah
dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan
api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
•Klasifikasi Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses pemisahan/klasifikasi
lanjutan yakni:
 klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening
 klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension separator.
 klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.
 Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking table , air table dan
multi gravity separator(untuk pengolahan terak/tailing).
• Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang tinggi seperti zircon dan
thorium( unsur radioaktif ) akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal
pada Amang Plant. Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan
disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar
yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi
konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat
penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator –
pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral
konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon
dan Xenotime. Lalu masing – masing dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan
magnetic separation sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.
• Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu proses yang
dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi material,pengontrolan dan
penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien.
•Proses Peleburan (Smelting)Ada dua tahap dalam proses peleburan :
- Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
- Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag II.
Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna menghindari kerusakan pada
tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam peleburan. Pada tiap tanur terdapat
bagian – bagian yang berfungsi sebagai panel kontrol: single point temperature recorder, fuel oil
controller, pressure recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder dan combustion air
controller. Udara panas yang dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur berasal dari udara luar /
atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator
yang mengubahnya menjadi panas.
Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni bahan baku –bijih timah
atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi
dengan suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida
seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah
murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas –
gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart untuk melakukan
proses tapping. Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan
pendinginan /penurunan temperatur hingga 4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan
hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.
• Proses Refining ( Pemurnian )
- Pyrorefining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur sehingga material yang akan
direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga
logam berharga dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities
yang amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar
dibanding Sn. Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk gergaji
untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi kadar As sehingga terbentuk AsAl,
dan penambahan sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil
proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah). Analisa
kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah kadar impurities sesuai
keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses refining ulang.
- Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan agar parameter proses
tetap konstansehingga dapat diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan
mengurangi kadar Lead atau Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun
prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature
lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur,
dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur
yang mendekati titik solidifikasi timah.
- Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari
pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis
atau dikenal elektrorefining.Proses elektrorefining menggunakan larutan elektrolit ytang
menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu
dua buah elektroda –anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses
elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka four nine (timah berkadar 99,99% )
yang disebut pula starter sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah
ingot timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses pengendapan
timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh
adanya arus listrik yang mengalir dengan voltase tertentu dan tidak terlalu besar.
•Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan pencetakan secara manual
adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan
waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan
otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting kettleberkapasitas 50 ton
dengan proses yang memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.
Langkah–langkah pencetakan:
1. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.
2. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama pada serinya, aliran
timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur.
3. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnyadan permukaan timah
yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera dipasang capa pada permukaan timah cair.
4. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan akan merata sehingga
ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai standar.
5. Ingot timah ynag telah dingin disusun dan ditimbang.
Kecenderungan Keadaan Oksidasi Golongan 4

Beberapa contoh kecenderungan keadaan oksidasi

Kecenderungan secara keseluruhan


Keadaan oksidasi yang umum untuk golongan 4 adalah +4, ditemukan pada senyawa CCl4,
SiCl4 dan SnO2.
Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan, ada banyak contoh dengan keadaan
oksidasi +2, seperti SnCl2, PbO, dan Pb2+.
Pada timah, keadaan +4 masih lebih stabil dibandingkan +2, tetapi pada timbal, keadaan +2
lebih stabil - dan mendominasi kimia timbal.

Contoh pada kimia timah


Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan sampai pada timah, keadaan oksidasi +2
secara umum meningkat, dan ada yang menarik pada senyawa timah(II) dan timah(IV). Timah(IV)
merupakan keadaan oksidasi timah yang lebih stabil.
Itu artinya akan mudah mengubah senyawa timah(II) menjadi senyawa timah(IV). Hal ini
ditunjukkan dengan baik pada ion Sn2+ dalam larutan yang merupakan agen pereduksi yang baik.
Sebagai contoh, larutan yang mengandung ion timah(II) (misalnya larutan timah(II) klorida)
akan mereduksi larutan iod menjadi ion iodida. Pada proses tersebut, ion timah(II) dioksidasi
menjadi ion timah(IV).
Ion timah(II) juga mereduksi ion besi(III) menjadi ion besi(II). Sebagai contoh larutan timah(II)
klorida akan mereduksi larutan besi(III) klorida menjadi larutan besi(II) klorida. Pada proses ini, ion
timah(II) dioksidasi menjadi ion timah(IV) yang lebih stabil.
Ion timah(II) juga, tentu saja, mudah dioksidasi oleh agen pengoksidasi yang sangat kuat
seperti larutan kalium mangan(VII) (larutan kalium permanganat) dalam kondisi asam. Reaksi ini
dapat digunakan dalam titrasi untuk menentukan konsentrasi ion timah(II) dalam suatu larutan.

Dan sebagai contoh terakhir . . .


Dalam kimia organik, timah dan asam klorida pekat digunakan untuk mereduksi
nitrobenzena menjadi fenilamin (anilin). Reaksi ini melibatkan timah yang teroksidasi menjadi ion
timah(II) dan kemudian menjadi ion timah(IV).

Mencoba menjelaskan kecenderungan keadaan oksidasi


Tidak ada yang mengejutkan tentang keadaan oksidasi yang normal pada golongan 4 yaitu
+4. Semua unsur pada golongan 4 memiliki struktur elektron terluar ns2npx1npy1, dimana n bervariasi
dari 2 (untuk karbon) sampai 6 (untuk timbal). Pada keadaan oksidasi +4 semua elektron terluar
terlibat secara langsung dalam ikatan.Pada bagian bawah golongan, ada kecenderungan peningkatan
untuk tidak menggunakan pasangan s2 dalam pembentukan ikatan. Ini sering disebut dengan efek
pasangan inert - dan hal ini dominan pada kimia timbal.Tidak ada penjelasan apapun dari penamaan
"efek pasangan inert" Anda perlu mengetahui dua penjelasan yang berbeda tergantung pada apa
yang anda bicarakan, pembentukan ikatan ionik atau ikatan kovalen.

Efek pasangan inert pada pembentukan ikatan ionik


Jika unsur golongan 4 membentuk ion 2+, maka unsur tersebut akan kehilangan elektron
pada orbital p, menyisakan pasangan s2 yang tidak terpakai. Misalnya, untuk membentuk ion
timbal(II), timbal akan kehilangan dua elektron 6p, elektron 6s tidak mengalami perubahan - sebagai
"pasangan inert". Secara normal anda akan mengharapkan energi ionisasi turun dari atas ke bawah
dalam satu golongan karena elektron lebih jauh dari inti. Hal itu tidak terjadi pada golongan 4.
Tabel pertama menunjukkan energi ionisasi total yang diperlukan untuk membentuk ion 2+
bervariasi dari atas ke bawah dalam satu golongan. Nilainya dinyatakan dalam kJ mol-1.
Perhatikanlah, antara timah dan timbal terdapat sedikit peningkatan.
Ini artinya sedikit lebih sulit untuk menghilangkan elektron p pada timbal daripada pada
timah. Jika anda melihat pola lepasnya 4 elektron, perbedaan antara timah dan timbal lebih menarik.
Peningkatan energi ionisasi yang relatif besar antara timah dan timbal disebabkan karena pasangan
6s2 pada timbal secara signifikan lebih sulit untuk dihilangkan daripada pasangan 5s2 pada timah.
Sekali lagi, nilainya dalam kJ mol-1, dan dua tabel tersebut mempunyai skala yang hampir
sama. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan teori relativitas. Pada unsur yang lebih berat seperti
timbal, ada kecenderungan untuk menarik elektron lebih dekat ke inti daripada yang diperkirakan,
dikenal sebagai kontraksi relativistik elektron. Karena elektron lebih dekat dengan inti, maka lebih
sulit untuk dilepaskan. Pada unsur yang lebih berat pengaruh ini lebih besar.Pengaruh ini lebih besar
pada elektron s daripada elektron p.
Pada contoh timbal, adanya kontraksi relativistik menyebabkan elektron 6s lebih sulit
dilepaskan secara energetika dari yang anda perkirakan. Energi yang dilepaskan ketika ion terbentuk
(seperti entalpi kisi atau entalpi hidrasi) tidak cukup untuk mengimbangi tambahan energi akibat
adanya kontraksi relativistik. Artinya secara energetika tidak disukai bagi timbal untuk membentuk
ion 4+.
Efek pasangan inert pada pembentukan ikatan kovalen
Anda perlu memikirkan mengapa karbon secara normal membentuk empat ikatan kovalen
bukan dua.
Dengan menggunakan notasi elektron dalam kotak, struktur elektron terluar karbon terlihat
seperti ini:
Pada gambar hanya ada dua elektron tak berpasangan. Sebelum membentuk ikatan, secara
normal karbon akan mendorong satu elektron dari orbital s untuk mengisi orbital p yang kosong.
Akhirnya terdapat 4 elektron tak berpasangan yang (setelah hidridisasi) dapat membentuk 4
ikatan kovalen.Hal itu bermanfaat untuk menyediakan energi untuk mendorong elektron orbital s,
karenanya karbon dapat membentuk ikatan kovalen dua kali lebih banyak. Masing-masing ikatan
kovalen yang terbentuk melepaskan energi yang cukup untuk keperluan promosi.
Satu penjelasan yang mungkin, mengapa timbal tidak melakukan hal yang sama adalah
karena terjadi penurunan energi ikatan dari atas ke bawah dalam satu golongan. Energi ikatan
cenderung turun dengan makin besarnya ukuran atom dan makin jauhnya jarak pasangan ikatan
dengan dua inti serta lebih terlindungi dari inti.
Sebagai contoh, energi yang dilepaskan ketika dua ikatan tambahan Pb-X (dengan X adalah H
atau Cl atau apapun) terbentuk tidak mampu mengimbangi besarnya energi tambahan yang
diperlukan untuk mendorong elektron 6s ke orbital 6p yang kosong. Hal ini akan lebih sulit, tentu
saja, jika beda energi antara orbital 6s dan 6p bertambah dengan adanya kontraksi relativistik dari
orbital 6s.

1.5 Senyawa Timah


Timah, Senyawaan yang terpenting adalah SnF2 dan SnCl2, yang diperoleh dengan
pemanasan Sn dengan hf dan hcl gas. Fluoridanya cukup larut dalam air dan digunakan dalam pasta
gigi yang mengandung fluorida. Air menghidrolisis SnCl2 menjadi klorida yang bersifat basa, tetapi
dari larutan asam encer SnCl2.2H2O dapat terkristalisasi. Kedua halidanya larut dalam larutan yang
mengandung ion halida berlebihan, jadi:
SnF2 + F- = SnF3- pK  1
SnCl2 + Cl- = SnCl3- pK  1
Dalam larutan akua fluorida, SnF3- adalah spesies yang utama, tetapi ion-ion
SnF+ dan Sn2F5 dapat dideteksi.
Halida larutan dalam pelarut donor seperti aseton, piridin, atau DMSO,
menghasilkan adduct peramidal, SnCl2OC(CH3)2.
Ion Sn2+ yang sangat peka terhadap udara, terjadi dalam larutan asam
perklorat, yang dapat diperoleh dengan reaksi
Cu(ClO4)2 + Sn Hg Cu + Sn2+ + 2 ClO4-
Hidrolisis memberikan [Sn3(OH)4]2+, dengan SnOH+ dan [Sn2(OH)2]2+ dalam
jumlah sedikit:
3 Sn2+ + 4 H2O [Sn3(OH)4]2+ + 4 H+ log K = -6,77
trimmernya, kemungkinan ion diklis, tampaknya menyebabkan inti dari
beberapa garam basa timah (II) diperoleh dari larutan akua pada pH yang agak rendah. Jadi nitratnya
tampak sebagai Sn3(OH)4(NO3)2 dan sulfatnya, Sn3(OH)2OSO4. semua larutan SnII mudah dioksidasi
dengan oksigen, dan bila tidak dilindungi ketat oleh udara, biasanya mengandung beberapa SnIV.
Larutan kloridanya ssering digunakan sebagai zat pereduksi lunak
SnCl62- + 2e SnCl3- + 3 Cl- Eo = ca.0,0 V (1M HCl,4M Cl-)
Senyawa Trialkiltimah, R3SnX, biasanya bergabung dalam padatan dengan jembatan anion
(29-III dan 29-IV). Dalam air, perklorat dan beberapa senyawa lain mengion menghasilkan spesies
kation.misalnya [Me3Sn(H2O)2]+.
Senyawaan dialkil, R2SnX2, mempunyai perilaku mirip dengan senyawaan trialkil. Jadi
fluorida, Me2SnF2 sekali lagi adalah polimer, dengan jembatan atom F, namun Sn adalah oktahedral
dan gugus Me – Sn – Me adalah linear.
Meskipun demikian, klorida dan bromida mempunyai titik leleh rendah (90o dan 74oC) dan
pada hakikatnya adalah senyawaan molekular. Halidanya juga memberikan larutan yang menghantar
didalam air, dan ion akua mempunyai gugus C –SN – C linear yang khas bagi spesies dialkil (misalnya,
spesies linear Me2Hg, Me2TI+, Me2Pb2+) mungkin dengan empat molekul air yang memenuhi
koordinasi oktaherdal. Kelinearan dalam spesies ini tampaknya dihasilkan dari memaksimumkan
sifat s dalam orbital ikatan atom logam. Hidrida organotimah adalah zat pereduksi yang berguna
dalam kimia organik dan dapat ditambah pada alkena dengan reaksi radikal bebas untuk melepaskan
senyawaan organotimah.
Senyawa organotimah mempunyai sejumlah kegunaan dalam cat anti pencemaran laut, fungisida,
pengaet kayu, dan sebagai katalis untuk perawatan resin silikon dan resin epoksi.
Timah(IV) sulfat, Sn(SO4)2.2H2O, dapat terkristalisasi dari larutan yang diperoleh dari oksidasi
dari oksidasi SnII sulfat; ia terhidrolisis seluruhnya di dalam air.
Timah(IV) nitrat adalah padatan mudah menguap yang tidak berwarna dibuat dari interaksi
N2O5 dan SnCl4; ia mengandung gugus bidentat NO3- menghasilkan koordinasi dodekahedral.
Senyawaannya bereaksi dengan zat organik.

2.1.6 Reaksi-Reaksi Timah


Timah mempunyai tiga bentuk kristal. Bentuk yang paling adalah timah putih atau timah yang
mudah dibentuk. Pada suhu 13,2oC, secara perlahan, timah putih berubah menjadi tepung yang
bewarna abu-abu yang disebut timah abu-abu. Bila timah putih yang dipanaskan akan menjadi
sangat rapuh yang disebut timah rapuh. Timah putih dipakai sebagai pelapis kaleng agar mengkilap
dan tahan korosi. Timah juga dipakai sebagai logam campuran dalam perunggu (tembaga dan timah)
dan sebagai logam solder (campuran timah dengan timbal). Timah lebih mudah teroksidasi
dibandingkan besi, sehingga tidak dapat dipakai sebagai pelindung besi.
Bilangan oksidasi timah dalam senyawa adalah +2 dan +4. logam ini dapat
teroksidasi oleh asam yang bukan pengoksidasi menjadi +2.
Sn + 2HCl SnCl2 + H2
Akan tetapi dengan pengoksidasi kuat, logam timah teroksidasi, menjdi +4.
Sn + 4 HNO3 SnO2 + 4NO2 + 2 H2O
Reaksi timah dengan Cl2 menghasilkan SnCl2
Sn + Cl2 SnCl2
Logam Sn larut dalam basa membentuk ion stannit, Sn(OH)42-
Sn + 2OH + 2H2O Sn(OH)42- + H2(g Senyawa timah, seperti SnF2
dipakai dalam bahan pasta gigi. Senyawa (C4H9)3SnO dipakai sebagai fungisida, yaitu zat pembasmi
fungi (jamur).

2.1.7 Kegunaan Atau Fungsi Timah


Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak
dipergunakan untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan &
perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).

Teknik
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah
lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang
dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak pasar
baru untuk timah sedang dikembangkan.
Pelat Timah
Sejumlah pembuat minum besar di pasar barat meningkatkan penggunaan kaleng pelat
timah sangat tipis. Teknologi baru yang efisien dan kaleng Ecotop yang mudah didaur ulang mulai
diperkenalkan untuk menanggapi masalah lingkungan di Eropa. Kaleng besi masih menjadi pilihan
untuk kemasan makanan dan peningkatan pendapatan di Asia Tenggara kemasan makanan dan
minuman akan meningkat lebih banyak.
Olah Raga
Seiring peningkatan standar hidup meningkat pula permintaan kesenangan. Produsen stik
golf beralih menggunakan lapisan timah pada stik golf dan peningkatan penyedia amunisi untuk
senjata olah raga berubah dari tembaga menjadi timah sebagai pengganti.
Tutup Botol Anggur
Meningkatnya kesadaran kesehatan konsumen memaksa produsen untuk memanfaatkan
bahan kemasan yang lebih aman. Penggantian tembaga dengan timah untuk tutup botol merupakan
salah satu contoh.
Penghambat Api
Telah dipelajari bahwa bahan tambahan dari timah, stannate dapat lebih efektif sebagai
pemusnah api dalam polimer untuk pembuatan bungkus kabel PVC, plastik dan kain polyester dalam
peralatan rumah tangga sehari-hari. Sudah ada hasil yang positif dalam pengembangan penghambat
api untuk digunakan produsen kertas.
Logam Hijau
Timah digunakan dalam perlengkapan rumah tangga setiap hari. Pendapatan paling tinggi
adalah dalam pemenuhan barang konsumen yang semakin beragam. Permintaan timah di Asia
Tenggara meningkat 8% setiap tahun. PT Timah menyediakan timah berkualitas untuk berbagai
industri sekunder dan tertier yang menggunakan logam untuk menghasilkan produk konsumen dan
industri.
Timah Patri
Peningkatan pesat atas barang elektronik konsumen terutama di Asia dan inti dari setiap
kamera, telepon portable, komputer, TV dan radio adalah papan circuit menggunakan timah patri.
Kesadaran lingkungan dan kesehatan telah membuat banyak produsen mengganti dari timah hitam
menjadi 90% timah patri.
Produsen bola lampu
Timah merupakan bagian dasar dari bola lampu pijar dan neon. Untuk menyediakan 190 juta
konsumen lokal dan membangun pasar expor, industri bola lampu Indonesia mempunyai kapasitas
tahunan lebih dari 550 juta lampu
Patri Gelombang
Beberapa produsen barang-barang elektronik konsumen menggunakan teknik yang baru
dikembangkan ini. Contohnya produsen televisi.
Timah dalam lembaran
Sudah lama timah digunakan untuk menghasilkan makanan dan minuman kaleng,
keselamatan dan aman untuk kemasan dan penyimpanan. Sementara permintaan timah lembaran di
Amerika dan Eropa sudah terbuka, potensi pertumbuhan di Asia sangat besar. Saat ini di beberapa
bagian Asia, konsumsi kaleng timah perkapita ada pada tingkatan kurang dari satu persen konsumsi
kaleng timah di Barat. Kaleng timah juga hemat energi, memerlukan energi setengah dari yang
diperlukan untuk pembuatan kemasan PET dan lebih sedikit daripada energi yang diperlukan untuk
membuat kaleng aluminium.
Timah dalam kimia
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat
kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang yang
digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya). Contoh
aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan bentuk-
bentuk timah tempa
Penggunaan

 membuat kaleng
 aliasi logam:

- perunggu (5-15% Sn dengan Cu)


- solder (40% dengan Pb)
- pewter (92% Sn, 6%Sb, 2% Cu)

2.1.8 Bahaya Timah

 Bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan,akibat keracunan timah dapat menyebabkan
kerusakan otak, system saraf dan ginjal bahkan kematian bila keracunan akut.
 Pada anak anak dapat menyebabkan kerusakan fungsi mental (jadi idiot).

2.1.9 Pencegahan Bahaya Timah


 Jangan dipergunakan untuk perabotan hidup sehari hari.
 Untuk mencegah keracunan dapat di tempuh dengan cara jauhkanlah dari jangkauan anak anak.
 Setelah memegang timah,cuci tangan dengan sabun sampai bersih sebelum memegang makanan
atau merokok.
 Untuk tangan yg terluka(terbuka) jangan memegang timah secara langsung tanpa sarung tangan.
Diposting oleh Unknown di 05.41
Sejarah Timah

Tin atau Timah memiliki dampak langsung pada sejarah manusia terutama pada saat Zaman
Perunggu. Dulunya digunakan pada peralatan tertentu seperti sebuah cincin timah dan botol
peziarah yang ditemukan di sebuah peninggalan makam Mesir dari dinasti kedelapan belas
(1580-1350 SM). Orang Cina menambang Timah sekitar 700 SM di provinsi Yunnan. Timah
murni juga ditemukan di Machu Picchu, benteng pegunungan suku Inca.

Ketika tembaga dilapisi dengan sekitar 5 persen timah, ia menghasilkan perunggu, yang tidak
hanya meleleh pada suhu yang lebih rendah, jadi membuatnya lebih mudah untuk bekerja,
namun menghasilkan logam yang jauh lebih keras, dan ideal untuk peralatan dan senjata.
Zaman Perunggu kini menjadi tahap yang diakui dalam perkembangan peradaban.
Bagaimana perunggu ditemukan, kita tidak tahu, tapi masyarakat Mesir, Mesopotamia, dan
lembah Indus mulai menggunakannya sekitar 3000 SM.

Keterangan Unsur

 Simbol: Sn
 Radius Atom: 1.62 Å
 Volume Atom: 16.3 cm3/mol
 Massa Atom: 118.71
 Titik Didih: 2876 K
 Radius Kovalensi: 1.41 Å
 Struktur Kristal: tetragonal
 Massa Jenis: 7.31 g/cm3
 Konduktivitas Listrik: 8.7 x 106 ohm-1cm-1
 Elektronegativitas: 1.96
 Konfigurasi Elektron: [Kr]4d10 5s2p3
 Formasi Entalpi: 7.2 kJ/mol
 Konduktivitas Panas: 66.6 Wm-1K-1
 Potensial Ionisasi: 7.344 V
 Titik Lebur: 505.12 K
 Bilangan Oksidasi: 4,2
 Kapasitas Panas: 0.228 Jg-1K-1
 Entalpi Penguapan: 290.37 kJ/mol

Sifat Timah

Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang diketahui. Timah
merupakan logam perak keputih-putihan, mudah dibentuk, ductile dan memilki struktur
kristal yang tinggi. Jika struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut “tin
cry― (tangisan timah) ketika sebatang unsur ini dibengkokkan.

Sumber Timah di Alam

Tin (Timah) adalah salah satu logam tertua yang dikenal manusia. Paduan timah dengan
tembaga membuat perunggu bahwa itu adalah batu paling unggul yang lebih tinggi dari batu.
Pada zaman Romawi, timah cukup dibedakan baik dalam perunggu dan pada aplikasi lain
seperti untuk kapal tembaga timah. Pada sekitar waktu ini, proporsi timah yang tinggi yang
digunakan di Cornwall, dan ini berlanjut sampai abad ke-19. Saat ini sebagian besar timah
ditambang di negara-negara berkembang dan produksi didominasi oleh dua negara, China
dan Indonesia, yang mencakup lebih dari 70% output tambang global. Produsen utama
lainnya adalah Peru, Brazil, Bolivia, Australia, dan Malaysia.

Kegunaan Timah

Tin memiliki banyak kegunaan. Dibutuhkan cat yang dengan kadar tinggi dan digunakan
untuk melapisi logam lain untuk mencegah korosi, seperti dalam kaleng yang terbuat dari
baja berlapis timah. Paduan timah penting, seperti solder lembut, timah, perunggu dan
perunggu fosfor. Campuran niobium-timah digunakan untuk magnet superkonduktor.

Garam timah yang paling penting yang digunakan adalah timah (II) klorida, yang digunakan
sebagai zat pereduksi dan sebagai mordant untuk mewarnai belacu dan sutra. Tin (IV) oksida
digunakan untuk sensor keramik dan gas. (Zn2SnO4) adalah penghambat api yang digunakan
dalam plastik.

Beberapa senyawa timah telah digunakan sebagai cat anti-fouling untuk kapal dan perahu,
untuk mencegah teritip. Namun, meski pada tingkat rendah senyawa ini mematikan bagi
kehidupan laut, terutama tiram. Penggunaannya sekarang telah dilarang di kebanyakan
negara.

Bentuk Timah

Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan, timah abu-abu
(timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2 derajat Celcius menjadi timah putih
(timah beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan sampai suhu 13,2
derajat Celcius, ia pelan-pelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan
oleh ketidakmurnian (impurities) seperti aluminium dan seng, dan dapat dicegah dengan
menambahkan antimoni atau bismut. Perubahan dari bentuk alfa ke bentuk beta dinamakan
“tin pest―. Timah abu-abu memiliki sedikit kegunaan. Timah dapat dipoles sangat licin
dan digunakan untuk menyelimuti logam lain untuk mencegah korosi dan aksi kimia. Lapisan
tipis timah pada baja digunakan untuk membuat makanan tahan lama.
Campuran logam timah sangat penting. Solder lunak, perunggu, logam babbit, logam bel,
logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor adalah beberapa campuran
logam yang mengandung timah.

Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan air keran, tetapi mudah terserang oleh
asam yang kuat, alkali dan garam asam. Oksigen dalam suatu solusi dapat mempercepat aksi
serangan kimia-kimia tersebut. Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit
asam, dan membentuk stannate salts dengan oksida. Garam yang paling penting adalah
klorida, yang digunakan sebagai agen reduksi. Garam timah yang disemprotkan pada gelas
digunakan untuk membuat lapisan konduktor listrik. Aplikasi ini telah dipakai untuk kaca
mobil yang tahan beku. Kebanyakan kaca jendela sekarang ini dibuat dengan mengapungkan
gelas cair di dalam timah cair untuk membentuk permukaan datar (proses Pilkington).

Baru-baru ini, campuran logam kristal timah-niobium menjadi superkonduktor pada suhu
sangat rendah, menjadikannya sebagai bahan konstruksi magnet superkonduktif yang
menjanjikan. Magnet tersebut, yang terbuat oleh kawat timah-niobium memiliki berat hanya
beberapa kilogram tetapi dengan baterai yang kecil dapat memproduksi medan magnet
hampir sama dengan kekuatan 100 ton elektromagnet yang dijalankan dengan sumber listrik
yang besar.

Penanganan Bahaya Timah

Jumlah timah yang sedikit dalam makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di
Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun
biologi (biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati.( https://www.mastah.org/timah-sn-
pengertian-unsur-dan-proses-terbentuknya/)
Pengertian Timah

Timah atau timah putih dan stannum dalam bahasa latin ialah sebuah unsur
kimia dalam tabel periodik yang mempunyai simbol Sn dan nomor atom
50.Timah termasuk logam pasca-transisi di kelompok 14 di dalam tabel
periodik.Timah menunjukan kesamaan kimia dengan Germanium dan Timbal
yang juga berada di kelompok 14 yang mempunyai dua kemungkinan bilangan
oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil. Timah ialah elemen ke 49 yang
paling banyak melimpah di bumi, memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam
tabel periodik.

Unsur ini merupakan logam yang miskin disebut juga logam post-transisi
keperakan, bisa ditempa (malleable), tak mudah teroksidasi dalam udara hingga
tahan karat, ditemukan didalam banyak aloy, dan dipakai untuk melapisi logam
lainnya untuk mencegah terjadinya karat. Timah diperoleh terutama dari mineral
kasiterit yang terbentuk sebagai oksida

Karakterisasi Bijih Timah

Bijih timah yang ditambang di negara kepulauan Indonesia umumnya ialah dari
jenis endapan timah aluvial dan sering disebut juga sebagai endapan timah
sekunder ataupun disebut timah placer. Jenis bijih timah ini sudah terlepas dari
endapan induknya timah primer, lalu oleh air diendapkan kembali di tempat yang
lain yang lebih rendah.

Secara ekonomis,
mineral penghasil timah putih ialah kasiterit dengan rumus kimia SnO2, meskipun
ada sebagian kecil timah yang didapatkan dari sulfida seperti misalnya silindrit,
stanit, frankeit, kanfieldit dan tealit. Mineral utama yang terkandung dalam bijih
timah ialah kasiterit, sedangkan mineral ikutannya ialah pirit, zirkon,kuarsa,
ilmenit, galena, bismut, stibnit, arsenik, kalkopirit, monasit dan xenotim

Unsur Timah

Timah tak di temukan didalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi didapat dari
senyawaannya. Timah pada saat ini didapat dari mineral cassiterite ataupun
tinstone. Cassiterite ialah mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan
timah berkisar sekitar 78%.
Contoh lain sumber bijih timah yang lain dan kurang mendapat perhatian
daripada cassiterite ialah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4)
yang merupakan mineral kompleks antara tembaga – besi – timah – belerang
dan cylindrite merupakan mineral kompleks dari timbale – timah – besi – antimon
– belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan
mineral logam yang lainnya seperti perak.

Timah ialah unsur ke-49 yang paling banyak di temui di kerak bumi dimana timah
memiliki kandungan 2 ppm dan jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga
50 ppm, dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite juga banyak ditemui dalam deposit
alluvial yaitu tanah atau sediment yang tak berkonsolidasi membentuk
bongkahan batu dimana dapat mengendap di dasaran laut, sungai, ataupun
danau.

Alluvium terdiri dari berbagai mineral seperti halnya pasir, tanah liat, dan batu-
batuan kecil. nyaris 80% produksi timah didapat dari alluvial/alluvium atau
istilahnya yaitu deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg
Cassiterite maka sekitar 7 sampai 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang dan
disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.

Dibumi ini timah tersebar tidak merata namun terdapat didalam satu daerah
geografi dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk negara
china, Myanmar, Malaysia,thailand, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu
banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.

Pengolahan Bijih Timah

Secara garis besar, pengolahan bijih timah jadi logam timah terdiri atas operasi
konsentrasi atau mineral dressing maupun ekstraksi yaitu peleburan atau
smelting dan pemurnian atau juga refining.

Kegunaan Timah

 Sebagai Lapisan Produk Baja


 Sebagai Penyambung Logam dengan Solder
 Sebagai Komponen Logam Ringan
 Menjadi Magnet Konduksi
 Sebagai Sensor Gas dalam Industri Keramik
 Sebagai Bahan Kemasan
 Sebagai Pelapis Kaleng
 Sebagai Bahan Produksi Kaca
 Sebagai Bahan Kombinasi Perunggu

By angga murjanaPosted on 17/05/2019


 Timah (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia yang memiliki simbol Sn dan nomor atom 50. Timah dalam
bahasa Inggris disebut sebagai Tin. Kata “Tin” diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”.
Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang
dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair/ basah,
penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang diketahui.Timah
merupakan logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, dapat ditempa
("malleable"), mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, relatif lunak, tahan karat
dan memiliki titik leleh yang rendah dan memilki struktur kristal yang tinggi. Jika struktur ini
dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut (tangisan timah) ketika sebatang unsur ini
dibengkokkan.
Bentuk timah :

Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan, timah abu-abu
(timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2 derajat Celcius menjadi timah putih (timah
beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan sampai suhu 13,2 derajat Celcius,
ia pelan-pelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan oleh ketidakmurnian
(impurities) seperti aluminium dan seng, dan dapat dicegah dengan menambahkan antimoni atau
bismut. Timah abu-abu memiliki sedikit kegunaan. Timah dapat dipoles sangat licin dan digunakan
untuk menyelimuti logam lain untuk mencegah korosi dan aksi kimia. Lapisan tipis timah pada baja
digunakan untuk membuat makanan tahan lama.
Campuran logam timah sangat penting. Solder lunak, perunggu, logam babbit, logam bel,
logam putih, campuran logam bentukan dan perunggu fosfor adalah beberapa campuran logam
yang mengandung timah.
Timah dapat menahan air laut yang telah didistilasi dan air keran, tetapi mudah terserang
oleh asam yang kuat, alkali dan garam asam. Oksigen dalam suatu solusi dapat mempercepat aksi
serangan kimia-kimia tersebut. Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam,
dan membentuk stannate salts dengan oksida. Garam yang paling penting adalah klorida, yang
digunakan sebagai agen reduksi. Garam timah yang disemprotkan pada gelas digunakan untuk
membuat lapisan konduktor listrik. Aplikasi ini telah dipakai untuk kaca mobil yang tahan beku.
Kebanyakan kaca jendela sekarang ini dibuat dengan mengapungkan gelas cair di dalam timah cair
untuk membentuk permukaan datar (proses Pilkington).
Baru-baru ini, campuran logam kristal timah-niobium menjadi superkonduktor pada suhu
sangat rendah, menjadikannya sebagai bahan konstruksi magnet superkonduktif yang menjanjikan.
Magnet tersebut, yang terbuat oleh kawat timah-niobium memiliki berat hanya beberapa kilogram
tetapi dengan baterai yang kecil dapat memproduksi medan magnet hampir sama dengan kekuatan
100 ton elektromagnet yang dijalankan dengan sumber listrik yang besar.

 Sumber Timah (Sn) di Bumi


Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama, yaitu
cassiterite. Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite
merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain
sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks
mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-
belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam
yang lain seperti perak.
Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana
timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,
dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium yaitu
tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat
dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam
mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh
dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk mendapatkan 1
Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan
konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu daerah geografi
dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand,
Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika
Selatan, UK, dan Zimbabwe.

Cassiterite

Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2.


Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan.
Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan
logam timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.
Stannite

Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus
kimianya adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi
timah. Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang.
Stannite berwarna biru hingga abu-abu.

Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan besi.
Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal pinakoidal triklinik
dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari
lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama
kali ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.

 Sifat Timah (Sn)

Sifat Umum Timah (Sn)


 Timah merupakan logam perak keputih-putihan,
 ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi,
 Dalam keadaan normal (13 – 160 °C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.
 Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
 Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat.

Sifat Fisik Timah (Sn)


 Keadaan benda : Padat
 Titik lebur : 505.08 K (449.47 °F)
 Titik didih : 2875 K (4716 °F)
 Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
 Volume molar : 16.29 ×10-6 m3/mol
 Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
 Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
 Kalor jenis : 27,112 J/molK
 Panas fusi : 7,03 kJ/mol
 Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K
 Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

Sifat Mekanik Timah (Sn)


 Kekuatan tariknya rendah, sekitar 2000 psi
 Modulus Youngnya adalah 5,9-7,8 x 10^6 psi
 Kekuatan Mohs 1,8 atau Brinell 5,0 (1000 kg, 10 mm)

Sifat Kimia Timah (Sn)


 Bobot atom : 118.710 sma
 berat jenis : 7,3 g/cm3
 Jari-jari atom : 145 (145) pm
 Jari-jari kovalen : 141 pm
 Jari-jari van der Waals : 217 pm
 Konfigurasi elektron : [Kr]4d10 5s2 5p2
 Elektron per tingkat energi : 2, 8, 18, 18, 4
 Bilangan oksidasi : 4,2, -4
 Nomor atom : 50
 Nomor massa : 118,71
 Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
 Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
 Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
 Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
 Jari-jari atom : 140 pm
 Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm
 Jari-jari van der waals : 217 pm
 Struktur kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
 Konduktifitas termal : 66,8 W/mK
 Timah merupakan logam lunah, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik. Timah tidak mudah
dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang
menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan
tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan
meningkatnya kandungan oksigen dalam larutan.
 Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
 Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut timah abu-abu dan
stabil dibawah suhu 13,2 °C dengan struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah beta
berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
 Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat asam oksalat
dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
 Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung memiliki sifat logam dan
mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
 Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
 Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

 Senyawaan Timah (Sn)


Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida,
dan timah sulfide.

Senyawaan Organotin :
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun dari
timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh beberapa senyawa
organotin ini adalah:

 Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan tributil.
 Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
 Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.
 Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
 Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
 Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
 Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.
 dll
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang lain
adalah dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan tmah halide
ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide dengan senyawaan organo-
aluminium.
Timah Oksida :
Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan
oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2 memiliki struktur kristal rutile
dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan
tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat
seperti:
SnO2 + 6HI -> H2SnI6 + 2H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2 digunakan
bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa aromatic, dipakai sebagai
pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.

Timah(II) Klorida :
SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil. SnCl2
dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan electroplating. SnCl2 dibuat
dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCl -> SnCl2 + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul SnCl2
berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk rantai yang saling terhubung
dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen
analisis untuk raksa, dan juga dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan
sebagai antioksidan.

Timah(IV) Klorida :
Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan
rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan akan
membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan sebagai senjata kimia dalam
perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.

Timah Sulfida :
Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah(II)sulfide dan ada
dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan mereaksikan belerang,
SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2HCl

Sedangkan timah(IV) sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral
berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan penambahan H2S pada
larutan senyawa timah(IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif karena warnanya mirip
emas.

Timah Hidrida :
Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4. Hidrida
timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAlH4. Stannan terdekomposisi
secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida timah ini sangat analog dengan
gas metana CH4.

Stanat :
Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau
Mg2SnO4.
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak
terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk
sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.

 Cara Memperoleh Timah (Sn)


Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida. Timah
terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan endapan
metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan
sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.

 Cara Memproduksi Timah (Sn)


Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari
jenis biji dan kandungan impuritas dari biji timah. Bijih timah yang biasa digunakan untuk
produksi adalah dengan kandungan 0,8-1% (persen berat) timah atau sedikitnya 0,015%
untuk biji timah berupa bongkahan-bongkahan kecil. Biji timah dihancurkan dan kemudian
dipisahkan dari material-material yang tidak diperlukan, adakalanya biji yang telah
dihancurkan dilewatkan dalam “floating tank” dan titambahkan zat kimia tertentu sehingga
biji timahnya bisa terapung sehingga bisa dipisahkan dengan mudah.
Biji timah kemudian dikeringkan dan dilewatkan dalam alat pemisah magnetik
sehingga kita dapat memisahkan biji timah dari impuritas yang berupa logam besi. Biji timah
yang keluar dari proses ini memiliki konsentrasi timah antara 70-77% dan hampir semuanya
berupa mineral Cassiterite.
Cassiterite selanjutnya diletakkan dalam furnace bersama dengan karbon dalam
bentuk coal atau minyak bumi. Adakalanya juga ditambahkan limestone dan pasir untuk
menghilangkan impuritasnya kemudian material dipanaskan pada suhu 1400 °C. Karbon
bereaksi dengan CO2 yang ada didalam furnace membentuk CO, CO ini kemudian bereaksi
dengan cassiterite membentuk timah dan karbondioksida. Logam timah yang dihasilkan
dipisahkan melalui bagian bawah furnace untuk diproses lebih lanjut. Untuk memperoleh
timah dengan kemurnian yang tinggi maka dapat dilakukan dengan menggunakan proses
elektrolisis. Dengan cara ini kemurnian timah yang diperoleh bisa mencapai 99,8%.

 Kegunaan Timah (Sn)


 Untuk membuat kaleng (tim plate) berbagai macam produk,
 melapisi kaleng yang tebuat dari besi yang akan melindungi besi dari perkaratan,
 bahan baku logam pelapis,
 solder(52%),
 industri plating (16%),
 bahan dasar kimia (13%)
 kuningan & perunggu (5,5%)
 industri gelas (2%)
 dan berbagai macam aplikasi lain (11%).

 Dampak Dari Timah (Sn)


Timah juga terdapat dalam beberapa makanan. Jumlah timah yang sedikit dalam makanan
tidak berbahaya. Limit dalam makanan di Amerika Serikat adalah 300 mg/kg.
Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun biologi
(biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati.

 Paduan Timah (Sn)


Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan
logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga. Logam timah juga sering
dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga
dan timah adalah:

 Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth,
dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah
tangga.
 Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
 Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
 Perunggu adalah paduan tembaga dan timah.
o Mutu komersial biasanya mengandung timah 3-8% untuk produk tempa dan sampai dengan 12%
untuk produk cor.
o Gunmetals adalah perunggu, yang juga mengandung seng

Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan baja
dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk melapisi kaleng
kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.

Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah merupakan
superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh superkonduktor timah yang
banyak dipakai adalah Nb3Sn.

Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63% timah dan
37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk
menyambung pipa atau alat elektronik.

Pembuatan Senyawa Organotin


Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan
hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan senyawa
organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida, sebagai
pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.
Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan
Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu
senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan dielektrik, dan
digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan aditif yang
banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk
pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan katalis.
http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/timah-dan-paduannya.html,diakses pada 02
agustus 2019 pukul 06.25 WITA

https://arikfebri.wordpress.com/2011/03/04/timah-sn/

Anda mungkin juga menyukai