Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGAMATAN PRAKTIKUM

(KIMIA LOGAM UTAMA)


KELOMPOK C

1. DESIMA SAMOSIR (4191131009)


2. STEVEN FIRNANDI HUTAPEA (41924310130)
3. TANIA AULIA PUTRI (4193131040)

KELAS : PSPK 19 E

JUDUL VIDEO : PROSES PEMBUATAN TIMAH TERBESAR DI DUNIA MILIK


INDONESIA
LINK VIDEO : https://youtu.be/UG8FnTSka30
TUJUAN : untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan timah
KAJIAN PUSTAKA :
Timah di alam terutama terdapat sebagai mineral kasiterit atau batu timah, SnO2, dan
mineral inilah yang merupakan sumber utama logam bijih timah. Secara teori, cara ekstraksi
timah adalah sebagai berikut: 1. Tahap awal, biji timah dipekatkan dalam suatu wadah suatu
wadah dengan proses flotasi-buih. 2. Biji yang sudah dipekat kemudian dipanggang.
Pemanggangan ini bertujuan untuk mengoksidasi logam pengotor dan menghilangkan belerang
dan arsen sebagai oksidanya yang mudah menguap. 3. Selanjutnya mereduksi oksida timah
dengan karbon. 4. Selanjutnya lelehan timah ini diaduk dengan kuat, kemudian dialiri dengan
udara atau uap air panas agar bahan pengotor yang ada teroksidasi kembali.
Kegunaan timah adalah sebagai berikut: Di gunakan sebagai pembungkus makanan &
minuman kaleng selain aluminium • Bahan solder • Campuran antara timah & timbel dipakai
sebagai bahan pembuat alat musik seperti pipa organ. Senyawa Fluorida, SnF2 digunakan
sebagai bahan adiktif pasta gigi untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi • Oksidanya,SnO2
digunakan sebagai bahan ampelas atau penggosok permata, dan • Sulfidanya, SnS2 dipakai pada
industri pewarnaan serta proses penyepuhan atau bahan imitasi.
PROSEDUR :
1. Penambangan timah ( ada di darat dan diperairan)
2. Biji timah hasil tambang kemudian masuk ketahap pencucian
3. Sebelum di lebur, biji timah kadar 20%-60% di PPBT dan kadar SN ditingkatkan
mencapai 70%-72% sebagai syarat pelebuhan
4. Kemudian dilakukan pemurnian menggunakan cristalizer dan electrolytic refining
5. Kemudia dilakukan peleburan/pemanggangan. Timah di leburkan pada titik didih 1350 ◦c
6. Kemudian dicetak menjadi balok 16 kg-30 kg perbatang
PEMBAHASAN:
Secara teori pengolahan timah dapat dilakukan melalui proses ektraksi timah, yaitu
sebagai berikut: 1. Tahap awal, biji timah dipekatkan dalam suatu wadah suatu wadah dengan
proses flotasi-buih. 2. Biji yang sudah dipekat kemudian dipanggang. Pemanggangan ini
bertujuan untuk mengoksidasi logam pengotor dan menghilangkan belerang dan arsen sebagai
oksidanya yang mudah menguap. 3. Selanjutnya mereduksi oksida timah dengan karbon. 4.
Selanjutnya lelehan timah ini diaduk dengan kuat, kemudian dialiri dengan udara atau uap air
panas agar bahan pengotor yang ada teroksidasi kembali.
Pada video proses pembuatan timah di PT timah persero TBK merupakan salah satu PT
penghasil timah terbesar di dunia. Dimana dari video pengolahan timah dilakukan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku. Dimana langkah-langkah sebagai berikut: Penambangan
timah ( ada di darat dan diperairan)Biji timah hasil tambang kemudian masuk ketahap pencucian,
Sebelum di lebur, biji timah kadar 20%-60% di PPBT dan kadar SN ditingkatkan mencapai
70%-72% sebagai syarat pelebuhan, Kemudian dilakukan pemurnian menggunakan cristalizer
dan electrolytic refining, Kemudia dilakukan peleburan/pemanggangan. Timah di leburkan pada
titik didih 1350 ◦c, Kemudian dicetak menjadi balok 16 kg-30 kg perbatang.
Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang dari 300.000 ton
per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta ton per tahun
(www.timah.com). Timah putih merupakan unsur langka, kelimpahan rata-rata pada kerak bumi
sekitar 2 ppm, dibandingkan dengan seng yang mempunyai kadar rata-rata 94 ppm, tembaga 63
ppm dan timah hitam 12 ppm. Sebagian besar (80%) timah putih dunia dihasilkan dari cebakan
letakan (aluvial), sekitar setengah produksi dunia berasal dari Asia Tenggara.
Timah adalah sebuah unsur kimia yang memiliki simbol Sn dan nomor atom 50. Timah
dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin. Kata “Tin” diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan
“Tinia”. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata
“stagnum” yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi
cair/ basah, penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah biasa terbentuk oleh 9 isotop yang stabil. Ada 18 isotop lainnya yang
diketahui.Timah merupakan logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah,
dapat ditempa ("malleable"), mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, relatif
lunak, tahan karat dan memiliki titik leleh yang rendah dan memilki struktur kristal yang tinggi.
Jika struktur ini dipatahkan, terdengar suara yang sering disebut (tangisan timah) ketika sebatang
unsur ini dibengkokkan.
1.        Sifat Fisik

o Berat Molekul                         : 134,69


o Spesifik Gravitasi                    : 6,3
o Titik Lebur (600 mm Hg)       : 1080oC (1976oF) terurai
o Kelarutan                                : tidak larut dalam air, larut dalam asam dan alkali, sedikit larut
dalam ammonium khlorida
o Massa Atom Rata-rata             : 118,71
o Titik Didih                             : 2543 K (2270oC)(4118oF)
o Koefisien Muai   Panjang        :  -1K N/A                               
o Konduktivitas Listrik              : 0,0917x106/Ω cm
o Konduktivitas Termal             : 0,666 W/cm
o Kerapatan                              : 7,31 g/cc @ 300K
o Kekilapan                               : Sangat mudah dibentuk logam perak putih membentuk film 
pelindung  pada  permukaannya yang mencegah oksigen.
o Entalpi atomisasi                     : 01,3 kJ/mol oC
o Entalpi Fusion                         : 7,03 kJ/mol
o Panas Penguapan                    : 290,4 kJ/mol
o Flamebilitas Kelas                   : terbakar pada rokok (kecuali sebagai debu)
o Titik Beku                               : 1080oC (1976oF)
o Volume Molar                         : 16,31 cm3/mol
o Refleksivitas Optik                 : 54%
o Kondisi Fisik                           : Solid
o Tekanan uap                            : 5,78x10-21 Pa(232,06oC)
o Struktur Kristal                       : Tetragonal

2. Sifat Kimia

 Elektrokimia Setara                 : 1,1071 g/amp-jam


 Elektron Fungsi Kerja             : 4,42eV
 Elektronegativitas                   : 1,96 (Pauling) ; 1,72 (Rochow Allrod)
 Panas Fusion                           : 7.029 kJ/mol
 Potensional Ionisasi
o   Pertama   : 7.344
o   Kedua      : 14.632
o   Ketiga      : 30.502
 Elektron valensi Potensi (-eV): 83,5
3.      Sifat Mekanik

  Modulus Elastisitas
o   Massal        : 58,2/GPa
o   Kekakuan  : 18,4/GPa
o   Youngs      : 49,9/GPa
Skala Kekerasan
o   Brinell        : 51 MN m-2
o   Mohs          : 1,5

SUMBER TIMAH

Mineral ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2), meskipun sebagian kecil
dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit, frankeit, kanfieldit dan tealit (Carlin, 2008).
Mulajadi timah di daerah jalur timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau
Belitung dan sekitarnya diawali dengan adanya intrusi granit yang berumur ± 222 juta tahun
pada Trias Atas. Magma bersifat asam mengandung gas SnF4, melalui proses pneumatolitik
hidrotermal menerobos dan mengisi celah retakan, dimana terbentuk reaksi: SnF4 + H2O ->
SnO2 + HF2 (Pamungkas, 2006). Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W,
Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000 km. Terdapat
tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous pegmatites, kuarsa-
kasiterit dan sulfida-kasiterit (Taylor, 1979).
Urat kuarsa-kasiterit, stockworks dan greisen terbentuk pada batuan beku granitik
plutonik, secara gradual terbentuk stanniferous pegmatites yang ke arah dangkal terbentuk urat
kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor, 1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih berbentuk
lembaran mengisi rekahan atau celah (Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen
merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah putih pada jalur timah
yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan
“Central Belt” di Malaysia dan Thailand (Mitchel, 1979).
Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit,
kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit, xenotim, dan monasit
merupakan mineral ikutan (http://www.tekmira.esdm.go.id). Timah putih dalam bentuk cebakan
dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah primer dan sekunder. Pada tubuh bijih
primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun dalam bentuk tersebar. Proses oksidasi
dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer pada atau dekat permukaan
menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses tersebut menyebabkan juga
terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa
unsur Sn. Proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap cebakan
bijih timah putih pimer menghasilkan cebakan timah sekunder, yang dapat berada pada tanah
residu maupun letakan sebagai endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial
lepas pantai. Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan timah
letakan ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas sebagai sumber
dispersi.

Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal dengan banyak
permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak
translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama dan
biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.

Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah
Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi timah. Stannite
mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna
biru hingga abu-abu.

Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan besi.
Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal pinakoidal triklinik
dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari
lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity 5,4.
Pertama kali ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.

PENGOLAHAN TIMAH
1.        Penambangan
Penambangan timah putih dilakukan dengan beberapa cara, yaitu semprot, penggalian
dengan menggunakan excavator, atau menggunakan kapal keruk untuk penambangan endapan
aluvial darat yang luas dan dalam serta endapan timah lepas pantai. Kapal keruk dapat beroperasi
untuk penambangan cebakan timah aluvial lepas pantai yang berada pada kedalaman sekitar 15
meter sampai dengan 50. Penambangan menggunakan cara semprot dilakukan terutama pada
endapan timah aluvial darat dengan sebaran tidak luas dan relatif dangkal. Penambangan dengan
menggunakan shovel/excavator dilakukan untuk menggali cebakan timah putih tipe residu, yang
merupakan tanah lapukan bijih primer, umumnya berada pada lereng daerah perbukitan.
Penambangan oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan cara semprot. Banyak juga
penambangan dalam sekala kecil terdiri dari satu atau dua orang, menggunakan peralatan sangat
sederhana berupa sekop, saringan dan dulang, seperti penambangan oleh masyarakat di lepas
pantai menggunakan sekop dengan panjang sekitar 2,5 meter, dan dilakukan pada saat air laut
surut. Penambangan banyak dilakukan pada wilayah bekas tambang dan sekitarnya.
Bahkan tailing  yang semula dianggap sudah tidak ekonomis, kembali diolah untuk dimanfaatkan
kandungan timah putihnya. Penambangan oleh masyarakat di lepas pantai selain menggunakan
peralatan manual sederhana, menggunakan juga pompa hisap dan perahu.

2.        Pengolahan


Untuk menghasilkan pasir timah kadar tinggi melalui beberapa tahapan proses
pengolahan. Pasir timah di alam masih tercampur dengan butiran mineral-mineral lain. Timah
dalam bentuk mineral kasiterit dipisahkan dari pengotor berupa mineral ringan dengan
pemisahan fisik secara gravitasi. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan sluice box, spiral,
dan meja goyang. Pemisahan mineral bersifat magnetik dan bukan magnetik menggunakan
separator magnetik. Pemisahan mineral bersifat konduktor dan bukan konduktor menggunakan
separator tegangan tinggi. Proses untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang
berkadar rendah, dilakukan di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing Plant). Melalui proses
tersebut bijih timah dapat ditingkatkan  kadar(grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 72% Sn
untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari
penambangan di lepas pantai maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir
berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan
pengotor (impurities) yang rendah. Hasil pemisahan konsentrat, selain diperoleh kasiterit untuk
dilebur, diperoleh juga mineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutama zirkon, monasit,
ilmenit dan xenotim merupakan produk sampingan dari hasil pemisahan secara fisik yang
mempunyai prospek ekonomi untuk dimanfaatkan. Pemisahan kasiterit dari pengotor,
meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutan tersebut, meskipun belum semua mineral ikutan,
ekonomis untuk dimanfaatkan.
Konsentrat hasil dari proses pemisahan mempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dilebur
pada smelter timah putih. Bijih timah setelah dipekatkan lalu dipanggang sehingga arsen dan
belerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksida yang mudah menguap. Kemudian bijih timah
yang sudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon. Timah cair yang terkumpul di dasar tanur
kemudian dialirkan ke dalam cetakan untuk memperoleh timah batangan. Proses peleburan
merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah
dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu
dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebut crystallizer. Produk yang dihasilkan
berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan. Produk yang dihasilkan juga dapat
dibentuk sesuai permintaan.

 SENYAWA-SENYAWA TIMAH
Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah
hidrida, dan timah sulfide.
1.        Senyawaan Organotin
Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun
dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh beberapa senyawa
organotin ini adalah:
Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan tributil.
Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
Tributil-Timah oksida, dipakai untuk pengawetan kayu.
Trifenil-Timah asetat, merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
Trifenil-timah klorida dipakai sebagai biosida
Trimetil-timah klorida, dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
Trifenil-timah hidroksida, untuk fungisida dan engontrol serangga.  dll
Senyawa organotin dibuat dari reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang
lain adalah dengan menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan tmah
halide ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide dengan senyawaan
organo-aluminium.

2.        Timah Oksida


Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan
oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO 2 memiliki struktur kristal
rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom oksigen. SnO 2 tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk
heksahalostanat seperti:
SnO2 + 6 HI  ->  H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2 + 2 H2O
SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2 digunakan
bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa aromatic, dipakai
sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.

3.        Timah(II) Klorida


SnCl2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil.
SnCl2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan electroplating.
SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2 HCl  ->  SnCl2  + H2
SnCl2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCl2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl 2 membentuk rantai yang saling
terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCl 2 juga dipakai sebagai
katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai sebagai aditif makanan untuk
mempertahankan warna dan sebagai antioksidan.

4.        Timah(IV) Klorida


Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan
rumus SnCl4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan akan
membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan sebagai senjata kimia
dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai bahan dasar pembuatan
organotin.

5.        Timah Sulfida


Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah (II) sulfide dan ada
dialam sebagai mineral herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan mereaksikan belerang,
SnCl2 dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2 HCl
Sedangkan timah (IV) sulfide memiliki rumus SnS 2 dan terdapat dialam sebagai mineral
berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan penambahan H 2S
pada larutan senyawa timah (IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif karena
warnanya mirip emas.

6.        Timah Hidrida


Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH 4. Hidrida
timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl 4 dengan LiAlH4. Stannan
terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen. Hidrida timah ini
sangat analog dengan gas metana CH4.

7.        Stanat


Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan:
 Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44- contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau
Mg2SnO4.
 Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
 Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya tidak terdapat
dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk
sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.

LOGAM PADUAN ATAU ALLOY DARI TIMAH


1.        Timah  Solder
Karakteristik timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran
logam dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder. Timah solder terbuat dari campuran
lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy. Dua jenis logam yang lazim
digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn) dan timbal (Pb), dengan berbagai macam
perbandingan campuran. Perbandingan campuran ini dinyatakan melalui angka persentase
perbandingan timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan 63/37. Jenis logam lain, seperti
perak (Ag) dan tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan dalam jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%)
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perbandingan campuran timah dan timbal mempengaruhi karakteristik timah solder,
antara lain kekuatan sambungan solder, kelancaran aliran timah solder cair, titik lebur timah
solder dan mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat menjadi cair dan sebaliknya.
Kekuatan Sambungan Solder
Kekuatan sambungan solder dinyatakan melalui dua parameter, yaitu kekuatan tarik
(tensile strength) dan kekuatan robek (shear strength). Kekuatan tarik dan robek timah solder
dengan perbandingan campuran 60/40 adalah 52MPa dan 39MPa, sedangkan untuk
perbandingan campuran 63/37 adalah 54MPa dan 37MPa.
Dapat dilihat bahwa perbedaan kekuatan sambungan solder antara timah solder dengan
perbandingan campuran 60/40 dan 63/37 tidaklah signifikan. Kedua perbandingan campuran ini,
dari sudut kekuatan sambungan solder yang dihasilkan, cocok untuk digunakan dibidang
elektronika. Perlu ditambahkan bahwa kekuatan dan kualitas sambungan solder dapat
ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam perak dalam jumlah kecil (berkisar diantara
1% - 2%).

Flux
Flux merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penyolderan. Flux adalah
senyawa yang bersifat korosif dan berfungsi untuk menghilangkan lapisan oksidasi dari
permukaan benda yang disolder, mencegah pembentukan lapisan oksidasi baru saat disolder dan
menurunkan ketegangan permukaan (surface tension) timah solder cair.
Lapisan oksidasi menghalangi timah solder membasahi permukaan benda yang disolder,
akibatnya adalah sambungan solder tidak menempel, atau dikenal dengan istilah cold joint.
Sedangkan ketegangan permukaan yang lebih rendah akan memudahkan timah solder cair untuk
mengalir membasahi permukaan benda yang disolder. Akibat lain dari kesalahan
penggunaan flux adalah timah solder cair lengket dan tertarik oleh ujung alat solder, sehingga
sambungan solder tidak rata dan berujung runcing.

Jenis-Jenis Flux
Flux, berdasarkan jenisnya, dapat digolongkan kedalam dua kategori, yaitu rosin dan
senyawa asam (acid). Rosin terbuat dari getah pohon pinus atau konifer yang telah dibersihkan
dan diolah. Flux senyawa asam haruslah dicuci bersih setelah proses penyolderan. Jika tidak,
sisa flux yang tertinggal dan bersifat korosif akan merusak sambungan solder, kaki komponen
dan permukaan papan cetak. Flux jenis ini juga bersifat menarik uap air dari udara sekitar
(hygroscopic) dan jika dibiarkan akan menyebabkan arus pendek pada rangkaian elektronika.
Rosin, disisi lain, hanya aktif bekerja saat dipanaskan dengan alat solder. Setelah proses
penyolderan selesai, flux rosin yang telah dingin kembali menjadi tidak aktif, tidak konduktif dan
tidak korosif, sehingga dapat dibiarkan tinggal dipermukaan sambungan solder dan papan cetak
tanpa perlu dicuci (no-clean flux). Selain flux rosin alami yang berasal dari getah pohon pinus,
juga terdapat flux rosin buatan (synthetic rosin) dengan karakteristik menyerupai flux
rosin alami.
Flux juga dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keaktifannya, yaitu tidak aktif
(inactive), aktif ringan (mildly active), aktif (active) dan sangat aktif (highly active). Flux tidak
aktif hanya mencegah terbentuknya lapisan oksidasi baru saat sedang disolder.
Sedangkan flux lainnya, selain mencegah, juga dapat membersihkan lapisan oksidasi yang telah
terbentuk. Flux yang lebih aktif mampu membersihkan lapisan oksidasi yang lebih tebal dan
noda-noda lain. Akan tetapi karena bersifat lebih korosif, flux jenis ini harus dibersihkan setelah
proses penyolderan.
Kaki-kaki komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder
(tinned) dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang terlalu
aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang elektronika adalah jenis rosin atau rosin sintetik
aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).
Flux Tambahan
Timah solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah
mengandung flux yang diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah solder
(multi-core). Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini biasanya berkisar
diantara 1% - 4%, tergantung kepada jenis flux-nya. Jumlah saluran yang lebih dari satu
ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan penyebaran flux keseluruh permukaan benda yang
disolder.
Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan dapat dipakai jika benda yang disolder terlalu
kotor dan timah solder cair gagal menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk
menggunakan flux tambahan, usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan permukaan benda
yang kotor dengan menggunakan sabut nilon atau ampelas yang sangat halus. Jika
penggunaan flux tambahan tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-sisa flux dibersihkan setelah
proses penyolderan.

2.        Perunggu (Brons)


Paduan ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan antara
Cu dan Sn dalam arti yang sempit. Tetapi dalam arti yang luas perunggu berarti paduan Cu
dengan unsure logam lainnya selain dari Zn. Dibandingkan dengan tembaga murni dan kuningan
perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi,
demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan korosinya oleh karena itu banyak dipergunakan
untuk berbagai komponen mesin, bantalan, pegas, corak artistic,dsb.

a.       Perunggu timah putih


Sn adalah lebih mahal dari kuningan. Oleh karena itu kuningan dipergunakan sebagai
bahan baku dan selanjutnya bahan yang dicampur 4-5% Sn dipergunakan untuk keperluan
khusus sedangkan hampir semua paduan perunggu ini dalam industry dipakai dalam bentuk
coran. Brons timah putih mempunyai sejarah yang lama sehingga dari penggunaannya paduan
dasar dengan 8-12 % Sn dinamakan Gun Metal, paduan dengan 10% Sn dan 23 % Sn dinamakan
Admiralty Gun Metal, sedangkan yang mengandung 18-23% Sn disebut ”Brons Bell” dan
paduan yang mengandung 30-32% disebut ‘Brons kaca’.

b.      Perunggu Posfor (brons posfor)


Pada paduan tembaga posfor berguna sebagai penghilang oksida, oleh karena itu
penambahan posfor 0,05-0,5% pada paduan memberikan kecairan logam yang lebih baik. Brons
posfor mempunyai sifat-sifat lebih baik dalam keelastisannya, kekuatan dan ketahanan terhadap
aus. Ada tiga macam brons posfor yang dipergunakan dalam industry yaitu brons biasa yang
tidak mempunyai kelebihan P yang tidak dipakai dalam proses menghilangkan oksida, brons
posfor untuk pegas dengan kadar 0,05-0,15% yang ditambahkan kepada brons yang mengandung
Sn kurang dari 10% dan brons posfor untuk bantalan yang mengandung 0,3-1,5% P ditambahkan
kepada brons yang mengandung lebih dari 10% Sn.
c.       Brons Aluminium
              Paduan yang dipergunakan dalam industry mengandung 6-7% Al dipergunakan untuk
pabrikasi dan paduan dengan 9-10% Al dipergunakan untuk coran. Paduan ini mempunyai
kekuatan yang baik dari pada brons timah putih dengan sifat mampu bentuk yang lebih dan
ketahanan korosi yang baik, sehingga pengunaannya lebih luas. Tetapi mampu cornya kurang
baik sehingga memerlukan teknik yang khusus pada pengecorannya.

d.      Perunggu Bebas Seng


Perunggu bebas seng dinamakan juga perunggu tulen atau perunggu timah, yaitu
perunggu tuang dari Cu ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran tambahan lain. Bahan
itu digunakan untuk pentil yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap korosi dan ketangguhan
(10% Sn). Selain itu juga untuk bantalan-bantalan yang harus mempunyai syarat-syarat tinggi
untuk sifat luncur (14% Sn) dan untuk bantalan-bantalan tekan dengan syarat tinggi untuk
kekerasan (20% Sn).

e.       Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal


Mempunyai 1,5% sampai setinggi-tingginya 10% timah putih dan selain itu fosfor
dalam persentase yang sangat kecil, yaitu setinggi-tingginya 0,35.Campuran ini dahulu
dinamakan perunggu fosfor. Dipakai untuk profil-profil, batang-batang, kawat, pelat, dan pipa-
pipa yang dicanai dan ditarik.

f.       Perunggu Seng
Perunggu seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan seng 2% sampai 7%.
Bahan itu dipakai terutama untuk bantalan-bantalan (campuran tuang).

g.      Perunggu silicon
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal mempunyai kadar Si
0,5% samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel, mangan, besi,
dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat dijadikan misalnya cupoder
yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan yang tinggi.

h.      Perunggu Timbel
Perunggu timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan tambahan Sn
dan Ni sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.

KEGUNAAN TIMAH
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk
solder (52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu
(5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
1.        Logam Timah dan Paduannya
Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai paduan
logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga. Logam timah juga
sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam industri. Contoh-contoh paduan antara
tembaga dan timah adalah:
 Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth,
dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah
tangga.
 Bronze adalah paduan logam timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
 Fosfor Bronze adalah paduan bronze yang ditambahkan unsur fosfor.

2.        Plating


Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan
baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk melapisi
kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.

3.        Superkonduktor


Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah
merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh
superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.

4.        Solder


Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63% timah dan
37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk
menyambung pipa atau alat elektronik

5.        Pembuatan Senyawa Organotin


Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan
hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan senyawa
organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida,
sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.

6.        Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan


Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu
senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan dielektrik,
dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan aditif
yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai
untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai untuk
pembuatan katalis.
7.        Industri gelas (2%)
Timah oksida (SnO 2): digunakan dalam pembuatan kaca jenis khusus, glasir keramik dan
sebagai bahan polishing untuk baja, kaca, dan bahan lainnya
8.        Industri tekstil
digunakan dalam pembuatan zat warna, polimer, dan tekstil; di silvering satu mirror.

 BAHAYA TIMAH

1.      Bahaya pada Kesehatan


Mata dan kulit iritasi, Headaches, Sakit perut ,  Penyakit dan pusing , Berat berkeringat , Sesak
napas , Masalah buang air kecil , Efek jangka panjang adalah: Depresi ,  Kerusakan hati,
Gangguan fungsi sistem kekebalan,  Kerusakan kromosom ,  Kekurangan sel darah
merah , Kerusakan otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit kepala)

2.      Bahaya pada Lingkungan


Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap beberapa jenis organisme,
bentuk racun adalah bentuk organik
  Ada berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di toksisitas. Tributyltins merupakan
komponen timah paling beracun untuk ikan dan jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun
bagi fitoplankton. 

PENANGGULANGAN BAHAYA TIMAH


Jumlah timah yang sedikit dalam makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di
Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun
biologi (biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati.
Jumlah kecil timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa timah
trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hati-hati. Timah juga
digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok (timah putih), pada longsongan peluru (timah
hitam).

Anda mungkin juga menyukai