PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai macam logam-logam mulia merupakan unsurunsur logam yang berada dalam bentuk mineral di lapisan bumi.
Perak, tembaga, dan nikel merupakan unsur-unsur logam yang
penggunaannya
berbagai
sering
keperluan
dimanfaatkan
seperti
oleh
pengolahan
manusia
baja
tahan
dalam
karat,
sehingga
mudah
dibentuk
sesuai
desain
yang
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengenal, mengetahui dan
memahami
asal
mula,
struktur,
sifat,
penggunaan
serta
proses
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penyusun secara umum mendapatkan
bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa
bukubuku atau dari sumber media internet yang terkait dengan mineral
perak, tembaga, dan nikel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perak (Ag)
2.1.1 Asal mula dan penamaan
Perak telah dikenal dan dinilai sebagai logam hias dan dekoratif sejak
zaman kuno. Sekitar 5600 tahun yang lalu, perak telah disebutkan dalam bukubuku dari Mesir Firaun Menes, yang menetapkan nilainya pada dua-perlima
bahwa emas. Fenisia digunakan dan diperdagangkan perak diperoleh dari tambang
di Armenia, siphnos, Crete, Sardinia dan Spanyol. Perak digunakan bersama
dengan emas sebagai uang sekitar 2.800 tahun yang lalu di negara-negara antara
Indus dan Sungai Nil. Nama perak dari Seolfor Anglo-Saxon, sedangkan simbol
kimia Ag adalah dari bahasa Latin Argentum, kedua nama untuk logam asli(9).
sianida)
untuk mengekstrak
perak
sebagai
ion
komplek
disianorgentat(I), [Ag(CN)2]-:
2 Ag2S(s) + 8 CN-(aq)+ O2(g) + H2O(l) 4 [Zn(CN)4]-(aq) + 2 S(g) + 4 OH-(aq)
Kemudian logam zink ditambahkan untuk mengendapkan perak:
2 [Ag(CN)2]-(aq) + Zn(s) [Zn(CN)4]2-(aq)+ 2 Ag(s)
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang
mengandung konsentrasi perak kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam
larutan akan mengendapkan logam perak. Prinsip pengendapan ini berdasarkan
pada deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas
elektrokimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au,
Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. Logam yang berada di sebelah kiri bisa mendesak ikatan
kompleks sianida logam yang berada di sebelah kanannya dan mengendapkannya
sebagai logam. Jadi, untuk ikatan kompleks sianida Ag dan Au, sebenarnya bisa
digunakan logam lain selain Zn, yaituMg, Al, dan Cu. Akan tetapi, bila melihat
dari segi biaya, logam Zn lebih murah dariyang lain sehingga logam Zn lebih
banyak digunakan.Selanjutnya perak dimurnikan dengan elektrolisis(6).
5
chalcophile, dan sebagian besar terdiri dari bijih sulfida, terutama kalkopirit,
biasanya berhubungan dengan sulfida timbal dan seng(7).
encer dan H2SO4 encer, tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam
tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya
ion kompleks CuCl2(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah
produk(7).
2.2.4. Proses Ekstraksi
Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh
tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih
yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret
volta sehingga mudah dipisahkan dari bijihnya(1).
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit
(CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara
ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan
berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang
kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara
yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian
dipekatkan(1).
Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih
ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
2Cu2FeS(s) + 4O2
FeSiO3
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan
masih mengandung sedikit besi(II) sulfida.
Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g)
2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s)
6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara(1).
Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung logam lain misalnya Ag,
Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis
tembaga kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan
tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama
proses
elektrolisis
berlangsung
tembaga
di
anoda
teroksidasi
menjadi
termasuk
niccolite,
millerite,
breithauptite,
choanthite,
gersdorffite
dan
10
11
12
yakni
Pembuatan
Elektrolisis nikel matte (Ni2S3):
Anoda :
Ni2S3
Katoda :
Ni2+ + 2eNi2S3
2Ni2+ + 3S + 4eNi
(1)
(2) X2
2Ni + 3S
Ni(NH3)nSO4
Oksida sulfida menimbulkan energi yang cukup banyak, oleh karena itu
autoclave harus didinginkan untuk menjaga agar temperatur tetap bertahan
13
Selanjutnya larutan larutan berisi nikel dan cobalt ini diproses dalam autoclave
dengan hidrogen pada tekanan 15 atm (abs) dan temperatur 175+225C(5).
Ni(NH3)2SO4 + H2
Ni(NH4)2SO4
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Unsur perak,tembaga dan nikel terdapat di alam dalam bentuk mineral
dengan paduan logam lain dengan sifat dan karakteristik yang berbeda.
14
15