Anda di halaman 1dari 25

Inorganic Chemistry

Logam Golongan 5
(Vanadium, Niobium,
Tantalum)

Meeting 12

Johnson N. Naat
PERIODIK UNSUR

Golongan VB
Karakteristika Unsur-Unsur Transisi Golongan 5

Karakteristika 23 V 41 Nb 73 Ta
Kelimpahan /ppm 136 20 1.7
Densitas /gcm-3 (200C) 6.11 8.57 16.65
Titik leleh/ 0C 1915 2468 2980
Titik didih/ 0C 3350 4758 5534
Jari-jari atomik /pm(bilangan 134 64 ; 68 ; 72 ; - 146
koordinasi 12)
Jari-jari ionik/pm (M 5+; M4+; M3+ ; 54; 58 ; 64 ; 64 ; 68 ; 72
M2+ )(bilangan koordinasi 12) 79
Konfigurasi elektronik [ 18Ar] 3d3 4s2 [ 36Kr] 4d4 5s1 [ 54Xe] 4f14 5d3 6s2
elektronegativitas 1.6 1.6 1.5
Kecendrungan Unsur Golongan VB

• Elektron terluar V (3d3 4S2), Nb ( 4d4 5S1 ), Ta (5d3 6S2).


• Kurang elektropositif daripada logam golongan sebelumnya
(Gol.4).
• Bilangan oksidasi bervariasi, stabilitas bilangan oksidasi +5
meningkat dari V-Nb-Ta. V+5 mudah direduksi menjadi V+2 sedang
Nb+5 dan Ta+5 tetap stabil.
• Sifat unik tiap-tiap unsur berkurang dangan berkurangnya ukuran
kation.
• Kecenderungan membentuk kompleks : V > Nb > Ta.
• Jari-jari (ion dan atom) Nb dengan Ta hampir sama, sehingga
sifat keduanya hampir sama.
Vanadium (V)
Keadaan
di alam

 Vanadium dalam kerak bumi di duga sekitar 136 ppm


 Merupakan unsur transisi terbanyak ke lima setelah besi,
titanium, mangan dan zirkonium.
 Mineral penting sebagai sumber vanadium yaitu patronit-VS4
yang merupakan suatu polisulfida karena mudah bergabung
dengan oksigen.
 Logam ini juga terdapat pada berbagai mineral vanadat seperti
pada vanadinat yaitu timbel(II) klorida vanadat,
PbCl2.3Pb3(VO4)2 , karnoit yaitu kalium uranil vanadat,
K(UO2)(VO4).1,5H2O dan vanadinit yaitu
Pb3(VO4)Pb2(VO4)Cl atau Pb5(VO4)3Cl.
Sifat-sifat

Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 ºC


membentuk vanadium hidrida yang stabil.
 Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan
terbentuk V2O (coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3
(hitam), V2O4 (biru), akhirnya V2O5 (orange). Logam ini
terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
 Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
 Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin,
melepaskan H2 dengan HF dan membentuk larutan hijau.
Ekstraksi Vanadium
Langkah 1

 Mendapatkan vanadium dalam bentuk oksidanya,V2O3 dari


bijihnya melalui berbagai macam proses dan ekstraksi.
 Prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-
bijih yang telah di temukan atau residu vanadium dengan
garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850C.
Tahap ini akan menghasilkan natrium vanadat, Na3VO4
yang kemudian di luluhkan dengan air.
 Pengasaman dengan asam sulfat hingga pH=2-3 akan
menghasilkan padatan “roti merah” polivanadat dan
pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 700 C
akan menghasilkan padatan hitam V2O5.
Lanjutan…
Jika di kehendaki hasilnya untuk keperluan zat aditif pada baja maka
reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan bijih besi,
silikon dan kapur, CaO. Hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar
vanadium (35-95%) yang dapat di pisahkan dari ampas atau terak CaSiO 3
menurut persamaan reaksi ;
2V2O5 + 5Si + Fe + 5CaO 4V + Fe +5CaSiO3

Langkah 2

Jika di inginkan logam vanadium murni, reduksi V2O5 dapat di


lakukan dengan kalsium. Lelehan logam vanadium dapat di pisahkan dari
kerak CaO menurut persamaan reaksi :
V2O5(s) + 5Ca(s)  2V(l) + 5CaO(s)
Untuk bahan dasar yang mengandung vanadium(II) klorida, logam
vanadium dengan kemurnian tinggi dapat di peroleh melalui elektrolisis
leburan NaCl-LiCl.VCl2, atau dengan proses Van-arkel-de Boer. Garam
vanadium klorida yang sudah di murnikan di uapkan dan di dekomposisi
melalui kawat panas dalam keadaan vakum.
Senyawaan oksida dan ion okso

Vanadium pentoksida, V2O5


 V2O5 mengadopsi struktur trigonal piramid terdistorsi (bil.
Koordinasi 5) bersekutu pada sisi-sisinya membentuk rantai
double zig-zag yg nampak agak rumit.
Vanadium pentoksida, V2O5

 Spesies anion okso, tetra oksovanadat(V), VO43-


mempunyai struktur tetrahedron.
 V2O5 berwarna kuning oranye, dpt diperoleh dr persamaan
vanadat, HH4VO3 menurut persamaan reaksi:
2NH4VO3 (s) NH3 (g) + V2O5 (s) + H2O (g)
 Oksida ini juga dapat di peroleh dari penambahan larutan
asam encer ke dalam larutan amonium vanadat:
2NH4VO3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq) + H2O(l)+V2O5(s)
Vanadium pentoksida, V2O5

 Kelarutan V2O5 dalam air sangat kecil dan


bersifat amfoterik. Oleh karena itu V2O5 larut
dalam basa kuat.
 Terdapat 2 macam ion okso vanadium
yaitu dalam bentuk kompleks anion
tetraoksanovanadat(V), (VO4)3- dan kation
dioksovanadium(V), (VO2)+.
 V2O5 bersifat oksidator moderat dengan
perubahan tingkat oksidasi dari +5 menjadi
+4.
Vanadium dioksida, VO2

 Vanadium dioksida berwarna biru legam dan dapat di peroleh


dari reduksi padatan V2O5 dengan reduktor moderat seperti
CO dan SO2 atau reaksi pemanasan langsung dengan asam
oksalat.
 VO2 bersifat amfoterik seperti halnya V2O5 larut dengan
kelarutan yang sama banyak dalam asam maupun basa.
 Dalam asam monoksidator larut dengan membentuk ion
oksovanadium(IV) atau ion vanadil (VO)2+ yang berwarna
biru.
 Dalam alkali larut dengan membentuk larutan yang berwarna
kuning hingga coklat dari ion vanadat(IV) atau hipovanadat
(V4O9)2- atau pada pH tinggi (VO4)4-
 Pada temperatur kamar VO2 mengadopsi struktur
mirip rutil.
Vanadium trioksida, V2O3
 Vanadium trioksida, V2O3 berwarna hitam
 Dapat di peroleh dari reduksi V2O5 dengan H2 atau
CO secara berlanjut,
 V2O3 mengadopsi struktur corondum.
 Oksida ini bersifat basa, oleh karena itu dengan
asam bereaksi menghasilkan ion vanadium(III)
yang berwarna biru atau hijau dan bersifat
reduktor kuat.
V2O3(s) + 6H3O+(aq) V2+(aq) + 9H2O(l)
Vanadium oksida, VO

 Vanadium oksida, VO berwarna abu-abu hitam


 Dapat di peroleh dari reduksi V2O3 dengan
logam,V.
 Oksida ini bersifat basa seperti halnya V2O3
 Larut dalam asam membentuk ion V2+ berwarna
violet
VO(s) + 2H3O+(aq) V2+(aq) + 3H2O(l)
Niobium dan Tantalum
Sifat-sifat

 Kedua logam ini sangat sukar dipisahkan.


 Logam Niobium bersifat tipis, lunak, keabu-abuan,
mengkilat, dapat dibengkokkan, titik cair tinggi (Nb=
2468 °C).
 Logam Tantalum bersifat gelap, padat, dapat
dibengkokkan, lebih keras daripada Niobium,
 Daya hantar panas dan listriknya tinggi, titik cair tinggi
(Ta = 2996° C), sangat tahan terhadap asam.
 Keduanya dapat dilarutkan dengan HNO3, HF dan larut
sangat lambat dalam alkali cair.
Niobium (Nb)
Keadaan di alam

 Niobium dalam kerak bumi sekitar 20 ppm.


 Didalam kerak bumi, Niobium terdapat 10 – 12 kali
lebih banyak dari Tantalum.
 niobium juga dapat ditemukan pada mineral
pyrochlore ((Na,Ca)2Nb2O6(OH,F))
Karakteristik Niobium

Kelimpahan : 20 ppm
Densitas(g/cm3) 20 C : 8,57
Titik leleh (C) : 2468
Titik didih (C) : 4758
Jari-jari atomik (pm) : 146
Konfigurrasi elektronik : [36Kr] 4d4
5s1
Elektronegatifitas : 1,6
Karakteristik
Tantalum

Kelimpahan : 1,7
Densitas(g/cm3) 20 C : 16,65
Titik leleh (C) : 2980
Titik didih (C) : 5534
Jari-jari atomik (pm) : 146
Konfigurrasi elektronik : [54Xe]
4f14 5d3 6s2
Elektronegatifitas : 1,5
Senyawaan Nb dan Ta

Senyawa Nb+5 dan Ta+5 (Nb2O5 dan Ta2O5)

 Dibuat dengan dihidroksioksida terhidrat (sering disebut


asam niobat atau tantalat) atau dengan pemanggangan
senyawa tertentu dengan oksigen berlebih.
 Kedua senyawa ini berbentuk bubuk yang padat, relatif inert
secara kimia
 Hampir tak bereaksi dengan asam kecuali HF pekat.
 Dapat pula senyawa ini dilarutkan dengan dicairkan bersama
alkali hidrogen sulfat, alkali karbonat atau alkali hidroksida.
Niobium dan tantalum-oksida
 Senyawaan oksida niobium dan tantalum di jumpai tidak
sebanyak dan tidak terkarakterisasi sebaik oksida
vanadium.
 Nb2O3 dan Ta2O3 keduanya berwarna putih, relatif lebih
stabil dan sukar terduksi.
 Kedua pentoksida ini bereaksi dengan asam pekat HF dan
juga larut terfusi dalam alakali, dan oleh karena itu
mungkin keduanya dapat dikatakan bersifat amfoterik
 Bersifat inert.
 Kedua pentoksida ini dapat di peroleh dari dehidrasi hidrat
oksidanya yaitu asam niobat atau tantalat yang di hasilkan
dari hidrolisis garam halidanya.
 Reduksi Nb2O5 dengan H2 Pada temperatur tinggi
menghasilkan NbO yang berwarna abu-abu.
NbX5 dan TaX5 (X = halida)
Senyawa NbF5 dan TaF5 dibuat dengan reaksi flourinasi
langsung logam atau pentakhloridanya.
Keduanya berbentuk padat putih, mudah menguap, Titik cair
Nb = 80 ° C, Ta = 95 ° C.
Titik didih Nb = 235 °C, Ta = 229 ° C, membentuk cairan dan
uap tak berwarna.
Senyawa halida yang lain berwarna kuning sampai coklat,
dibuat dengan reaksi langsung logam dengan halogen berlebih.
Halida – halida ini bertitik cair dan titik didih antara 200 – 300
° C, larut dalam pelarut organik seperti eter, CCl4, dan
sebagainya.
Senyawa Nb dan Ta dengan bilangan oksidasi rendah.

a. Oksida NbO2 dan TaOx (x = 2 s.d 2,5)


b. Tetrahalida.
Semua halida dikenal kecuali TaF4. Senyawa
NbF4 berwarna hitam tak mudah menguap,
paramagnetik. Tetrakhlorida dan tetrakronida
berwarna hitam coklat atau hitam. NbI 4 dapat
diperoleh secara mudah dengan pemanasan
NbI5 sampai 300° C. Senyawa ini diamagnetik.
Ekstraksi Niobium dan tantalum
 Produksi Niobium dan tantalum mempunyai skala lebih kecil dan
proses yang terlibat bervariasi serta kompleks. Fusi, yaitu
pemanasan hingga melebur bersama-sama, dengan alakli atau
pemasakan bijih dengan berbagai asam dapat melarutkan
niobium dan tantalum yang kemudian dapat dipisahakan satu
sama lain.
 Pada mulanya proses ini di kembangkan oleh M.C Marignac pada
tahun 1866. pada pemakaian HF encer, tantalum cenderung
membentuk senyawa K2TaF7 yng sedikit larut dan niobium
membentuk senyawa K3NbOF5.2H2O yang mudah larut.
 Dewasa ini lebih umum di gunakan teknik ekstraksi pelarut .
Sebagai contoh, tantalum dapat di ekstraksi dari larutan HF encer
oleh pelarut organik. Metil isobutil keton, dan kenaikan
keasaman fase larutan HF mengakibatkan niobium dapat di
ekstrak dengan pelarut metil isobutil keton yang segar. Masing-
masing logam kemudian dapat di peroleh setelah pengubahan
menjadi pentaoksida dan di ikuti reduksi dengan Na atau C atau
melalui elektrolisis.
THANK FOR YOUR ATENTION

Anda mungkin juga menyukai