Anda di halaman 1dari 15

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II


PEMBUATAN SENYAWA KOORDINASI [Ni{NH3}6]I2

Disusun oleh

Kelompok : 1 (satu)
Nama : Ari Oktaviani (06101381621028)
Andre Prasetyo (06101381621024)
Etricha Lauren (06101381621045)
Mifthahul Jannah (06101381621044)
Ratih Fadila Dirgarini (06101381621041)

Dosen Pengampuh : 1. M. Hadeli L., Drs. M.Si.


2. Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019
Percobaan Ke -4

I. Judul Percobaan : Pembuatan Senyawa Koordinasi


[Ni{NH3}6]I2
II. Tanggal Percobaan :19 Februari 2019
III. Tujuan Percobaan :Mempelajari pembuatan senyawa
koordinasi
IV. Dasar Teori
Senyawa kompleks (senyawa koordinasi) adalah senyawa karakteristik
dari logam-logam transisi. Hal ini berkaitan dengan tersedianya orbital d
sehingga tidak hanya menghasilkan berbagai tingkat oksidasi melainkan juga
mampu berinteraksi secara koordinasi dengan atom donor ligan. Senyawa
kompleks [Ni{NH3}6]I2 merupakan salah satu contoh senyawa kompleks
Ni2+ dengan bilangan koordinasi 6 yang relative mudah dapat dipelajari cara
kristalisasinya. Keberhasilan preparasa ini pun dengan mudah dapat diuji
terhadap ion Ni2+.
Seperti yang telah dijelaskan pada ikatan kovalen koordinasi NH3 dan
BF3 bereaksi membentuk H3N.BF3. Secara umum senyawa yang terbentuk
melalui ikatan kovalen koordinasi dianggap sebagai senyawa koordinasi atau
senyawa kompleks. Lebih khusus lagi senyawa koordinasi adalah senyawa
yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi
antara ion logam atau logam dengan ion nonlogam. Kini senyawa-senyawa
koordinasi yang dihasilkan dengan melibatkan pembentukan ikatan kovalen
koordinasi lebih sering disebut sebagai senyawa kompleks.
Beberapa jenis senyawa kompleks, yaitu:
1. Senyawa kompleks netral. Misalnya [Ni(CO)4]
2. Senyawa kompleks ionik. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif
(kation) dan ion negatif (anion) misalnya [Ag(NH3)2]. Dalam senyawa
kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau keduanya dapat
merupakan ion kompleks. 3 jenis senyawa kompleks ionik yaitu:
a. Senyawa kompleks ionik dengan kation sebagai ion kompleks.
b. Senyawa kompleks ionik dengan anion sebagai ion kompleks.
c. Senyawa kompleks ionik dengan kation dan anion sebagai ion
kompleks.
Berikut adalah beberapa senyawa kompleks ionik
s.k.i kation sebagai ion s.k.i anion sebagai s.k.i kation dan anion
kompleks ion kompleks sebagai ion kompleks
[Ag(NH3)2]Cl K3[Fe(CN)6] [Co(NH3)6] [Cr(Cn)]
[Co(NH3)6](NO3)3 K2[PtCl4] [Pt(NH3)4] [PtCl4]
Keterangan s.k.i : senyawa kompleks ionik
Atom Pusat, Ligan dan Atom Donor
Pada pembentukan senyawa kompleks netral atau senyawa
kompleks ionik, atom logam dan ion logam disebut sebagai atom pusat,
sedangkan atom yang mendonorkan elektronnya ke atom pusat
disebit atom donor. Atom donor dapat berupa suatu ion atau molekul
netral. Ion atau molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang
dikoordinasikan pada atom pusat disebut ligan.
Tatanama senyawa kompleks terbagai menjadi dua jenis
yakni tatanama sistematik dantatanama umum.
Tata Nama Umum
Tatanama umum kini jarang bahkan tidak digunakan lagi. Hal ini
disebabkan tatanama dengan cara ini hanya didasarkan atas nama penemu
atau warna yang dimiliki senyawa koordinasi.
Berikut adalah beberapa contoh senyawa koordinasi yang penamaannya
didasarkan atas nama penemunya:
Garam Vauquelin : [Pd(NH3)4] [PdCl4]
Garam Magnus : [Pt(NH3)4] [PtCl4]
Senyawa Gmelin : [Co(NH3)6]2(C2O4)3
Garam Zeise : K[PtCl3(C2H4)].H2O
Sedangkan nama senyawa koordinasi yang didasarkan atas warna yang
dimiliki adalah:
Biru prusia (prusian blue) : KFe[Fe(CN)6].H2O
Kompleks luteo (kuning) : [Co(NH3)5Cl]Cl2
Kompleks praseo (hijau) : [Co(NH3)4Cl2]
 Senyawa Nikel(II)
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur
geometri oktahedrom, hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron
dan bujursangkar. Ion heksaakuanikel(II) berwarna hijau; penambahan
amonia menghasilkan ion biru heksaaminanikel(II) menurut persamaan
reaksi :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq)  [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam
nikel(II) menghasilkan endapan gelatin hijau nikel(II) hidroksida
menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH-  [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt(II), kompleks yang lazim mengadopsi
geometri tertrahedron yaitu halide, misalnya ion tertrakloronikelat(II)
yang berwarna biru. Senyawa kompleks ini terbentuk dari
penambahan HCl pekat kedalam larutan garam nikel(II) dala air
menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq)  [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)
Hijau biru
Senyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal
yaitu ion tetrasianonikelat(II). [Ni(CN)4]2-, yang berwarna kuning, dan
bis (dimetilglioksimato) nikel(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna
merah pink. Warna yang karakteristik pada kompleks yang di kedua
ini merupakan reaksi penguji terhadap ion nikel(II) ; senyawa
kompleks ini dapat diperoleh dari penambahan larutan
dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan nikel(II) yang
dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan
reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH-  [Ni(DMG)2] (s) + 8H2O
(l)

a. Sifat-Sifat
Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan
tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit
ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap
panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,
yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
b. Kegunaan
Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan
baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti
Invar®, Monel ®, Inconel ®, dan Hastelloys ®. Alloy tembaga-
nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan
instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut
menjadi air segar.
Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel
untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan
nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk
menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga
digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpanan Edison ®.

V. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
1. Gelas Beaker 100 mL
2. Batang Pengaduk
3. Kertas Saring
4. Silinder Pengukur 10 mL
5. Tabung Reaksi dengan label
Bahan yang digunakan
1. Larutan H2O2 3%
2. Larutan Amonia 1 M
3. Etanol
4. Nikel Klorida Heksahidrat
5. Pottasium Iodide
6. Indikator Amilum

VI. Prosedur Percobaan.


1. Larutkan 1 gr nikel klorida heksahidrat dalam gelas beker yang berisi 5 mL
air.
2. Letakkan gelas beker tersebut dalam lemari asam dan tambahkan 10 mL
larutan NN3 pekat (15 M)
3. Tambahkan ke dalam campuran tersebut 2,6 gr potassium iodide. Biarkan
campuran tersebut beberapa menit.
4. Kumpulkan kristal yang terbentuk dalam corong Hirsch, cuci 2 kali dengan
2 mL larutan etanol 1:1 dan kemudian tambahkan 2 mL etanol.
5. Keringkan kristal di udara terbuka dengan diangin-angin selama beberapa
menit.
6. Pindahkan kristal-kristal yang telah kering tersebut ke dalam kertas saring.
7. Pindahkan hasilnya ke dalam tabung yang telah ditimbang beratnya dan
diberi label. Timbang berat tabung beserta isinya dan hitunglah persentase
berat yang dihasilkan berdasarkan jumlah nikel klorida heksahidrat yang
digunakan.
8. Lakukan tes pengujian adanya ion nikel dengan cara: larutkan sedikit
sampel (0,1 gr dalam 0,5 mL air) tambahkan 2 tetes larutan NH3 (5 M) dan
kemudian tambahkan 5 tetes larutan dimetil glioksim, maka akan terbentuk
endapan merah strawberry bila larutan mengandung nikel (II).
9. Lakukan tes pengujian adanya ion iodide dengan cara: larutkan sedikit
sampel (0,1 gr dalam 0,5 mL air) tambahkan 2 tetes larutan asam sulfat 5
M, kemudian tambahkan larutan H2O2 3%. Ujilah larutan tersebut dengan
indikator amilum. Timbulnya warna biru kehitam-hitaman menunjukkan
bahwa dalam larutan tersebut mengandung iodin.

VII. Hasil Pengamatan


NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN

1. 1 g nikel klorida + 5 mL air Kristal Nikel klorida yang berwarna


hijau setelah dilarutka, larutan menjadi
warna hijau.
2. Campuran no.1 + 10 mL NH3 Campuran no 1 yang berwarna hijau
15 M setelah ditambahkan larutan NH3 (tak
berwarna) larutan berubah menjadi
berwarna biru.
3. Campuran no.2 + KI 2,6 g Campuran no 2 yang berwarna biru
ditambahkan padatan KI (putih).
Padatan KI larut dan larutan berwarna
ungu muda.
 Diamkan beberapa menit  Terdapat endapan berupa kristal
berwarna ungu dan larutan tak
berwarna.
4. Kristal disaring dan dicuci Tetap terbentuk kristal berwarna ungu
dengan etanol dan larutan tak berwarna
5. Kristal dikeringkan beberapa Kristal lebih mengering dan kristal tetap
menit berwarna ungu
6. Pindahkan kristal pada wadah Hasil timbangan:
dan ditimbang.  Massa kertas saring = 0,38 g
 Massa kertas saring+ kompleks =
3,5138 g
 Berat komplek/kristal = 3,5138 g –
0,38 g = 3,1338 gr
7. Uji ion nikel
 0,1 g kristal larutkan  Kristal (ungu) dilarutkan dalam air
dalam 0,5 mL air (tak berwarna), kristal tidak larut
dan larutan tak berwarna
 Tambahkan 2 tetes NH3 5  Setelah ditambahkan NH3 (tak
M berwarna) kristal tidak larut,
larutan berwarna putih
 Tambahkan 5 tetes  Setelah ditambahkan dimetil
dimetil glioksim. glioksim (tak berwarna) terbentuk
endapan berwarna merah
strawberry dan larutan tak berwarna

8. Uji ion iodin


 Kristal (ungu) dilarutkan dalam air
 0,1 g kristal larutkan (tak berwarna), kristal tidak larut,
dalam 0,5 mL air larutan tak berwarna
 Setelah ditambahkan H2SO4 (tak
 Tambahkan 2 tetes H2SO4 berwarna). Kristal sedikit larut,
5M larutan berwarna biru muda dan
kristal menjadi berwarna biru
 Setelah ditambahkan H2O2 3% (tak
 Tambahkan H2O2 3% berwarna), larutan menjadi lebih
pekat (biru pekat) dan kristal larut
 Setelah ditetesi indikator amilum
 Uji dengan indikator (tak berwarna). Kristal larut,
amilum larutan berwarna biru kehitaman
dan terdapat banyak gelembung
gas.

VIII. Persamaan Reaksi


Reaksi Pembentukan Senyawa Koordinasi
1. NiCl2 (s) + 6 H2O (l) → NiCl2.6H2O (aq)
(tak berwarna) (tak berwarna) (hijau)

2. NiCl2.6 H2O (aq) → Ni 2+ (aq) + 2 Cl- (aq) + 6H2O (l)


(hijau) (hijau) (tak berwarna) (tak berwarna)

3. Ni 2+ (aq) + 2 NH3 (aq) + 2 H2O (l) → Ni (OH)2 (s) ↓ + 2 NH3 (aq)


(hijau) (tak berwarna) (tak berwarna) (endapan hijau) (tak berwarna)

4. Ni (OH)2 (s) + 6 NH3 (aq) → [Ni{NH3}6] 2+ (aq) + 2 OH- (aq)


(endapan hijau) (tak berwarna) (biru tua) (tak berwarna)

5. [Ni (NH3)] 2+ (aq) + 2 KI (s) + 2 OH- (aq) → [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 KOH (aq)
(biru tua) (tak berwrna) (tak berwarna) (kristal ungu) (tak berwarna)

Pengujian Ion Nikel


1. [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 H2O (l) + NH3 (aq) → Ni 2+ (aq) + 7NH3 (aq) + 2 I- (aq)
+
(kristal ungu) (tak berwarna) (tak berwarna) (ungu) (tak berwarna) (tak

berwarna)

2 OH-(aq) + 2H +
(aq)

(tak berwarna) (tak berwarna)

CH3-C=N-OH
2. Ni 2+(aq) + 2 + 2 OH- (aq) → Ni(C4H8N2O2)2 (s) ↓ + 2H+
CH3-C=N-OH (aq)
(dimetil glioksim) (nikel dimetil glioksim)
(hujau) (tak berwarna) (tak berwarna) (endapan merah strawberry)

Pengujian Ion Iod


1. [Ni{NH3}6]I2(s) + H2O(l) + H2SO4(aq) → [Ni{NH3}6]2+(s) + 2I- (aq) + H2SO4(aq)
+
(kristal ungu) (tak berwarna) (tak berwarna) (biru ) (tak berwarna) (tak

berwarna)

H2O (l)
(tak berwarna)

2. H2O2 (aq) + 2I- (aq) + 2H+ (aq) → I2 (aq) + 2 H2O (aq)

IX. Perhitungan/Analisis Data


Dik : Massa NiCl2 = 1 g
Mr NiCl2 = 129,71 g/mol
1g
n NiCl2 = = 0,0077095 mol
129,71 g/mol
Massa H2O =ρ.V
= 0,996 g/ml. 5 ml
= 4,98 g
4,98 g
n H2O = = 0,27667 mol
18 g/mol
n NH3 = V. M
= 0,01 L. 5 M
= 0,05 mol
Massa KI = 2,6 g
2,6 g
n KI = = 0,0157 mol
166 g/mol

Reaksi Pembentukan :

NiCl2 (s) + 6 H2O (l) → Ni 2+ (aq) + 2 Cl- (aq) + 6H2O (l)


M 0,0077095 0,27667 - - -
R 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095
S - 0,026896 0,0077095 0,0077095 0,0077095
Ni 2+ (aq) + 6 NH3 (aq) → [Ni{NH3}6] 2+ (aq)
M 0,0077095 0,05 -
R 0,0077095 0,0077095 0,0077095
S - 0,042905 0,0077095

[Ni (NH3)] 2+ (aq) + 2 KI (aq) + 2 OH- (aq) → [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 KOH (aq)
M 0,0077095 0,0157 0,0077095 - -
R 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095
S - 0,0079905 - 0,0077095 0,0077095

Massa [Ni{NH3}6]I2 secara teori = n . Mr


= 0.0077095 mol . 414,518 g/mol
= 3,19572 g
Massa [Ni{NH3}6]I2 secara praktek
Massa kertas saring = 0,38 g
Massa kertas saring+ kompleks = 3,5138 g
Berat komplek/kristal = 3,5138 g – 0,38 g = 3,1338 g

produk secara teori−produk secara praktek


% Kesalahan = 𝑥 100 %
produk secara teori
3,19572 𝑔−3,1338 𝑔
= 𝑥 100 %
3,19572 𝑔
0,06192 𝑔
= 𝑥 100 %
3,19572 𝑔

= 1,9375 %

X. Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang pembuatan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2
dimana yang akan dilakukan adalah melakukan pengujian adanya ion nikel dan
ion iodide di dalam sampel yang akan dibuat. Pertama-tama sampel berupa
padatan NiCl2 (Nikel Klorida) yang berwarna hijau dilarutkan dalam aquadest,
membentuk larutan NiCl3.6H2O (Nikel Klorida Heksahidrat). Hal ini bertujuan
untuk membuat sampel berupa Nikel Klorida tersebut terionisasi menjadi ion Ni 2+
dan Cl-, dan didapatkan larutan yang semula tak berwarna menjadi berwarna
hijau. Kemudian setelah ditambahkan larutan amonia dengan konsentrasi 15 M
larutan yang semula berwarna hijau berubah menjadi warna biru tua, karena
terjadi reaksi antara Nikel (II) Hidroksida atau Ni(OH)2 dengan amonia atau NH3
sehingga terbentuk kompleks Heksaaminnikel (II) atau [Ni(NH3)6)2+ yang
berwarna biru tua dalam hal ini tidak terjadi endapan karena amonia akan
melarutkan endapan dan karna adanya alkali hidroksida berlebih sehingga amonia
akan melarutkan endapan. Kemudian campuran ditambahkan lagi dengan
potasium iodide sebanyak 2,6 gram menghasilkan larutan yang berwarna ungu,
lalu didiamkan beberapa menit sehingga terbentuknya kristal yang berwarna ungu
tetapi larutannya tidak berwarna. Kristal yang terbentuk inilah yang merupakan
senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2. Setelah direaksikan, ion heksaaminnikel (II)
yang bermuatan +2 ini akan berikatan dengan ion iodide yang berasal dari
potasium iodide dan menghasilkan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2 yang berupa
kristal ungu. Karena produk utama yang inginkan adalah kristal [Ni{NH3}6]I2,
maka dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan tersebut dari filtratnya.
Setelah kristal disaring lalu ditambahkan etanol yang berfungsi untuk
memurnikan kristal yang terbentuk Lalu dilakukan penyaringan lagi. Etanol akan
mengikat KOH yang terbentuk sebagai produk sampingan dalam pembentukan
kristal [Ni{NH3}6]I2, sehingga kristal yang akan terbentuk lebih murni atau
dengan kata lain tidak terdapat lagi zat pengotor pada kristal [Ni{NH3}6]I2. Etanol
digunakan sebagai pelarut untuk memurnikan kristal yang terbentuk karena etanol
memiliki titik didih yang rendah sehingga lebih volatil jika dibandingkan dengan
air. Kristal yang telah dibilas dengan etanol selanjutnya akan didiamkan beberapa
saat sehingga kadar air yang terkandung didalam kristal berkurang. Dalam
percobaan kali ini didapatkan kristal [Ni{NH3}6]I2 sebanyak 3,1338 gram dan
kristal yang seharusnya terbentuk secara teori adalah 3,19572 g, jika dibandingkan
antara kristal yang terbentuk secara praktek dengan kristal yang terbentuk secara
teori maka didapatkan persen kesalahan sebesar 1,9375 %. Hal ini menandakan
bahwa faktor human error dalam proses pembuatan kristal [Ni{NH3}6]I2 dapat
diminimalisir.
Kristal [Ni{NH3}6]I2 yang terbentuk selanjutnya akan diuji adanya ion
nikel dan ion iodida. Pengujian adanya ion nikel dilakukan dengan pelarutan
kristal [Ni(NH3)6]I2 dalam air lalu ditambahkan larutan ammonia dan dimetil
glioksim. Endapan yang dihasilkan dari reaksi ini adalah endapan berwarna merah
strawberry. Endapan merah ini menunjukkan adanya ion Nikel (II) dalam larutan
tersebut. Endapan merah ini terbentuk dari larutan yang tepat basa dengan
ammonia. Jadi, fungsi penambahan ammonia adalah agar larutan berada dalam
suasana basa.
Pengujian adanya ion iodida dilakukan dengan cara pelarutan kristal
[Ni(NH3)6]I2 dalam air lalu ditambahkan asam sulfat dengan konsentrasi 5 M dan
larutan H2O2 3 %. Asam sulfat digunakan sebagai katalis yang akan mempercepat
reaksi dan sebagai pemberi suasana asam pada larutan, asam sulfat ini akan
melarutkan nikel sehingga akan terbentuk larutan berwarna biru. Saat
penambahan H2O2 3 % akan terjadi pelepasan I2. Kemudian ditambahkan amilum
larutan yang semula berwarna biru berubah menjadi biru kehitaman dan
menghasilka gelembung gas yang banyak. Penambahan amilum digunakan
sebagai indikator yang akan menandakan adanya ion iodida ditandai dengan
terbentuknya larutan berwarna biru kehitaman sebagai akibat terbentuknya
senyaw kompleks.

XI. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam pembuatan senyawa koordinasi ini adalah
cara kristalisasi.
2. Etanol digunakan sebagai pelarut yang akan memurnikan kristal
[Ni{NH3}6]I2 yang terbentuk dan etanol dipilih karena memiliki titik didih
yang rendah sehingga bersifat volatil.
3. Nikel dalam bentuk ion akan berwarna hijau
4. Penambahan larutan NH3 pada tes pengujian ion nikel karena kegunaanya
sebagai pemberi suasana basa untuk membentuk endapan nikel yang
berwarna merah strawberry.
5. Pada pengujian ion nikel terbentuk endapan merah strawberry pada akhir
reaksi menandakan bahwa dalam larutan tersebut terkandung ion Nikel
(II).
6. Penambahan larutan asam sulfat pada tes pengujian iodide karena
kegunaanya sebagai katalis dan menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan
asam sehingga dapat melepaskan iod (I2).
7. Pada pengujian ion iodida terbentuk warna biru kehitaman pada reaksi
akhir menandakan bahwa dalam larutan tersebut terkandung iodin.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Gulo, Fakhili dan Desi. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
Lee, J. D. .1979. Concise Inorganik Chemistry .London: University and
Professional Division.
Munika. 2011. Percobaan 4 Pembentukan Senyawa Koordinasi, (Online).
(http://www.scribd.com/document_downloads/direct/69964588?extensn=
docx&ft=13947145, dikases 13 Februari 2019).
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta:
UNY Press.
Lampiran

Kristal Nikel klorida yang berwarna Kristal Nikel klorida yang berwarna larut
putih pada aqudest larutan menjadi berwarna hijau

Larutan berubah mejadi warna biru


Kristal [Ni{NH3}6]I2
setelah ditambahkan KI

Terbentuk larutan berwarna biru


Terbentuk endapan merah strwaberry
kehitaman pada pengujian ion iodida
pada pengujian ion Nikel

Anda mungkin juga menyukai