Disusun oleh
Kelompok : 1 (satu)
Nama : Ari Oktaviani (06101381621028)
Andre Prasetyo (06101381621024)
Etricha Lauren (06101381621045)
Mifthahul Jannah (06101381621044)
Ratih Fadila Dirgarini (06101381621041)
a. Sifat-Sifat
Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan
tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit
ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap
panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal,
yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
b. Kegunaan
Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan
baja tahan karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti
Invar®, Monel ®, Inconel ®, dan Hastelloys ®. Alloy tembaga-
nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan
instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut
menjadi air segar.
Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel
untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan
nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk
menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga
digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpanan Edison ®.
5. [Ni (NH3)] 2+ (aq) + 2 KI (s) + 2 OH- (aq) → [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 KOH (aq)
(biru tua) (tak berwrna) (tak berwarna) (kristal ungu) (tak berwarna)
berwarna)
2 OH-(aq) + 2H +
(aq)
CH3-C=N-OH
2. Ni 2+(aq) + 2 + 2 OH- (aq) → Ni(C4H8N2O2)2 (s) ↓ + 2H+
CH3-C=N-OH (aq)
(dimetil glioksim) (nikel dimetil glioksim)
(hujau) (tak berwarna) (tak berwarna) (endapan merah strawberry)
berwarna)
H2O (l)
(tak berwarna)
Reaksi Pembentukan :
[Ni (NH3)] 2+ (aq) + 2 KI (aq) + 2 OH- (aq) → [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 KOH (aq)
M 0,0077095 0,0157 0,0077095 - -
R 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095 0,0077095
S - 0,0079905 - 0,0077095 0,0077095
= 1,9375 %
X. Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang pembuatan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2
dimana yang akan dilakukan adalah melakukan pengujian adanya ion nikel dan
ion iodide di dalam sampel yang akan dibuat. Pertama-tama sampel berupa
padatan NiCl2 (Nikel Klorida) yang berwarna hijau dilarutkan dalam aquadest,
membentuk larutan NiCl3.6H2O (Nikel Klorida Heksahidrat). Hal ini bertujuan
untuk membuat sampel berupa Nikel Klorida tersebut terionisasi menjadi ion Ni 2+
dan Cl-, dan didapatkan larutan yang semula tak berwarna menjadi berwarna
hijau. Kemudian setelah ditambahkan larutan amonia dengan konsentrasi 15 M
larutan yang semula berwarna hijau berubah menjadi warna biru tua, karena
terjadi reaksi antara Nikel (II) Hidroksida atau Ni(OH)2 dengan amonia atau NH3
sehingga terbentuk kompleks Heksaaminnikel (II) atau [Ni(NH3)6)2+ yang
berwarna biru tua dalam hal ini tidak terjadi endapan karena amonia akan
melarutkan endapan dan karna adanya alkali hidroksida berlebih sehingga amonia
akan melarutkan endapan. Kemudian campuran ditambahkan lagi dengan
potasium iodide sebanyak 2,6 gram menghasilkan larutan yang berwarna ungu,
lalu didiamkan beberapa menit sehingga terbentuknya kristal yang berwarna ungu
tetapi larutannya tidak berwarna. Kristal yang terbentuk inilah yang merupakan
senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2. Setelah direaksikan, ion heksaaminnikel (II)
yang bermuatan +2 ini akan berikatan dengan ion iodide yang berasal dari
potasium iodide dan menghasilkan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2 yang berupa
kristal ungu. Karena produk utama yang inginkan adalah kristal [Ni{NH3}6]I2,
maka dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan tersebut dari filtratnya.
Setelah kristal disaring lalu ditambahkan etanol yang berfungsi untuk
memurnikan kristal yang terbentuk Lalu dilakukan penyaringan lagi. Etanol akan
mengikat KOH yang terbentuk sebagai produk sampingan dalam pembentukan
kristal [Ni{NH3}6]I2, sehingga kristal yang akan terbentuk lebih murni atau
dengan kata lain tidak terdapat lagi zat pengotor pada kristal [Ni{NH3}6]I2. Etanol
digunakan sebagai pelarut untuk memurnikan kristal yang terbentuk karena etanol
memiliki titik didih yang rendah sehingga lebih volatil jika dibandingkan dengan
air. Kristal yang telah dibilas dengan etanol selanjutnya akan didiamkan beberapa
saat sehingga kadar air yang terkandung didalam kristal berkurang. Dalam
percobaan kali ini didapatkan kristal [Ni{NH3}6]I2 sebanyak 3,1338 gram dan
kristal yang seharusnya terbentuk secara teori adalah 3,19572 g, jika dibandingkan
antara kristal yang terbentuk secara praktek dengan kristal yang terbentuk secara
teori maka didapatkan persen kesalahan sebesar 1,9375 %. Hal ini menandakan
bahwa faktor human error dalam proses pembuatan kristal [Ni{NH3}6]I2 dapat
diminimalisir.
Kristal [Ni{NH3}6]I2 yang terbentuk selanjutnya akan diuji adanya ion
nikel dan ion iodida. Pengujian adanya ion nikel dilakukan dengan pelarutan
kristal [Ni(NH3)6]I2 dalam air lalu ditambahkan larutan ammonia dan dimetil
glioksim. Endapan yang dihasilkan dari reaksi ini adalah endapan berwarna merah
strawberry. Endapan merah ini menunjukkan adanya ion Nikel (II) dalam larutan
tersebut. Endapan merah ini terbentuk dari larutan yang tepat basa dengan
ammonia. Jadi, fungsi penambahan ammonia adalah agar larutan berada dalam
suasana basa.
Pengujian adanya ion iodida dilakukan dengan cara pelarutan kristal
[Ni(NH3)6]I2 dalam air lalu ditambahkan asam sulfat dengan konsentrasi 5 M dan
larutan H2O2 3 %. Asam sulfat digunakan sebagai katalis yang akan mempercepat
reaksi dan sebagai pemberi suasana asam pada larutan, asam sulfat ini akan
melarutkan nikel sehingga akan terbentuk larutan berwarna biru. Saat
penambahan H2O2 3 % akan terjadi pelepasan I2. Kemudian ditambahkan amilum
larutan yang semula berwarna biru berubah menjadi biru kehitaman dan
menghasilka gelembung gas yang banyak. Penambahan amilum digunakan
sebagai indikator yang akan menandakan adanya ion iodida ditandai dengan
terbentuknya larutan berwarna biru kehitaman sebagai akibat terbentuknya
senyaw kompleks.
XI. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam pembuatan senyawa koordinasi ini adalah
cara kristalisasi.
2. Etanol digunakan sebagai pelarut yang akan memurnikan kristal
[Ni{NH3}6]I2 yang terbentuk dan etanol dipilih karena memiliki titik didih
yang rendah sehingga bersifat volatil.
3. Nikel dalam bentuk ion akan berwarna hijau
4. Penambahan larutan NH3 pada tes pengujian ion nikel karena kegunaanya
sebagai pemberi suasana basa untuk membentuk endapan nikel yang
berwarna merah strawberry.
5. Pada pengujian ion nikel terbentuk endapan merah strawberry pada akhir
reaksi menandakan bahwa dalam larutan tersebut terkandung ion Nikel
(II).
6. Penambahan larutan asam sulfat pada tes pengujian iodide karena
kegunaanya sebagai katalis dan menunjukkan bahwa reaksi dalam keadaan
asam sehingga dapat melepaskan iod (I2).
7. Pada pengujian ion iodida terbentuk warna biru kehitaman pada reaksi
akhir menandakan bahwa dalam larutan tersebut terkandung iodin.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Gulo, Fakhili dan Desi. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
Lee, J. D. .1979. Concise Inorganik Chemistry .London: University and
Professional Division.
Munika. 2011. Percobaan 4 Pembentukan Senyawa Koordinasi, (Online).
(http://www.scribd.com/document_downloads/direct/69964588?extensn=
docx&ft=13947145, dikases 13 Februari 2019).
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Common Textbook Kimia Anorganik I. Yogyakarta:
UNY Press.
Lampiran
Kristal Nikel klorida yang berwarna Kristal Nikel klorida yang berwarna larut
putih pada aqudest larutan menjadi berwarna hijau