Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS KUANTITATIF

Nama : Azizah Azzahra Faradiba


NIM : 12019009
Kelas : Farmasi A (Reguler)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PRIMA INDONESIA
BEKASI
2020
PENENTUAN KADAR Zn+2 dalam AIR LIMBAH
(Kompleksometri)

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa :
1. Dapat menjelaskan prinsip dan proses titrasi kompleksometri
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar Zn2+ dalam air limbah dengan titrasi
kompleksometri.

II. Indikator
1. Mahasiswa dapat membuat larutan standar EDTA
2. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan EDTA dengan cara titrasi
3. Mahasiswa dapat menetukan kadar suatu logam yang terkandung dalam air
limbah dengan cara titrasi kompleksometri
4. Mahasiswa dapat mengetahui indikator-indikator logam
5. Mahasiswa dapat menuliskan persamaan reaksi dalam standarisasi larutan EDTA

III. Prinsip Kerja


Dalam penentuan kadar Zn+2 dalam air limbah (kompleksometri) menggunakan
zat pembentuk Kompleks. Zat pembentuk Kompleks itu disebut ligan. Ligan
merupakan donor pasangan elektron, sedangkan ion logam adalah akseptor pasangan
elektron.
Bentuknya adalah sebagai berikut:
M+n + :L ⇌ [M:L]+n

Dalam percobaan ini akan dilakukan titrasi ion Zn2+, OCl- dan Mg2+ dengan
EDTA serta menggunakan Eriochrom Black T sebagai indicator. Untuk keperluan
titrasi digunakan garam EDTA yaitu Na2H2Y karena mudah larut dalam air.
Eriochrom Black T (EBT) adalah suatu indikator logam, merupakan asam berbasa
tiga yang dapat ditulis sebagai H3In . Perubahan warna dan bentuk dari EBT pada
keadaan asam dan basa dapat digambarkan sebagai berikut:
H2In- → HIn2- → In3-
pH 6,3 pH 11,6
(merah) (biru) (jingga)

Titik akhir titrasi ini ditandai dengan tepat ketika warna merah hilang dan larutan
berwarna biru.
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
.
1. Botol Semprot
2. Buret 10 mL
3. Corong
4. Erlenmeyer 10 mL
5. Gelas Kimia 50 mL
6. Labu Ukur 10 mL
7. Pipet Gondok 10 mL
8. Pipet Tetes
9. Klem dan Statif

b. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
.
1. Buffer pH 10
2. EDTA 0,01M
3. Indikator EBT
4. Mg2+ , Zn2+ , Klorit
5. Aquades

V. Prosedur Kerja

a. Penentuan molaritas larutan EDTA 0,01M dengan indikator EBT 1%

Tabung Reaksi
+ timbang 0,025gr CaCO3

-Masukkan ke dalam labu ukur 25ml

+ larutkan dengan HCl 2M, sampai semua larut

+ encerkan dengan aquades sampai tanda batas

+ 5,0 ml larutan dalam pipet

-Masukkan ke dalam Erlenmeyer 50ml

+ tambahkan 1ml buffer pH 10

+ 1 tetes indicator EBT kemudian titrasi dengan larutan


EDTA 0,01M

-Catat konsentrasi larutan EDTA

-Ulangi titrasi 2 kali dan hentikan


b. Penentuan Zn2+ dalam air limbah

Tabung Reaksi
+ 5,0 ml sampel air limbah dalam pipet

-Masukkan ke dalam labu ukur 10ml

+ encerkan dengan aquadest sampai tepat garis

+ pipet 5,0 ml yang telah di encerkan

+ masukkan Erlenmeyer 50ml

+ tambahkan 1ml buffer pH 10

+ 2 tetes indicator EBT kemudian titrasi dengan EDTA


0,01M sampai larutan berwarna biru

-Catat
volume

-Ulangi percobaan ini sebanyak 3 kali

c. Penentuan Mg2+ dalam air

Tabung Reaksi
+ 5,0 ml sampel larutan Mg2+ dalam pipet

-Tuangkan ke dalam labu takar 25ml

+ encerkan dengan aquadest sampai tepat garis batas

+ pipet 5,0 ml yang telah di encerkan

+ masukkan Erlenmeyer 50ml

+ tambahkan 2,0 ml buffer pH 10

+ 2 tetes indicator Eriocrom Black T kemudian titrasi


dengan EDTA 0,01M sampai larutan berwarna merah

+ titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M (catat konsentrasi


larutan EDTA yang tertera pada wadah dengan teliti)
-Ulangi

VI. Lembar Pengamatan


a. Standarisasi EDTA
No Perlakuan Pengamatan
.
1 CaCO3 + HCl + H2O Larutan berwarna putih keruh
(opaque)
2 Campuran + Buffer pH 10 + Larutan berwarna kemerahan
Indikator EBT 1%
3 Campuran + dititrasi dengan Larutan berubah menjadi biru
EDTA (warna kemerahan menjadi
hilang)

Tabel Titrasi Standardisasi EDTA


No Vol. CaCO3 (mL) Volume Larutan EDTA (mL)
.
1 5 4,9
2 5 5,2
3 5 4,9

Perhitungan :
1. Volume rata-rata EDTA (mL) : 5 mL
2. Volume rata-rata CaCO3 (mL) : 5 mL
3. Perhitungan konsentrasi (M) CaCO3 :
gr 1000
M= ×
mr V (mL)
0,025 gr 1000
= ×
100 25 mL
= 0,01 M
4. Perhitungan konsentrasi (M) EDTA :
N CaCO3 = N EDTA
V1 . M1 = V2. M2
5 mL . 0,01 M = 5 mL . M2
5
M2 = =100 M
0,05
b. Penetapan kadar Zn dalam Air Limbah
No Perlakuan Pengamatan
.
1 Air limbah diambil 5 mL Larutan abu-abu seulas
dan diencerkan dalam labu
ukur 10 mL (aquadest)
2 Larutan limbah + Buffer pH Larutan kemerahan seulas
10 + Indikator EBT 1%
3 Campuran + dititrasi dengan Larutan berubah menjadi biru
EDTA (warna kemerahan menjadi
hilang)

Tabel titrasi penetapan kadar Zn dalam Air Limbah


No Vol. Air Limbah (mL) Volume Larutan EDTA (mL)
.
1 5 12,9
2 5 13,3
3 5 13,1

Perhitungan :
1. Volume rata-rata EDTA (mL) : 13,1 mL
2. Volume rata-rata Air Limbah (mL) : 5 mL
3. Perhitungan konsentrasi EDTA (M) : 100 M
4. Perhitungan konsentrasi Zn (M) :
N EDTA = N Zn
V1 . M1 = V2 . M2
13,1 mL . 100 M = 5 mL . M2
5
M2 = = 0,00381 M
1310
gr
n=
mr
gr
V.M=
mr
gr
0,005 L . 0,00381 =
65,4 gr /mol
gr = 0,00001905 ×65,4 gr/mol
=0,0012 gr

 Menghitung kadar Zn pada Air Limbah


massa zat terlarut
= ×100 %
massa total
0,0012 gr
= × 100 %
1,0000 gr
= 0,12 %
VII. Analisa Data
Penambahan asam klorida pada penentuan kadar Zn
Penambahan asam klorida dapat mempercepat reaksi pada larutan dan
penambahan HCl juga memberikan asam kuat dalam hidrolisis, sedangkan jika
larutan di Reaksi kan dengan H2O akan terjadi proses hidrolisis, setelah larutan
didiamkan selama 48 jam sebelum titrasi ditambah kan dengan indikator pp, dan akan
jadi perubahan warna.

Penambahan Buffer pH 10 pada penentuan kadar Zn


Pada praktikum ini, penambahan buffer pH 10 berfungsi untuk mengstabilkan
kompleks yang terjadi antara ligan EDTA dengan kation Ca2+ yang ada dalam sampel,
namun pH yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ion-ion kesadahan hilang dari
larutan karena terjadi pengendapan Ca(OH)2. Metode analisa mengambil sampel
sebanyak 5 mL kemudian diukur pHnya terlebih dahulu. Setelah itu ditambahkan 1
mL larutan buffer dan 1 tetes indikator EBT.

Standarisasi kadar Zn
Standarisasi merupakan suatu cara untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari
larutan standar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk standarisasi adalah
dengan titrasi. Syarat penggunaan titrasi untuk standarisasi adalah harus tersedia
larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Larutan yang dimaksud adalah
larutan standar primer. Larutan ini dibuat dari zat standar primer, yaitu suatu zat yang
konsentrasi larutannya dapat langsung ditentukan dari menimbang sejumlah tertentu
zat tersebut dan melarutkannya dalam volume tertentu. Larutan yang digunakan untuk
standarisasi larutan EDTA adalah larutan standar primer ZnSO4. Volume larutan
ZnSO4 yang digunakan adalah 25 mL. Sebelum dititrasi, ke dalam larutan ZnSO4
ditambahkan 2 mL larutan buffer salmiak dan lima tetes larutan erio T. Penambahan
buffer salmiak bertujuan untuk menjaga agar pH dari sistem tersebut tetap, meskipun
terjadi pembebasan H3O+ dengan terbentuknya kompleks. Sedangkan penambahan
erio T adalah untuk memperjelas tercapainya titik akhir titrasi atau sebagai indikator.
Setelah penambahan indikator Erio T, larutan berubah warna menjadi merah anggur.
Larutan yang berwarna merah anggur tersebut selanjutnya dititrasi dengan larutan
EDTA. Titrasi larutan yang mengandung ZnSO4 dengan menggunakan larutan EDTA
bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan EDTA, dimana dalam hal ini larutan
EDTA disebut sebagai titran dan larutan ZnSO4 disebut sebagai titrat. Titrasi
dihentikan ketika larutan berubah menjadi biru yang menandakan titik akhir titrasi.

Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi : CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Persamaan reaksi : Zn2+ + 2e → Zn

Mekanisme Kerja Kompleksometri dan idikator EBT


Kompleksometri merupakan metoda titrasi yang pada reaksinya terjadi
pembentukan larutan atau senyawa kompleks dengan kata lain membentuk hash
berupa kompleks. Untuk dapat dipakai sebagai dasar suatu titrasi, reaksi pembentukan
kompleks disamping harus memenuhi persyaratan umum amok titrasi, maka
kompleks yang terjadi harus stabil. Titrasi ini biasanya digunakan untuk penetapan
kadar logam polivalen . Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan
indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks
logamnya mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri.
Indikator demikian disebut indikator metalokromat, contohnya : Eriochrome black T
dan Asam salisilat.
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan
bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di
dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah
menjadi merah ketika membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium atau ion
logam lain. EBT memiliki range pH 8,3 - 10. Nama lain dari Eriochrome Black T
adalah Solochrome Black T atau EBT. Suatu kelemahan Eriochrome Black T adalah
larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara lambat, sehingga
setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi.

Perubahan warna titrasi


Pada titrasi terjadi perubahan warna karena adanya penambahan zat indikator
asam-basa ke dalam larutan yang dititrasi (larutan titrat) yang bisa berubah warnanya
jika berada dalam lingkungan asam maupun basa.

Penentuan kadar senyawa dan perhitungannya dalam persen (%)


Dalam praktikum kali kadar perhitungan senyawa yang di dapat dari massa zat
terlarut dan massa total, X 100, dan hasil akhir yang di dapat sebesar 0,12 %
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat di simpulkan :
a. Standarisasi yang dilakukan pada percobaan bertujuan untuk menentukan
konsentrasi dari larutan standar.
b. Pada titrasi titik akhir titrasi, jika ditambahkan buffer pH 10 dan indikator EBT
1% akan terbentuk warna kemerahan seulas, dan jika campuran larutan tadi di
titrasi dengan EDTA maka akan terbentuk warna biru (warna kemerahan menjadi
hilang).
c. Larutan baku yang digunakan harus diketahui konsentrasinya secara tepat
d. Nilai kadar yang kami temukan besarnya adalah 0,12 %

IX. Daftar Pustaka


https://www.coursehero.com/file/p1ln6suq/6-Standarisasi-larutan-EDTA-
Standarisasi-merupakan-suatu-cara-untuk-menentukan/
http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/11/26/titrasi-kompleksometri-metode-
konvensional-yang-tepat-untuk-penentuan-kadar-logam-kalsium-dalam-sampel-
zeolite-secara-titrimetri/#:~:text=Prinsip%20dasar%20dari%20titrasi
%20kompleksometri,yang%20akan%20dianalisis%20dan%20titran.&text=Kalsium
%20akan%20dikelat%20oleh%20EDTA,oleh%20perubahan%20warna%20indikator
%20metalokromik.

Anda mungkin juga menyukai