Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN III

PENETAPAN RUMUS MOLEKUL


SENYAWA KOMPLEKS

OLEH

NAMA : LAODE SYAHDAM HAMIDI

STAMBUK : F1C1 09031

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : SITI NUR ASNIN

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
PENETAPAN RUMUS MOLEKUL
SENYAWA KOMPLEKS

A. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari pembuatan dan

penetapan rumus molekul senyawa kompleks besi (II).

B. Landasan Teori

Dalam atrian luas senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk

karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya

dapat berdiri sendiri. Menurut Werner, senyawa kompleks merupakan gabungan

beberapa ion logam yang cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat tertentu

membentuk senyawa kompleks yang mantap (Rivai, 1995).

Hakekat senyawa koordinasi adalah transfer elektron yang terjadi antara

logam dan molekul atau ion logam. Dalam bentuk yang paling sederhana ikatan

koordinasi terbentuk oleh transfer pasangan elektron atau ligan atau molekul ke

ion logam. Molekul netral atau ion-ion bertindak sebagai ligan harus memiliki

pasangan elektron sunyi, seperti NH3 dan Cl-. Senyawa koordinasi paling

sederhana akan terbentuk dengan ikatan sigma atau suatu ligan atau suatu molekul

dengan ion logam (www.anehnie.com).


Sebelum masa Werner, tidak ada usaha untuk membuat sistematika tata

nama kompleks. Warna dari beberapa senyawa digunakan sebagai dasar penamaan

senyawa. [Co(NH3)5Cl]Cl2 yang berwarna ungu disebut purpureo kobaltat klorida.

Demikin juga dengan ion kompleks lainnya [M(NH3)5Cl]n+ dinamakan ion

kompleks purpureo (walaupun tidak berwarna ungu). Cara lain ialah dengan

menamakan sesuai dengan nama penemunya, misalnya NH4[Cr(NH3)2(NSC)4]

disebut garam Reinecke. Werner mengembangkan sistem tata nama yang telah

lama digunakan, tetapi pada akhir-akhir ini, melalui persetujuan internasional,

system Werner dimodifikasi (Petrucci, 1985).

Senyawa kompleks telah banyak dipelajari dan diteliti melalui suatu

tahapan-tahapan reaksi (mekanisme reaksi) dengan menggunakan ion-ion logam

serta ligan yang berbeda-beda. Ligan memiliki kemampuan sebagai donor

pasangan elektron sehingga dapat dibedakan atas ligan monodentat, bidentat,

tridentat dan polidentat. Dalam kimia koordinasi, NO atau NO2 dapat berperan

sebagai ligan sehingga membentuk senyawa kompleks dengan beberapa logam

transisi (Rilyanti et al, 2008).

Metode perbandingan mol untuk menentukan titik stoikiometri senyawa

kompleks telah dikemukakan oleh Yoe Jones dan metode variasi kontinu telah

dikemukakan oleh Job. Keddua metode ini dapat digunakan dalam penentuan

konstanta kestabilan senyawa kompleks. Metode perbandingan mol digunakan

pada penentuan konstanta kestabilan senyawa kompleks yang mengandung

konsentrasi logam tetap, sedangkan konsentrasi logam divariasikan sehingga


diperoleh perbandingan konsentrasi ion logam dengan konsentrasi ligan yang

optimum untuk pembentukan senyawa kompleks. Metode variasi kontinu yang

dikemukakan oleh Job dapat menimbulkan kondisi optimum pembentukan dan

konstanta kestabilan senyawa kompleks yang mengandung konsentrasi ion logam

maupun konsentrasi ligan divariasikan (Ruslin, 2008).

C. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 250 ml,

pipet ukur 10 ml, batang pengaduk, neraca analitik, erlenmeyer 250 ml,

hotplate, botol sempot, penyaring buchner, buret 50 ml, filler, serta statif dan

klem.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah amonium

besi (II) sulfat, asam oksalat, kalium permanganat, serbuk seng, aquades, dan

kertas saring.
D. Prosedur Kerja

8 gr [Fe(NH4)2](SO4)2 5 gr asam oksalat

- Dilarutkan dalam 25 ml aquades - Dilarutkan dalam 30 ml


- Ditambah 1 ml H2SO4 2M aquades

Larutan besi (II) Larutan asam oksalat

- Dicampurkan dan dipanaskan


- Endapan yang terbentuk disaring

Residu/Endapan

- Dikeringkan
- Ditimbang beratnya
- Dimasukkan ke erlenmeyer
- Dilarutkan dalam H2SO4 2 M
- Dititrasi dengan KMnO4
- Dipanaskan lagi ketika warna kuning memucat
- Dititrasi kembali

Larutan hasil titrasi

- Didihkan dengan 2 gr serbuk seng


- Diuji dengan larutan tiosianat
- Disaring

Residu Filtrat

- Dicuci dengan H2SO4 2 M

- Dicampur
- Dititrasi dengan KMnO4
- Ditentukan kadar besi, oksalat, dan airnya

Rumus empiris = Fe(C2O4)2.H2O


E. Hasil Pengamatan

1. Berat senyawa kompleks = 3,78 gram

2. Konsentrasi KMnO4 = 10 N

=2M

3. Titrasi I

Fe2+ Fe3+

+ KMnO4

C2O42- 2CO2

4. Mol total = [KMnO4] x V KMnO4

= 2 M x 39,6 x 10-3 L

= 0,0792 mol

5. Titrasi II reduksi Fe3+ Fe2+

Fe3+ + Zn Fe2+ + Zn2+ + e- x5

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O x1

5Fe3+ + 5Zn 5Fe2+ + 5Zn2+ + 5e-

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O

MnO4- + 5Fe3+ + 5Zn + 8H+ 5Fe2+ + 5Zn2+ + Mn2+ + 4H2O


Mol C2O42- =

0,0792
= 1
= 0,0792

Mol Fe : mol C2O42- = 1 : 0,0792

=12 : 1

Jadi, rumus molekul senyawa kompleks besi (II) adalah Fe12(C2O4).4H2O.

F. Pembahasan

Dalam ilmu kimia, kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada

molekul atau entitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam.

Dulunya, sebuah kompleks artinya asosiasi reversibel dari molekul, atom, atau ion

melalui ikatan kimia yang lemah. Pengertian ini sekarang telah berubah. Beberapa

kompleks logam terbentuk secara irreversibel, dan banyak diantara mereka yang

memiliki ikatan yang cukup kuat.

Dalam beberapa hal kompleks tidak memberikan reaksi dalam larutan

karakteristik ion logam atau ligan tidak kompleks tetapi stabilitas termodinamik

dan kinetik bervariasi sehingga hal ini bukan merupakan kriteria pembentukan

senyawa koordinasi. Hakekat struktur senyawa koordinasi adalah transfer elektron

yang terjadi antara ligan dan molekul atau ion logam. Dalam bentuk yang paling

sederhana, ikatan koordinasi terbentuk oleh transfer pasangan elektron atau ligan

atau molekul ke ion logam. Ligan dengan satu atom pengikat disebut ligan

monodentat, dan yang memiliki lebih dari satu atom pengikat disebut ligan

polidentat, yang juga disebut ligan khelat. Jumlah atom yang diikat pada atom

pusat disebut dengan bilangan koordinasi.


Dalam percobaan ini, kita akan menentukan rumus molekul dari senyawa

kompleks dari besi (II). Senyawa kompleks ini memiliki atom pusat berupa besi

(II) dan ligannya adalah oksalat. Atom pusat besi (II) berasal dari larutan amonium

besi (II) sulfat, dan ligan oksalat berasal dari larutan asam oksalat. Kedua larutan

ini dicampurkan dan dipanaskan untuk mempercepat terbentuknya endapan

senyawa kompleks. Endapan senyawa kompleks yang terbentuk adalah endapan

dengan warna kuning.

Setelah endapan ini terbentuk, maka campuran larutan ini disaring untuk

mendapatkan endapan kuning ini. Setelah endapan ini dikeringkan, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan besarnya kadar besi, oksalat dan juga air dalam

senyawa kompleks tersebut. Kita dapat menentukan kadar dari unsur-unsur

penyusunnya tersebut dengan cara titrasi. Endapan kuning ini terlebih dahulu

dilarutkan dalam asam sulfat 2 M. Setelah itu, larutan ini dititrasi dengan larutan

standar kalium permanganat 5 M. Dari titrasi yang dilakukan, maka kita dapat

menentukan perbandingan mol dari unsur-unsur penyusunnya seperti besi, oksalat,

dan air. Dengan demikian kita dapat menentukan rumus empiris dari senyawa

kompleks tersebut yaitu Fe(C2O4)2.H2O.

G. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

rumus molekul senyawa kompleks dari besi (II) dan oksalat adalah

Fe(C2O4)2.H2O.
DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, R.H., 1985, Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.

Rilyanti, M., Sembiring, Z., Handayani, R.A.T., dan Subki, E.M., 2008, Sintesis
Senyawa Kompleks Cis-[Co(Bipi)2 (CN)2] Dan Uji Interaksinya Dengan
Gas NO2 Menggunakan Metoda Spektrovotometri UV-Vis Dan IR,
Jurusan Kimia FMIPA Unila, Lampung.

Rivai, Harrizul, 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, UI-Press, Jakarta.

Ruslin, 2008, Studi Pembentukan Senyawa Kompleks Logam Serium (Ce) Dengan
Ligan Dibutilditiofosfat (DBDTP), Paradigma, 12(1): 54.

www.anehnie.com, diakses 20 Maret 2011.

Anda mungkin juga menyukai