Anda di halaman 1dari 28

Senyawa Koordinasi

dan Tata Nama


Sari Hasnah Dewi / NPM 190630954
Shinta Novita Sari/ NPM 1906413163
Outline
01 Pendahuluan

02 Sejarah Teori Koordinasi

03 Geometri Senyawa
Koordinasi

04 Tatanama Senyawa
Koordinasi
Pendahuluanur Team Style
Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih
ion kompleks dengan sejumlah kecil ion atau molekul di seputar atom
atau ion logam pusat biasanya dari logam golongan transisi.

Senyawa koordinasi tersusun dari :


-Suatu donor elektron (ligan atau basa Lewis) yang atom atau molekulnya
memiliki pasangan elektron bebas non ikatan tetapi tidak terdapat orbital yang
kosong umumnya memiliki tingkat elektronegatifitas tinggi
-Suatu akseptor elektron (atom logam, kation atau asam Lewis) yang memiliki
orbital kosong Easy to change colors, Easy to change colors,
photos and Text photos and Text
Sejarah Teori Koordinasi
SM. Jorgensen
SM Jorgensen 1837 - 1914

Pada senyawa (Co (NH3)6)Cl3 nitrogen


berikatan dengan cara membentuk
rantai seperti rantai karbon dan klorida
bisa berikatan langsung pada Cobalt
dimana ikatannya lebih kuat dibanding
ikatan nitrogen.
Alfred Werner (1866 – 1919)

Alfred Werner mengajukan teori


bahwa ammonia bisa berikatan
secara langsung pada ion kobalt dan
ion klorida berikatan lebih longgar
yang dianggap sebagai ion yang
independen.

Memenangkan Nobel tentang


Kimia Koordinasi Moderen pada
tahun 1913
Werner memperlakukan larutan dari
seri senyawa kompleks dengan
Teori penambahan perak nitrat berlebih

Koordinasi
Werner

Mengapa garam yang stabil


seperti CoCl3 bereaksi dengan
NH3 untuk menghasilkan
beberapa senyawa:
• CoCl3 .6NH3
• CoCl3.5NH3
• CoCl3.4NH3
Teori Koordinasi Werner
Werner menyimpulkan bahwa logam di senyawa kompleks
menunjukkan dua jenis valensi yang berbeda, yaitu:
Valensi Primer. Ion negatif yang bersifat menyeimbangkan muatan dari ion atom pusat. Valensi
primer merupakan jumlah muatan pada ion kompleks.
Valensi sekunder. Sebuah molekul atau ion yang dikenal sebagai ligan dimana terkait langsung
dengan ion logam transisi. Jumlah valensi sekunder sama dengan jumlah atom ligan yang
terkoordinasi dengan logam yang lebih dikenal dengan bilangan koordinasi.

3 Cl bertindak 2 Cl bertindak
sebagai valensi sebagai valensi
primer primer 5 NH3
6 NH3 bertindak dan 1 Cl
sebagai valensi bertindak
sekunder sebagai valensi
sekunder
Teori Werner merumuskan pernyataan umum: Senyawa
M(NH3)5X3
Koordinasi Dimana, [M = Cr, Co; X= Cl, Br, dll]
Werner berasal dari M(NH3)6X3 yang kehilangan satu molekul
amonia”

Postulat Werner : pada deretan senyawa kobalt dengan


bilangan koordinasi sejumlah 6, dan ketika molekul amonia
disubtitusi dengan ion klorida maka ion klorida akan lebih
cenderung berikatan kovalen daripada berlaku sebagai ion
klorida bebas.
Teori
Koordinasi Werner

Penemuan Werner selanjutnya


senyawa koordinasi kiral yang
aktif secara optic tanpa adanya
unsur carbon yang mematahkan
teori Jorgensen
Teori Koordinasi
Werner
Werner berhasil menetapkan struktur geometris

Werner berpostulat bahwa enam ligan pada


komplekssepereti [Co(NH3)6]3+ ada pada beberapa
jenis simetri dimana setiap kelompok NH3 berada
sama jauhnya dengan atom pusat kobalt. Terdapat
tiga kemungkinan struktur yang dipikirkan oleh
Werner; heksagonal planar, prisma trigonal,
dan oktahedral. Werner kemudian membandingkan
jumlah isomer yang ditemukan secara eksperimen Tiga kemungkinan bentuk
(observasi) dengan kemungkinan bentuk struktur geometri untuk bilangan
secara teoritis. koordinasi enam
Bilangan Koordinasi
dan Geometri
Bilangan Koordinasi (Coordination number, CN) adalah Jumlah
total situs yang ditempati oleh atom donor dari Ligand.

CN Deskripsi

2 Banyak ion yang kaya elektron d10, misalnya: Cu+, Ag+, dan Au+,
membentuk kompleks linear seperti [Cl-Ag-Cl]- atau [H3N-Au-
NH3]-.
4 [CoBr4]2-, Ni(CO)4, [Cu(py)4]+, [AuCl4]– adalah contoh-contoh
kompleks tetrahedral
6 Enam ligan berkoordinasi dengan atom pusat, koordinasi
oktahedral (Oh) yang paling stabil. Kompleks Cr3+ dan Co3+
6< Ion logam transisi deret kedua dan ketiga kadang dapat mengikat
tujuh atau lebih ligan dan misalnya [Mo(CN)8]3- atau [ReH9]2-.
Dalam kasus-kasus ini, ligan yang lebih kecil lebih disukai untuk
menurunkan efek sterik.
ATOM PUSAT

 Atom yang menyediakan tempat bagi elektron yang didonorkan. Biasanya


berupa ion logam, terutama logam golongan transisi yang memiliki orbital
d yang kosong.
 Contoh:Fe2+,Fe3+,Cu2+,Co3+,dll.
LIGANDS
Molekul atau ion yang memiliki pasangan
elektron bebas yang bisa digunakan untuk
mengikat ion logam (Lewis base).
Ikatan kovalen koordinat: ikatan logam-ligand
Monodentate : satu ikatan ke ion logam
Bidentate : dua ikatan ke ion logam
Polydentate : dua atau lebih ikatan yang
mungkin ke ion logam
senyawa KOORDINASI

nama

tata
TATANAMA SENYAWA
KOORDINASI : ATURAN IUPAC
Kation (ion positif) disebutkan sebelum anion
Ketika menamakan kompleks:
Ligand dinamakan lebih dulu
Urutan alphabet
Atom/ion logam dinamakan terakhir
Biloks dinyatakan dalam penomoran romawi diikuti
tanda kurung
Tanpa menggunakan spasi
Contoh :
[CoSO4(NH3)4]NO3 tetraamminsulfatkobalt(III) nitrat
K4[Fe(CN)6] kalium heksasianoferat(II)
SPESIES DALAM SENYAWA
Ligan KOMPLEKS YANG
MENYEDIAKAN PASANGAN
ELEKTRON BEBAS

Nama umum, rumus, Nama IUPAC Singkatan Nama umum, Nama IUPAC Singkatan
muatan rumus, muatan
Fluoro, F- Fluoro F- Nitro, NO2- Nitro-N NO2-
Kloro , Cl- Kloro Cl- Nitrito, ONO- Nitrito-O ONO-
Iodo, I- Iodo I- Fosfin, PR3 Fosfina PR3
Siano, CN- Siano CN- Piridin, C5H5N Piridina Py
Tiosiano, SCN- Tiosiano-S SCN- Ammina, NH3 Ammina NH3
Isotiosiano, NCS- Tiosiano-N NCS- Metilamina Metilamina MeNH2
Hidrokso , OH- Hidrokso OH- etilendiamina etilendiamina En
Akua, H2O Akua H2O dietiltetraamin dietiltetraamin Dien
Karbonil, CO Karbonil CO Trietiltetraamin Trien
Tiokarbonil, CS tiokarbonil CS Asetilasetonato Acac
Nitrosil, NO+ Nirtosil NO+ 2,2’-bipiridin Bipy
TATANAMA : ATURAN IUPAC- LIGANDS
Namakan ligand anion dengan tambahan
suffix-o
suffix -ide merubah mjd -o
suffix -ite merubah mjd -ito
suffix -ate merubah mjd -ato
TATANAMA : ATURAN IUPAC
Ligand Nama
bromide, Br- bromo
chloride, Cl- chloro
cyanide, CN- cyano
hydroxide, OH- hydroxo
oxide, O2- oxo
fluoride, F- fluoro
2-
carbonate, CO3 carbonato
2-
oxalate, C2O4 oxalato
2-
sulfate, SO4 sulfato
thiocyanate, SCN- thiocyanato
2-
thiosulfate, S2O3 thiosulfato
2-
Sulfite, SO3 Sulfito
TATANAMA : ATURAN IUPAC
Ligand Netral merujuk pada nama molekulnya
Contoh
ethylenediamine
Kecuali
air, H2O = aqua
ammonia, NH3 = ammine
carbon monoxida, CO = carbonyl
TATANAMA : ATURAN IUPAC
Walaupun jarang ada, ligan yang bermuatan positif diberi akhiran – ium,
misalnya NH2NH3 + (hidrazinium)

Beberapa ligan yang cukup rumit strukturnya atau memiliki nama yang cukup
panjang dapat dituliskan dengan menggunakan singkatan tertentu. Beberapa
nama ligan yang umumnya disingkat dapat dilihat dalam tabel berikut.
TATANAMA : ATURAN IUPAC
Awalan “yunani” digunakan untuk menunjukkan
jumlah ligand yang terikat pada kompleks
• di-, 2; tri-, 3; tetra-, 4; penta-, 5; hexa-, 6
Jika penamaan ligand sudah menggunakan awalan
“yunani” tadi maka gunakan awalan tambahan :
• bis-, 2; tris-, 3; tetrakis-,4; pentakis-, 5; hexakis-
PENOMERAN AWALAN
Jumlah ligan diberikan dengan
awalan contoh
Jika nama ligan mempunyai awalan
(prefix) maka ditulis dalam tanda kurung [Fe(bpy)3]2+ 
dan digunakan set awalan kedua.
ion tris(bipiridin)besi (II)
Nama –nama awalan sebagai berikut:
2 di bis
3 tri tris [Co(en)3]2(SO4)3
Tris(etilendiammin)kobalt(III) sulfat
4 Tetra tetrakis
5 Penta pentakis
6 Heksa heksakis
7 Hepta heptakis
8 Okta oktakis
9 Nona nonakis
10 Deka dekakis
TATANAMA : ATURAN IUPAC

Jika kompleksnya adalah suatu anion nama


diakhiri dengan akhiran -at
Ditambahkan pada nama logamnya

Nama ligand ditempatkan dgn tanda kurung

Contoh: [Ni(CN)4]2-
TATANAMA : ATURAN IUPAC
Transition Name if in Cationic Name if in Anionic Complex
Metal Complex
Sc Scandium Scandate
Ti Titanium titanate
V Vanadium vanadate
Cr chromium chromate
Mn manganese manganate
Fe iron ferrate
Co cobalt cobaltate
Ni nickel nickelate
Cu Copper cuprate
Zn Zinc zincate
CONTOH PENULISAN BERBAGAI SENYAWA KOMPLEKS

K4[Cr(CN)6] [CoCl2(NH3)4]NO3
Kalium heksasianoferrat (II) Tetraamindiklorokobalt(III) Nitrat

[Cu (NH3)4]SO4 [Cr(H2O)3(NH3)3]Cl3


Tetraamintembaga(II) sulfat Triaquatriaminkrom(III) klorida

[PtCl2 (NH3)4]2+ [Co (NH2CH2CH2NH2)3]+3


Ion Tetraamindiklorokobalt(IV) Ion tris(etilendiamina)kobalt(III)
PENULISAN RUMUS MOLEKUL SENYAWA
KOMPLEKS
Dalam menuliskan rumus molekul senyawa kompleks, ada beberapa
aturan yang harus iikuti, yaitu sebagai berikut :
1. Ion kompleks dituliskan dalam tanda kurung persegi “ […..]”
2. Logam dituliskan pertama, diikuti ligan
3. Ligan dituliskan setelah logam dengan urutan :
ligan negatif – ligan netral – ligan positif
4. Urutan penulisan ligan dengan muatan yang sama disesuaikan
dengan urutan abjad
Contoh :
• triammintrinitrokobalt(III) = [Co(NO2)3(NH3)3]
•Tetraamindiklorokobalt(III) Nitrat= [CoCl2(NH3)4]NO3
Thank You

Anda mungkin juga menyukai