1906452555
Processing Product
Food
Materials Safety &
Biosecurity
• Nano-emulsion • Nanosensor
• Nano-composite • Nanotracers
• Nanostructure Material
FOOD PROCESSING
Nanofiltration – Molekular
Separation Technology
Nanofiltrasi cocok untuk
pengolahan air dengan padatan
terlarut total yang rendah, dimana
bahan organiknya dilunakkan dan
dihilangkan.
Casein nanoparticles as
nano-vehicles
Nanomaterial dalam Teknologi Pengemasan
Tujuan:
meningkatkan umur simpan,
kualitas makanan dan
keamanan makanan dari kontaminasi atau
kerusakan.
1. Polimer Nanokomposit (PNCs)
Memasukkan bahan nano ke permukaan kemasan (baik permukaan dalam atau luar, atau
diapit sebagai lapisan) untuk meningkatkan terutama sifat penghalang.
Menggunakan lapisan nano-tipis (polimer + nanopartikel) dapat membantu meningkatan
kinerja penghalang.
Pelapis aluminium yang diendapkan dengan vakum pada film plastik.
Pelapisan permukaan wadah makanan dan minuman gelas (botol, stoples) dengan
organosilan.
(Smolander dan choudhary 2010)
Contoh Nano-coating:
Material Nanosilika yang dilapisi dengan film plastik seperti PET, OPP,
OPA (Nylon).
Fitur:
Penghalang Oksigen dan kelembaban yang sangat baik,
Dapat meningkatkan Umur simpan makanan sehingga biaya produksi
dapat dikurangi
Pengawetan aroma
Ramah lingkungan (Tidak ada emisi dioksin saat terbakar)
Transparansi yang tidak berubah karna waktu,
Sifat mekanik dan optik yang sangat baik (Mempertahankan properti
dan karakteristik dasar film).
Kerusakan makanan akibat adanya oksigen, termasuk proses pembusukan makanan oleh
mikroorganisme aerob.
Xiao et al., (2004) berhasil mengembangkan Oxygen scavenger films dengan
menambahkan nanopartikel Titania ke dalam matriks polimer.
b. Antimicrobial Packaging
Mekanisme:
1. Berinteraksi langsung dengan sel mikroba
a. Mengganggu transfer elektron trans-membran,
b. Mengganggu / menembus sel amplop,
c. Komponen sel pengoksidasi,
2. Memproduksi Produk Sekunder
a. Reactive oxygen species (ROS)
b. Dissolved heavy metal ions
Bahan Kimia yang digunakan:
a) Nano silver (silver(Ag) , AgNO3, etc.)
a) Zinc oxide
b) Titanium dioxide (TiO2)
c) Magnesium oxide
Aktivitas Antimikroba Nanopartikel TiO2
Tidak beracun dan disetujui FDA
Memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur
(Chawengkijwanich & Hayata, 2008) TiO2 terhadap E. coli, Salmonella
choleraesuis, Vibrio parahaemolyticus, Listeria monocytogenes, Pseudomonas
aeruginosa, Stayphylococcus aureus, Diaporthe actinidiae dan Penicillium
expansum
2.5°(002)
5°(001)
3,5°(002)
3,5°(001)
Characterization of
LDPE/(clay/carvacrol) films
Characterization of
LDPE/(clay/carvacrol) films
Film LDPE/hibrida carvacrol memiliki aktivitas
antibakteri terhadap E. coli dan L. innocua
dan mampu mempertahankan aktivitasnya
selama setahun.
Film LDPE/(clay/carvacrol) menunjukkan
aktivitas antijamur yang sangat baik terhadap
A. alternata (Shemes et al., 2014)
Conclusion
1. Nanomaterial diaplikasikan dalam industri makanan/minuman meliputi
aspek : proses, pengemasan, food produk/nutrisi
2. Pada Industri makanan/minuman nanomaterial memiliki peranan penting
dalam menjaga nilai nutrisi dalam makanan ataupun minuman dengan
penambahan food aids ataupun penghilangan material yang dapat
menurunkan nilai nutrisi produk, sampai keamanan pangan mulai dari
proses pengemasan hingga makanan sampai ke tangan konsumen
REFERENCES
1. Sevgin D, Sevim K. 2018. Antimicrobials used in active packaging films. Food and Health. 4(1):
63-79.
2. Rotem S, Maksym K, Diana G, Yael DP, Yechezkel K, Nadav N, Anita V, Ester S. 2014.
Antibacterial and antifungal LDPE films for active packaging. Polym. Adv. Technol. 26(1): 110-116.
3. Ravichandran R. 2010. Nanotechnology Applications in Food and Food Processing: Innovative
Green Approaches, Opportunities and Uncertainties for Global Market. International Journal of
Green Nanotechnology: Physics and Chemistry. 1:P72–P96.
4. NehaPradhan,1 SurjitSingh,1 NupurOjha,1 AnamikaShrivastava,1 AnilBarla,1 VivekRai,2
andSutapaBose. 2015. Facets of Nanotechnology as Seen in Food Processing, Packaging, and
Preservation Industry. Hindawi Publishing Corporation BioMed Research International. 2015:1- 17
5. SangamithraAand Thirupathi V,Nanotechnology in food, Available:
http://www.technopreneur.net/informationdesk/sciencetechmagazine/2009/jan09/nanotech
nology, (2009), pdf.
6. Dingman J, Nanotechnology: its impact on food safety, J Environ Health., (2008), Jan 1.
7. Morillon VF,Debeaufort G, Blond, CapelleM, Voilley A, Factors affecting the moisture
permeability of lipid-based edible films: a review. Crit Rev Food SciNutr., 42, (2002), 67–
89.
8. Ravichandran R, Nanoparticles in drug delivery: potential greennanobiomedicine
applications, Int. J. Nanotechnol. Biomed.1,(2009), 108–130.
Terima Kasih
Q-n-A
1. Apakah peran NPs dalam aplikasinya sebagai bio-plastics? bagaimana efektivitasnya jika
dibandingkan dengan bahan polimer biasa tanpa NPs seperti singkong atau kitosan?
Jawab:
Banyak pemanfaatan dari nanopartikel dalam bioplastik seperti halnya bahan
penguat/filler terutama dalam metode melt-intercalation (Maryanti, 2018), sebagai sisi
aktif yang mampu mempercepat degradasi senyawa polimernya (Kris, 2017), ataupun
sebagai polimer-nanopartikelnya itu sendiri seperti pati nanopartikel (Maryam, et al.,
2019). Karena fungsinya sebagai filler, polimernya itu sendiri serta zat aktif yang baik,
sehingga tanpa material nanopartikel ini, nilai guna/nilai jual dari bioplastik ini dapat
menurun
2. Menurut kak anita, adakah kemungkinan adakah interaksi yg terjadi antara bahan2 yang
digunakan sbgai packaging (NPs dan aditif lainnya) terhadap jenis makanan nya
(misalnya makanan yg berwujud cair, memiliki tingkat keasamaan tertentu) ?
Jawab :
Dalam skala industri, produk yang dihasilkan pasti dikontrol ketat secara kualitas, apalagi
dalam industri makanan dan minuman, karena sangat vital untuk kehidupan manusia dan
kesehatan. Hal tersebut juga memiliki protokol khusus yang telah dijadikan platform
manufaktur oleh FDA dan asosisasi lainnya yang bekerja untuk hal ini. Beberapa
parameter yang penting untuk dijadikan pertimbangan dengan selektifitas jenis material
makanan/minumannya adalah simulant agent yang digunakan temprature produksi serta
kuantitas material yang digunakan (ada rumus tertentu yang wajib diikuti). Jika protokol
ini diikuti, kecil kemungkinan terjadi kontaminasi terhadap produk makanan.
3. Tadi dijelaskan bahwa TiO2 digunakan sebagai bahan pemutih pada makanan, apakah bahan
ini aman jika dikonsumsi?
Jawab :
Benar bahwa TiO2 dapat dimanfaatkan sebagai bahan pemutih dalam industri makanan.
Keamanan produk sangat bergantung dengan proses pengolahannya. Terutama zat yang
terkandung dari makananitu sendiri, suhu yang digunakan maupun kuantitas dari TiO2 itu
sendiri.
4. Apakah ada efek samping dari penggunaan NPs dalam industry makanan dan minuman
terkhusus sebagai nutrition? Dan apakah semua jenis NPs dan syarat NPs agar dapat
dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman ?
Jawab :
Beberapa referensi menunjukkan pemanfaatan nanopartikel pada hal nutrisi makanan seperti
enkapsulasi vitamin atupun nutrien lain untuk meningkatkan nutrition value dari produk
makanan. Seperti pada vitamin kapsulasi dibawah ini :
9. Salah satu fungsi dari active packaging adalah untuk menambah daya
tahan produk makanan (seperti keju), apakah cara pengawetan tersebut
dinilai aman untuk kesehatan? mengingat material active yang digunakan
seperti TiO2 dan SnO2, yang merupakan golongan oksida logam.
Jawab :
Sejauh memngikuti protokol keamanan produksi dan kontrol kualitas yang
ketat, sebenarnya hal ini masih dalam katagori aman dan layak konsumsi.
Walapun menurut hemat saya, jika ingin memproduksi sendiri dapat
menggunakan pengawet alami yang lebih ramah terhadap tubuh manusia.
10.Bagaimana prosedur dan mekanisme yang terstandarisasi agar suatu
nanoteknologi dapat diaplikasikan dalam suatu makanan? apakah
semua nanoteknologi dapat digunakan dalam suatu produk makanan,
jika iya bisa tolong berikan contoh dan aplikasinya?
Jawab :
Metode terstandarisasi harus mengikuti prosedur standart kualitas
food grade. Setiap negara memiliki regulasi masing – masing, namun
secara garis besar hampir sama dengan standart yang telah
dikeluarkan oleh FDA. Untuk nanomaterial/nanopartikel/naonteknologi
dapat dimanfaatkan melalu berbagai cara. Namun hal ini perlu untuk
dilakukan riset mendalam dari segi R&D sebuah industri agar sesuai
dengan protokol yang telah ditetapkan.
Contoh aplikasi dari Nanopartikel yang dimanfaatkan dalam produk
mananan seperti nano enkapsulasi enzym, nanoenkapsulasi vitamin
atau nanopartikel karoten sebagai zat warna additives.
11. Bisa dijelaskan mekanisme penggabungan nanopartikel dan antimikroba yang
digunakan dalam industri makanan/minuman ?
Jawab :
Misalnya kita ambil contoh Ag yang disubstitusi kedalam zeolite. Umumnya
material logam akan memenuhi pori dari zeolite dan dapat bereaksi secara
kation exchage dengan logam kation pada zeolite tersbut dan dapat stabil
dalam struktur zeolit tersebut.
Selain itu, dapat juga dalam bentuk NanoAg yang terinkorporasi dengan
material tanah liat yang distabilkan dengan reaksi polimerasasi kitosan.
Mekanisme ini juga dapat menunjukkan interkalasi untuk material organik
yang dapat dimasukkan dalam material berlayer :
12. Hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam aplikasi nanomaterial sebagai
nanosensor dalam industri makanan?
Jawab :
Menurut hemat saya hal yang perlu diperhatikan adalah senyawa apa yang ingin
kita sensor, material apa yang paling aman dan mudah untuk didapat. Serta
faktor ekonomis dari pemanfaatan material tersebut.
15. Pada food packaging terdapat simbol yang menentukan tingkat keamanaan
packaging biasanya dimulai dari 1 hingga 7, untuk aplikasi nanomaterial pada food
packaging, bagaimanakah tingkat keamanannya jika mengacu pada tingkat
keamanaan ini?
Jawab :
Tingkat keaman ini merupakan simbol umum dan merupakan justifikasi penilaian
keamanan secara menyeluruh. Material dalam industri makanan/minuman yang
meliputi kemasan ini, memiliki beragam tingkatan tergantung proses dan material
yang digunakan. Jadi, bukan bentukan nanopartikelnya, namun keseluruhan
komponen kemasan yang kemudian dinilai mengnai tingkatan keamanan ini.