Anda di halaman 1dari 51

NANOKATALIS

Yasmine Nur Fitria


1906413200

Kimia Nanomaterial S2
2020
TABLE OF CONTENTS

01 02
PENDAHULUAN NANOKATALIS
Katalis Karakteristik
Pengantar nanokatalisis Dimensi performa katalisis
Sintesis
Klasifikasi

03 04
PENDEKATAN JURNAL KESIMPULAN
Nanokatalisis dalam proses produksi
biodiesel
01 PENDAHULUAN
KATALIS

Riset akademik

KATALISIS

Skala industri

Katalis adalah suatu zat yang dapat


meningkatkan laju reaksi secara
selektif tanpa mengalami perubahan
atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
(P. Prinsen and R. Luque, 2019)
KATALIS

• Teknologi katalitik sangat penting untuk energi saat ini dan masa depan, proses
kimia, dan industri lingkungan.
• Konversi minyak mentah, batubara dan gas alam menjadi bahan bakar dan bahan
baku kimia, produksi berbagai produk petrokimia dan kimia, dan kontrol emisi CO,
hidrokarbon, dan NO, semua bergantung pada teknologi katalitik.
• Alasan dilakukannya pengembangan riset tentang katalis meliputi (i) produksi
produk bernilai tinggi dengan bahan baku murah, (ii) proses konversi kimia yang
hemat energi dan ramah lingkungan, (iii) peraturan lingkungan yang semakin
ketat, dan (iv) katalis berbiaya rendah seperti dengan reduksi atau penggantian
logam mulia
(Chaturvedi, Dave & Shah, 2011)
NANOKATALIS

proses katalisis menggunakan


teknologi nano sebagai katalis yang
Nanokatalisis
selanjutnya disebut sebagai
nanokatalis

Katalis yang terbuat dari nanopartikel


Nanokatalis setidaknya satu dimensi berukuran
kurang dari 100 nm

Nanokatalis menjanjikan transformasi kimia yang selektif


dan cepat dengan hasil produk yang baik, ditambah dengan
kemudahan pemisahan katalis dan keberulangannya.
NANOKATALIS

• Konsep kunci untuk memahami katalisis nanokristal melibatkan rasio luas permukaan dan
volume.
• Ketika sebuah objek menjadi lebih besar, area permukaannya bertambah sedikit dalam kaitannya
dengan volumenya. Oleh karena itu, benda yang lebih kecil memiliki lebih banyak luas permukaan
sehubungan dengan volumenya.
• Material berskala nano terbukti lebih efektif dibandingkan katalis konvensional karena (i) ukuran
kecilnya (biasanya 10-80 nm) menghasilkan rasio luas permuakaan terhadap volume yang besar
(rasio S/V), (ii) ketika bahan dibuat pada skala nano, terdapat sifat-sifat baru yang tidak
ditemukan pada ukuran makroskopik material tersebut.

(Chaturvedi, Dave & Shah, 2011)


02 NANOKATALIS
NANOKATALIS

(A. Chaudary and A. Singh, 2017)


KARAKTERISTIK NANOKATALIS

(P. Tandon and S. Singh, 2014)


FAKTOR INTRINSIK NANOKATALIS
• Sifat intrinsik nanokatalis dapat dikategorikan
sebagai:
(i) Aspek yang berhubungan langsung dengan
panjang ikatan, seperti konstanta kisi rata-rata,
densitas atom dan lattice energy.
(ii) Energi kohesif atom per diskrit, seperti stabilitas
termal, suhu kritis, penguapan dan energi
aktivasi.
(iii) Sifat-sifat kepadatan energi, seperti celah pita,
tingkat inti energi, dan fotoemisi.
(iv) Sifat dari efek gabungan kepadatan energi seperti
modulus Young, energi permukaan, tegangan
permukaan dan kompresibilitas nano-solid
seperti serta kinerja magnetic dari nano-solid
feromagnetik.

(P. Tandon and S. Singh, 2014)


DIMENSI PERFORMA KATALISIS DARI
NANOKATALIS
SELEKTIVITAS
DURABILITAS
Nanoatalis harus memiliki
Durabilitas tinggi selektivitas yang tinggi dalam
memberikan keuntungan mengkonversi produk yang
dalam produksi skala besar. diinginkan.
Lifetime dari katalis dapat
dihitung sebagai turnover
number (TON).

AKTIVITAS
RECOVERABILITY
Aktivitas katalitik dapat
Nanokatalis yang optimal dihitung sebagai turnover
memiliki kemudahan dalam frequency (TOF) yaitu
proses pemisahannya dan banyaknya produk
dapat digunakan kembali. terkonversi per satuan waktu.

(Olveira et al.,, 2014)


DIMENSI PERFORMA KATALISIS DARI
NANOKATALIS
Selektivitas Aktivitas

Katalis selektif menghasilkan idealnya 100% dari Aktivitas menyatakan berapa banyaknya bahan
produk yang diinginkan, bahkan dapat menghasilkan mentah yang dikonversi menjadi produk oleh katalis
molekul yang lebih stabil secara termodinamik. Oleh per satuan waktu (TOF). Sistem nanokatalis
karena itu, langkah pemisahan dapat dihilangkan ditargetkan untuk mencapai nilai TOF yang tinggi
karena material awal seluruhnya terkonversi menjadi layaknya katalis homogen.
produk tanpa adanya limbah buangan.

Recoverability
Durabilitas
nanocatalyst yang optimal menampilkan sistem
intrinsik yang memfasilitasi pemisahannya dari
Umur katalis diukur dengan jumlah total siklus
campuran reaksi dan penggunaannya kembali setelah
katalitik yang dapat dijalaninya hingga perlu diganti,
penghentian reaksi. Keuntungan ekonominya
biasanya diukur dari angka TON. Katalis yang tahan
diantaranya pengurangan jumlah bahan katalitik
lama memungkinkan produksi ekonomis dari jumlah
mahal yang dibutuhkan dan peningkatan kualitas
yang lebih besar dari senyawa yang diinginkan.
produk, terutama yang berkaitan dengan peraturan
yang ketat, misalnya, di sektor farmasi.
(Olveira et al.,, 2014)
FAKTOR PENENTU AKTIVITAS KATALITIK
01 02 03
KOMPOSISI
UKURAN KATALIS PERMUKAAN
Mengurangi ukuran
katalis akan
BENTUK Modifikasi permukaan
(eg. Magnetik) berguna
memperbanyak sisi aktif dalam pemisahan katalis
Meskipun memiliki setelah proses reaksi
dan meningkatkan TOF. ukuran yang sama, selesai.
perbedaan bentuk akan
memiliki aktivitas
katalitik yang berbeda

(Olveira et al.,, 2014)


EFEK UKURAN KATALIS
• Hubungan antara ukuran NPs dengan frekuensi
turnover (TOF) pada suatu reaksi dikelompokkan
menjadi tiga kelompok oleh Somorjai; reaksi
sensitivitas ukuran positif, reaksi sensitivitas ukuran
dan reaksi insensitive ukuran.
• TOF pada reaksi positif size-sensitive akan meningkat
seiring dengan berkurangnya ukuran partikel,
sedangkan TOF pada reaksi negative size-sensitive
akan menurun seiring mengecilnya ukuran partikel.
• Pada jenis reaksi ketiga, yaitu reaksi size-insensitive,
tidak ada hubungan antara TOF dengan ukuran
partikel.
(Chen et al, 2017)
EFEK MORFOLOGI/BENTUK
KATALIS
• Mengontrol morfologi partikel katalis memungkinkan paparan selektif dari fraksi material yang
lebih besar dimana situs aktif dapat semakin diperbesar atau diperbanyak.
• Permukaan kristalografi yang berbeda dari partikel nano menunjukkan struktur geometris dan
elektronik yang berbeda pula. Hal itu juga akan menghasilkan aktivitas dan/atau selektivtias yang
berbeda meskipun pada reaksi katalitik yang sama. Dengan kata lain, nanopartikel dengan bentuk
yang berbeda biasanya menunjukkan perilaku katalitik yang berbeda pula.
• Studi pada permukaan kristal tunggal telah menunjukkan bahwa aktivitas dan selektivitas
katalitik sangat bergantung pada segi kristal atau koordinasi permukaan atom. Sebagai contoh Pt
tetrahedral dengan faset (111) terbukti lebih aktif pada reaksi transfer elektron antara
heksasianoferat dan tiosulfat dibandingkan dengan partikel Pt kubik dnegan faset (100).

(Chen et al, 2017)


EFEK KOMPOSISI PERMUKAAN
• Komposisi permukaan merupakan hal penting yang berkontribusi dalam ketahanan dan
recoverability dari suatu nanokatalis. Hal tersebut dikarenakan katalis nanopartikel memiliki
kecenderungan tinggi untuk menggumpal, menimbulkan masalah pada durabilitas aktivitas
katalitik, sehingga sistem katalitik perlu distabilkan.
• Salah satu cara untuk meningkatkan durabilitas suatu katalis adalah dengan fungsionalisasi
permukaan dengan agen capping, seperti polimer atau surfaktan dan modifikasi magnetik.
• Stamenkovic et al. mengusulkan prosedur termodinamika untuk memperkirakan potensi
pergeseran paduan permukaan menggunakan DFT periodik. Mereka menyarankan potensi
pergeseran positif untuk permukaan kulit Pt dari Pt3Fe, Pt3Co, dan Pt3Ni, yang menunjukkan
bahwa struktur kulit secara elektrokimia lebih stabil daripada permukaan Pt murni.

(Chen et al, 2017)


SINTESIS NANOKATALIS

Top-down technologies Bottom-up technologies


(i) Sol-gel
(ii) Chemical reduction of salts
(iii) Electrochemistry
(i) Mechanical grinding
(iv) Solvothermal processing
(ii) Metal vapor
(v) Template-directed
(iii) Thermal breakdown
(vi) Precipitation
(iv) Chemical breakdown
(vii) Microemulsion
(v) Spontaneous chemisorption
(viii) Microwave irradiation

(Olveira, Forster & Seeger, 2014)


SINTESIS NANOKATALIS
• Dua pendekatan utama digunakan dalam nanoteknologi. Dalam
pendekatan ‘bottom-up’, bahan dan perangkat dibangun dari komponen
molekuler yang berkumpul secara kimiawi dengan prinsip-prinsip
pengenalan molekul. Dalam pendekatan 'top-down’, struktur nano
dibangun dari entitas yang lebih besar tanpa kontrol level atom.
• Pendekatan bottom-up seperti itu dapat menghasilkan perangkat secara
paralel dan jauh lebih murah daripada metode top-down, tetapi
kekuranggannya terdapat pada ukuran dan kompleksitas perakitan
yang diinginkan meningkat.

(Chaturvedi, Dave & Shah, 2011)


JENIS NANOKATALIS

METALS & OXIDES


02 Aluminium, Iron, Silver, Cobalt,
Titanium oxide, Zinc oxide,
Titanium oxide, Silicone dioxide

CARBON
Carbon, carbon black, graphite, 01
CNTs, Graphene, Fullerene,
Inorganic nanotubes
OTHERS
03 Clays, Quantum dots
APLIKASI NANOKATALIS
Jenis Nanokatalis Bentuk Morfologi Uraian Sumber Literatur

Metal Oxides Nanokatalis padat KF/CaO Wen wt al., 2010. Preparation


(nanokatalis KF/CaO) digunakan untuk of KF/CaO nanocatalyst and
mengkonversi minyak biji its application in biodiesel
Chinese tallow menjadi production from Chinese
biodiesel dengan yield tallow seed oil.
mencapai 96%. Nanopatikel DOI:10.1016/j.fuel.2010.01.0
berpori memiliki ukuran 30- 28
100 nm.

Carbon-based Sintesis nanokatalis karbon Li et al., 2014. Application of


nanocatalyst (carbon dapat menurunkan Carbon Nanocatalysts in
nanocatalyst) viskositas crude oil hingga Upgrading Heavy Crude Oil
4% dalam industri Assisted with Microwave
petroleum pada suhu 1500C. Heating. DOI:
Nanokatalis yang dihasilkan 10.1021/nl500484d
berukuran 21 nm.
APLIKASI NANOKATALIS
Jenis Nanokatalis Bentuk Morfologi Uraian Sumber Literatur

Clay-based Montmorillonite nanoclay Bhaskar et al., 2018.


nanocatalyst sebagai penukar kation Esterification of phenyl acetic
(montmorillonite disintesis untuk katalis acid with p-cresol using
nanoclay catalyst) pada reaksi esterifikasi metal cation exchanged
asam fenil asetat dengan p- montmorillonite nanoclay
cresol. catalysts. DOI:
https://doi.org/10.1098/rso
s.171378
03 PENDEKATAN JURNAL
PERKEMBANGAN NANOKATALIS
METAL OXIDE
NANOCATALYST -
BIODIESEL
PRODUCTION
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION
Nanokatalis padat CaO dapat digunakan untuk konversi minyak kedelai menjadi
biodiesel dengan yield 97.61%.

• Permintaan bahan bakar alternatif semakin


meningkat di berbagai negara.
• Minyak kedelai digunakan sebagai sumber
asam lemak dalam produksi biodiesel.
• Nanokatalis CaO digunakan karena
memiliki aktivitas katalitik tinggi, murah,
serta mudah didapat.
• Karakterisasi nanokatalis dilakukan
menggunakan TEM, SEM, FTIR, dan XRD.

(Bharti et al., 2019)


METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION
Materials

Minyak kedelai olahan bermutu tinggi (Merk: Fortune) yang dibeli dari pasar local, metanol (≥ 99%),
kalsium nitrat tetrahidrat (≥ 98%), dan pellet natrium hidroksida (≥ 97%) dibeli dari Merck India,
sementara etilen glikol (98%) dibeli dari Thermo Fisher.

Sintesis Katalis (metode sol-gel)

• Sejumlah kalsium nitrat tetrahidrat dilarutkan dalam air suling, lalu ditambahkan 25 mL etilen
glikol, aduk terus-menerus.
• Sejumlah kecil pellet natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling, lalu ditambahkan kedalam
larutan sebelum sedikit demi sedikit. Campuran diaduk selama dua jam.
• Gel kemudian dipanaskan pada suhu 1050C selama 2 jam kemudian didiamkan selama 1 jam, lalu
disaring menggunakan kertas saring Whatman.
• Gel kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 1050C selama 4 jam.
• Gel kering lalu ditumbuk dengan mortar, kemudian dikalsinasi pada suhu 8500C selama 1 jam
dalam desikator.
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION
Karakterisasi katalis

• Analisa gugus fungsi dilakukan menggunakan spektrofotometri FT-IR IR-Prestige 21 (Shimadzu


Corpn, Jepang) dengan range bilangan gelombang 500-4000 cm-1.
• Pola difraksi sinar-X dianalisa menggunakan Proto A-XRD dengan difraktometer antara 100-800
dengan ramping rate 100 per menit.
• Pengamatan morfologi dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) LEO 435 VP.
• Pengamatan dimensi nanopartikel dilakukan menggunakan Transmission Electron Microscopy
(TEM) FEI Technai G2 20 S-Twin.
• Karakterisasi luas permukaan nanokatalis CaO menggunakan Brunauer-Emmett-Teller (BET)
Quantachrome/AUTOSORB-1.
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION
Transesterifikasi

• Proses transesterifikasi dilakukan pada labu lengkap dengan condenser refluks pada hot-plate
magnetic stirrer terkontrol.
• Minyak kedelai dipanaskan pada 1050C untuk menghilangkan uap.
• Metanol dan nano-CaO dicampurkan dalam labu pada suhu 650C dengan pengadukan konstan
selama 15 menit.
• Minyak kedelai dicampurkan pada campuran metanol-nano-CaO dan direaksikan selama dua
jam.
• Larutan dipindahkan ke corong pemisah untuk memisahkan lapisan biodiesel dan gliseol
berdasarkan densitaa dan kelarutannya.
• Crude biodiesl kemudian dipanaskan untuk menghilangkan metanol sisa.
• Konversi biodiesel dihitung menggunakan proton NMR dan rumus
C(%) = 100 X (2AME/3ACH)
C= kandungan FAME
AME= nilai integrase proton metoksi (3,6 ppm)
ACH2 = nilai integrase proton metilen (2,3 ppm)
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION

Puncak serapan pada:

• 500 cm-1 adalah sinyal karakteristik


vibrasi stretching Ca-O.
• 1438 cm-1 adalah gugus karbonat.
• 3641 cm-1 menunjukkan gugus serapan
hidroksil (-OH).

Spektrum FTIR nanokatalis


CaO
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION

• Pola XRD menunjukkan puncak


karakteristik nano-CaO.
• Puncak pada 2θ = 310, 340, 370 dan
540 menunjukkan kemiripan
terhadap standar ICDD (The
International Center for Diffraction
Data) untuk CaO.

Pola XRD nanokatalis CaO


METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION

• Hasil pegamatan SEM


menunjukkan bahwa nanopartikel
berbentuk spheric yang
teraglomerasi.

• Struktur nanokatalis hasil sintesis


terlihat kasar, terdapat struktur
retakan dan memiliki porositas
tinggi.

Morfologi SEM
nanokatalis CaO
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION

• Hasil pegamatan TEM


menunjukkan bahwa nanopartikel
berukuran mesopore berbentuk
spheric yang teraglomerasi.

• Nanokatalis hasil sintesis


menunjukkan ukuran partikel
seragam dengan range 5.68 – 8.33
nm.

Morfologi TEM
nanokatalis CaO
METAL OXIDE NANOCATALYST – BIODIESEL PRODUCTION

Persentase yield konversi terbesar


(97.61%) tercapai pada jumlah
katalis sebesar 3.675 wt% dengan
rasio molar (minyak:air) sebesar
11:1 pada suhu 600C
04 KESIMPULAN
You could enter a subtitle here if
you need it
KESIMPULAN
• Nanokatalis merupakan aplikasi bidang nanoteknologi yang dapat menggabungkan
sifat-sifat katalis homogen dan heterogen.
• Nanokatalis menjanjikan transformasi kimia yang selektif dan cepat, ditambah dengan
keberulangan penggunaannya.
• Dimensi performa katalisis suatu nanokatalis ialah pada selektivitas, aktivitas,
durabilitas dan recoverability.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi performa katalisis diantaranyaukuran,
bentuk dan komposisi permukaan nanokatalis.
• Nanokatalis CaO berhasil mengkonversi minyak kedelai menjadi biodiesel melalui
reaksi transesterifikasi dengan yield sebesar 97.61%.
• Kondisi optimum reaksi transesterifikasi dicapai pada jumlah katalis sebesar 3.675
wt% dengan perbandingan molar alkohol : minyak sebesar 11:1 dengan suhu 60o
selama 2 jam.
RESOURCES
● Bharti, P., Singh, B. and Dey, R., 2019. Process optimization of biodiesel production catalyzed by CaO nanocatalyst
using response surface methodology. Journal of Nanostructure in Chemistry, 9(4), pp.269-280.
● Bhaskar, M., Surekha, M. and Suma, N., 2020. Esterification Of Phenyl Acetic Acid With P -Cresol Using Metal Cation
Exchanged Montmorillonite Nanoclay Catalysts..
● Chaudhary, A., 2017. Nano Catalysts: A Newfangled Gem in the Catalytic World. Recent Advances in Petrochemical
Science, 3(5).
● Cheng, et al. 2017. Nanocatalysis. Encyclopedia of Physical Organic Chemistry, First Edition. John Wiley & Sons, Inc.
ISBN 978-1-118-46858-6
● Olveira, S., Forster, S. and Seeger, S., 2020. Nanocatalysis: Academic Discipline And Industrial Realities.
● P. Prinsen and R. Luque, Chapter 1:Introduction to Nanocatalysts , in Nanoparticle Design and Characterization for
Catalytic Applications in Sustainable Chemistry, 2019, pp. 1-36 DOI: 10.1039/9781788016292-00001
● Li, K., Hou, B., Wang, L. and Cui, Y., 2014. Application of Carbon Nanocatalysts in Upgrading Heavy
Crude Oil Assisted with Microwave Heating. Nano Letters, 14(6), pp.3002-3008.
● Singh, SB., Tandon, PK. 2014. Catalysis: A Brief Review on Nano-Catalyst. Journal of Engery and Chemical Engineering,
2(3), pp 106-115.
● Wen, L., Wang, Y., Lu, D., Hu, S. and Han, H., 2010. Preparation of KF/CaO nanocatalyst and its application in biodiesel
production from Chinese tallow seed oil. Fuel, 89(9), pp.2267-2271.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
1. Diah Lestari
Hal apa yang menjadi kesulitan dalam sintesis katalis berukuran nano?
Secara umum, terdapat dua masalah besar dalam sintesis dan pengaplikasian katalis berukuran nano. Pertama adalah
kecenderungannya dalam beraglomerasi atau membentuk agregat karena ukurannya yang terlampau kecil. Untuk
mengatasi hal ini, dapat dilakukan deposisi pada nanokatalis dengan berbagai support, seperti karbon, grafit maupun
hidrogel.
Kedua, ialah kesulitan dalam proses recovery katalis dari campuran reaksi. Hal ini dapat diatasi contohnya dengan
penggunaan support magnetic pada sisi aktif katalitik nanopartikel. Sebagai contoh, sintesis material magnetic hybrid
sebagai support katalis sehingga dapat dipisahkan kembali secara magnetic setelah proses reaksi berakhir.

2. Millati Hanifah
Bagaimana peran nanokatalis dalam mengurangi global warming? Seberapa besar kontribusinya?
Katalis berukuran nano secara tidak langsung berperan dalam mengurangi global warming. Nanokatalis dengan ukuran
skala nano akan memperbesar luas permukaan dan memperbesar pula sisi katalitik dari katalis tersebut. Semakin banyaknya
situs aktif katalitik akan membuat reaksi menjadi lebih cepat dan meminimalisir konsumsi energi serta penggunaan reagen.
Kedua hal tersebut tentunya berkontribusi pada tereduksinya emisi gas buangan seperti CO2 yang memicu terjadinya
global warming. Oleh karena itu, secara tidak langsung penggunaan nanokatalis ini dapat berkontribusi dalam mengurangi
global warming.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
3. Neni Isnaeni
Dapat dijelaskan kembali maksud dari perbedaan bentuk memiiki aktivitas katalitik yang berbeda? Fenomena apa yang
menyebabkan hal tersebut?
Permukaan kristalografi yang berbeda dari partikel nano menunjukkan struktur geometris dan elektronik yang berbeda pula.
Hal itu juga akan menghasilkan aktivitas dan/atau selektivtias yang berbeda meskipun pada reaksi katalitik yang sama.
Dengan kata lain, nanopartikel dengan bentuk yang berbeda biasanya menunjukkan perilaku katalitik yang berbeda pula.
Sebagai contoh, meskipun dengan ukuran yang sama, bentuk partikel tetrahedral memiliki aktivitas katalitik yang lebih
tinggi dibandingkan bentuk shpericnya. Hal tersebut karena pada bentuk tetrahedral, terdapat lebih banyak ujung-ujung
dan pojok-pojok sisi aktif katalitik dibandingkan bentuk spherenya..
6. Afiten Rahmin Sanjaya
Nanopartikel yang seperti apa (karakteristiknya) yang cocok jika digunakan dalam penelitian elektrokimia degradasi suatu
molekul organik, jika mekanisme elektrokimianya berjalan secara flow,dengan katalis sinar tampak (visible).
Sejauh yang saya pahami, dalam aplikasi elektrokimia umumnya nanokatalis yang digunakan adalah logam atau oksida
logam untuk meningkatkan arus atau produksi muatan, dimana nanokatalis tersebut berguna untuk modifikasi permukaan
elektrodanya. Prekusor ion logam direduksi pada katoda menggunakan sacrificial anode sebagai sumber logam. Untuk
penggunaan lebih detail seperti pada yang ditanyakan, sejauh ini saya belum menemukan literatur yang tepat.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
4. Rendi Mahardika Pinem
Dimensi performasi katalisis dari nanokatalis terdapat 4 poin penting (durabilitas, recoverability, selektivitas dan
aktivitas) untuk mengetahui performance dari katalis. bisa dijelaskan bagaimana cara mengkonfirmasi performance ke-4
poin penting tersebut ? terima kasih
- Durabilitas -> Nilai umum yang digunakan dalam konteks ini adalah angka turnover (TON) yang menunjukkan jumlah total
produk (dalam mol) yang dapat dibentuk oleh sejumlah tertentu (dalam mol) katalis.
- Recoverability -> Untuk mengkonfirmasinya dapat dilakukan uji recoverability seperti %degradasi. Jika nilai %degradasi
sudah menurun drastis, sebaiknya katalis tidak digunakan berulang lagi.
- Selektivitas -> dapat dikonfirmasi dengan memberikan zat pengganggu seperti senyawa yang mirip dengan reagen reaksi
dan selanjutnya dapat dievaluasi apakah akan bereaksi dengan seny. Pengganggu tersebut atau tidak.
- Aktivitas -> dapat dikonfirmasi dengan melakukan pengecekan pada %degradasi atau %konversinya. Untuk biodiesel
misalnya, nanokatalis dengan aktivitas yang baik akan memberikan %konversi FAME yang tinggi.
5. Ivan Halomoan
apakah dimungkinkan adanya klasifikasi nanokatalis lain selain dari klasifikasi yang telah disebutkan tadi?
Secara umum klasifikasinya sama namun ada juga klasifikasi lebih detail nanomaterial sebagai katalis, yaitu carbon
nanotubes (CNTs), monometallic and oxide nanoparticles, bimetallic nanoparticles and nanoclusters, nanowires,
nanocomposites dan nanoporous materials. (Chaudary & Singh, 2017. Nano Catalysts: A Newfangled Gem in the Catalytic
World)
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
7. Azizil Hamid
pada nanokatalis yang dgunakan untuk petroleum industry apakah ini berlaku untuk pada semua sumur minyak atau ada
spesifikasi tertentu dan apakah ada dampak lingkungannya jika ada bagaimana penangannya?
Setau saya penggunaan nanokatalis ini tidak ada spesifikasi terhadap sumur atau kilang minyaknya. Jika berbicara
mengenai crude oil sendiri aplikasi nanokatalis ini lebih banyak digunakan dalam reaksi hydrocracking untuk mereduksi
kandungan kontaminan dan mengkonversi minyak menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecilnya.
Dampak lingkungannya tentunya akan dihasilkan limbah buangan yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu
penanganan yang dapat dilakukan ialah dengan menggunakan katalis yang dapat direuse untuk mengurangi limbah
buangan.

11. Sandi Mohammad Solihin


Bagaimana bentuk optimum material nanokatalis pada ukuran nyata yang digunakan dalam skala industri?
Apakah berbentuk bubuk, granula, butiran kasar atau berlubang?
Sepengetahuan saya, secara umum bentuk yang paling baik digunakan ialah bentuk bubuk, begitupun pada skala
industri, contohnya pada produksi komersil bubuk nanokatalis TiO2. Hal tersebut dikarenakan bentuk bubuk memiliki
luas permukaan paling besar dibandingkan bentuk lainnya, sehingga semakin memperbesar rasio surface/volume dan
memperbanyak situs katalitiknya.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
8. Aflah Chaesara Suwarno
Salah satu performa katalis ada recoverability, Bagaimana cara agar mengetahui recoverability dari nanokatalis dan apa
saja yang mempengaruhi katalis agar dapat bersifat recoverbility? Recoverbility dari nanokatalis baiknya berapa kali agar
aktivitas katalisnya tetap sama ?
Sifat recoverability dari suatu katalis dapat terihat jika ia merupakan suatu katalis heterogen, dimana fasenya berbeda
dengan fase reaksinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi recoverability dari suatu katalis ialah material penyusunnya,
dimana dipilih yang fasenya berbeda agar dapat dpisahkan dengan mudah serta memiliki kekuatan mekanik yang baik agar
dapat digunakan berulang dalam jangka waktu panjang.
Untuk mengetahui angka pasti berapa kali digunakan, menurut saya berbeda-beda tergantung jenis katalis dan proses
reaksinya. Mungkin untuk evaluasinya dapat dilakukan pengulangan reaksi misal dengan katalis degradasi. Apabila seiring
dengan dilakukannya pengulangan, %degradasi sudah turun drastis, maka sebaiknya katalis tidak digunakan berulang lagi.
Pada jurnal dibahas mengenai reusability nya, dimana pada penelitian sebelumnya bahwa leaching dari nano-CaO selama
sintesis biodiesel dengan reaksi ultrasound. Sebesar 0,313 mg katalis hilang setelah dekantasi. Penggunaan kembali nano-
CaO menghilangkan efisiensi sebesar 30% setelah tiga kali berturut-turut pemakaian (Banković-Ilić et al)
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
9. Uwin Sofyani
Mengapa perbedaan bentuk katalis dapat mempengaruhi aktivitas katalitik? Bagaimana pengaruhnya terhadap suatu
reaksi? Terimakasih
Permukaan kristalografi yang berbeda dari partikel nano menunjukkan struktur geometris dan elektronik yang berbeda pula.
Hal itu juga akan menghasilkan aktivitas dan/atau selektivtias yang berbeda meskipun pada reaksi katalitik yang sama.
Dengan kata lain, nanopartikel dengan bentuk yang berbeda biasanya menunjukkan perilaku katalitik yang berbeda pula.
Sebagai contoh, meskipun dengan ukuran yang sama, bentuk partikel tetrahedral memiliki aktivitas katalitik yang lebih
tinggi dibandingkan bentuk shpericnya. Hal tersebut karena pada bentuk tetrahedral, terdapat lebih banyak ujung-ujung
dan pojok-pojok sisi aktif katalitik dibandingkan bentuk spherenya. Maka dapat disimpulkan nanokatalis dengan bentuk
tetrahedral akan lebih cepat reaksinya dibandingkan yang berbentuk sphere.
12. Putri Hawa Syaifie
pada literature review disintesis nanokatalis kalsium oksida, apa kelebihannya dibandingkan katalis CaO biasa?
Kelebihannya tentu terletak pada dimensi ukuran nano dari nano-CaO itu sendiri. Dengan ukuran berskala nano, luas
permukaan katalis akan semakin besar yang juga meningkatkan jumlah situs aktif katalitiknya jika dibandingkan dengan
katalis CaO biasa, sehingga waktu reaksi akan menjadi lebih cepat, reagen yang digunakan juga semakin sedikit juga dapat
meminimalisir emisi zat buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
10. Anita Nur Ramadhani
dalam skema produksi, umumnya bagaimana katalis ini direcovery dan apa yang harus diperhatikan secara umum untuk
mensintesis nanokatalis yang reprodusibilitasnya tinggi?
Proses recovery/pemulihan katalis merupakan pertimbangan penting khususnya pada katalis homogen. Pemulihan katalis
tanpa proses penghancuran tentunya lebih disukai. Katalis bifasik (biphasic catalyst) adalah metode yang dikembangkan
oleh industri untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada metode ini, sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pada
akhir reaksi aka nada dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya mengandung katalis dan yang lainnya
berisi produk. Katalis akan terlarut pada fase aquos dan reagen berada pada fase organic.
Reproduksibilitas katalis adalah masalah dasar dalam sintesis katalis. Salah satu parameter yang dapat dianalisa untuk
mendapatkan katalis dengan reprokdusibilitas tinggi ialah dengan melakukan pendekatan presipitasi atau kopresipitasi
pada saat proses sintesis katalis. Penelitian oleh Cukic et al. mengajukan skema berikut yang dapat diadaptasi dalam proses
sintesis katalis untuk menghasilkan katalis yang reproduksibel.
13. Adistya Maulidya
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
Dalam pembahasan kajian jurnal tadi digunakan katalis CaO yang memang pada umumnya digunakan dalam aplikasi
biodiesel. Adakah fungsi aplikasi lain yang dapat menggunakan katalis CaO karena katalis CaO sendiri kan termasuk
kedalam katalis basa yang heterogen. Lalu Apakah pada aplikasi biodiesel bisa digunakan dengan katalis logam
heterogen yang lain seperti yang sering digunakan pada aplikasi katalitik lainnya?
CaO yang merupakan katalis basa heterogen mayoritas memang digunakan dalam proses transesterifikasi biodiesel. Akan
tetapi, pada penelitian oleh Kirby et. al pada tahun 2015, katalis CaO dapat pula berperan sebagai katalis dalam proses
sintesis Poligliserol dengan judul penelitian “CaO as Drop-In Colloidal Catalysts for the Synthesis of Higher Polyglycerols”.
Pada penelitian ini, katalis CaO berperan dalam proses eterifikasi gliserol menjadi poligliserol yang selanjutnya
dimanfaatkan dalam industri kosmetik dan farmasi.
Dalam aplikasi biodiesel, umunya digunakan katalis basa heterogen. Terdapat beberapa katalis basa heterogen lainnya,
seperti MgO, SrO, KNO3/Al2O3 dan Fe3O4.
14. Aprizal
Bagaimana hubungan antara ukuran, bentuk dan komposisi permukaan nanokatalis ? Apakah kerja nanokatalis yang baik
dapat diperkirakan dari ketiga poin tersebut?
Ketiga hal tersebut merupakan faktor penentu dimensi performa dari suatu nanokatalis dimana ketiga aspek tersebut harus
diperhatikan untuk merancang katalis yang optimal. Untuk mendapatkan katalis yang optimal, perlu didesain sebuah
nanokatalis dengan ukuran yang sesuai dimana menghasilkan rasio S/V yang besar, memperhatikan bentuk dari nanokatalis
dimana semakin banyak sisi aktif katalitik yang terexpose akan meningkatkan aktivitas katalitik, serta komposisi permukaan
nanokatalis dimana dapat digunakan capping agent untuk mencegah terjadinya aglomerasi pada katalis.
15. Auliyah Maulana Putra
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
bagaimana cara kerja nanocatalyst mengurangi kerusakan lingkungan dalam dunia industri terutama di industri
petrokimia dan petroleum yang sama sama kita ketahui adalah penghasil pencemaran lingkungan terbesar.makasih
Peran nanokatalis dalam mengurangi kerusakan lingkungan dalam industri dalam meminimalisir limbah buangan.
Digunakannya teknologi nano akan mempercepat reaksi dalam proses produksi dan mengoptimalkan konversi produk
sehingga reaktan akan terkonversi seluruhnya menjadi produk petroleum. Hal tersebut akan meminimalisir penggunaan
reagen yang dibutuhkan, serta limbah sampingan yang umumnya merupakan zat yang berbahaya. Selain itu, dari jurnal
yang pernah saya baca nanokatalis dapat juga digunakan pada konversi gas buangan CO2 menjadi produk fine chemicals
seperti metanol, metana dan asam format.

16. Rizky Aminarti Istiqomah


aplikasi nanokatalis metal oxide digunakan untuk produksi biodisel. apakah produksi biodisel bisa menggunakan
nanokatalis lain seperti penggunaan carbon atau lainnya?
Bisa digunakan katalis lain dalam produksi biodiesel, seperti nanokatalis Fe4O4, MgO, dan SrO yag kebanyakan merupakan
katalis logam atau oksida logam. Terdapat juga penelitian tentang produksi biodiesel menggunakan nanokatalis carbon-
based seperti carbon nanotube.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
17. Diah Lestari
Apa pengaruh dimensi nanomaterial terhadap kinerja nanokatalis?
Dimensi nanomaterial yang berukuran > 100 nm memiliki luas permukaan yang besar serta rasio S/V yang besar pula. Hal
tersebut menyebabkan situs aktif katalitik pada katalis berdimensi nano akan lebih banyak dibandingkan katalis berukuran
bulk. Hal ini dapat mempercepat waktu reaksi serta dapat meminimalisir jumlah reagen yang digunakan maupun limbah
buangan yang dihasilkan.

18. Firda Ainurrachma


Pada jurnal, apa yang mengkonfirmasi sifat durabilitas katalisnya? Apakah ada pengaruh ukuran pori terhadap konversi
minyak kedelai menjadi biodiesel?
Pada jurnal yang dibahas, tidak dilakukan konfirmasi pada sifat durabilitasnya, namun dilakukan studi mengenai reusability
nya, dimana pada penelitian sebelumnya bahwa leaching dari nano-CaO selama sintesis biodiesel dengan reaksi ultrasound.
Sebesar 0,313 mg katalis hilang setelah dekantasi. Penggunaan kembali nano-CaO menghilangkan efisiensi sebesar 30%
setelah tiga kali berturut-turut pemakaian (Banković-Ilić et al).
Ukuran pori berpengaruh karena semakin bertambahnya ukuran pori maka luas permukaan akan bertambah pula. Dengan
demikian akan memperbanyak situs aktif katalitik dan reaksi akan berjalan lebih cepat dan diharapkan akan mendapatkan
persen konversi biodiesel yang besar pula.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
19. Shinta Novita
Bagaimana cara memilih nanokatalis yang baik digunakan dalam mengkorversi biodiesel? Apa saja parameter dalam
memilih nanokatalisnya?
Beberapa parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih nanokatalis ialah pada dimensi performa katalitik dari
nanokatalis, yaitu;
- Memiliki aktivitas katalitik yang tinggi, mampu mengkonversi asam lemak dan alkohol menjadi asam lemak metil ester
dengan optimum dengan nilai TOF tinggi
- Memiliki selektivitas yang tinggi, dapat secara selektif mengkonversi reagen asam lemak dan alkohol menjadi asam lemak
metil ester tanpa adanya limbah buangan.
- Memiliki durabilitas tinggi, dimana nanokatalis sebaiknya memiliki umur yang panjang yang dapat dievaluasi
menggunakan TON.
- Memiliki recoverability yang tinggi, dimana dapat dipisahkan dengan mudah dan dapat digunakan secara berulang.
JAWABAN PERTANYAAN PRESENTASI
20. Attin Rahmawati
Apakah memungkinkan penggunaan campuran katalis (misal homogen dan heterogen) dalam satu aplikasi? bagaimana
dengan risk dan benefitnya?
Menurut saya, untuk menggunakan campuran homogen dan heterogen secara langsung akan sulit untuk dilakukan, yang
dapat dilakukan ialah memodifikasi suatu katalis homogen agar dapat bersifat heterogen atau dikenal dengan
“heterogenising homogenous catalysts” contohnya dengan mengikat suatu katalis homogen pada support material berpori
seperti silika atau penggunaan alloy.
Risk: ketika mengikat suatu katalis homogen pada suatu support, akan mengurangi performance katalis karena
berkuranganya derajat kebebasan
Benefit: katalis dapat bersifat selektif (sifat dasar katalis homogen) dan memiliki recoverability (sifat dasar katalis
heterogen)
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai