4311418046
KIMIA
KIMIA
KIMIA
Endah Fitriani Rahayu, S.Si., M. Sc.
M.Si
KIMIA
19 Maret 2020
A. Tujuan
Menentukan panjang gelombang maksimum senyawa kompleks Co(H2O)62+
dengan spektrofotometer visible.
B. Dasar Teori
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di
dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Radiasi
elektromagnetik memiliki sifat ganda yang diseebut sebagai sifat dualistik cahaya
yaitu sebagai gelombang dan sebagai partikel-partikel yang disebut foton (Elsair,
2012).
Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran
dengan spektrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena
perangkat lunaknya mudah digunakan untuk instrumentasi analisis dan
mikrokomputer, spektrofotometri banyak digunakan di berbagai bidang analisis kimia
terutama farmasi (Arel et al., 2017).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri berdasarkan
absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang
mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut
“absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah
gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”, karena memberikan
warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga menggunakan
panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah. Prinsip kerja dari
metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan
konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari, 2010). Dalam analisis secara
spektrofotometri, terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang
digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm), daerah
inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar, 2002).
Spektrofotometri UV-Vis atau spektrofotometri sinar ultra violet dan
visible (cahaya tampak). Metode ini didasarkan pada pengukuran energy
cahaya oleh suatu zat kimia pada panjang gelombang maksimum tertentu.
Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pada metode
ini ada suatu hukum yang menjadi acuan dalam penentuan suatu zat
secara kuantitatif. Hukum tersebut yaitu hokum Lambert-Beer. Hukum yang
menyatakan hubungan berbanding lurus antara absorban dengan konsentrasi
larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Namun demikian
hukum ini memiliki beberapa pembatasan, yaitu:
a) Sinar yang dilewatkan harus dianggap monokromatis.
b) Penyerapan dilakukan dalam volume yang memiliki ketebalan yang sama.
c) Zat kimia yang menyerap tidak tergantung pada zat yang lain dala
larutan tersebut.
d) Tidak boleh ada fluorensensi ataufosforisensi.
e) Konsentrasi larutan mempengaruhi indeks bias Hukum Lambert-Beer.
Dinyatakan dalam persamaan
A=e.b.c
dimana:
A = absorban (serapan cahaya oleh zat kimia)
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
(Iskandar, 2017)
Terdapat dua jenis pergeseran pada spektra UV-Vis, yaitu pergeseran ke
panjang gelombang yang lebih besar disebut pergeseran merah (red shift), yaitu
menuju ke tingkat energi yang lebih tinggi dan pergeseran ke panjang gelombang
yang lebih kecil disebut pergeseran biru (blue shift), yaitu menuju ke tingkat
energi yang lebih rendah (Hendayana, 1994).
D. Cara Kerja
3. holder dibuka lalu
2. Dipastikan kuvet yang berisi
1. Disiapkan aplikasi panjang akuades yang berada
(Spektrofotometer.swf/ gelombang dibawah Distilled
Spektrofotometer.exe) menunjukkan Water di drag
angka 350 nm. ke tempat kuvet dan
tutup holder
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
300 350 400 450 500 550 600 650 700
absorbansi x wavelength
Dari grafik tersebut terlihat terjadi kenaikan absorbansi Co(H 2O)62+ pada
panjang gelombang 350 nm hingga 505 nm. Panjang gelombang maksimum terjadi
pada saat panjang gelombang sebesar 510 nm dengan ABS sebesar 0,506. Kemudian
absorbansi Co(H2O)62+ menurun dari panjang gelombang 515 nm hingga 665 nm.
Panjang gelombang senyawa kompleks berbeda karena untuk mengetahui nilai
absorbansi maksimal suatu senyawa.
G. Kesimpulan
Spektofotometer mrupakan alat untuk mengukur transmitan atau absorban dari
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Dalam percobaan ini panjang
gelombang maksimum terjadi pada saat panjang gelombang 510 nm yaitu ABS
sebesar 0,506.
H. Saran
a. Lebih teliti dalam melakukan absorbansi agar grafik yang dihasilkan tidak salah.
b. Jangan lupa untuk klik tombol 0 ABS 100%T untuk menset blanko pada
absorbansi 0. Karena jika tidak maka hasilnya akan berbeda.
a.
DAFTAR PUSTAKA
Arel, A., Martinus, B. A., & Ningrum, S. A. 2017. Penetapan Kadar Vitamin C Pada Buah
Naga Merah (Hylocereus costaricensis (FAC Weber) Britton & Rose) Dengan Metode
Spektrofotometri UV-Visibel. Scientia: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 7(1), 1-5.
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Cairns, D. 2009. Industri Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta : Buku dokteran EGC.
Elsair, Romain. 2012. Fundamentals of Chemistry. Denmark : Ventus Publishing Aps.
Hendayana, S., Kadarohmah, A., Sumarna, A. A., dan Supriatna, A. 1994. Kimia Analitik
Instrumen. Edisi Kesatu. IKIP Semarang Press. Semarang.