Seorang mahasiswa akan menganalisis kandungan ion logam Cu sampel makanan, sebanyak 5 gram
sampel basah dikeringkan pada temperatur 1100C sehingga diperoleh sampel kering sebanyak 4,22 gram.
Sampel tersebut didestruksi menggunakan 10 mL HNO3 dan 5 ml H2SO4 di atas hot plate sehingga
menghasilkan larutan berwarna kuning jernih. Hasil destruksi disaring dan diencerkan dalam labu takar
sehingga volumenya 50 mL. Larutan standar Cu dibuat dari CuCl2 1000 ppm yang diencerkan secara
bertahap.
Hasil pengukuran absorbansi larutan standar pada 324,8 nm sebagai berikut:
Konsentrasi Cu (mg/L) Absorbansi
0,0 0,0000
0,5 0,0419
1,0 0,0984
2,0 0,2138
3,0 0,3120
4,0 0,4091
Pertanyaan:
1. a. Hitunglah berapa gram CuCl2 yang harus ditimbang untuk membuat larutan standar Cu dengan
konsentrasi 1000 ppm (mg/L) sebanyak 500 mL.
b. Larutan hasil destruksi diambil sebanyak 1 mL dan diencerkan menjadi 50 mL, hasil pengukuran
absorbansi diperoleh 0,224. Hitunglah Cu dalam sampel basah dan kering tersebut berdasarkan
kurva kalibrasi larutan standar (nyatakan dalam mg/g dan %).
2. Berikut adalah spektra XRD TiO2, Co3O4 dan campuran keduanya. Informasi apa yang anda
dapatkan dari spektra XRD tersebut!
3. Jelaskan secara singkat rencana penelitian anda, instrumen apa yang akan digunakan, bagaimana
cara mendapatkan data tersebut dengan menggunakan instrumen tersebut.
Penyelesaian:
1.
No. x y x2 y2
1 0 0 0 0
2 0,5 0,0419 0,25 0,001756
3 1 0,0984 1 0,009683
4 2 0,2138 4 0,0045710
5 3 0,3120 9 0,097344
6 4 0,4091 16 0,167363
10.5 1,0752 30,25 0,280717
Y = 0,224
X = 2,179812
Y = ax - b
Y = 0,104 x 0,003
y + 0,003 0,224+0,003
X=
0,104
= 0,104
= 2,18269 ppm
Kadar Cu = 2,18269 ppm x faktor pengenceran
= 2,18269 ppm x 50
= 109,1345 ppm
Massa Cu = ppm x L
= 109,1345 mg/L x 0,05 L
= 5,456725 mg
Sampel Basah
5,456725 mg
Berat Cu = = 1.091345 mg/g
5g
Sampel Kering
5,456725 mg
Berat Cu = = 1.2928 mg/g
4,22 g
berat Cu akhir
%Cu = x 100%
berat Cu awal
1.2928 mg/g
= x 100%
4.22 g
= 30.637 %
Meskipun puncak yang ditampilkan pada spektra kuat, namun terliahat adanya pelebaran pada
masing-masing peak. Hal inilah yang memperkuat bahwa bentuk dari kristal adalah amorf.
3. Penelitian yang akan saya lakukan mengenai sistem kerja single stack dan multi stack pada
peralatan fuel cell dengan direct methanol seperti membran elektrolit. Penelitian ini diharapkan
akan mendapatkan kajian khusus mengenai perangkaian sistem alat fuel cell yang sesuai dan
memiliki kapasitas listrik yang besar denga metode yang tepat.
Adapun instrumen dan kegunaan sebagai berikut :
Karakterisasi membran menggunakan Fourier-Transform Infra Red (FTIR). Analisa FTIR
dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan mendeteksi gugus fungsi yang ada dalam
membran.
Karakterisasi struktur kristal Struktur kristal powder dan membran dianalisa menggunakan X-ray
diffraktometer (XRD). Analisa ini dilakukan dengan melihat pola XRD dari spektra yang yang
dihasilkan
Karakterisasi profil permukaan Karakterisasi morfologi (rincian bentuk) permukaan dan
penampang melintang bahan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) beroperasi pada
20 kV, arus listrik = 13A. Morfologi penampang melintang membran dapat juga diamati
transmission electron microscopy.