Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Fotokatalisis dan mekanisme Kerja


Material fotokatalis atau semikonduktor merupakan salah satu material yang
memanfaatkan proses fotokatalisis yakni suatu proses kombinasi anatara fotokimia dan
katalisis. Hal ini merupakan proses transformasi kimiawi yang melibatkan bantuan foton
atau sinar sebagai pemicu dan pemercepat berlangsungnya proses transformasi tersebut.
Mekanisme fotokatalisis secara sederhana diilustrasikan pada Gambar 1 sesuai
dengan beberapa skema mekanisme yang sudah ada sebelumnya [18]. Semikonduktor
bertipe-n (electron donation) apabila dikenai sinar atau foton (1) sesuai atau melebihi
energi celah pita material fotokatalis (5), maka elektron akan tereksitasi (4) dari keadaan
dasar (2) atau gorund state (valence band/pita valensi) ke tingkatan energi yang lebih
tinggi (3) atau excited state (conduction band/pita konduksi) menghasilkan hole (h+) [19-
20]. Dalam tahap ini energi celah pita atau band gap energy menunjukkan panjang
gelombang dari sinar yang efektif terserap pada material fotokatalis. Setelah elektron
dan holeterpisah, sebagian besar elektron dan hole ini akan berinteraksi kembali di
permukaan atau bulkpartikel atau yang disebut dengan efek rekombinasi seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2. Masing-masing baik elektron atau hole akan mengalami
proses reduksi (7) dan oksidasi (6) ke substrat.

Gambar (1) Gambar (2)


2. Perbedaan struktur Anatase, Rutile, dan Brookite
Anatase merupakan fase TiO2 yang terbentuk ketika dikalsinasi pada suhu rendah, fase
ini memiliki struktur tetragonal dengan densitas sebesar 3830 kg/m3. Untuk
fase rutile didapatkan ketika dikalsinasi pada suhu tinggi, fase ini memiliki
struktur tetragonal dengan densitas sebesar 4240 kg/m3 Sedangkan brookite merupakan
fase yang sulit ditemukan, fase brookite memiliki struktur rhombohendral dengan
densitas sebesar 4170 kg/m  (Diebold, U., 2003)

Fase TiO2 anatase lebih fotoaktif dibandingkan dengan fase rutile, hal ini dikarenakan


luas permukaan anatase lebih besar dari pada rutile sehingga sisi aktif anatase lebih besar
dibandingkan yang dimiliki rutile. Sedangkan fase brookite merupakan fase yang paling
tidak stabil. TiO2 pada fasa anatase umumnya stabil pada ukuran partikel kurang dari 11
nm, fasa brookite pada ukuran partikel 11 – 35 nm, dan fasa rutile di atas 35 nm (Zhang,
H., Banfield, J.F., 2000)
3. Penjelasan struktur perovskite
Struktur kristal perovskite sintetis terdiri dari kation organik, kation anorganik dan anion
anorganik dengan struktur kimia ABX3. Bagian A merupakan kation organik seperti metil
ammonium (MA / CH3NH3) atau formamidinium (FA / NH 2CHNH2). Bagian B
merupakan kation anorganik seperti Timbal (Pb) atau Timah (Sn) sedangkan bagian C
merupakan anion anorganik yang diisi oleh unsur halogen seperti Fluor, Iodium, Klor dan
Bromin. 
4. Mekanisme kerja fotokatalisis TiO2 pada proses:
a. Penguraian H2O menjadi H2
Mekanisme yang terjadi seperti yang dijelaskan oleh Li (2009) adalah reaksi diawali
dengan eksitasi TiO2 dengan energi foton sehingga terbentuk elektron dan hole. Hole
yang terbentuk akan bereaksi dengan air membentuk radikal hidroksil, yang
merupakan oksidator yang sangat kuat, serta ion hidrogen. Ion hidrogen tersebut akan
direduksi oleh elektron menjadi gas hidrogen [10]. Reaksi yang terjadi adalah:
𝑇𝑖𝑂2 → ℎ + + 𝑒𝑐𝑏 − (1)
ℎ + + 𝐻2𝑂 → ∙ 𝑂𝐻 + 𝐻 + (2)
𝐻 + + 𝑒𝑐𝑏 − → 1 2 𝐻2 ↑ (3)

b. Penguraian limbah organik

Urutan reaksi:

TiO2 + hv  → e–cb + h+vb

h+vb + H2O → H+ + HO*

e–cb + O2 → O-*2

O2-* + H+ → HO2*

HO2* + HO2* → H2O2 + O2


H2O2 + e–cb → HO* + HO–

H2O2 + hv → 2HO*

R + HO* → CO2 + H2O

Ketika TiO2 semikonduktor diterangi dengan energi lebih besar dari band gap,

elektron akan bergerak dari pita valensi ke pita konduksi ke lubang hasil (h +vb) Di pita

valensi dan elektron   (e–cb) di pita konduksi. Elektron akan berinteraksi dengan

oksigen dan menghasilkan superoksida radikal sekitarnya (O 2-*) Sedangkan lubang

akan berinteraksi dengan air sekitarnya untuk menghasilkan radikal hidroksil (HO *).

Kedua radikal bebas akan berinteraksi dengan senyawa yang larut dalam air di

sekitarnya, terutama senyawa organik atau polimer. Ini radikal hidroksil akan terurai

senyawa organik atau polimer ke dalam air (H 2O) dan karbon dioksida (CO2).

Superoksida radikal (O2-*) akan berinteraksi dengan air (H2O) untuk menghasilkan

hidrogen peroksida (H2O2). maka hidrogen peroksida ini akan bereaksi dengan

elektron yang akan menghasilkan radikal hidroksil, peroksida (H 2O2) bereaksi dengan

energi cahaya (hʋ) yang juga akan menghasilkan radikal hidroksil (HO*). Hidroksil

ini radikal (HO*) akan terurai polimer organik (R) ke dalam air (H2O) dan karbon

dioksida (CO2) (Nasikhudin et al, 2018).

Anda mungkin juga menyukai