Anda di halaman 1dari 46

Laminate Composites

KOMPOSIT LAMINATE

OLEH :

HERDIANTO
FITIYANI THAMRIN

MAGISTER KIMIA
PASCASARJANA KIMIA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

Herdin & Fitriyani (2017) Page 3


Laminate Composites

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT., Shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Atas berkat dan rahmat-Nya penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah kimia

material yang telah ditentukan oleh Dosen mata kuliah, maka melalui makalah ini,

Penulis berusaha untuk menyajikan materi tentang Komposit Laminate

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna.

Oleh Karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan

penulis, kami terima dengan senang hati.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca.

Kendari, 3 Februari 2017

Penulis

Herdin & Fitriyani (2017) Page 4


Laminate Composites

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iii
BAB II PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Bahan Komposit 3
2.2. Tujuan Dibentukya Komposit 5
2.3. Bagian-Bagian Utama dari Komposit 6
2.4. Properties Bahan Komposit 25
2.5. Kelebihan Bahan Komposit 26
2.6. Kekurangan Bahan Komposit 28
2.7. Kegunaan bahan Komposit 28
2.8. Contoh Material Komposit 31
2.9. Prospek Komposit Trend Teknologi masa Depan 32
2.10 Penelitian tentang Komposite Laminate 33
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan 37
B. Saran 38
SOAL-JAWAB 39

DAFTAR PUSTAKA 45

BAB I
PENDAHULUAN

Herdin & Fitriyani (2017) Page 5


Laminate Composites

A. Latar Belakang

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk

yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan

yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu

bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang,

sutera, dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi

yang berat dan liat. Seiring dengan kemajuan zaman, untuk mengoptimalkan nilai

efisiensi terhadap suatu produk maka dimulailah suatu pengembangan terhadap

material, dan para ahli mulai menyadari bahwa material tunggal (homogen)

memiliki keterbatasan baik dari sisi mengadopsi desain yang dibuat maupun

kondisi pasar. Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan

kombinasi sifat-sifat yang luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan

lazim seperti logam besi, keramik, dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar

bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan dalam bidang angkasa lepas,

perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan. Karena bidang-

bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang

tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Dalam prakteknya komposit

terdiri dari suatu bahan utama (matrik-matrix) dan suatu jenis penguatan

(reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan

matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fiber). Komposit merupakan

teknologi rekayasa material yang banyak dikembangkan dewasa ini karena

material komposit mampu mengabungkan beberapa sifat material yang berbeda

Herdin & Fitriyani (2017) Page 6


Laminate Composites

karakteristiknya menjadi sifat yang baru dan sesuai dengan disain yang

direncanakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada

makalah ini adalah bagaimana menjelaskan secara detail tentang komposit, salah

satunya adalah komposit laminate?

C. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Tujuan Instruksional Umum (TIU) dalam makalah ini adalah agar

pembaca dapat :

1. Memahami pengertian komposit


2. Memahami ciri-ciri komposit
3. Memahami pengertian komposit laminate
4. Memahami ciri-ciri komposit laminate
5. Mendeskripsikan berbagai macam komposit laminate
6. Mengetahui sifat mekanik dari komposit laminate
7. Mengetahui pembuatan dan pengujian pada material komposit laminate
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dalam makalah ini adalah agar

pembaca dapat :

1. Membuat komposit laminate dengan mengikuti mekanisme

pembuatannya
2. Menguji material yang terbuat dari komposit laminate dengan uji

kekuatan (Compression), kekakuan (Tensile) dan kelenturannya

(Bending)
3. Membandingkan material komposit laminate yang berbahan polimer,

keramik dan metal


4. Membedakan material komposit laminate yang berbahan polimer,

keramik dan metal

Herdin & Fitriyani (2017) Page 7


Laminate Composites

5. Mencampurkan antara metal dengan metal, metal dengan polimer,

metal dengan keramik dan seterusnya dalam pembuatan berbagai

komposit laminate
6. Mengukur daya tekan pada material komposit laminate dengan

menggunakan mesin uji Compression Test


7. Mengukur daya tarik pada material komposit laminate dengan

menggunakan mesin uji Tensile Test


8. Mengukur kelenturan pada material komposit laminate dengan

menggunakan mesin uji Bending Test


D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan pada makalah ini adalah :

a. Menumbuhkembangkan pengetahuan penulis dibidang komposit


b. Dapat menjadi informasi atau bahan acuan pembaca terkait pemahaman

tentang komposit.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Bahan Komposit

Menurut Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang

terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran

yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material

pembentuknya berbeda. Dari campuran tersebut akan dihasilkan material

komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik ini yang berbeda dari

material pembentuknya. Material komposit mempunyai sifat dari material

Herdin & Fitriyani (2017) Page 8


Laminate Composites

konvensional pada umumnya dari proses pembuatannya melalui percampuran

yang tidak homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan material

komposit yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material

pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan

gabungan, yaitu gabungan antara bahan matriks atau pengikat dengan penguat.

Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah

digariskan oleh Schwartz :

a. Tahap/Peringkat Atas

Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah

dikatakan sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik.

Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam

peringkat ini.

b. Tahap/Peringkat Mikrostruktur

Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa

merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara

tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh

besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon dan besi.

c. Tahap/Peringkat Makrostruktur

Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi

mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih

tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan melihatkan

kesan antara muka antara satu sama lain.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 9


Laminate Composites

Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang

terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato

dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang

biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman pabrik

atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit adalah

kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisker seperti

pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan serat

logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.

Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu

menyatakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan

komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri

tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu

konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.

Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal. Dengan kata lain,

bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari dari fasa tersebar

dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan

pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari matriks.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan komposit (atau komposit) adalah

suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan

dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia

maupun fisika dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan

komposit). Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis, maka disebut

sebagai komposit. Sedangkan jika perpaduan ini bersifat mikroskopis (molekular

Herdin & Fitriyani (2017) Page 10


Laminate Composites

level), maka disebut sebagai alloy (paduan). Komposit berbeda dengan paduan,

untuk menghindari kesalahan dalam pengertiannya, oleh Van Vlack (1994)

menjelaskan bahwa alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau lebih

dimana bahan-bahan tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit adalah

kombinasi terekayasa dari dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti

yang diinginkan dengan cara kombinasi sistematik pada kandungan-kandungan

yang berbeda tersebut.

2.2. Tujuan dibentuknya komposit

Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :

1. Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu


2. Mempermudah design yang sulit pada manufaktur
3. Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya
4. Menjadikan bahan lebih ringan

2.3. Bagian-bagian utama dari komposit

2.3.1 Reinforcement

Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat) yang

berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.

Gambar 1. Ilustrasi reinforcement pada komposit

Herdin & Fitriyani (2017) Page 11


Laminate Composites

Berdasarkan bentuk dari reinforcement-nya, komposit dapat dibedakan menjadi :

Gambar 2. Pembagian komposit berdasarkan bentuk dari reinforcement-nya

Adapun ilustrasi dari komposit berdasarkan reinforcement-nya dapat dilihat pada

gambar 3.

Gambar 3 Ilustrasi komposit berdasarkan reinforcement-nya

2.3.2 Partikel sebagai penguat (Particulate composites)

Keuntungan dari komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel:

a) Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah


b) Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan kekerasan

material
c) Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan menghalangi

pergerakan dislokasi.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 12


Laminate Composites

Proses produksi pada komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk

partikel:

a) Metalurgi Serbuk
Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses

manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan

serbuk secara bersamaan dan dikompaksi dalam cetakan, dan selanjutnya disinter

didalam dapur. Tahapan metalurgi serbuk meliputi pencampuran, penekanan dan

sintering. Pencampuran adalah menggabungkan 2 bahan serbuk atau lebih agar

lebih homogen. Penekanan adalah salah satu cara untuk memadatkan serbuk

menjadi bentuk tertentu yang sesuai dengan cetakannya. Sintering merupakan

teknik untuk memproduksi material dengan densitas yang terkontrol dan

komponen logam dan atau serbuk keramik dengan aplikasi termal.


b) Stir Casting
c) Infiltration Process
d) Spray Deposition
e) In-Situ Process

Panjang partikel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1) Large particle

Komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel, dimana

interaksi antara partikel dan matrik terjadi tidak dalam skala atomik atau

molekular. Partikel seharusnya berukuran kecil dan terdistribusi merata. Contoh

dari large particle composite adalah cemet dengan sand atau gravel, cemet sebagai

matriks dan sand sebagai atau gravel, cemet sebagai matriks dan sand sebagai

partikel, Sphereodite steel (cementite sebagai partikulat), Tire (carbon sebagai

partikulat), Oxide-Base Cermet (oksida logam sebagai partikulat).

Herdin & Fitriyani (2017) Page 13


Laminate Composites

a b
Gambar 4. a. Flat flakes sebagai penguat (Flake composites) b. Fillers
sebagai penguat (Filler composites)

2) Dispersion strengthened particle


a) Fraksi partikulat sangat kecil, jarang lebih dari 3%.
b) Ukuran yang lebih kecil yaitu sekitar 10-250 nm.
2.3.3 Fiber sebagai penguat (Fiber composites)

Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit,

sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang

digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima

oleh matrik akan diteruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban

sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik

dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun komposit.

Fiber yang digunakan harus memiliki syarat sebagai berikut :

a) Mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter bulknya (matriksnya)

namun harus lebih kuat dari bulknya


b) Harus mempunyai tensile strength yang tinggi

Parameter fiber dalam pembuatan komposit, yaitu sebagai berikut :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 14


Laminate Composites

Gambar 5. Parameter fiber dalam pembuatan komposit

Proses produksi pada fiber-carbon yaitu sebagai berikut :

1. Open Mold Process

a. Hand Lay-Up
b. Spray Lay-Up
c. Vacuum Bag Moulding
d. Filament Winding

2. Closed Mold Process

a. Resin Film Infusion


b. Pultrusion

Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit, yaitu :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 15


Laminate Composites

Gambar 6. Tipe serat pada komposit

a) Continuous Fiber Composite

Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang dan

lurus, membentuk lamina diantara matriksnya. Jenis komposit ini paling banyak

digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar antar lapisan. Hal

ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriksnya.

b) Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)

Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan karena

susunan seratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat

memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan

tidak sebaik tipe continuous fiber.

c) Discontinuous Fiber Composite (chopped fiber composite)

Komposit dengan tipe serat pendek masih dibedakan lagi menjadi :

1) Aligned discontinuous fiber

2) Off-axis aligned discontinuous fiber

3) Randomly oriented discontinuous fiber

Herdin & Fitriyani (2017) Page 16


Laminate Composites

Randomly oriented discontinuous fiber merupakan komposit dengan serat

pendek yang tersebar secara acak diantara matriksnya. Tipe acak sering digunakan

pada produksi dengan volume besar karena faktor biaya manufakturnya yang

lebih murah. Kekurangan dari jenis serat acak adalah sifat mekanik yang masih

dibawah dari penguatan dengan serat lurus pada jenis serat yang sama.

Gambar 7. Tipe discontinuous fiber

d) Hybrid fiber composite

Hybrid fiber composite merupakan komposit gabungan antara tipe serat lurus

dengan serat acak. Pertimbangannya supaya dapat mengeliminir kekurangan sifat

dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.

Jenis fiber yang biasa digunakan untuk pembuatan komposit antara lain sebagai

berikut :

a) Fiber-glass

Sifat-sifat fiber-glass, yaitu sebagai berikut :

1. Density cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc)


2. Tensile strengthnya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa)
3. Biasanya stiffnessnya rendah (70GPa)

Herdin & Fitriyani (2017) Page 17


Laminate Composites

4. Stabilitas dimensinya baik


5. Resisten terhadap panas dan dengin
6. Tahan korosi
7. Komposisi umum adalah 50-60% SiO2 dan paduan lain yaitu Al, Ca, Mg, Na,

dan lain-lain.

Keuntungan dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :

1. Biaya murah
2. Tahan korosi

3. Biayanya relatif lebih rendah dari komposit lainnya

4. Biasanya digunakan untuk piing, tanks, boats, alat-alat olahraga

Kerugin dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :

1. Kekuatannya relatif rendah


2. Elongasi tinggi
3. Kekuatan dan beratnya sedang (moderate)

Jenis-jenisnya antara lain :

1. E-glass
2. C-glass
3. S-glass
Tabel 1. Sifat-sifat dari jenis-jenis fiber-glass

Tabel 2. Komposisi senyawa kimia fiber-glass

b) Fiber-nylon

Herdin & Fitriyani (2017) Page 18


Laminate Composites

Sifat-sifat fiber-nylon, yaitu sebagai berikut :

1. Dibuat dari polyamide

2. Lebih kuat, lebih ringan, tidak getas dan tidak lebih kaku dari karbon

3. Contoh merek nylon yaitu Kevlar (DuPont) dan Kwaron (Akzo)

c) Fiber-carbon

Sifat-sifat fiber-carbon, yaitu sebagai berikut :

1. Densitas karbon cukup ringan yaitu sekitar 2,3 g/cc.


2. Struktur grafit yang digunakan untuk membuat fiber berbentuk seperti kristal

intan.
3. Mempunyai karakteristik yang ringan, kekuatan yang sangat tinggi, kekakuan

(modulus elastisitas) tinggi.


4. Memisahkan bagian yang bukan karbon melalui proses
5. Terdiri dari + 90% karbon
6. Dapat dibuat bahan turunan : grafit yang kekuatannya dibawah serat karbon
7. Diproduksi dari Polyacrylnitril (PAN), melalui tiga tahap proses, yaitu sebagai

berikut :

a. Stabilisasi = Peregangan dan oksidasi.

b. Karbonisasi = Pemanasan untuk mengurangi O, H, N

c. Grafitisasi = Meningkatkan modulus elastisitas.

Tabel 3. Kelebihan Versus Kekurangan

Fiber Kelebihan Kekurangan


1. Kekuatan tinggi
Fiber-glass Kurang elastis
2. Relatif murah
1. Kuat hingga sangat kuat
1. Agak getas
2. Stiffness(kuat+keras) besar
Fiber-carbon 2. Nilai peregangan kurang
3. Koefisien pemuaian kecil
3. Agak mahal
4. Menahan getaran
Fiber-graphite 1. Lebih stiffness dari Carbon Kurang kuat disbanding

Herdin & Fitriyani (2017) Page 19


Laminate Composites

2. Lebih ulet Carbon


1. Agak stiff (kuat+keras) & 1. Kekutan tekan lebih rendah

sangat ulet dari carbon


Fiber-
2. Tahan terhadap benturan 2. Ketahanan panas lebih
3. Kekuatanya besar (lebih
nylon(aramid)
rendah dari carbon (hingga
kuat dari baja)
4. Lebih murah dari carbon 180*C)

Hybride Fiber (kombinasi dari berbagai jenis serat)

1) Glass Versus Carbon

a) Meningkatkan shock resistence (tahan benturan)

b) Meningkatkan fracture resistence (tahan patahan/ulet)

c) Mengurangi biaya

2) Glass Versus Nylon

a) Menigkatkan kekuatan tekan

b) Memperbaiki pemrosesan (manufaktur)

c) Mengurangi biaya

3) Carbon Versus Nylon

a) Meningkatkan kekuatan tarik

b) Meningkatkan kekuatan tekan

c) Meningkatkan kekuatan pada pembengkokan

2.3.4 Fiber sebagai sturktural (Structute composites)

Komposit struktural dibentuk oleh reinforce- reinforce yang memiliki

bentuk lembaran-lembaran. Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi

dua yaitu struktur laminate dan struktur sandwich, ilustrasi dari kedua struktur

komposit tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 20


Laminate Composites

a b
Gambar 8. Ilustrasi komposit berdasarkan Strukturnya : a. Struktur
laminate b. Sandwich panel

1) Laminate

Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu lembar komposit

dengan arah serat tertentu) yang membentuk elemen struktur secara integral pada

komposit. Proses pembentukan lamina ini menjadi laminate dinamakan proses

laminai. Sebagai elemen sebuah struktur, lamina yang serat penguatnya searah

saja (unidirectional lamina) pada umumnya tidak menguntungkan karena

memiliki sifat yang buruk. Untuk itulah struktur komposit dibuat dalam bentuk

laminate yang terdiri dari beberapa macam lamina atau lapisan yang

diorientasikan dalam arah yang diinginkan dan digabungkan bersama sebagai

sebuah unit struktur. Mikrostruktur lamina dan jenis-jenis dari arah serat dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 21


Laminate Composites

Gambar 9. Mikrostruktur lamina

Gambar 10. Jenis-jenis dari fiber reinforced composites

Terdapat beberapa lamina, yaitu:

a) Continous fiber laminate, lamina jenis ini mempunyai lamina penyusun

dengan serat yang tidak terputus hingga mencapai ujung-ujung lamina.

Continous fiber laminate terdiri dari :

1. Unidirectional laminate (satu arah), yaitu bentuk laminate dengan tiap

lamina mempunyai arah serat yang sama. Kekuatan terbesar dari komposit

lamina ini adalah searah seratnya.

2. Crossplien quasi-isotropoic (silang), lamina ini mempunyai susunan serat

yang saling silang tegak lurus satu sama lain antara lamina.

3. Random/woven fiber composite, lamina ini mempunyai susunan serat.

b) Discontinous fiber composite, berbeda dengan jenis sebelumnya maka laminate

ini pada masing-masing lamina terdiri dari potongan serat pendek yang

terputus dan mempunyai dua jenis yaitu :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 22


Laminate Composites

1. Short Alighned Fiber, potongan serat tersusun dalam arah tertentu, sesuai

dengan keperluan setiap lamina.

2. In-Plane Random Fiber, potongan serat disebarkan secara acak atau arahnya

tidak teratur.

2) Sandwich panels

Komposit sandwich merupakan salah satu jenis komposit struktur yang

sangat potensial untuk dikembangkan. Komposit sandwich merupakan komposit

yang tersusun dari 3 lapisan yang terdiri dari flat composite (metal sheet) sebagai

kulit permukaan (skin) serta meterial inti (core) di bagian tengahnya (berada di

antaranya). Core yang biasa dipakai adalah core import, seperti polyuretan (PU),

polyvynil Clorida (PVC), dan honeycomb.Komposit sandwich dibuat dengan

tujuan untuk efisiensi berat yang optimal, namun mempunyai kekakuan dan

kekuatan yang tinggi. Sehinggga untuk mendapatkan karakteristik tersebut, pada

bagian tengah diantara kedua skin dipasang core.

Komposit sandwich merupakan jenis komposit yang sangat cocok untuk

menahan beban lentur, impak, meredam getaran dan suara. Komposit sandwich

dibuat untuk mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekakuan dan

kekuatan yang tinggi. Biasanya pemilihan bahan untuk komposit sandwich,

syaratnya adalah ringan, tahan panas dan korosi, serta harga juga

dipertimbangkan. Dengan menggunakan material inti yang sangat ringan, maka

akan dihasilkan komposit yang mempunyai sifat kuat, ringan, dan kaku. Komposit

sandwich dapat diaplikasikan sebagai struktural maupun non-struktural bagian

internal dan eksternal pada kereta, bus, truk, dan jenis kendaraan yang lainnya.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 23


Laminate Composites

Gambar 11. Structural composites sandwich panels

2.3.5 Matriks

Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi

volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Mentransfer tegangan ke serat.


b) Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
c) Melindungi serat.
d) Memisahkan serat.
e) Melepas ikatan.
f) Tetap stabil setelah proses manufaktur.

Gambar 12. Ilustrasi matriks pada komposit

Berdasarkan bentuk dari matriks-nya, komposit dapat dibedakan menjadi :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 24


Laminate Composites

Gambar 13. Klasifikasi komposit Berdasarkan bentuk dari matriks-nya

Gambar 14. Matriks dari beberapa tipe komposit

a. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites PMC)

Komposit ini bersifat :

1) Biaya pembuatan lebih rendah

2) Dapat dibuat dengan produksi massal

3) Ketangguhan baik

4) Tahan simpan

Herdin & Fitriyani (2017) Page 25


Laminate Composites

5) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat

6) Kemampuan mengikuti bentuk

7) Lebih ringan.

Keuntungan dari PMC :

1) Ringan

2) Specific stiffness tinggi

3) Specific strength tinggi

4) Anisotropy

Aplikasi dari PMC :

1) Bathroom furniture

2) Aerospace

3) Construction material

Jenis polimer yang banyak digunakan :

1) Thermoplastic

Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle)

dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan

menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic meleleh pada suhu tertentu,

melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel)

kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Contoh ari

thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan

Polieter eterketon (PEEK).

2) Thermoset

Herdin & Fitriyani (2017) Page 26


Laminate Composites

Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali

pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan

yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk arang

dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel,

seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis termoset tidak begitu menarik dalam

proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga volumenya jauh lebih

sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat termoplastik. Contoh

dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).

Aplikasi PMC, yaitu sebagai berikut :

1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas

a) Alat-alat rumah tangga


b) Panel pintu kendaraan
c) Lemari perkantoran
d) Peralatan elektronika.

2) Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = Kotak air radiator

3) Matrik berbasis termoset dengan serat carbon

a) Rotor helikopter
b) Komponen ruang angkasa
c) Rantai pesawat terbang
b. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites MMC)

Metal Matrix composites adalah salah satu jenis komposit yang memiliki

matrik logam. Material MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada

mulanya yang diteliti adalah Continous Filamen MMC yang digunakan dalam

aplikasi aerospace.

Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :

1) Transfer tegangan dan regangan yang baik.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 27


Laminate Composites

2) Ketahanan terhadap temperature tinggi

3) Tidak menyerap kelembapan.

4) Tidak mudah terbakar.

5) Kekuatan tekan dan geser yang baik.

6) Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik

Kekurangan MMC :

1) Biayanya mahal

2) Standarisasi material dan proses yang sedikit

Matrik pada MMC :

1) Mempunyai keuletan yang tinggi

2) Mempunyai titik lebur yang rendah

3) Mempunyai densitas yang rendah

4) Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya,

Magnesium beserta paduannya.

Proses pembuatan MMC :

1) Powder metallurgy

2) Casting/liquid ilfiltration

3) Compocasting

4) Squeeze casting

Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :


1) Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
2) Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3) Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4) Peralatan Elektronik
c. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites CMC)

Herdin & Fitriyani (2017) Page 28


Laminate Composites

CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai

reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari

keramik. Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah oksida, carbide,

dan nitrid. Salah satuproses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX,

yaitu proses pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk

pertumbuhan matriks keramik disekeliling daerah filler (penguat).

Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :

1) Gelas anorganic.
2) Keramik gelas
3) Alumina
4) Silikon Nitrida

Keuntungan dari CMC :

1) Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam

2) Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron

3) Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus

4) Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi


5) Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6) Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi

Kerugian dari CMC

1) Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar

2) Relative mahal dan non-cot effective

3) Hanya untuk aplikasi tertentu

Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :

1) Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers

2) Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange

tubes, liner

Herdin & Fitriyani (2017) Page 29


Laminate Composites

3) Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.

4) Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas

potong.

5) Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.

6) Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.

7) SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.

2.4. Properties Bahan Komposit

Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap

bahan komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai

menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan

aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan industri

pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang

berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar. Dalam kebanyakan bahan

konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density yang tinggi

dan rapuh. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :

a. Material yang menjadi penyusun komposit

Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun

menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.

b. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun

Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik

komposit.

c. Interaksi antar penyusun

Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 30


Laminate Composites

2.5. Kelebihan Bahan Komposit

Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan

konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat

dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal,

keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan

dibawah ini :

a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal

Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan

penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan

matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan

kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.

1) Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding

dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam

konteks penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan

kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Implikasi kedua

ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih

rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam

industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena

berhubungan dengan penghematan bahan bakar.


2) Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan

komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti

komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya

komposit yang menggunakan serat karbon.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 31


Laminate Composites

3) Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang

lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen

logam untuk mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.

Bahan komposit sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.


4) Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna)

yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat

dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan.

Contoh dengan menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk

menghasilkan komposit hibrid.


5) Massa jenis rendah (ringan)
6) Lebih kuat dan lebih ringan
7) Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan
8) Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas.
9) Koefisien pemuaian yang rendah
10) Tahan terhadap cuaca
11) Tahan terhadap korosi
12) Mudah diproses (dibentuk)
13) Lebih mudah disbanding metal
b. Biaya

Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam

membantu perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan

penghasilan suatu produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek

seperti biaya bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

2.6. Kekurangan Bahan Komposit

a. Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan

dengan metal.
b. Kurang elastis
c. Lebih sulit dibentuk secara plastis

2.7. Kegunaan Bahan Komposit

Penggunaan bahan komposit sangat luas, yaitu untuk :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 32


Laminate Composites

a. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen

satelit.

b. Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta

c. Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga

d. Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam


e. Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 33


Laminate Composites

f. Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang


g. Marine / Kelautan = Kapal layar, Kayak

Militer Amerika Serikat adalah pihak yang pertama kali mengembangkan

dan memakai bahan komposit. Pesawat AV-8D mempunyai kandungan bahan

komposit 27% dalam struktur rangka pesawat pawa awal tahu 1980-an.

Penggunaan bahan komposit dalam skala besar pertama kali terjadi pada tahun

1985. Ketika itu Airbus A320 pertama kali terbang dengan stabiliser horisontal

dan vertikal yang terbuat dari bahan komposit. Airbus telah menggunakan

komposit sampai dengan 15% dari berat total rangka pesawat untuk seri A320,

A330 dan A340.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 34


Laminate Composites

2.8. Contoh material komposit

1. Plastik diperkuat fiber:

a. Diklasifikasikan oleh jenis fiber :

1) Wood (cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)

2) Carbon-fibre reinforced plastic atau CRP

3) Glass-fibre reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")

b. Diklasifikasikan oleh matriks:

1) Komposit Thermoplastik

a) long fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics

b) glass mat thermoplastics

2) Thermoset Composites

2. Metal matrix composite MMC:

a. Cast iron putih

b. Hardmetal (carbide in metal matrix)

c. Metal-intermetallic laminate

3. Ceramic matrix composites:

a. Cermet (ceramic and metal)

b. concrete

c. Reinforced carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)

d. Bone (hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)

4. Organic matrix/ceramic aggregate composites

a. Mother of Pearl

b. Syntactic foam

Herdin & Fitriyani (2017) Page 35


Laminate Composites

c. Asphalt concrete

5. Chobham armour (lihat composite armour)

6. Engineered wood

a. Plywood

b. Oriented strand board

c. Wood plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)

d. Pykrete (sawdust in ice matrix)

7. Plastic-impregnated or laminated paper or textiles

a. Arborite

b. Formica (plastic)

2.9. Prospek Komposit Sebagai Trend Teknologi Masa Depan

Dengan perkembangan teknologi saat ini diperlukan suatu pengembangan

metoda baru yang bisa menawarkan solusi teknik yang mengedepankan

kemampuan sistem. Saat ini telah dikembangkan suatu metode komposit yang

dikenal sebagai metode substitusi material.

Teknik dari Proses pembuatan Komposit sangat menarik, dikendalikan oleh

kondisi-kondisi proses, penyusupan logam yang terjadi secara spontan, tanpa

bantuan ruang hampa bertekanan. Dan ini merupakan metode yang paling hemat

untuk memproduksi komposit. Teknologi pembuatan Komposit memiliki

kemudahan dalam fabrikasi sehingga biayanya menjadi lebih murah. Terutama

bila kita bandingkan dengan metode lainnya.

Produk material yang ulet dan material yang kuat dan tangguh adalah logis

ada suatu pemikiran dan usaha menggabungkan kedua material tersebut untuk

Herdin & Fitriyani (2017) Page 36


Laminate Composites

dijadikan suatu material yang baru yaitu komposit melalui proses pembuatan

komposit. Hasil komposit yang diperoleh dengan proses pembuatannya

mempunyai ketangguhan yang tinggi dan daya tahan goncangan yang

berhubungan dengan panas yang baik seperti kekakuan, tahan aus dan stabil pada

temperatur tinggi. Proses fabrikasi komposit ini dapat diaplikasikan pada berbagai

komponen mesin seperti ; gas turbin, mesin roket, mesin piston, penukar panas,

dapur temperatur tinggi, struktur pasawat terbang dan kemasan elektronik.

2.10. Penelitian tentang komposit laminate

Telah banyak dilakukan penelitian terkait dengan material komposit

laminate. Sebab komposit ini memberikan sumbangsih besar dalam kehidupan.

Dengan adanya material ini, beberapa jenis aktivitas lebih mudah dilakukan,

sebab alat-alat yang digunakan berkaitan dengan komposit laminate ini. Seperti di

dunia otomotif, Material murah dan ringan menjadi persyaratan utama

dalam dunia otomotif. Persyaratan ini memunculkan inovasi dalam

pembuatan komposit laminasi Metal Matrix Composite (MMC) berbasis

Alumunium dengan filler SiC maupun Al 2O3, hanya saja metode

laminasi sebagai pengembangan metode metalurgi serbuk belum

banyak dilakukan, termasuk pengamatan mikrostruktur pada daerah

laminasi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Widystuti et al (2008),

digunakan serbuk Aluminium sebagai matriks dan serbuk Alumina dan

SiC sebagai penguatnya. Pada proses pembuatan komposit lamina

isotropic Al/Al2O3-Al/ SiC, variasi waktu tahan sangat berpengaruh

Herdin & Fitriyani (2017) Page 37


Laminate Composites

terhadap kualitas akhir komposit. Variasi waktu tahan sinter yang

digunakan dalah 2, 4, dan 6 jam. Sedangkan temperatur sinter yang

digunakan adalah 600C.

Data Massa Matriks (Al) dan Penguat( SiC/Al2O3)

Retak yang dipicu oleh porositas terbuka yang terjadi pada derah
laminasi
komposit laminat hybrid Al/SiC-Al/Al2O3 10%vf SiC/10%Vf Al2O3, 600oC,
Waktu tahan 6 Jam

Arwanto (2012) telah melakukan penelitian dengan membuat sampel

komposit laminasi menggunakan teknik handly up. Material yang digunakan

adalah epoxy sebagai matrik, serat Glass dan MWNT sebagai penguat. Untuk

mengurangi terjadinya void, digunakan metode RTVBM (Room Temperature

Vacum Bag Modling). Variasi penambahan MWNT dilakukan untuk melihat

pengaruhnya terhadap sifat mekanik komposit. Dalam penelitian ini juga

Herdin & Fitriyani (2017) Page 38


Laminate Composites

dikembangkan model mikromekanik komposit hybrid (Glass epoxy-MWNT)

yang digunakan dalam menganalisis hasil eksperimen. Dan model mikromekanik

komposit hybrid ini dapat digunakan untuk membantu desain lapisan tabung.

Adapun sintesis dan karakterisasi yang dilakukan Puttaswamaiah et al ( 2014),

dalam pembuatan komposit laminate digunakan matriks polyester dengan penambahan

4% kalsium silikat ( CaSiO4) sebagai bahan filler nya. Laminate tersebut telah diuji

dengan pengujian daya tarik, kompresi dan bending nya.

Uji Tensile, Compression dan Bending

Dalam penelitian ini juga dilakukan Finite Element Analysis (FEA) menggunakan

software ANSYS pada kondisi yang sama. Dengan melakukan perbandingan antara

komposit standart dari ASTM dengan eksperiment. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan

eksperimen. Ini berarti bahwa komposit yang dibuat dapat digunakan dalam kehidupan

sesuai fungsinya.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 39


Laminate Composites

A. Perbandingan Tensile test (a) dan Compression test (b) pada FEA dan Eksperimen

C. Perbandingan Bending Test ( c) pada FEA dengan Eksperimen

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pada penambahan 4% kalsium

silikat pada matrik lebih baik disbanding persentase penambahan lainnya.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 40


Laminate Composites

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, maka


kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Menurut Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui
campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing
material pembentuknya berbeda. Definisi yang lebih bermakna yaitu
menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit
mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan komposisi untuk
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang
berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
2. Komposit laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu
lembar komposit dengan arah serat tertentu) yang membentuk elemen
struktur secara integral pada komposit. Proses pembentukan lamina ini
menjadi laminate dinamakan proses laminai.
3. Terdapat beberapa lamina, yaitu:
a. Continous fiber laminate,
a) Unidirectional laminate (satu arah),
b) Crossplien quasi-isotropoic (silang),
c) Random/woven fiber composite
b. Discontinous fiber composite,
a) Short Alighned Fiber
b) In-Plane Random Fiber
4. Tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut
a. Memperbaiki sifat mekanik dan/atau sifat spesifik tertentu
b. Mempermudah design yang sulit pada manufaktur
c. Keleluasaan dalam bentuk/design yang dapat menghemat biaya
d. Menjadikan bahan lebih ringan
5. Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan

konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat

Herdin & Fitriyani (2017) Page 41


Laminate Composites

dilihat dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan

fisikal, keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan biaya.


B. Saran

Diperlukan suatu tinjauan lebih luas untuk menyempurnakan kelengkapan


materi pada makalah ini.

SOAL JAWAB

1. Jelaskan pengertian komposit

Jawab :

Herdin & Fitriyani (2017) Page 42


Laminate Composites

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih

material sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik

dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya. Komposit memiliki

sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis (modulus

Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina

komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan

lamina ini disebut sebagai laminat. Komposit dibentuk dari dua jenis material

yang berbeda, yaitu:

a. Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi

lebih rigid serta lebih kuat, dalam laporan ini penguat komposit

yang digunakan yaitu dari serat alam.

b. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan

rigiditas yang lebih rendah.

2. jelaskan garis besar komposit berdasarkan penguat yang digunakan ?

jawab :

1) Fibrous Composites (Komposit Serat) merupakan jenis komposit yang

hanya terdiri dari satu laminat atau satu lapisan yang menggunakan

penguat berupa serat atau fiber. Fiber yang digunakan bisa berupa glass

fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya. Fiber

ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa

juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

2) Laminated Composites (Komposit Laminat) merupakan jenis komposit

yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan

setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 43


Laminate Composites

3) Particulalate Composites (Komposit Partikel merupakan komposit yang

menggunakan partikel/serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara

merata dalam matriksnya.

3. Sebutkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) ?

Jawab :

1) Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik

2) Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan

matrik yang kedua

3) Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik

4) Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik

5) Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina

4. Sebut dan jelaskan beberapa jenis lamina?

Jawab :

c) Continous fiber laminate, lamina jenis ini mempunyai lamina penyusun

dengan serat yang tidak terputus hingga mencapai ujung-ujung lamina.

Continous fiber laminate terdiri dari :

4. Unidirectional laminate (satu arah), yaitu bentuk laminate dengan

tiap lamina mempunyai arah serat yang sama. Kekuatan terbesar dari

komposit lamina ini adalah searah seratnya.

5. Crossplien quasi-isotropoic (silang), lamina ini mempunyai susunan

serat yang saling silang tegak lurus satu sama lain antara lamina.

6. Random/woven fiber composite, lamina ini mempunyai susunan

serat.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 44


Laminate Composites

d) Discontinous fiber composite, berbeda dengan jenis sebelumnya maka

laminate ini pada masing-masing lamina terdiri dari potongan serat

pendek yang terputus dan mempunyai dua jenis yaitu :

3. Short Alighned Fiber, potongan serat tersusun dalam arah tertentu,

sesuai dengan keperluan setiap lamina.

4. In-Plane Random Fiber, potongan serat disebarkan secara acak atau

arahnya tidak teratur.

5. jelaskan Komposit structural ?

Jawab:

Komposit struktural dibentuk oleh reinforce- reinforce yang memiliki

bentuk lembaran-lembaran. Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi

dua yaitu struktur laminate dan struktur sandwich, ilustrasi dari kedua struktur

komposit tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

a b
Ilustrasi komposit berdasarkan Strukturnya : a. Struktur laminate
b. Sandwich panel

6. Jelaskan bahan untuk membuat komposit ?


Jawab:
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6

macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing.

Herdin & Fitriyani (2017) Page 45


Laminate Composites

Sebagai bahan utama yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat,

sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton, PVA, mirror,

cobalt, dan dempul.


1. Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna

putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiber glass menjadi kuat dan

tidak mudah patah/pecah.


2. Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiber glass

dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada

umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat

pengecatan.
3. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.

Berfungsi untuk mencairkan atau melarutkan sekaligus juga mengeraskan

semua bahan yang akan dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan

atau dikemas dalam kaleng.


4. Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini

biasanya dijual bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta.

Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.


5. Talk
Sesual dengan namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti

sagu. Berfungsi sebagal campuran adonan fibercglass agar keras dan agak

lentur.
6. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari

model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan

jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar

Herdin & Fitriyani (2017) Page 46


Laminate Composites

fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan

mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiber glass

menjadi kuat dan tidak getas.


7. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu

untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila adonan terlalu kental

yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama

keringnya.

8. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi

untuk melapis antara master mal atau cetakan dengan bahan fiber glass.

Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel,

sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master

mal atau cetakannya.


9. Mirror
Sesuai namanya, manfatnya hampir sama dengan PVA, yaitu

menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna

bermacam macam.
10. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif

pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya

kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan

penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini

tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya.

Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis.

Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.


11. Dempul fiberglass

Herdin & Fitriyani (2017) Page 47


Laminate Composites

Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan

yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya

agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata

sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arwanto. 2012. Sintesis Komposit Hybrid Glass/Epoxy-MWNT Dan Analisis


Dengan Model Mikromekanik. Universitas Indonesia, Jakarta

Carlos G., et al. 2005. Failure Criteria for FRP Laminates. Journal of Composite
Material.

John A, Schey. 2009. Proses Manufaktur. Yogyakarta : Penerbit Andi.


Diterjemahkan oleh : Ir. Rines M.T., Dwiyani Asih, Indah Sri Utami,
Basuki Heri Winarno

Puttaswamaiah et al. 2014. Synthesis and Characterization of Calcium Silicate


Reinforced Polyester Composites. International Journal of Engineering
Research & Technology (IJERT), ISSN: 2278-0181 Vol. 3 Issue 5, May
2014.

Widyastuti et al. 2008. Struktur Mikro Daerah Laminasi Komposit Laminat


Hibrid Al/Al2O3-Al/ SiC Dengan Variasi Waktu Tahan Sinter. Departemen
Metalurgi dan Material Universitas Indonesia, Depok

http://ramatawa.wordpress.com/2008/11/23/komposit-part-
definisiklasifikasiaplikasi/ pada tanggal 25 Oktober 2013, jam 20.48
http://www.scribd.com/doc/114100451/Artikel-Dinamika-mengenal-Bahan-
Komposit-Berpenguat-Serat-Alam pada tanggal 25 Oktober 2013 jam
20.58
http://eatrenkz.blogspot.com/2012/06/bab-ii-pengertian-komposit-secara-
luas.html pada tanggal 25 Oktober 2013 . 20.59

Herdin & Fitriyani (2017) Page 48

Anda mungkin juga menyukai