Anda di halaman 1dari 14

Tugas Termodinamika Teknik Kimia II

MATA KULIAH : Termodinamika Teknik Kimia II

DOSEN : Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, MT

DISUSUN OLEH :

SULTAN EMAL AKBAR ( 170405002 )

HARI PRATAMA SURA ( 170404022 )

NATASYA ARIHTA BR SITEPU ( 170405048 )

KELAS C

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
12.2 Model untuk Energi Gibss yang berlebih

Secara umum GE/RT adalah fungsi dari T, P dan komposisi, tapi untuk cairan pada
tekanan rendah adalah fungsi yang sangat lemah dari P. Jadi karena itu ketergantungan
tekanan aktivitas koefisien biasanya diabaikan. Jadi data pada konstanta T adalah:

Persamaan Margules,Eg (12.9) adalah contoh dari fungsi ini.

Sejumlah persamaan lain yang umum digunakan untuk korelasi aktivitas


koefisien.Untuk Sistem biner (Spesies 1 dan 2) fungsi yang paling sering digunakan di
representasikan oleh persamaan GE/x1x2RT, Yang dapat dinyatakan dalam persamaan

Dikarenakan x2 = 1-xl, fraksi mol xl berguna sebagai variabel independen tunggal. Sebuah
persamaan yang setara dengan kelebihan sendiri diketahui sebagai ekspansi Redlich/Kister:

Dalam aplikasi, perbedaan perbedaan pemotongan dalam seri ini sesuai, dan dalam setiap
kasus spesifik persamaan untuk In y1 dan In y2 di dapatkan dari Eg (11.96).

Saat A = B = C = ... = 0, GE/RT = 0, In y1 = 0, In y2 = 0, yi = y2 = 1, dan solusinya ideal.


Jika B = C = … = 0, Maka:

Dimana A adalah konstanta pada suhu tertentu. Persamaan untuk In y1 dan In y2 adalah:

Sifat simetris dari hubungan ini terbukti. Nilai Infinite-Dilution dari aktrvitasi koefisien
adalah ln y∞1 = ln y∞2 = A
Jika C = ... = 0, Maka :
Dalam kasus ini GE/x1x2RT linear dalam x1. Jika kita menyatakan A+B=A21, dan A – B= A12,
maka persamaan Margules dapat dinyatakan sebagai:

Sebuah persamaan lain yang diketahui hasilnya saat ekspresi tembal balik (Reciprocal)
x1x2RT/GE ditampilkan sebagai fungsi linear x1 :

Yang juga bisa dituliskan sebagai :

Saat parameter baru didefiniskan oleh persamaan, A' - B' = 1/A'21 dan A' - B' -1/A'12, sebuah
persamaan setara didapatkan :

atau

Aktivitas koefisien yang ada pada persamaan ini adalah :

Hal diatas diketahui sebagai persamaan van Laar. Saat xl — 0, Ketika xl = 0, ln y∞1 = A'12 ;
Ketika x2 = 0, ln y∞2 = A'21

Ekspansi Redlich/Kister, persamaan Margules, dan persamaan van Laar adalah kasus
spesial dengan penanganan umum yang di dasarkan fungsi rasional, cth dalam persamaan
untuk GE/x1x2RT diberikan ratio polinominal, Hal ini memberikan flexibilitas dalam data
VLE untuk sistem biner. Tapi, mereka memiliki dasar teoritis scant, dan oleh karena itu gagal
untuk menggunakan basis rasional untuk ekstensi sistem multikomponen. Terlebih lagi,
mereka tidak menggunakan ketergantungan temperatur eksplisit untuk parameternya,
walaupun ini dapat diberikan dalam basis ad hoc.
Model Komposisi-Lokal
Perkembangan teoritis dalam termodinamika molekuler dalam perilaku larutan-cair
biasanya didasarkan konsep dari komposisi lokal. Konsen yang di kenalkan oleh G.M.
Wilson dalam 1964 dengan publikasi dari model perilaku larutan yang diketahui sebagai
Persamaan Wilson. Suksesnya persamaan ini dalam korelasi data VLE memicu
perkembangan model komposisi lokal, seperti persamaan NRTL dan Persamaan UNIOUAC
serta Prausnitz. Sebuah perkembangan yang lebih jauh didasarkan oleh persamaan UNIOAC,
adalah metode UNIFAO, yang didalamnya aktivitas koefisien dikalkulasikan dalam
kontribusi berbagai kelompok yang membentuk larutan molekul. Persamaan Wilson, seperti
persamaan Margules dan van Laar, berisi 2 parameter sistem biner (A12 dan A21) dituliskan :

Untuk pengenceran tanpa batas, persamaan nya menjadi

Perlu diingat A12 dan A21 harus selalu dalam nilai positif.
Persamaan NRTL, berisi tiga parameter dalam sistem biner adalah
dimana a, b12, dan b21. Parameter spesifik terhadap suatu pasangan spesies, tidak
bergantungdari komposisi dan temperatur. Nilai pengenceran tanpa batas dari aktivitas
koefisien didapatkan oleh persamaan :

Persamaan UNIOUAC dan metode UNFAC adalah persamaan dengan tingkat


kesulitan yang lebih tinggi dan di gunakan dalam App. H
Model Komposisi-Lokal memiliki flexibilitas yang terbatas dalam penyesuaian data,
akan tetapi model ini biasanya cukup untuk kegunaan teknik secara umum. Terlebih lagi,
model ini lebih dapat digeneralisasikan untuk sistem multikomponen tanpa pengenalan
parameter diluar hal yang dibutuhkan untuk mendeskripsian sistem konstituen biner.
Contohnya, persamaan wilson untuk sistem multikomponen adalah :

Dimana Aij = 1 untuk i = j , dll . Semua mangacu pada spesies yang sama, dan
penjumlahan untuk semua spesies. Untuk setiap pasangan i j terdapat dua parameter
dikarenakan Ai j ≠ Aj i . Untuk sistem terner tiga pasangan i j diasosiasikan dengan parameter
A12 ; A21 ; A13 ; A31 ; dan A21, A32.
Parameter ketergantungan temperatur didapatkan dari

Dimana Vj dan Vi adalah volume molar pada temperatur T cairan murni j dan i, dan
a:j adalah konstan tidak bergantung dari komposisi maupun temperatur. Jadi persamaan
wilson, seperti model komposisi lokal lainnya digunakan dalam perkiraan yang bergantung
pada temperatur untuk parameternya. Terlebih lagi, semua parameter ditemukan dari data
untuk sistem biner (Berbeda dengan sistem multi komponen). Ini membuat penentuan
parameter untuk model komposisi-lokal menjadi tidak terlalu sulit,
Example-1

 A mixture of two compunds, 2-propanol(1) and water (2), calculate excess Gibbs energy

GE
at x1-0,6369 and fit one parameter Margues equation. Data provided =A
x1 x 2 RT
 T = 30°C & P = 66,9 mmHg
 Psat1 = 60,7 mmHg
 Psat2 = 32,1 mmHg
 y1 = 0,6462
 y2 = 0,6369
 Also fit the two-parameter Margules equation (Determine the numerical values of A12
and A21 which describe this mixture)

PENYELESAIAN

Diketahui => x1 = 0,6369


x2 = 1 - 0,6369 = 0,6361
y1 = 0,6462
y2 = 1 - 0,6462 = 0,3538
T = 30°C = 303 K
T = 8,314 L.kPa/K.mol
P = 66,9 mmHg = 0,0891 bar
Psat1 = 60,7 mmHg = 0,0807 bar
Psat2 = 32,1 mmHg = 0,0429 bar

Menghitung Koefisien aktivitas komponen 1 & 2


yi P γ1 = γ1 xi Psati
 Propanol (1)
y1 P ( 0,6462 ) ( 0,0891 )
γ 1= sat
=
x1 P 1
( 0,6369 ) ( 0,0807 )
0,05751
¿
0,50952
¿ 1,18
 Water (2)
y2 P ( 0,3538 ) ( 0,0891 )
γ 2= sat
=
x2 P 2
( 0,3631 )( 0,0429 )
0,03155
¿
0,01553
¿ 2,031

Menghitung A12 dan A21


1 ln γ 2 2 ln ⁡(γ 1 )
(
A21= 2−
)
x1 x1
+
x2

1 ln ⁡(2,031) 2 ln ⁡( 1,18)
(
A21= 2− )
0,6369 0,6369
+
0,3631
0,7084 2(0,1117)
A21=( 2−1,5701 ) +
0,6369 0,3631
0,2234
A21=( 0,4299 )( 1,1123)+
0,3631
A21=0,4782+0,6153
A21=1,0935

1 ln γ 1 2 ln ⁡(γ 2 )
(
A12= 2−
)
x2 x2
+
x1

1 ln ⁡(1,18) 2 ln ⁡(2,031)
(
A12= 2− )
0,3631 0,3631
+
0,6369
0,1117 2(0,7084)
A12=( 2−2,7641 ) +
0,3631 0,6369
1,4168
A12=(−0,7451) ( 0,3076)+
0,6369
A12=−0,2319+ 2,2245
A12=1,9926

Menghitung Energi Gibbs


GE
=x 1 x 2 ( A 21 x 1+ A 12 x 2)
RT
GE
=(0,6369)(0,3631) [1,0935 ( 0,6369 ) +1,9926 ( 0,3631 ) ]
RT
GE
=0,2312(1,4199)
RT
GE
=0,328
RT

Menghitung A
GE
=A
x1 x 2 RT
GE
=x 1 x 2 ( A 21 x 1+ A 12 x 2)
RT
Maka, A = A21 x 1 + A12 x 2
A = 1,0935(0,6369) + 1,9926 (0,3631)
A = 0,6964 + 0,7235
A = 1,4199

Kesimpulan :
 γ 1=1,18

 γ 2=2,031

 A12=1,9926

 A21=1,0935
GE
 =0,328
RT
 A = 1,4199

Example 2
Campuran dua senyawa A dan B memiliki azeotrop T= 301,4 K P=136,94 kPa dan XA = YA =
0,392. Tekanan uap pada suhu ini adalah PAsat =101,57 kPa dan PBsat =86,42 kPa untuk
mendeskripsikan kesesuian campuran ini, gunakan persamaan Margules.

= A12 X 1 + A 21 X 2
RT x 1 x2
Tentukan nilainumerik dari A12 dan A21 yang menggambbarkan campuran ini.
Penyelesaian
Diketahui:
XA = YA = 0,392
T = 301,4 K
P = 136,94 kPa
PAsat =101,57 kPa
PBsat =86,42 kPa
Ditanya:Nilai numerik dari A12 dan A21
Jawaban:
XB = YB
XB = 1- XA = 1- 0,392 = 0,608

 Menggunakan persamaan 12.1


yi P
γ i=
x 1 Psat
1

yA P
γ A=
x A Psat
A

( 0,392 ) ( 136,94 )
γ A=
( 0,392 )( 101,57 )
γ A =1,34823

yB P
γ B=
x B P sat
B

( 0,608 )( 136,94 )
γ B=
( 0,608 ) ( 86,42 )
γ B =1 ,58458

ln γ A =x 2B [ A 12+ 2 ( A 21−A 12 ) x A ]

ln 1,34823=( 0,608 )2 [ A 12+2 ( A21− A 12) 0,392 ]

0,29879=0,369664 [ A 12+ 0,784 A21−0,784 A 12]


0,80227=0,216 A 12−0,784 A 21 … … … … … … … .. (1 )

ln γ B =x 2A [ A 21+ 2 ( A 12−A 21 ) x B ]

ln 1,58458=( 0,392 )2 [ A21 +2 ( A 12− A21 ) 0,608 ]

0,46032=0,153664 [ A 21+1,216 A 12−1,216 A 21]


2,99563=1,216 A 12 −0,216 A 21 … … … … … … ….. ( 2 )
 Eliminasi pers.1 dan 2
1,216 A 12 −0,216 A21=2,99563 X 0,216

0,216 A12−0,784 A 21=0,80227 X 1,216

0,262656 A12−0,046656 A21=0,64705608


0,262656 A12 −0,95334 A 21=0 , 9895632

0,95334 A 21=−0 , 33580024


A21=−0 ,3703 … … … … … . ( 3 )

 Substitusikan pers.3 ke pers. 1


0,216 A12−0,784 (−0,3703 )=0,80227
0,216 A12 −0,2903=0,80227
0,216 A12=0,80227+ 0,2903
1,09857
A12=
0,216
A12=5,086

Example 3

An azeotrope consists of 42 mol percent acetone(1) ang 58 mol percent methanol (2) at
760..Hg and 313 K. At 313 K, vapour pressure of acetone and methanol are 786 mmHg and
551 mmHg respectively. Calculate the Van Laar constants.

Diketahui:

x 1=42 mol % Acetone=0,42

x 2=58 mol % Methanol=0,58

P=760 mmHg=101,325 kPa

T =313 K

P1sat =786 mmHg=104,791 kPa


P2sat =551 mmHg=73,461 kPa

Ditanya:

Konstanta Van Laar?

Penyelesaian:

 Komposisi Azeotrop  x 1= y 1 y 1=0,42

 Gunakan persamaan 12.1


yi P
γ 1=
x i Pisat

0,42× 101,325
γ 1=
0,42 ×104,791
γ 1=0,967

y2 P
γ 2=
x 2 P2sat

0,58 ×101,325
γ 2=
0,58 ×73,461
γ 2=1,379

 Masukkan data kedalam persamaan Van Laar


2
x lnγ
(
A=ln γ 1 1+ 2 2
x 1 ln γ 1 )
2
0,58 ×(ln 1,379)
A=ln 0,967 1+ ( 0,42 ×(ln 0,967) )
A=−5,015

2
x lnγ
(
B=ln γ 2 1+ 1 1
x 2 ln γ 2 )
2
0,42 ×(ln 0,967)
B=ln 1,379 1+ ( 0,58 ×(ln1,379) )
B=0,247
Example 4
Liquid A and B from an azeotrope countaining 46,1 mol prcent A at 101,3 kPa and 345 K the
vapor pressure of A is 84,8 kPa and of B 78,2 kPa. Calculate the Van Loar constanta.

Penyelesaian
Diketahui: P =101,3 kPa
P1sat = 84,8 kPa
P2sat =78,2 kPa
X1 = 46,1% = 0,461
X2 = 100%-46,1% = 53,9% = 0,539

Jawaban:
P 101,3
Untuk cairan A γ 1= = =1,194
Psat
1
84,8

P 101,3
Untuk cairan B γ 2= = =1,295
Psat
2
78,2

Subtitusi nilai niai kepersamaan Van Loar:


X 2 ln γ 2 2 0,539 . ln1,295 2
(
A=ln γ 1 1+ )
X 1 ln γ 1
=ln1,194 1+(0,461. ln1,194 ) =1,2955

X 1 ln γ 1 2 0,461. ln 1,194 2
(
B=ln γ 2 1+ )
X 2 ln γ 2
=ln1,295 1+ (
0,539 . ln 1,295 )
=0,6530

Example 5
The azeotrope of benzene (1) & cyclohexane (2) system has a composition of 53,2 mol%
benzene with a boiling point of 350,6 K at 101,3 kPa. At this temperature the vapour pressure
of benzene (1) & cyclohexane (2) is 100,59 kPa and 99,27 kPa respectively. Determine the
activity coefficient for the solution containing 10 mol% benzene.

Penyelesaian:
P= 101,3 kPa
Maka:
P 101,3
(Benzene) γ 1= sat
=
100,59
=1,007
P1

P 101,3
(Cyclohexane) γ 2= sat
=
99,27
=1,020
P2

 Masukkan data kedalam persamaan Van Laar


2
x lnγ
(
A=ln γ 1 1+ 2 2
x 1 ln γ 1 )
A=ln 1,007 ¿ ¿
A=0,084

2
x1 lnγ 1
B=ln γ 2 1+ ( x 2 ln γ 2 )
B=ln 1,020 ¿ ¿
B=0,0388

 Koefisien aktivitas 10% Benzene


A x 22
ln γ 1= 2
A
( x +x
B 1 2 )
ln γ 1=0,084 × ¿ ¿

ln γ 1=0,054

γ 1=1,062
B x 12
ln γ 2= 2
B
(x1+ x2
A )
ln γ 2=0,038 ¿ ¿

ln γ 2=1,478 ×10−3
γ 2=1,002

Anda mungkin juga menyukai