DISUSUN OLEH :
KELAS C
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
12.2 Model untuk Energi Gibss yang berlebih
Secara umum GE/RT adalah fungsi dari T, P dan komposisi, tapi untuk cairan pada
tekanan rendah adalah fungsi yang sangat lemah dari P. Jadi karena itu ketergantungan
tekanan aktivitas koefisien biasanya diabaikan. Jadi data pada konstanta T adalah:
Dikarenakan x2 = 1-xl, fraksi mol xl berguna sebagai variabel independen tunggal. Sebuah
persamaan yang setara dengan kelebihan sendiri diketahui sebagai ekspansi Redlich/Kister:
Dalam aplikasi, perbedaan perbedaan pemotongan dalam seri ini sesuai, dan dalam setiap
kasus spesifik persamaan untuk In y1 dan In y2 di dapatkan dari Eg (11.96).
Dimana A adalah konstanta pada suhu tertentu. Persamaan untuk In y1 dan In y2 adalah:
Sifat simetris dari hubungan ini terbukti. Nilai Infinite-Dilution dari aktrvitasi koefisien
adalah ln y∞1 = ln y∞2 = A
Jika C = ... = 0, Maka :
Dalam kasus ini GE/x1x2RT linear dalam x1. Jika kita menyatakan A+B=A21, dan A – B= A12,
maka persamaan Margules dapat dinyatakan sebagai:
Sebuah persamaan lain yang diketahui hasilnya saat ekspresi tembal balik (Reciprocal)
x1x2RT/GE ditampilkan sebagai fungsi linear x1 :
Saat parameter baru didefiniskan oleh persamaan, A' - B' = 1/A'21 dan A' - B' -1/A'12, sebuah
persamaan setara didapatkan :
atau
Hal diatas diketahui sebagai persamaan van Laar. Saat xl — 0, Ketika xl = 0, ln y∞1 = A'12 ;
Ketika x2 = 0, ln y∞2 = A'21
Ekspansi Redlich/Kister, persamaan Margules, dan persamaan van Laar adalah kasus
spesial dengan penanganan umum yang di dasarkan fungsi rasional, cth dalam persamaan
untuk GE/x1x2RT diberikan ratio polinominal, Hal ini memberikan flexibilitas dalam data
VLE untuk sistem biner. Tapi, mereka memiliki dasar teoritis scant, dan oleh karena itu gagal
untuk menggunakan basis rasional untuk ekstensi sistem multikomponen. Terlebih lagi,
mereka tidak menggunakan ketergantungan temperatur eksplisit untuk parameternya,
walaupun ini dapat diberikan dalam basis ad hoc.
Model Komposisi-Lokal
Perkembangan teoritis dalam termodinamika molekuler dalam perilaku larutan-cair
biasanya didasarkan konsep dari komposisi lokal. Konsen yang di kenalkan oleh G.M.
Wilson dalam 1964 dengan publikasi dari model perilaku larutan yang diketahui sebagai
Persamaan Wilson. Suksesnya persamaan ini dalam korelasi data VLE memicu
perkembangan model komposisi lokal, seperti persamaan NRTL dan Persamaan UNIOUAC
serta Prausnitz. Sebuah perkembangan yang lebih jauh didasarkan oleh persamaan UNIOAC,
adalah metode UNIFAO, yang didalamnya aktivitas koefisien dikalkulasikan dalam
kontribusi berbagai kelompok yang membentuk larutan molekul. Persamaan Wilson, seperti
persamaan Margules dan van Laar, berisi 2 parameter sistem biner (A12 dan A21) dituliskan :
Perlu diingat A12 dan A21 harus selalu dalam nilai positif.
Persamaan NRTL, berisi tiga parameter dalam sistem biner adalah
dimana a, b12, dan b21. Parameter spesifik terhadap suatu pasangan spesies, tidak
bergantungdari komposisi dan temperatur. Nilai pengenceran tanpa batas dari aktivitas
koefisien didapatkan oleh persamaan :
Dimana Aij = 1 untuk i = j , dll . Semua mangacu pada spesies yang sama, dan
penjumlahan untuk semua spesies. Untuk setiap pasangan i j terdapat dua parameter
dikarenakan Ai j ≠ Aj i . Untuk sistem terner tiga pasangan i j diasosiasikan dengan parameter
A12 ; A21 ; A13 ; A31 ; dan A21, A32.
Parameter ketergantungan temperatur didapatkan dari
Dimana Vj dan Vi adalah volume molar pada temperatur T cairan murni j dan i, dan
a:j adalah konstan tidak bergantung dari komposisi maupun temperatur. Jadi persamaan
wilson, seperti model komposisi lokal lainnya digunakan dalam perkiraan yang bergantung
pada temperatur untuk parameternya. Terlebih lagi, semua parameter ditemukan dari data
untuk sistem biner (Berbeda dengan sistem multi komponen). Ini membuat penentuan
parameter untuk model komposisi-lokal menjadi tidak terlalu sulit,
Example-1
A mixture of two compunds, 2-propanol(1) and water (2), calculate excess Gibbs energy
GE
at x1-0,6369 and fit one parameter Margues equation. Data provided =A
x1 x 2 RT
T = 30°C & P = 66,9 mmHg
Psat1 = 60,7 mmHg
Psat2 = 32,1 mmHg
y1 = 0,6462
y2 = 0,6369
Also fit the two-parameter Margules equation (Determine the numerical values of A12
and A21 which describe this mixture)
PENYELESAIAN
1 ln (2,031) 2 ln ( 1,18)
(
A21= 2− )
0,6369 0,6369
+
0,3631
0,7084 2(0,1117)
A21=( 2−1,5701 ) +
0,6369 0,3631
0,2234
A21=( 0,4299 )( 1,1123)+
0,3631
A21=0,4782+0,6153
A21=1,0935
1 ln γ 1 2 ln (γ 2 )
(
A12= 2−
)
x2 x2
+
x1
1 ln (1,18) 2 ln (2,031)
(
A12= 2− )
0,3631 0,3631
+
0,6369
0,1117 2(0,7084)
A12=( 2−2,7641 ) +
0,3631 0,6369
1,4168
A12=(−0,7451) ( 0,3076)+
0,6369
A12=−0,2319+ 2,2245
A12=1,9926
Menghitung A
GE
=A
x1 x 2 RT
GE
=x 1 x 2 ( A 21 x 1+ A 12 x 2)
RT
Maka, A = A21 x 1 + A12 x 2
A = 1,0935(0,6369) + 1,9926 (0,3631)
A = 0,6964 + 0,7235
A = 1,4199
Kesimpulan :
γ 1=1,18
γ 2=2,031
A12=1,9926
A21=1,0935
GE
=0,328
RT
A = 1,4199
Example 2
Campuran dua senyawa A dan B memiliki azeotrop T= 301,4 K P=136,94 kPa dan XA = YA =
0,392. Tekanan uap pada suhu ini adalah PAsat =101,57 kPa dan PBsat =86,42 kPa untuk
mendeskripsikan kesesuian campuran ini, gunakan persamaan Margules.
Gϵ
= A12 X 1 + A 21 X 2
RT x 1 x2
Tentukan nilainumerik dari A12 dan A21 yang menggambbarkan campuran ini.
Penyelesaian
Diketahui:
XA = YA = 0,392
T = 301,4 K
P = 136,94 kPa
PAsat =101,57 kPa
PBsat =86,42 kPa
Ditanya:Nilai numerik dari A12 dan A21
Jawaban:
XB = YB
XB = 1- XA = 1- 0,392 = 0,608
yA P
γ A=
x A Psat
A
( 0,392 ) ( 136,94 )
γ A=
( 0,392 )( 101,57 )
γ A =1,34823
yB P
γ B=
x B P sat
B
( 0,608 )( 136,94 )
γ B=
( 0,608 ) ( 86,42 )
γ B =1 ,58458
ln γ A =x 2B [ A 12+ 2 ( A 21−A 12 ) x A ]
ln γ B =x 2A [ A 21+ 2 ( A 12−A 21 ) x B ]
Example 3
An azeotrope consists of 42 mol percent acetone(1) ang 58 mol percent methanol (2) at
760..Hg and 313 K. At 313 K, vapour pressure of acetone and methanol are 786 mmHg and
551 mmHg respectively. Calculate the Van Laar constants.
Diketahui:
T =313 K
Ditanya:
Penyelesaian:
0,42× 101,325
γ 1=
0,42 ×104,791
γ 1=0,967
y2 P
γ 2=
x 2 P2sat
0,58 ×101,325
γ 2=
0,58 ×73,461
γ 2=1,379
2
x lnγ
(
B=ln γ 2 1+ 1 1
x 2 ln γ 2 )
2
0,42 ×(ln 0,967)
B=ln 1,379 1+ ( 0,58 ×(ln1,379) )
B=0,247
Example 4
Liquid A and B from an azeotrope countaining 46,1 mol prcent A at 101,3 kPa and 345 K the
vapor pressure of A is 84,8 kPa and of B 78,2 kPa. Calculate the Van Loar constanta.
Penyelesaian
Diketahui: P =101,3 kPa
P1sat = 84,8 kPa
P2sat =78,2 kPa
X1 = 46,1% = 0,461
X2 = 100%-46,1% = 53,9% = 0,539
Jawaban:
P 101,3
Untuk cairan A γ 1= = =1,194
Psat
1
84,8
P 101,3
Untuk cairan B γ 2= = =1,295
Psat
2
78,2
X 1 ln γ 1 2 0,461. ln 1,194 2
(
B=ln γ 2 1+ )
X 2 ln γ 2
=ln1,295 1+ (
0,539 . ln 1,295 )
=0,6530
Example 5
The azeotrope of benzene (1) & cyclohexane (2) system has a composition of 53,2 mol%
benzene with a boiling point of 350,6 K at 101,3 kPa. At this temperature the vapour pressure
of benzene (1) & cyclohexane (2) is 100,59 kPa and 99,27 kPa respectively. Determine the
activity coefficient for the solution containing 10 mol% benzene.
Penyelesaian:
P= 101,3 kPa
Maka:
P 101,3
(Benzene) γ 1= sat
=
100,59
=1,007
P1
P 101,3
(Cyclohexane) γ 2= sat
=
99,27
=1,020
P2
2
x1 lnγ 1
B=ln γ 2 1+ ( x 2 ln γ 2 )
B=ln 1,020 ¿ ¿
B=0,0388
ln γ 1=0,054
γ 1=1,062
B x 12
ln γ 2= 2
B
(x1+ x2
A )
ln γ 2=0,038 ¿ ¿
ln γ 2=1,478 ×10−3
γ 2=1,002