SURYANI (2016090126)
Oleh:
Suryani (2016090126)
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Universitas Pamulang
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………........ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….iv
BAB 1 Pendahuluan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan rancangan pabrik pembuatan Karbon Disulfida dari arang kayu
(charcoal) dan belerang ini adalah untuk mengaplikasikan disiplin ilmu teknik
kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi
teknik kimia, utilitas, dan bagian ilmu teknik kimia lainnya serta untuk
mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga akan
memberikan gambaran kelayakan pra-rancangan pabrik pembuatan Karbon
Disulfida dari arang kayu (charcoal) dan belerang.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
1. Metana
Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak
berwarna darn tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja dibuat demi
alasan keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran seperti metanathiol
atau etanathiol. Metana mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada
tekanan 1 atmosfer. Sebagai gas, metana hanya mudah terbakar bila
konsentrasinya mencapai 5-15% di udara. Metana yang berbentuk cair tidak
akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer). (Wikipedia)
2
3
2. Belerang (Sulfur)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang
tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya,
adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia
adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk
mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Sulfur adalah bahan kimia
mineral yang paling penting dan unsur yang paling banyak disebarluaskan.
Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa.
Sulfur alam dalam keadaan bebas diperoleh dari gunung berapi dan ada pula
yang tertimbun di dalam tanah. Sulfur dalam bentuk senyawa tersebar luas
dalam bumi sebagai sulfit dan sulfat. Sulfur dalam bentuk gas dapat ditemui
pada proses peleburan bijih logam dan industri kimia. Sulfur memiliki sifat
relatif inert, tatapi pada 247 0C sulfur terbakar menjadi SO2 atau SO3 dan gas
ini bisa digunakan langsung atau dikonversikan menjadi asam sulfat, ini
merupakan penggunaan sulfur yang murah. Sulfur banyak sekali
kegunaannya misalnya pada industri pupuk, pengilangn minyak, bahan kimia,
rayon dan film, cat dan pigmen, produk batu bara, besi dan baja, peleburan
logam yang lain, bahan peledak, tekstil dan lain- lain. Produksi sulfur dunia
sekitar 4 juta ton per tahun, dengan Amerika sebagai produsen terbesar yaitu
sebanyak 92% dan sisanya berasal dari Itali, Jepang, Chil, Perancis, Meksiko,
Spanyol dan Belanda. (Battey, 1981; Bateman, 1950)
3. Karbon Disulfida
Karbon disulfida pertama kali di temukan oleh W.A Lampudius pada
tahun 1796, dengan mereaksikan batu bara dan pirit pada suhu tinggi. Pada
tahun 1802, Clement dan Desames menemukan proses pembuatan karbon
disulfida dengan mereaksikan belerang dan arang kayu. Karbon disulfida
merupakan cairan tidak berwarna namun bila terkena matahari berubah
menjadi kekuning- kuningan, tidak berbau mudah menyala dan volatil, larut
4
dalam benzen, alkohol dan eter, sangat sedikit terlarut dalam air sekitar
0,014%. Perubahan terjadi pada suhu 100°C, titik beku -111,6°C , titik cair
+108,6°C, titik didih 46,25°C, temperatur kritis 273°C dan tekanan kritis 75
atm. Berat molekul 76,14. Proses pembuatan karbon disulfida ada bermacam-
macam, misalnya: Proses belerang–arang kayu, proses belerang–hidrokarbon,
proses lama dan beberapa proses yang baru pada skala laboratorium, namun
yang sudah dikembangkan secara komersial hanya Proses belerang–arang
kayu dan belerang–hidrokarbon. (Kirk and Othmer, 1995)
2.2 Pemilihan Proses
Pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan proses hidrokarbon
menggunakan bahan baku belerang dan methana, ethana, propylena sebagai
sumber karbonnya. Suhu operasi reaktor 7000C dibantu katalis activated
alumia dengan Khromium oxida dan konversi pembentukan karbon disulfida
90%. Proses belerang Hidrokarbon dewasa ini lebih banyak dipilih, dengan
proses reaksi sebagai berikut :
CH4 + 4S CS2 + 2 H2S
Indonesia pada saat ini mempunyai pertimbangan dalam pembuatan
karbon disulfida dengan menggunakan proses arang kayu dan belerang perlu
mendapat perhatian lebih,karena reaksi antara arang kayu dan belerang dapat
ditulis :
C (P) + 2 S(P) CS(g)
Dengan menggunakan reaktor kolom terfluidasi, diperoleh konversi S
menjadi CS2 sebasar 75 % dengan waktu tinggal 0,5 – 10 detik. Namun selain
kedua reaksi tersebut masih ada proses :
2 CO + 2 S 2 COS CS2 + CO2
C + 2 H2S CS2 + 2 H2
5
2012 15.295.383
2011 14.595.896
2010 13.896.409
2009 13.196.922
2008 12.497.435
2007 12.115.066
2006 11.911.910
2005 10.320.027
2004 10.314.072
2.4.2 Belerang
a. Berwarna kuning
b. Pada suhu kamar spesifik grafity 1,9 – 2,1
c. Pada 1 atm titik lebur 110,2 – 119,25°C
d. Pada 1 atm titik didih 444,6°C
e. Pada 1 atm temperatur nyala 248°C
f. Tidak larut dalam air dan asam
g. Larut dalam karbon disulfida
h. Tidak menghantar panas dan listrik
i. Pada temperatur 0 - 70°C
(Perrys,1992)
7
8
3.2 Diagram Alir
Belerang
Catalys Cymber
Metana
Melter
550-700oC
Furnance
533oC Vaporaizer
Reaktor
Kondenser +Diethanolamine
Parsial 1 Absorber
Kondenser Parsial 2
Regenerator
CS2
DAFTAR PUSTAKA
Carlisle M. Thacker and Highland Park “Carbon Disulfide Proces”. By patented
7 Oct 1947.
Kirk and Othmer, 1995.
Lisbet Artaty Sianipar “Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan
Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun” Universitas Sumatra Utara 2010.
Wikipedia” Metana”.