Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI


METANA DAN BELERANG KAPASITAS 30.000 TON
PERTAHUN

SITI NURHASANAH (2016090018)

SUCI HARYANTI (2016090097)

SURYANI (2016090126)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
PAMULANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PRARANCANGAN PABRIK KARBON DISULFIDA DARI


METANA DAN BELERANG KAPASITAS 30.000 TON
PERTAHUN

Oleh:

Siti Nurhasanah (2016090018)

Suci Haryanti (2016090097)

Suryani (2016090126)

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing II

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Universitas Pamulang

(Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd)


KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapkan Rasa syukur kepada ALLAH SWT atas segala
rahmat dan Hidayah-NYA yang telah di berikan kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Karbon Disulfrida dari
Mtana dan Belerang kapasitas 30.000 Ton Pertahun. Saya dapat menyusunnya
dengan seoptimal mungkin, namun saya menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir
ini jauh dari sempurna baik dari segi isi, penulisan, maupun penyajiannya. Saya
berharap Proposal yang sudah saya buat ini dapat membuat para pembaca
mengembangkan pemikiran logis, kritis dan kreatif.

Proposal ini disusun berdasarkan pedoman Tugas Akhir dan informasi


yang saya dapat secara langsung dari kepala program studi teknik kimia. Proposal
ini disusun bertujuan untuk memberitahukan judul tugas akhir guna memenuhi
syarat gelar sarjana teknik.

Saya sebagai mahasiswa tugas akhir menyadari bahwa dalam proses


penulisan dan penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
dan cara penulisannya. Namun, saya berupaya semaksimal mungkin dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki, sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik. Oleh karena itu, kami sebagai
Mahasiswa Tugas Akhir mohon maaf apabila cara penulisan, dan penyusunan
kami banyak kekuranganya.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………........ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….iv
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang …………………………………………………….1


1.2 Rumusan masalah ………………….....…………………………...1
1.3 Tujuan ……………………………………………….…………….1

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Teori umum …………………………………………………….....2


2.2 Pemilihan Proses………………………………………..…………5

2.3 Penentuan Kapasitas ………………………………………………6

2.4 Spesifikasi Bahan …………………………………………………6

2.5 Kegunaan Produk …………………………………………………6

2.6 Pemilihan Lokasi …………………………………………………6

BAB 3 Metode Perancangan

3.1 Deskripsi proses………………………………………...…………7


3.2 Diagram Alir ……………………………………..……………….8
Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia hingga saat ini masih memiliki hutan alami yang cukup
luas. Selama ini pemanfaatan hasil yang berupa kayu terutama dipakai untuk
bahan bakar, bahan untuk pembuatan alat-alat rumah tangga dan untuk bahan
konstruksi. Untuk dunia industri, konsumen utama kayu adalah industri kayu
lapis dan pulp. Selain kedua industri tersebut bahan dari kayu ini memilki
potensi sebagai industri yang berbasis kayu walaupun tidak secara langsung,
yaitu Pabrik Karbon Disulfida dari Belerang dan Arang Kayu (Charcoal).
Karbon disulfida merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam jumlah
yang besar terutama untuk industri rayon, karet, carbon tetra chlorida,
Flotation Agent untuk karet dan bahan intektisida. (Kirk and Othmer, 1995).

1.2 Rumusan Masalah


Sehubungan dengan meningkatnya produksi karbon disulfida, maka
diperlukan suatu pembangunan pabrik karbon disulfida dari arang kayu
(charcoal) dan belerang yang efisien, ekonomis dan ramah lingkungan. Tugas
akhir ini memaparkan bagaimana Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Karbon
Disulfida yang berdasarkan aspek ekonomi dan teknik.

1.3 Tujuan
Tujuan rancangan pabrik pembuatan Karbon Disulfida dari arang kayu
(charcoal) dan belerang ini adalah untuk mengaplikasikan disiplin ilmu teknik
kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi
teknik kimia, utilitas, dan bagian ilmu teknik kimia lainnya serta untuk
mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga akan
memberikan gambaran kelayakan pra-rancangan pabrik pembuatan Karbon
Disulfida dari arang kayu (charcoal) dan belerang.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
1. Metana

Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas


dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan
untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk
mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. Sebagai komponen utama gas
alam, metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu molekul
metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida)
dan dua molekul H2O (air):

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Metana adalah salah satu gas rumah kaca. Konsentrasi metana di


atmosfer pada tahun 1998, dinyatakan dalam fraksi mol, adalah 1.745
nmol/mol (bagian per miliar), naik dari 700 nmol/mol pada tahun 1750. Pada
tahun 2008, kandungan gas metana di atmosfer sudah meningkat kembali
menjadi 1.800 nmol/mol.

Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang


ekuivalen. Struktur elektroniknya dapat dijelaskan dengan 4 ikatan orbital
molekul yang dihasilkan dari orbital valensi C dan H yang saling melengkapi.
Energi orbital molekul yang kecil dihasilkan dari orbital 2s pada atom karbon
yang saling berpasangan dengan orbital 1s dari 4 atom hidrogen.

Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak
berwarna darn tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja dibuat demi
alasan keamanan) dihasilkan dari penambahan odoran seperti metanathiol
atau etanathiol. Metana mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada
tekanan 1 atmosfer. Sebagai gas, metana hanya mudah terbakar bila
konsentrasinya mencapai 5-15% di udara. Metana yang berbentuk cair tidak
akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer). (Wikipedia)

2
3

2. Belerang (Sulfur)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang
tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya,
adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia
adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk
mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Sulfur adalah bahan kimia
mineral yang paling penting dan unsur yang paling banyak disebarluaskan.
Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa.
Sulfur alam dalam keadaan bebas diperoleh dari gunung berapi dan ada pula
yang tertimbun di dalam tanah. Sulfur dalam bentuk senyawa tersebar luas
dalam bumi sebagai sulfit dan sulfat. Sulfur dalam bentuk gas dapat ditemui
pada proses peleburan bijih logam dan industri kimia. Sulfur memiliki sifat
relatif inert, tatapi pada 247 0C sulfur terbakar menjadi SO2 atau SO3 dan gas
ini bisa digunakan langsung atau dikonversikan menjadi asam sulfat, ini
merupakan penggunaan sulfur yang murah. Sulfur banyak sekali
kegunaannya misalnya pada industri pupuk, pengilangn minyak, bahan kimia,
rayon dan film, cat dan pigmen, produk batu bara, besi dan baja, peleburan
logam yang lain, bahan peledak, tekstil dan lain- lain. Produksi sulfur dunia
sekitar 4 juta ton per tahun, dengan Amerika sebagai produsen terbesar yaitu
sebanyak 92% dan sisanya berasal dari Itali, Jepang, Chil, Perancis, Meksiko,
Spanyol dan Belanda. (Battey, 1981; Bateman, 1950)

3. Karbon Disulfida
Karbon disulfida pertama kali di temukan oleh W.A Lampudius pada
tahun 1796, dengan mereaksikan batu bara dan pirit pada suhu tinggi. Pada
tahun 1802, Clement dan Desames menemukan proses pembuatan karbon
disulfida dengan mereaksikan belerang dan arang kayu. Karbon disulfida
merupakan cairan tidak berwarna namun bila terkena matahari berubah
menjadi kekuning- kuningan, tidak berbau mudah menyala dan volatil, larut
4
dalam benzen, alkohol dan eter, sangat sedikit terlarut dalam air sekitar
0,014%. Perubahan terjadi pada suhu 100°C, titik beku -111,6°C , titik cair
+108,6°C, titik didih 46,25°C, temperatur kritis 273°C dan tekanan kritis 75
atm. Berat molekul 76,14. Proses pembuatan karbon disulfida ada bermacam-
macam, misalnya: Proses belerang–arang kayu, proses belerang–hidrokarbon,
proses lama dan beberapa proses yang baru pada skala laboratorium, namun
yang sudah dikembangkan secara komersial hanya Proses belerang–arang
kayu dan belerang–hidrokarbon. (Kirk and Othmer, 1995)
2.2 Pemilihan Proses
Pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan proses hidrokarbon
menggunakan bahan baku belerang dan methana, ethana, propylena sebagai
sumber karbonnya. Suhu operasi reaktor 7000C dibantu katalis activated
alumia dengan Khromium oxida dan konversi pembentukan karbon disulfida
90%. Proses belerang Hidrokarbon dewasa ini lebih banyak dipilih, dengan
proses reaksi sebagai berikut :
CH4 + 4S CS2 + 2 H2S
Indonesia pada saat ini mempunyai pertimbangan dalam pembuatan
karbon disulfida dengan menggunakan proses arang kayu dan belerang perlu
mendapat perhatian lebih,karena reaksi antara arang kayu dan belerang dapat
ditulis :
C (P) + 2 S(P) CS(g)
Dengan menggunakan reaktor kolom terfluidasi, diperoleh konversi S
menjadi CS2 sebasar 75 % dengan waktu tinggal 0,5 – 10 detik. Namun selain
kedua reaksi tersebut masih ada proses :
2 CO + 2 S 2 COS CS2 + CO2
C + 2 H2S CS2 + 2 H2
5

2.3 Penentuan Kapasitas

Tabel 1.1 Data produksi karbon disulfida


Tahun Berat ( Kg)

2012 15.295.383

2011 14.595.896

2010 13.896.409

2009 13.196.922

2008 12.497.435

2007 12.115.066

2006 11.911.910

2005 10.320.027

2004 10.314.072

(Sumber: Balai Pusat Statistik Indonesia, 2008)


Pendirian pabrik karbon disulfida dari metana dan belerang ini
direncanakan didirikan untuk memenuhi kebutuhan karbon disulfida nasional
pada tahun 2023, yaitu 30.000 ton/tahun.

2.4 Spsifikasi Bahan


2.4.1 Metana
a. Rumus kimia CH4
b. Massa molar 16,04 gmol-1
c. Penampilan gas tidak berwarna
d. Bau tidak berbau
e. Densitas 655,6 µgcm-3
f. Titik lebur −187,2 °C; −304,9 °F; 86,0 K
g. Titik didih −162 °C; −260 °F; 111 K
h. Kelarutan dalam air 35 mg dm−3 (at 17 °C)
i. Log P 1.09
(Wikipedia)
6

2.4.2 Belerang
a. Berwarna kuning
b. Pada suhu kamar spesifik grafity 1,9 – 2,1
c. Pada 1 atm titik lebur 110,2 – 119,25°C
d. Pada 1 atm titik didih 444,6°C
e. Pada 1 atm temperatur nyala 248°C
f. Tidak larut dalam air dan asam
g. Larut dalam karbon disulfida
h. Tidak menghantar panas dan listrik
i. Pada temperatur 0 - 70°C
(Perrys,1992)

2.4.3 Karbon disulfida


a. Suatu cairan yang tidak berwarna namun bila terkena matahari berubah
menjadi kekuning- kuningan
b. Tidak berbau
c. Larut dalam benzene, dan alkohol
d. Titik beku -111,60C
e. Titik cair 108,60C
f. Titik didih 46,250C
g. Temperature kritis 2730C
h. Tekanan kritis 75 atm
i. Berat molekul 76,14 gr/mol
(Perrys,1992)

2.5 Kegunaan Produk


Karbon disulfida merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam
jumlah yang besar terutama untuk industri rayon, karet, carbon tetra
chlorida, Flotation Agent untuk karet dan bahan intektisida. (Kirk and
Othmer, 1995).

2.6 Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi berada di Sumatra Utara Karena dekat dengan bahan
baku dan jauh dari padat penduduk.
BAB 3
METODE PERANCANGAN
3.1 Deskripsi Proses
Karbon disulfida CS2 dihasilkan dari reaksi metana dengan belerang
dengan multibed catalitic interstage cooling reaktor pada kondisi non-
isothermal non-adiabatik dengan suhu 550-700oC dan tekanan 5 atm. Belerang
dicairkan dalam melter kemudian diuapkan dalam vaporizer. Metana yang
sebelumnya dipanaskan dalam furnace pada suhu 533oC kemudian dicampur
dalam uap belerang sebelum masuk reaktor. Produk gas dari reaktor masuk
kondenser parsial 1 untuk memisahkan belerang yang terkondensasi yang
kemudian di recycle sebagai umpan reaktor. Selanjutnya gas yang tidak
terkondensasi dialirkan ke kondenser parsial 2 untuk mendapat produk CS2
sebagai hasil bawah. Selanjutnya hasil atas kondenser parsial 2 diumpankan ke
absorber untuk memisahkan CH4 dan C2H6 dengan H2S menggunakan
diethanolamine. Kemudian hasil bawah absorber yaitu diethanolamine dan H2S
dialirkan ke regenerator untuk diregenerasi. Unit pendukung proses pabrik
meliputi unit kebutuhan air, steam, udara tekan, tenaga listrik dan bahan bakar.

7
8
3.2 Diagram Alir

Belerang
Catalys Cymber
Metana

Melter

550-700oC

Furnance

533oC Vaporaizer

Reaktor

Kondenser +Diethanolamine
Parsial 1 Absorber

Kondenser Parsial 2

Regenerator

CS2
DAFTAR PUSTAKA
Carlisle M. Thacker and Highland Park “Carbon Disulfide Proces”. By patented
7 Oct 1947.
Kirk and Othmer, 1995.

Lisbet Artaty Sianipar “Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan
Belerang Kapasitas 16.000 Ton/Tahun” Universitas Sumatra Utara 2010.

Perry’s H Robert Chemical Engineering Handbook. Seventh Edition 1992.

Wikipedia” Metana”.

Anda mungkin juga menyukai