Disusun Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan
sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah Penjelasan dan Cara Menangani Limbah Gas.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.
Penyusun
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
2.3. Limbah Kimia Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dalam Pencemaran Udara 25
3.2. Saran................................................................................................................. 49
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Jika batu bara dilakukan piroliss dan distilasi, maka diperoleh bahan
bakar padat, cair, dan gas. Pirolisis digunakan untuk mengambil
produk cairan dan gas.
Arang kayu (Charcoal) dibuat dari hasil pembakaran kayu pada suhu
tinggi tanpa adanya udara. Kokas (Coke) dibuat dari batu bara
bituminious pada suhu tinggi tanpa udara menjadi kokas (Coke).
3
C + O2 CO2 (Eksotermik)
C + H2O CO + H2 (Endotermik)
Uap
Satu (1) bagian dari gas CO dalam 800 bagian udara akan
menyebabkan kematian seseorang dalam waktu 30 menit. Mobil yang
dijalankan mesinnya dalam garasi tertutup selama 5 -10 menit maka
seorang akan pingsan.
Dari distilasi fraksional batu bara diperoleh produk yang terdiri atas :
Anthracene oil.
2.1.6 Batu Bara untuk Pusat Listrik Tenaga Uap dan Limbah Padat
Kelebihan udara =
9
C + O2 CO2
2H2 + O2 2H2O
Q = H
Keterangan :
Keuntungan Pirolisis
Kerugian Pirolisis
Sistem ini yaitu dengan menyiapkan lahan yang di lapisi oleh beberapa
lapisan media, kemudian menebar limbah padat pada lapisan di atas
lahan. Pada sitem ini, limbah padat senyawa organik di konversi
menjadi gas metana dan pupuk kompos.
Bakteri metan
Rasio antara gas metan dengan gas CO2 yaitu 45% dibanding 60%.
Mula-mula sistem landfill dilakukan terhadap limbah padat non B3
jika di perlakukan lain sudah tidak dapat di lakukan untuk mengolah
limbah padat non B3 menjadi produk baru.
Desain landfill
16
Operasi landfill
o Laju reaksi
o Biodegradasi lambat
o Non biodegradasi
Monitoring lingkungan
Bahan bakar fosil gas alam yang terdiri atas metana dan etana
mempunyai panas pembakaran tinggi jika dibandingkan dengan bahan
bakar batubara. Perpindahan panas terjadi tiga mekanisme perpindahan
panas yaitu :
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Jika karbon dari batu bara di bakar dengan sejumlah udara maka akan
terjadi dua kemungkinan, yaitu reaksi pembakaran sempurna dan
reaksi pembakaran tak sempurna sehingga terbentuk senyawa gas CO.
2C + 02 2C0
Jika reaksi pembakaran karbon pada bahan bakar padat batu bara
dengan oksigen berlebihan, maka akan terjadi reaksi pembakaran
sempurna menurut reaksi sebagai berikut :
20
2C + 2O2 2CO2
Pada pembakaran gas alam yang terdiri atas CH4, C2H6, C3H8 dengan
oksigen dari udara secara berlebihan , maka akan terjadireaksi menurut
persamaan reaksi sebagai berikut :
Suhu nyala bahan bakar padat di pengaruhi oleh ukuran bahan bakar
padat, laju alir udara dan kecepatan pemanasan. Kombinasi ketiga
komponen bahan bakar, oksigen dan sumber nyala harus ada untuk
dimulainya kebakaran.
PV = nRT
Dengan
P= tekanan atm
Reaksi
rantai
oksigen Bahan
bakar
Sumber
panas
Bahan bakar terdiri atas senyawa hidrokarbon baik berwujud cair, atau
gas misalkan yang terdiri atas unsur karbon dan hidrogen serta jumlah
atom karbon dalam senyawa hidrokarbon menentukan karakteristik
pembakaran. Gas metana sangat mudah terbakar jika di bandingkan
dengan khlorometana.
23
Zat padat yang mudah terbakar adalah zat padat yang dapat
menyebabkan kebakaran melalui :
Friksi
Absorpsi campuran
2.3. Limbah Kimia Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dalam Pencemaran
Udara
Pada awal revolusi industri, dampak negatif dari kegiatan industri seperti
limbah gas, limbah padat dan limbah cair belum dirasakan terhadap degradasi
lingkungan. Namun setelah berabad-abad penggunaan teknologi modern dengan
menggunakan bahan bakar fosil untuk memproses bahan baku menjadi produk
barang dan jasa pelayanan, dampak negatif terhadap degradasi lingkunagn sangat
terasa dan merupakan ancaman bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat serta
perlindunhgan lingkungan (Safety, Health and Environmenral Protection).
Penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara yang
mengandung bahan pencemar berbahaya dapat menimbulkan pencemaran udara
padahal udara sangat bermanfaat bagi pernapasan umat manusia. Oleh sebab
itulah diperlukan adanya persepsi sumber pencemar limbah gas di udara. Pada
Gambar 2.3 ditunjukan bahwa terdapat 3 fenomena, yaitu:
Bahwa setiap pencemar senyawa kimia berbahaya dan beracun dari udara
masuk kedalam air yang didistribusikan ke semua arah kaeran aliran air.
Bahwa senyawa kimia berbahaya dan beracun seperti CO, CO2, NO, SO,
Pb, Hg dari kegiatan dunia industri akan bergerak ke segala arah sesuai
dengan arah gerakan angin.
Bahwa lahan dan tanah yang tercemar oleh senyawa kimia bahan
berbahaya dan beracun mudah menguap akan terbang ke udara atau
mengalir ke sumber air.
Senyawa toksik dari hasil pembakaran batu bara dalam udara terdiri atas :
Logam fase pertikurat seperti antimony, arsen , Be, Cd, Cr, Co, Pb, Mn,
dan Ni
N2 + 3H2 2NH3
Gs = Gf + Gv
Gs = - R.T.In Ps
Gv = - R.T.In Pf
28
Batasan batasan
Sumber Pencemar
Udara Ambien
29
Emisi
o Industry pangan
o Industry farmasi
o Respirasi dan
Gas alam
Energy baru
o Energy surya
o Energy angin
o Energy geothermal
tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat
dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan udara tersebut telah menurun. Di Amerika
Serikat, industri memberikan bagian yang relatif kecil pada pencemaran
atmosferik jika dibandingkan dengan pengangkutan. Namun, karena kegiatan
industri merupakan aktivitas yang mudah diamati dan merupakan golongan
sumber pencemaran titik (point source of pollution), masyarakat pada umumnya
lebih menganggap industri sebagai sumber utama polutan yang menyebabkan
udara tercemar. Belum lagi dengan limbah padat dan limbah cair industri
yang semakin memperparah imagenegatif industri di masyarakat.
Hidrokarbon (HC)
Partikulat
CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
Hujan asam,
CH4 (metana).
pembakaran sampah
Pada waktu proses pengolahan, gas juga timbul sebagai akibat reaksi
kimia maupun fisika. Sebagian besar gas maupun partikel terjadi
pada ruang pembakaran, sebagai sisa yang tidak dapat dihindarkan
dan karenanya harus dilepaskan melalui cerobong asap. Banyak jenis
gas dan partikel gas lepas dari pabrik melalui cerobong
asapataupun penangkap debu harus ditekan sekecil mungkin
dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan. Pada umumnya
limbah gas dari pabrik bersumber dari penggunaan bahan baku,
proses, dan hasil serta sisa pembakaran. Pada saat pengolahan
pendahuluan, limbah gas maupun partikel timbul karena perlakuan
bahan-bahan sebelum diproses lanjut. Limbah yang terjadi
disebabkan berbagai hal antara lain; karena reaksi kimia,
kebocoran gas, hancuran bahan- bahan dan lain-lai
43
industri semen
industri pupuk
industri kertas
industri pertambangan
Jenis gas yang bersifat racun antara lain SO 2, CO, NO, timah hitam,
amoniak, asam sulfida dan hidrokarbon. Pencemaran yang terjadi
dalam udara dapat merupakan reaksi antara dua atau lebih zat
pencemar. Misalnya reaksi fotokimia, yaitu reaksi yang terjadi
karena bantuan sinar ultra violet dari sinar matahari. Kemudian reaksi
oksidasi gas dengan partikel logam dengan udara sebagai katalistor
konsentrasi bahan pencemar dalam udara dipengaruhi berbagai faktor
antara lain :
sifat bahan
topografi
45
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada
pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan
materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk
menghilangkan materi partikulat.
Filter Udara
Pengendap Siklon
Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors.
Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan
udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang
berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air
turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat
juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan
menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut
menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
47
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Limbah gas sangat berbahaya jika dikeluarkan terlalu berlebihan, baik untuk
kesehatan pada manusia, maupun untuk lingkungan sekitar kita. Maka dari itu,
kita sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran harus mencintai pada
lingkungan kita sendiri dengan menjaga dan melestarikannya.
3.2. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang
adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits al insanu minal khotto wannisa, dan
kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
atas guru pembimbing mata kuliah Teknik Pengantar Ilmu Lingkungan. Yang
telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk
negara dan bangsa.
50
DAFTAR PUSTAKA
httpikk357.weblog.esaunggul.ac.idwp-contentuploadssites313201212LIMBAH-
GAS.pdf
http://johan-mustopa.blogspot.co.id/2014/05/makalah-penanganan-limbah-
gas_1626.html