DOSEN PEMBIMBING :
……………..
…………………….
OLEH :
MAHRITA WULANDARI
NOOR OCTA MAQHRENA
RATIH FEBRIANTI
SALSABILA AQILA PUTRI
SERINA AMKA PUTRI
SITI BULKIYAH
TIORIS E. TAMPUBOLON
YUNITA ZULKARNA’IM
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang pencemaran udara oleh gas SOx dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar dapat
mengetahui penyebab, dampak, dan upaya untuk menanggulangi pencemaran udara
oleh gas SOx.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara.............................................................................. 3
2.2 Gas SOx.............................................................................................. 3
2.3 Penyebab Pencemaran Udara oleh gas SOx....................................... 5
2.4 Dampak Pencemaran Udara oleh Gas SOx ........................................ 6
2.5 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara oleh Gas SOx ............... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa yang dimaksud dengan gas SOx?
3. Apa penyebab dari pencemaran udara oleh gas SOx?
4. Bagaimana dampak dari pencemaran udara oleh gas SOx ?
5. Bagaimana upaya penanggulangan dari pencemaran udara oleh gas SOx?
2
BAB II
ISI
3
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat eli atmosfir merupakan hasil dari
aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk S02. Sebanyak dua pertiga
darijumlah sulfur diatmosfir berasal dari sumber-sumber alarn seperti vulkano, dan
terbentuk dalam bentuk H2S. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan
SOx, tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbemya merupakan sumber utama
polutan SOx, misalnya pernbakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan
sebagainya. Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri pemurnian
petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Sumber
Pencemaran SOx sebagai berikut (Wardhana, 1994).
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain
itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx
emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses
pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi :
4
S + O2 → SO2
SO2 + ½ O2 → SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar (1-5)%. Gas yang
berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun
apabila bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan kesehatan dunia
(WHO) menyatakan bahwa tahun 1997-2003 jumlah sulfur dioksida di udara telah
mencapai ambang batas (Agus, 2007).
5
dengan harga yang kompetitif dan lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak
dan bahan bakar gas. Indonesia memiliki sumberdaya batu bara yang sangat besar,
saat ini ada 30% pembangkit listrik yang menggunakan bahan batubara. Kandungan
sulfur dalam batubara apabila dibakar akan berubah menjadi oksida sulfur.
Oksidasulfur (SOx) ini akan menjadi H2SO4 dalam udara lembab atau berair dan
apabila jatuh ke bumi akan menjadiu hujan asam dan menimbulkan dampak negatif
terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (Talayansa,dkk.2017).
Sampah rumah tangga juga mengandung banyak senyawa yang berbahaya
bagi lingkunhan dan berpotensial sebagai pencemar udara. Pada penelitian Eko
Naryono (2103) pada proses biodrying sampah kandungan terbanyak yang terdapat
dalam sampah adalah sulfur (penyebab bau), terpen, aromatis dan keton.
Pembakaran sampah tanpa pemilihan maupun sampah basah (kadar air >10%)
dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran yang tidak
sempurna ini, terlebih tanpa adanya pengelolaan juga dapat mengasilkan emisi gas
pencemar SOx berupa SO2. (Naryono & Soemarno, 2013).
6
Konsentrasi Pengaruh
( ppm )
3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50-100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )
400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat, dapat menimbulkan
kematian
Lebih jauh, gas SO2 ini telah menimbulkan hujan asam sebagai hasil reaksi :
½ O2 + SO2 + H2O --------> H2 SO4
yang menghasilkan pH air hujan cenderung rendah ( pH < 7). pH biasa air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain (Kristanto, 2000).
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar
rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan
tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan
tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari
timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka
daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun
karena proses fotosintesis menjadi terhambat. Adapun untuk mengurangi dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh gas SO2 sebagai hasil aktivitas manusia, perlu
adanya upaya pencegahan secara terus menerus untuk menurunkan kadar emisi gas
ini hingga pada kadar dibawah nilai ambang batas yang diijinkan. Salah satu upaya
7
pencegahan ini dikenal sebagai pendekatan penerapan teknologi produksi bersih
(Kristanto, 2000).
8
Selanjutnya, menurut Irawan (2009) yaitu dengan menggunakan pemanfaatan
teknologi pengontrolan gas emisi, antara lain :
a. Modifikasi mesin;
b. Modifikasi pada saluran gas buang;
c. Modifikasi penggunaan bahan bakar atau sistem bahan bakarnya.
Machsus (2008) menyatakan bahwa dengan menggunakan bahan bakar
alternatif merupakan salah satu bentuk upaya perbaikan kualitas udara. Bahan bakar
alternatif, selain BBM yang dapat digunakan diantaranya : CNG (Compressed
Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas) dan juga bensin super TT sudah mulai
digunakan di Indonesia walaupun masih dalam skala terbatas.
Selain itu terdapat pula upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah
polutan SOx yang telah tersebar diudara, Nur, et al. (2006) menyatakan bahwa
lucutan korona sebagai salah satu teknologi plasma non-termik merupakan salah
satu proses yang efektif dalam mereduksi SOX, NOX, dan COX dari gas buang
kendaraan bermotor karena merupakan proses yang mudah dalam pengontrolan sisa
reduksi, mereduksi SOX, NOX, dan COX dari gas buang secara simultan dengan
efisiensi tinggi, dan merubah polutan menjadi senyawa yang ramah terhadap
lingkungan. Lucutan korona digunakan dalam pembentukan radikal bebas dalam
plasma bertekanan atmosfer guna pembersihan udara dan air. Istilah radikal bebas
merujuk pada atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron
tak berpasangan dan tidak berada pada aras dasar. Mekanisme reaksi radikal bebas
merupakan suatu deret reaksi-reaksi bertahap yang meliputi : tahap permulaan
(inisiasi), tahap perambatan (propagasi), dan tahap pengakhiran (terminasi).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Talayansa,L., Sri, W., Anshariah. 2007. Analisis Emisi SO2 Hasil Pembakaran
Batubara pada PLTU Jeneponto. Jurnal Geomine. 5(2).
Widyawati.B . 2011. Dampak Kepadatan Lalu Lintas Terhadap Polusi Udara Kota
Surabaya. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Narotama. XX(20).
Wiharja. 2002. Identifikasi Kualitas Gas SO2 di Daerah Industri Pengecoran Logam
Ceper. Jurnal Teknologi Lingkungan. 3(3): 251-255