Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS AIR DAN UDARA

PENCEMARAN UDARA OLEH SOX

DOSEN PEMBIMBING :
……………..
…………………….

OLEH :
MAHRITA WULANDARI
NOOR OCTA MAQHRENA
RATIH FEBRIANTI
SALSABILA AQILA PUTRI
SERINA AMKA PUTRI
SITI BULKIYAH
TIORIS E. TAMPUBOLON
YUNITA ZULKARNA’IM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang pencemaran udara oleh gas SOx dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar dapat
mengetahui penyebab, dampak, dan upaya untuk menanggulangi pencemaran udara
oleh gas SOx.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Banjarbaru, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pencemaran Udara.............................................................................. 3
2.2 Gas SOx.............................................................................................. 3
2.3 Penyebab Pencemaran Udara oleh gas SOx....................................... 5
2.4 Dampak Pencemaran Udara oleh Gas SOx ........................................ 6
2.5 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara oleh Gas SOx ............... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di
bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
kehidupan. Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar
manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius. Saat ini kualitas udara sangat
memprihatinkan akibat pencemaran udara. Pencemaran udara adalah adanya atau
masuknya salah satu atau lebih zat pencemar di udara, dalam jumlah dan waktu
tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan, dan
benda-benda lainnya. (Undang-undang no 4 tahun 1982 tentang pokok-pokok
pengelolaan lingkungan hidup). Hal ini menjadi kebijakan Pembangunan
Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara
merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
industry, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut
merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang kke udara bebas.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam,
seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun dan lain-lain. Secara
umum terdapat 8 parameter udara yaitu debu, NH3, Pb, CO, SO2, hidrokarbon,
NOx, dan H2S, yang secara bersamaan maupun sendiri-sendiri memiliki potensi
bahaya bagi lingkungan yang meliputi dampak bagi kesehatan masyarakat, hewan,
tanaman, maupun bagi material (benda) seperti bangunan, logam, dan lain-lain.
Makalah ini akan membahas tentang pencemaran udara yang disebabkan oleh gas
SOx yang merupakan gas polutan yang banyak dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak, gas, batubara, maupun
kokas (Wiharja, 2002).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari penulisan ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?

1
2. Apa yang dimaksud dengan gas SOx?
3. Apa penyebab dari pencemaran udara oleh gas SOx?
4. Bagaimana dampak dari pencemaran udara oleh gas SOx ?
5. Bagaimana upaya penanggulangan dari pencemaran udara oleh gas SOx?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian gas SOx.
2. Untuk mengetahui penyebab dari pencemaran udara oleh gas SOx.
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran udara oleh gas SOx.
4. Untuk mengetahui upaya penanggulangan dari pencemaran udara oleh
gas SOx.

2
BAB II
ISI

2.1 Penecemaran Udara


Pencemran udara atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi dan komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh legiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai fungsinya (UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4
Tahun 1982). Polutan adalah zat atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi.
Suatu zat disebut polutan, apabila keberadaanya disuatu lingkungan dapat
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Suatu zat dapat disebut polutan
apabila :
1. Jumlahnya melebihi batas normal
2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada pada tempat yang tidak tepat.
Umumnya polutan yang mencemari udra berupa gas dan asap. Gas dan asap
tersebut berasal dari hasil pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilksan oleh mesin-mesin pabrik, pembangki listrik dan kendaraan bermotor.
Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur
penyusun bahan bakar, yaitu CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx
(belerang oksida), dan NOx (nitrogen oksida).

2.2 Gas SOx


Sulfur Oksida (SOx) merupakan gas jemih dan tidak berwama yang
merupakan bagian dari pencemar udara, kadamya bisa mencapai 18 %. Gas ini
baunya menyengat dan amat membahayakan bagi kehidupan manusia Sulfur oksida
banyak dihasilkan akibat adanya aktivitas manusia, antara lain industriindustri yang
menggtmakan proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar batu bam,
maupun proses-proses peleburanlpemumian logam. Terutama akihat teIjadinya
pembakaran dari senyawa-senyawa yang mengandWlg blerang. (Tresna. A, 1991).

3
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat eli atmosfir merupakan hasil dari
aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk S02. Sebanyak dua pertiga
darijumlah sulfur diatmosfir berasal dari sumber-sumber alarn seperti vulkano, dan
terbentuk dalam bentuk H2S. Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan
SOx, tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbemya merupakan sumber utama
polutan SOx, misalnya pernbakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan
sebagainya. Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri pemurnian
petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Sumber
Pencemaran SOx sebagai berikut (Wardhana, 1994).

Sumber Pencemar % Bagian % Total


Transportasi 2,4
-Mobil bensin 0,6
-Mobil diesel 0,3
-Kereta api 0,3
-Kapal laut 0,9
-Sepeda motor 0,3
Pembakaran Stasioner 73,5
-Batubara 60,5
-Minyak (destilasi) 1,2
-Minyak (residu) 11,8
Proses Industri 22,0
Pembuangan Limbah Padat 0,3
Lain-lain 1,8
-Pembakran batubara sisa 1,8
Jumlah 100 100

Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain
itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx
emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses
pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi :

4
S + O2 → SO2
SO2 + ½ O2 → SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar (1-5)%. Gas yang
berbau tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun
apabila bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan kesehatan dunia
(WHO) menyatakan bahwa tahun 1997-2003 jumlah sulfur dioksida di udara telah
mencapai ambang batas (Agus, 2007).

2.3 Penyebab Pencemaran Udara oleh Gas SOx


Sumber pencemaran udara terdapat dua jenis, yang pertama adalah
pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources) seperti letusan gunung berapi
dan yang kedua berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources) seperti yang
berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Pencemaran udara dapat terjadi
dimana-mana, seperti di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran seperti ini
sering disebut dengan pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sedangkan
pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan
bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber
pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak.
Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan
sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor di darat dan
tranportasi laut (simanjuntak,2007).
Emisi gas buang, berupa asap knalpot tidak ada yang bisa dipungkiri adalah
akibat terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna, dan mengandung
timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen
(NOx), oksida sulfur (SO2), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida
fotokimia (Ox). Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bensin dalam motor
bakar akan selalu mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO (karbon monoksida),
THC (total hidro karbon), TSP (debu), NOx (oksida-oksida nitrogen) dan SOx
(oksida-oksida sulfur) (BPLH DKI Jakarta, 2013).
Selain kendaraan dan proses rumah tangga yang memerlukan energy berupa
bahan bakar minyak maupun gas, penggunaan batubara sebagai bahan pembangkit
listrik juga menyumbang emisi SOX. Batubara merupakan bahan bakar fosil

5
dengan harga yang kompetitif dan lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak
dan bahan bakar gas. Indonesia memiliki sumberdaya batu bara yang sangat besar,
saat ini ada 30% pembangkit listrik yang menggunakan bahan batubara. Kandungan
sulfur dalam batubara apabila dibakar akan berubah menjadi oksida sulfur.
Oksidasulfur (SOx) ini akan menjadi H2SO4 dalam udara lembab atau berair dan
apabila jatuh ke bumi akan menjadiu hujan asam dan menimbulkan dampak negatif
terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (Talayansa,dkk.2017).
Sampah rumah tangga juga mengandung banyak senyawa yang berbahaya
bagi lingkunhan dan berpotensial sebagai pencemar udara. Pada penelitian Eko
Naryono (2103) pada proses biodrying sampah kandungan terbanyak yang terdapat
dalam sampah adalah sulfur (penyebab bau), terpen, aromatis dan keton.
Pembakaran sampah tanpa pemilihan maupun sampah basah (kadar air >10%)
dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran yang tidak
sempurna ini, terlebih tanpa adanya pengelolaan juga dapat mengasilkan emisi gas
pencemar SOx berupa SO2. (Naryono & Soemarno, 2013).

2.4 Dampak Pencemaran Udara oleh Gas SOx


Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm.Pengaruh utama
polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau
lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2
ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap
orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan
kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap
kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang
berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut (Kristanto,
2000).

6
Konsentrasi Pengaruh
( ppm )
3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50-100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )
400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat, dapat menimbulkan
kematian

Lebih jauh, gas SO2 ini telah menimbulkan hujan asam sebagai hasil reaksi :
½ O2 + SO2 + H2O --------> H2 SO4
yang menghasilkan pH air hujan cenderung rendah ( pH < 7). pH biasa air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain (Kristanto, 2000).
 Mempengaruhi kualitas air permukaan
 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar
rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan
tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan
tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari
timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka
daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun
karena proses fotosintesis menjadi terhambat. Adapun untuk mengurangi dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh gas SO2 sebagai hasil aktivitas manusia, perlu
adanya upaya pencegahan secara terus menerus untuk menurunkan kadar emisi gas
ini hingga pada kadar dibawah nilai ambang batas yang diijinkan. Salah satu upaya

7
pencegahan ini dikenal sebagai pendekatan penerapan teknologi produksi bersih
(Kristanto, 2000).

2.5 Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara oleh Gas SOx


Proses pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan CO2, uap air (H2O),
SOx, NOx, CO, serta senyawa hidrokarbon tak terbakar (HC) yang menimbulkan
polusi udara. Karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx), hidrokarbon (HC), dan sulfur oksida (SOx) merupakan polutan yang tetap
mempertahankan bentuknya di udara bebas seperti saat pembuangan (polutan
primer) (Nur, et al., 2006). Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menngurangi jumlah polutan gas SOx di lingkungan.
Menurut Sudrajad (2006), upaya pengendalian pencemaran udara akibat
kendaraan bermotor mencakup upaya-upaya pengendalian secara langsung maupun
tidak langsung sehingga dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor
secara efektif, antara lain:
a. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang, misalnya dengan jalan kaki, naik
sepeda, kendaraan umum atau naik satu kendaraan pribadi bersama
teman-teman (car pooling);
b. Melakukan perawatan mobil dengan saksama agar tidak boros bahan
bakar dan asapnya tidak mengotori udara,
c. Meminimalkan pemakaian AC dengan memilih AC non-CFC dan hemat
energi;
d. Memilih bensin yang bebas timbal.
Adapun menurut Widyawati (2011) solusi untuk pengendalian pencemaran
polusi udara, antara lain :
a. Dengan Hukum Kesehatan Lingkungan pencemaran udara bisa
dikendalikan dalam upaya pencegahan dan/atau penanggulangan
dampak dari pencemaran udara;
b. Pemerintah melakukan sosialisasi Peraturan Pemerintah dan Undang-
Undang yang mengatur lingkungan hidup agar dapat menimbulkan
kesadaran pada masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan
hidup untuk masa kini dan juga mendatang.

8
Selanjutnya, menurut Irawan (2009) yaitu dengan menggunakan pemanfaatan
teknologi pengontrolan gas emisi, antara lain :
a. Modifikasi mesin;
b. Modifikasi pada saluran gas buang;
c. Modifikasi penggunaan bahan bakar atau sistem bahan bakarnya.
Machsus (2008) menyatakan bahwa dengan menggunakan bahan bakar
alternatif merupakan salah satu bentuk upaya perbaikan kualitas udara. Bahan bakar
alternatif, selain BBM yang dapat digunakan diantaranya : CNG (Compressed
Natural Gas), LPG (Liquid Petroleum Gas) dan juga bensin super TT sudah mulai
digunakan di Indonesia walaupun masih dalam skala terbatas.
Selain itu terdapat pula upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah
polutan SOx yang telah tersebar diudara, Nur, et al. (2006) menyatakan bahwa
lucutan korona sebagai salah satu teknologi plasma non-termik merupakan salah
satu proses yang efektif dalam mereduksi SOX, NOX, dan COX dari gas buang
kendaraan bermotor karena merupakan proses yang mudah dalam pengontrolan sisa
reduksi, mereduksi SOX, NOX, dan COX dari gas buang secara simultan dengan
efisiensi tinggi, dan merubah polutan menjadi senyawa yang ramah terhadap
lingkungan. Lucutan korona digunakan dalam pembentukan radikal bebas dalam
plasma bertekanan atmosfer guna pembersihan udara dan air. Istilah radikal bebas
merujuk pada atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron
tak berpasangan dan tidak berada pada aras dasar. Mekanisme reaksi radikal bebas
merupakan suatu deret reaksi-reaksi bertahap yang meliputi : tahap permulaan
(inisiasi), tahap perambatan (propagasi), dan tahap pengakhiran (terminasi).

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA

A. Tresna, 1991. Pencemaran Lingkungan Hidup. Rineke Cipta, Jakarta.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta. 2013. Pengertian


Pencemaran Udara. Jakarta.

Irawan RM Bagus. 2009. Efektivitas Pemasangan Catalytic Converter Kuningan


Terhadap Penurunan Emisi Gas Carbon Monoksida pada Kendaraan Motor
Bensin.Traksi. Jurnal Unimus. 9 (1).

Machsus, Basuki R. 2008. Penggunaan BBG pada Kendaraan Bermotor di Kota


Surabaya. Jurnal Aplikasi: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik
Sipil Terkini. 4(1).

Naryono, E., Soemarno. 2013. Pengeringan Sampah Rumah Tangga. Indonesian


Green Technology Journal. 2(2): 62-69.

Nur, M., B. Y. Wiraman, W. A. Wijaya, A. Suseno, Sumariyah. Pereduksian Cox,


Nox, SOx, Hc, dari Kendaraan Bermotor dengan Menggunakan Plasma
Nontermi. Berkala Fisika. 9(4): 209-219.

Philip Kristanto. 2002. Ekologi Industri. Andi, Yogyakarta.

Simanjuntak, A. G. 2007. Pencemaran Udara. Buletin Limbah. 11(1) : 34-40.

Sudrajad, A. 2006. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Universitas Gadjah


Mada, Yogyakarta

Talayansa,L., Sri, W., Anshariah. 2007. Analisis Emisi SO2 Hasil Pembakaran
Batubara pada PLTU Jeneponto. Jurnal Geomine. 5(2).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 4. 1982. Ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 4. 1982. Pokok-pokok pengelolaan


lingkungan hidup.

Wardhana, W. 1999. Perubahan Lingkungan Perairan dan Pengaruhnya Terhadap


Biota Akuatik. Universitas Indonesia, Jakarta.

Widyawati.B . 2011. Dampak Kepadatan Lalu Lintas Terhadap Polusi Udara Kota
Surabaya. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Narotama. XX(20).

Wiharja. 2002. Identifikasi Kualitas Gas SO2 di Daerah Industri Pengecoran Logam
Ceper. Jurnal Teknologi Lingkungan. 3(3): 251-255

Anda mungkin juga menyukai