Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI DAN CARA MENGATASINYA

DISUSUN OLEH

Jason Clarence Alvino

11-MIPA

SMA PASKALIS

Jl. Ranjau No.13, RT.13/RW.4, Sumur Batu, Kec. Kemayoran, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10640

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berisikan tentang “DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI DAN CARA
MENGATASINYA”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang dampak
dari pembakaran minyak bumi dan cara mengatasinya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Miss Maria Fatima Liwu (Miss Ima) selaku
guru mata pelajaran kimia. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua orang yang telah membantu saya menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada
kesalahan ataupun kekurangan dari makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 1 September 2021

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................................... 5

BAB 2: PEMBAHASAN

A. Dampak Pembakaran Minyak Bumi ................................................................... 6

B. Gas-gas Pencemar Hasil Pembakaran Minyak Bumi....................................... 10

C. Cara Mengatasi Dampak Dari Pembakaran Minyak Bumi ........................... 13

BAB 3: PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembakaran Minyak Bumi telah memberikan begitu banyak dampak negatif
terhadap lingkungan. Kualitas udara yang semakin menurun merupakan salah satu
dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang mengandung gas-gas
berbahaya seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), belerang oksida
(SOx), nitrogen oksida (NOx), dan timbal (Pb). Selain itu efek gas rumah kaca yang
ditimbulkan oleh gas CO2 hasil pembakaran minyak bumi yang menyebabkan
terjadinya pemanasan global (global warming).
Penyumbang terbesar pada pencemaran udara adalah emisi kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, maupun terhadap
lingkungan. Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan
Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa kendaraan
bermotor memberikan kontribusi pencemaran karbon monoksida (CO) sebesar
98,80%, nitrogen oksida (NOx) sebesar 73,40% dan Hidrokarbon (HC) 88,90%
(Bapedal, 1992). Segala kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
pasti akan selalu menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan itu
sendiri.
Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh pembakaran minyak bumi
terhadap lingkungan, maka diperlukan sumber energi alternatif yang dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (Minyak bumi), sekaligus dapat
mengurangi emisi kendaraan bermotor. Selain itu diperlukan juga adanya kebijakan
dari pemerintah untuk membuat peraturan tentang pengurangan polusi udara.

4
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan di bahas mengenai dampak
Pembakaran minyak bumi dan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka selanjutnya dirumuskan pertanyaan
sebagai berikut:
1) Apa saja dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari pembakaran minyak
bumi?
2) Bagaimana pengaruh dari dampak pembakaran minyak bumi terhadap
lingkungan?
3) Bagaimana cara mengatasi dampak dari pembakaran minyak bumi terhadap
lingkungan dan kesehatan?
4) Apa saja gas-gas hasil pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi) dan
dampaknya pada lingkungan dan kesehatan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini diantara-Nya adalah:
1) Untuk mengetahui dampak dari pembakaran minyak bumi terhadap
lingkungan dan kesehatan
2) Untuk mengetahui cara mengatasi dampak pembakaran minyak bumi terhadap
lingkungan
3) Untuk mengetahui apa saja gas-gas hasil pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi) serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Dampak Pembakaran Minyak Bumi


a) Dampak terhadap udara dan iklim
Pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi) akan melepaskan gas-
gas berbahaya seperti Karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan
belerang oksida (SO2 dan SO3) yang akan menyebabkan pencemaran udara
(hujan asam, efek rumah kaca, pemanasan global, dan asap kabut).
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Berikut beberapa contoh dampak
pembakaran minyak bumi terhadap kualitas udara dan perubahan iklim.
1) Efek rumah kaca
Efek rumah kaca adalah kemampuan atmosfer untuk
mempertahankan suhu udara panas yang nyaman dalam perubahan
nilai yang kecil. Unsur pembentuk efek rumah kaca adalah gas
rumah kaca yang menahan panas keluar dari bumi. Peran utama
adanya efek rumah kaca adalah suhu udara di bumi dapat berada
pada nilai yang nyaman bagi makhluk hidup.
Peningkatan kadar gas karbon dioksida (CO2) di udara akan
menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
akan meningkatkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Efek
rumah kaca terjadi karena di atmosfer terdapat gas-gas rumah kaca

6
(dalam kasus ini gas karbon dioksida/CO2) yang dapat menyerap dan
memerangkap radiasi panas matahari (inframerah) yang seharusnya
dipantulkan oleh permukaan bumi. Efek rumah kaca dapat
menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi sehingga
permukaan air laut naik akibat mencairnya gunung es dan daratan es
di kutub. Selain itu, efek rumah kaca juga mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim yang tidak menentu dan sangat ekstrim. Keadaan ini
dapat mengganggu ekosistem sehingga tumbuhan akan mati dan
hewan akan berpindah tempat.
2) Hujan asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki pH rendah dan
memiliki sifat asam yang korosif atau dapat mengikis benda lain.
Hujan asam juga biasa dikenal Sebagai hujan yang mengandung
endapan asam. Penyebab terjadinya hujan asam adalah pembakaran
bahan bakar fosil (Minyak bumi), pembakaran bahan bakar fosil
(minyak bumi) kendaraan bermotor maupun industri pasti akan
menghasilkan gas-gas buangan yang dapat mengakibatkan terjadinya
hujan asam. Contoh gas buangan kendaraan bermotor yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam adalah belerang oksida (SO2
dan SO3), dan nitrogen oksida (NO dan NO2).
Jika gas belerang oksida (SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap
air di udara lembap, maka akan terbentuk asam yang bersifat korosif,
yaitu asam sulfat (H2SO4). Berikut reaksi pembentukan asam sulfat.
SO3(g) + H2O(I) ⇌H2SO4(aq)
Ketika asam sulfat (H2SO4) berada di udara yang lembap
maka asam sulfat (H2SO4) tersebut dapat membentuk aerosol yang
berupa larutan koloid yang mudah larut dalam air hujan. Hal tersebut
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang akan membinasakan
tumbuhan karena asam sulfat (H2SO4) terkumpul di sekitar akar
tumbuhan.
Penyebab terjadinya hujan asam yang selanjutnya adalah
karena emisi gas nitrogen oksida (NO dan NO2). Setengah dari
konsentrasi nitrogen oksida (NO dan NO2) di udara berasal dari
kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak

7
bumi) untuk keperluan transportasi dan industri. Di udara, sebagian
Nitrogen oksida (NO dan NO2) tersebut berubah menjadi asam nitrat
(HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Hujan asam memiliki dampak negatif yang sangat besar
terhadap lingkungan karena hujan asam mampu mengancam
keberlangsungan hidup tumbuhan, jika tumbuhan terkena hujan asam
secara terus-menerus maka akan terjadi pengikisan jaringan
epidermis yang membuat tumbuhan menjadi lebih mudah
kekeringan, dan mengurangi kemampuan tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis. Hujan asam juga dapat meningkatkan kadar
Karbon dioksida (CO2) yang akan mengancam keberlangsungan
hidup hewan dan manusia.
3) Asap kabut
Asap kabut adalah pencemaran udara berat yang bisa terjadi
berhari-hari hingga berbulan-bulan, asap kabut bisa terjadi karena
tingginya kadar gas NOx, SO2, dan O3 yang dilepaskan oleh
kendaraan bermotor atau kegiatan industri.
Di bawah keadaan cuaca yang menghalangi sirkulasi udara,
asap kabut dapat menutupi suatu tempat dalam waktu yang lama.
Asap kabut juga dapat menyebabkan berkurangnya daya pandang,
iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu,
serta menurunkan kualitas materi.
b) Dampak terhadap kesehatan
Pembakaran bahan bakar fosil (Minyak bumi) juga mengeluarkan zat-
zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia, beberapa zat berbahaya yang
dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor antara lain adalah gas karbon
monoksida (CO), dan timbal (Pb).
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas beracun bagi manusia dan
hewan karena gas tersebut bisa membentuk persenyawaan dengan hemoglobin
(HbCO) dalam darah, berikut reaksi antara Karbon monoksida (CO) dengan
hemoglobin.
CO(g) + Hb(aq) ⇌HbCO(aq)
Dari reaksi di atas, dapat kita lihat bahwa Hb memiliki daya ikat lebih
besar dengan gas karbon monoksida (CO) dibandingkan dengan gas Oksigen

8
(O2). Akibatnya, gas karbon monoksida (CO) sukar untuk lepas dari Hb dan
Hb sebagai pembawa (O2) kurang berfungsi, sehingga akan mengakibatkan
tubuh kekurangan oksigen (O2) yang menyebabkan badan menjadi lemas,
pingsan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Selain Karbon monoksida (CO) pembakaran bahan bakar fosil (minyak
bumi) juga menghasilkan zat pencemar lain yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, yaitu timbal (Pb). Timbal (Pb) merupakan racun yang sangat kuat
yang dapat mempengaruhi hampir seluruh organ dan sistem pada tubuh
manusia ketika terhirup maupun tertelan. Faktor utama dalam sifat racun
timbal (Pb) kecenderungannya mengganggu fungsi-fungsi enzim dengan cara
mengikat gugus tiol dalam banyak enzim, maupun berkompetisi dengan unsur
logam penting yang menjadi kofaktor dalam banyak reaksi enzimatik.
Timbal (Pb) dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan terutama
pada anak-anak kecil. Timbal dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf,
mengganggu kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan
untuk mendengar dan memahami bahasa, serta menghilangkan konsentrasi
dan masalah pencernaan. Selain itu ketika timbal masuk ke dalam tubuh,
timbal akan menghambat enzim porfobilinogen sintase dan ferokelatase,
sehingga mencegah terbentuknya porfobilinogen dan mengikatnya besi ke
protoporfirin IX, yang merupakan tahap terakhir pembentukan molekul heme.
Akibatnya, pembentukan heme dalam tubuh menjadi tidak efektif dan
menyebabkan anemia mikrositik.
c) Dampak terhadap air dan tanah
Pembakaran bahan bakar minyak bumi pasti akan menghasilkan
limbah yaitu sisa-sisa pembakaran. Limbah yang terbuang dapat mencemari
dan meracuni tanah dan air. Pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor
akan menghasilkan zat pencemar yang berbahaya bagi tanah dan air, yaitu
timbal (Pb). Timbal dapat terakumulasi dan mengendap di tanah, terutama
tanah dengan kadar organik tinggi, dan bisa bertahan sampai ratusan bahkan
ribuan tahun. Timbal dapat membahayakan pertumbuhan dan hidup tumbuhan,
selain itu timbal juga dapat mengganggu proses fotosintesis. Kontaminasi
timbal pada tanah dan tumbuhan juga akan membahayakan hewan atau
mikroorganisme yang memakannya. Keracunan timbal pada hewan bisa
berakibat sangat fatal karena timbal dapat menyebabkan terjadinya Kerusakan

9
sistem syaraf, peredaran darah, dan ginjal. Pada hewan-hewan yang hidup di
air yaitu ikan, kepiting, udang, dan lain sebagainya timbal dapat terserap oleh
ikan melalui air dan endapan yang terdapat di habitatnya dan dapat
membahayakan hewan-hewan laut lainnya.
d) Dampak terhadap persediaan bahan bakar itu sendiri
Bahan bakar minyak bumi (fosil) merupakan bahan bakar yang tak
terbarukan, dan suatu saat bisa dipastikan bahwa bahan bakar minyak bumi
(fosil) ini akan habis. Oleh karena itu, jika persediaan bahan bakar minyak
bumi (fosil) ini telah habis maka kita harus menunggu seratus bahkan ribuan
tahun ke depan untuk mendapatkan bahan bakar minyak (fosil) tersebut.
Maka dari itu diperlukan sumber energi alternatif yang terbarukan
untuk menggantikan bahan bakar fosil ini karena saat ini manusia masih
sangat bergantung kepada bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan
bahan bakar fosil selama ratusan tahun sebagai bahan bakar kendaraan, kereta
api, pesawat, kegiatan industri, dan lain-lain. Bahkan sampai sekarang maupun
beberapa abad ke depan bahan bakar fosil akan terus digunakan. Sumber
energi alternatif yang dapat terbarukan sangat diperlukan oleh manusia untuk
mencegah habisnya bahan bakar minyak (fosil).

B. Gas-gas Pencemar Hasil Pembakaran Minyak Bumi


a) Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Sumber utama emisi gas
karbon monoksida (CO) adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan
bakar minyak bumi. Karbon Monoksida (CO) memiliki peran penting dalam
teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon. Gas
karbon monoksida (CO) merupakan gas yang sangat beracun, karbon
monoksida merupakan penyebab utama keracunan yang paling umum terjadi
di beberapa negara. Karbon Monoksida (CO) dapat menyebabkan keracunan
sistem saraf pusat dan jantung.
b) Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Sumber emisi gas karbon dioksida (CO2)
adalah berasal dari pembakaran bahan bakar minyak bumi, batu bara, dan gas

10
alam. Gas karbon dioksida (CO2) sebenarnya bukan gas yang berbahaya,
tetapi gas tersebut merupakan gas rumah kaca, sehingga aktivitas manusia
seperti pembakaran bahan bakar minyak bumi (fosil) akan meningkatkan
konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Konsentrasi karbon dioksida
(CO2) di atmosfer telah meningkat sekitar 35% sejak dimulainya Revolusi
Industri di Inggris. Peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di
atmosfer akan mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan
global yang akan berdampak pada perubahan iklim yang tidak menentu dan
sangat ekstrim. Keadaan ini dapat mengganggu ekosistem sehingga tumbuhan
akan mati dan hewan-hewan akan berpindah tempat.

c) Belerang Oksida (SO2 dan SO3)


Gas SO2 merupakan gas yang tidak berwarna dan berbau sangat
menyengat serta menyesakkan napas biarpun dalam konsentrasi yang rendah.
Gas Belerang oksida merupakan gas beracun yang dilepaskan oleh gunung
berapi dan beberapa pemrosesan industri. Pembakaran bahan bakar minyak
bumi (fosil) juga akan menghasilkan belerang oksida karena minyak bumi
mengandung senyawa belerang.
Gas belerang oksida memiliki banyak sekali dampak pencemaran.
Yang pertama pada kesehatan, gas belerang oksida dapat menyebabkan iritasi
pada sistem pernapasan, dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang
menyebabkan timbulnya kesulitan bernapas, bahkan bisa sampai
menyebabkan kematian.
Selain itu, tingginya kadar belerang oksida di udara juga menjadi salah
satu penyebab terjadinya hujan asam. Ketika gas SO2 dan SO3 bereaksi
dengan uap air maka akan terbentuk asam yang bersifat korosif, yaitu asam
sulfat (H2SO4). Asam sulfat (H2SO4) ini ketika berada di udara lembap maka
asam sulfat (H2SO4) tersebut akan membentuk aerosol berupa larutan koloid
yang mudah larut dalam air hujan. Hal tersebut menyebabkan hujan asam yang
dapat membinasakan tumbuhan dan makhluk hidup lainnya.
d) Nitrogen Oksida (NO dan NO2)
Gas nitrogen oksida dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen
di udara saat pembakaran, terutama pada suhu tinggi. Di dalam proses
pembakaran tersebut, keperluan gas oksigen di udara semakin bertambah

11
banyak. Hal itu mengakibatkan gas N2 sebagai komponen udara di atmosfer
juga ikut terbakar. Pembakaran pada suhu tinggi akan menghasilkan gas NO,
dengan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + O2(g) –> 2NO(g)
Gas NO merupakan gas yang tidak berwarna. Pada konsentrasi yang
tinggi gas NO dapat menimbulkan keracunan. Gas NO juga dapat
menyebabkan hujan asam. Pada saat Bereaksi dengan udara gas NO akan
membentuk NO2 melalui reaksi dengan katalis sebagai berikut.

2 NO(g) + O2(g) ⇌ 2 NO2(g)

Gas NO2 merupakan gas yang beracun, berwarna merah cokelat, dan
baunya seperti Asam nitrat yang menyengat dan merangsang. Campuran NO
dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. NOx
di udara tidak beracun secara langsung, tetapi NOx bereaksi dengan bahan-
bahan pencemar lain dan akan menimbulkan asap kabut yang akan
menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran
Pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e) Timbal (Pb)
Timah hitam (Pb) merupakan logam lunak yang saat baru dipotong
akan berwarna perak mengilat kebiruan, tetapi jika terpapar udara
permukaannya akan berubah menjadi warna abu-abu buram. Timbal memiliki
titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.749°C pada tekanan atmosfer.
Timbal (Pb) merupakan logam yang sangat beracun. Senyawa timbal
(Pb) yang ada di udara dapat mengontaminasi tanaman dan bahan makanan
lainya, dan jika tertelan atau terhirup akan menyebabkan gejala keracunan dan
dampak negatif bagi kesehatan lainnya. Menurut National Institute for
Occupational Safety and Health di Amerika Serikat, timbal dengan konsentrasi
100 mg/m3 di udara memiliki status “berbahaya langsung” (kode bahasa
Inggris “IDLH”, immediately dangerous to life and health). Jika timbal (Pb)
terhirup dan masuk ke dalam tubuh, maka akan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius seperti kerusakan otak dan ginjal yang dapat
mengakibatkan kematian.

12
Selain berbahaya untuk kesehatan, timbal (Pb) juga berbahaya bagi
lingkungan. 75 % timbal (Pb) yang ada di udara berasal dari pembakaran
bahan bakar minyak bumi (fosil). Tanah yang terkontaminasi oleh timbal akan
membahayakan pertumbuhan dan hidup tumbuhan, selain itu timbal juga dapat
mengganggu proses fotosintesis pada tumbuhan. Kontaminasi pada tanah dan
tumbuhan juga akan menyebabkan kontaminasi pada hewan atau
mikroorganisme yang memakannya. Jika hewan terkontaminasi oleh timbal,
maka timbal akan merusak sistem saraf, ginjal, pembuatan sel darah, dan
peredaran darah. Pada ikan timbal akan di serap melalui air yang
terkontaminasi dan akan membahayakan hewan-hewan laut lainnya.

f) Partikulat Karbon
Partikulat Karbon merupakan partikel karbon padat pencemar udara
yang berada di udara bersama-sama dengan zat lain. Biasanya bercampur
dengan asam hasil pembakaran. Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb)
dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata perih, gangguan saluran pernafasan
dan merusak ginjal.
Selain gas-gas pencemar yang sudah di bahas di atas, masih ada bahan
pencemar lainnya yang berupa partikel-partikel padat (butiran) berupa asap
dan debu. Partikel-partikel tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan
pada manusia dan mengganggu proses fotosintesis pada tumbuhan, karena
debu yang menempel pada permukaan daun menghalangi sinar ultraviolet.

C. Cara Mengatasi Dampak Dari Pembakaran Minyak Bumi


a) Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal (Pb)
Senyawa timbal organik seperti tetraethyl lead (TEL) ditambahkan
pada bensin untuk meningkatkan kualitas bensin. Akan tetapi, pembakaran
tetraethyl lead (TEL) memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan
manusia karena pembakaran tersebut menghasilkan partikel-partikel timbal
sampai saat ini timbal (Pb) yang ada di udara sebanyak 75 % berasal dari
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor.

13
Oleh karena itu, Penggunaan tetraethyl lead (TEL) untuk
meningkatkan kualitas bensin harus di larang dan di kurangi. Penggunaan
tetraethyl lead (TEL) bisa digantikan dengan MTBE (Metil Tersier Butil
Eter), yang memiliki fungsi sama dengan tetraethyl lead (TEL) yaitu untuk
meningkatkan kualitas bensin dan bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan
timbal di udara.
b) Melakukan penghijauan
Penghijauan dapat membuat kualitas udara menjadi lebih baik. Pohon
memiliki peran yang penting dalam membersihkan udara yang sudah tercemar,
karena pohon dapat menyerap karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen
(O2) melalui fotosintesis. Pembakaran bahan bakar minyak bumi (fosil) untuk
keperluan manusia telah menyumbangkan begitu banyak emisi gas karbon
dioksida (CO2), untuk mengurangi emisi gas tersebut maka manusia perlu
melakukan penghijauan karena pohon sangat berguna dalam mengurangi emisi
gas tersebut. Selain itu pohon juga dapat menjebak partikel tanah di udara
sehingga menghasilkan kualitas udara yang lebih baik.
c) Menggunakan konverter katalitik (catalytic converter) pada cerobong asap
(knalpot) kendaraan bermotor
Untuk mengurangi pencemaran udara karena adanya gas karbon
monoksida (CO), salah satu caranya adalah dengan memasang konverter
katalitik pada cerobong asap (knalpot) kendaraan bermotor. Konverter
katalitik berfungsi untuk mengubah gas pencemar udara yaitu gas karbon
monoksida (CO) dan gas nitrogen (NO) menjadi gas-gas yang tidak
berbahaya, dengan reaksi sebagai berikut.
i. 2CO(g) + O2(g) —› 2CO2(g)
ii. 2NO2(g) —›N2(g) + 2O2(g)
Konverter katalitik hanya dapat berfungsi pada kendaraan yang
menggunakan bensin tanpa timbal (Pb).
d) Menggunakan energi listrik
Cara paling efektif untuk mengurangi dampak penggunaan bahan
bakar minyak bumi (fosil) adalah dengan menggunakan energi listrik, karena
untuk menghasilkan energi, bahan bakar minyak bumi memerlukan proses
pembakaran yang akan menghasilkan emisi gas-gas berbahaya bagi
lingkungan dan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara, sementara

14
energi listrik tidak menghasilkan emisi sama sekali dan ramah terhadap
lingkungan.
e) Mengoksidasi bahan bakar
Mengoksidasi bahan bakar dengan menambahkan alkohol membentuk
gasohol (bensin dan alkohol). Bahan bakar ini terbakar lebih sempurna
sehingga dapat menurunkan emisi karbon monoksida (CO).
f) Menggunakan bioetanol sebagai pengganti bensin
Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan. Bahan bakar bioetanol biasanya dihasilkan oleh fermentasi gula
yang berasal dari tanaman penghasil energi, seperti tanaman jagung, gandum,
pohon willow, jerami, buluh rumput kenari, rumput tali, artichoke Yerusalem,
tanaman myscanthus dan tanaman sorghum. Penggunaan bioetanol dapat
mengurangi emisi gas karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2),
dan timbal (Pb) yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Selain itu, bioetanol
juga berasal dari sumber daya energi yang terbarukan sehingga jumlahnya
tidak terbatas. Bioetanol juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca
hingga 46 % jika dibandingkan dengan bensin, bioetanol juga jauh lebih
ramah lingkungan daripada beberapa sumber daya alternatif lainnya.
g) Menggunakan biodiesel sebagai pengganti solar
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari sumber daya
yang terbarukan minyak sayur atau lemak hewan. Biodiesel merupakan salah
satu dari sumber energi alternatif yang dapat menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi atau bahan bakar transportasi utama dunia.
Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif juga memiliki
banyak manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar fosil,
berikut ini beberapa manfaat dan keunggulan dari penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar alternatif:
a. Manfaat biodiesel
 Penggunaan biodiesel dapat mengurangi pencemaran
hidrokarbon yang terbakar, Karbon monoksida (CO), sulfur,
dan hujan asam.

15
 Karena biodiesel ini berbahan dasar minyak goreng bekas,
maka dengan adanya pembuatan biodiesel ini dapat
mengurangi beban lingkungan karena sampah/limbah.
 Karena bahan dasarnya adalah minyak goreng yang berasal
tumbuhan, maka penggunaan biodiesel tidak menambah jumlah
gas karbon dioksida (CO2).
 Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna
dibandingkan solar hingga yang menggunakan biodiesel tidak
mengeluarkan asap hitam berupa karbon atau CO2, sedangkan
mesin yang menggunakan solar mengeluarkan asap hitam.
Biodiesel mengeluarkan aroma khas seperti minyak bekas
menggoreng makanan.
b. Keunggulan biodiesel
 Bahan baku biodiesel tidak hanya dari lemak hewan atau dari
tanaman jarak pagar yang sudah dikenal, tetapi juga dapat
terbuat dari limbah penggorengan yang tidak sulit didapat
memungkinkan diproduksi dalam skala kecil menengah dan
juga dapat membuka lapangan kerja baru.
 Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak
mengandung racun.
 Tidak memerlukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.
 Limbah dari biodiesel ini merupakan gliserin. Gliserin ini
merupakan bahan dasar pembuatan sabun, sehingga ramah
lingkungan dan mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa
menjadi berguna.
 Mengurangi emisi karbon monoksida dan SO2
Selain manfaat dan keunggulannya, biodiesel juga memiliki beberapa
kekurangan. Dalam beberapa kasus biodiesel kurang cocok digunakan pada
mesin diesel modern.
h) Memanfaatkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan
Ada banyak sumber pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan
berasal dari energi terbarukan. Berikut ini beberapa sumber pembangkit listrik
yang ramah lingkungan dan berasal dari energi terbarukan:

16
 Pembangkit listrik tenaga air
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah
pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik
dari air untuk menghasilkan energi listrik. Listrik yang
bersumber dari air dinilai lebih murah, Ongkos listrik rata-rata
untuk pembangkit berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 –
5 sen dolar AS per kilowatt-jam. Selain harganya yang murah,
Pembangkit listrik tenaga air juga merupakan sumber energi
terbarukan karena pembangkitnya tidak menghabiskan air,
tidak seperti pembangkit berbahan bakar fosil.
 Pembangkit listrik tenaga angin
Angin merupakan salah satu sumber energi alternatif
untuk membangkitkan listrik, angin merupakan sumber energi
terbarukan sehingga tidak akan pernah habis. Pembangkit
listrik tenaga angin tidak menghasilkan emisi gas-gas yang
berbahaya bagi lingkungan, sehingga penggunaan-Nya lebih
ramah lingkungan. Walaupun tergolong ramah lingkungan,
pembangunan pembangkit listrik ini memerlukan biaya
pembangunan cukup besar. Selain itu, pembangunannya juga
harus jauh dari sumber beban serta memerlukan transmisi
berbiaya tinggi.
 Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi sinar matahari untuk
menghasilkan listrik. Pembangkitan listrik bertenaga surya bisa
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan
pemusatan energi surya. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga
surya dengan fotovoltaik yaitu dengan cara mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik secara langsung dengan
menggunakan efek fotolistrik.
Tenaga surya merupakan energi yang terbarukan yang
tidak menghasilkan emisi gas-gas berbahaya bagi lingkungan,

17
sehingga penggunaan-Nya mampu mengurangi dampak
pencemaran yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar
fosil.
Selain cara-cara di atas, sebenarnya masih ada banyak cara untuk
mengatasi dampak pembakaran bahan bakar minyak bumi (fosil). Contohnya
adalah dengan memperbaiki mutu kendaraan bermotor, di antaranya dengan
mengembangkan sarana untuk memanaskan katalis sehingga mesin kendaraan
dapat hidup lebih cepat dan pencemaran berkurang, selain itu juga bisa dengan
menerapkan zona larangan, seperti: larangan masuk ke suatu daerah pada jam-
jam tertentu, zona bebas mobil di mana dilarang kendaraan pada daerah
tertentu.
Saat ini kita tidak bisa langsung untuk menghilangkan dampak dari
pembakaran bahan bakar minyak bumi (fosil), tetapi kita bisa mengurangi
dampak tersebut sedikit demi sedikit.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk saat ini minyak bumi memang merupakan sesuatu yang sangat
bagi kehidupan manusia karena memiliki banyak sekali manfaat bagi manusia
diantara-Nya adalah sebagai bahan bakar transportasi, kegiatan industri, dan
masih banyak lagi.
Di samping manfaatnya bagi manusia, pembakaran minyak bumi juga
memberikan begitu banyak dampak negatif terhadap lingkungan dan
keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Salah satu contoh dari dampak
negatif pembakaran minyak bumi adalah peningkatan efek rumah kaca dan

18
pemanasan global yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang
sangat ekstrim. Tentu hal tersebut akan sangat mengancam keberlangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain itu Minyak bumi juga merupakan sumber energi yang tak
terbarukan sehingga suatu saat pasti akan habis, maka dari itu diperlukan
sumber energi alternatif yang dapat terbarukan untuk menggantikan
penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar dan sumber energi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minyak bumi memang memiliki banyak
manfaat bagi manusia, akan tetapi penggunaan-Nya juga dapat memberikan
dampak negatif terhadap keberlangsungan hidup makhluk hidup dan
lingkungannya.
B. Saran
Karena minyak bumi merupakan sumber energi yang tak terbarukan
maka penggunaan-Nya harus di hemat. Dan penggunaan-Nya juga
memberikan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Oleh karena
itu, kita sebagai manusia harus bijak dalam menggunakan minyak bumi dan
kita bisa mengurangi dampak penggunaan minyak bumi tersebut mulai dari
diri kita sendiri seperti mematikan lampu di siang hari, menggunakan sepeda
atau kendaraan umum untuk mengurangi polusi dan banyak lagi hal yang bisa
kita lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

(https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam)

(https://www.gramedia.com/literasi/hujan-asam/amp/)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Asbut)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosil)

19
(https://id.wikipedia.org/wiki/Timbal)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida)

(https://gawpalu.id/index.php/informasi/kimia-atmosfer/gas-reaktif/sulfur-dioksida)

(https://id.wikipedia.org/wiki/NOx)

(https://www.pertamina.com/id/news-room/market-insight/ethanol-dilemma)

(https://connect.upnyk.ac.id/blog/799/apa-itu-bioetanol-mengapa-disebut-pengganti-bensin-
yang-ramah-lingkungan-)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_air)

(https://rimbakita.com/pembangkit-listrik-tenaga-angin/)

(https://sunenergy.id/blog/pembangkit-listrik-tenaga-surya/)

(https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya)

Kuswati, Tine Maria dan Ernavita. 2016. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA kelas XI.
Jakarta: Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai