Anda di halaman 1dari 12

Penyebab dari Efek Rumah Kaca?

 
1. Meningkatnya suhu di permukaan bumi.
2. Terganggunya hutan.
3. Mencairnya es di kutub, hal ini menyebabkan meningkatnya volume air laut.
4. Meningkatnya suhu air laut, yang dapat menyebabkan air laut mengembang. Pada akhirnya
terjadilah kenaikan di permukaan air laut.
5. Perubahan iklim yang ekstrim dan sulit diperkirakan.
6. Jika perubahan iklim menjadi ekstrim, beberapa makhluk hidup pun akan punah. Karena
akan mengalami gangguan.
Sebenarnya apa yang menjadi penyebab efek rumah kaca? Penyebab efek rumah kaca adalah:
1. Penggunaan CFC pada lemari pendingin yang dapat mengurangi lapisan ozon.
2. Uap air yang dapat mencapai atmosfer akibat dari penguapan air laut, sungai ataupun danau.
3. Adanya gas CO2 pun dapat menimbulkan efek rumah kaca.
4. Pembakaran bahan-bahan limbah padat.
5. Pembakaran fosil.
6. Campuran berflourinasi yang dapat di hasilkan dari proses-proses manufaktur.
7. Hidroflouorokarbon yang di hasilkan pada saat manufaktur dari berbagai macam produk.
Pada dasarnya efek rumah kaca ini memang sangat di perlukan bagi makhluk hidup. Karena
bila tidak ada efek rumah kaca, nantinya bumi akan membeku dan dipenuhi oleh es. Namun
karena sekarang banyak gas yang membuat efek rumah kaca berlebihan, dan berkumpul di
atmosfer membuat terjadinya pemanasan global. Bukan tidak mungkin, bukannya hal baik
yang terjadi, namun hal buruk. Namun pasti tetaplah ada cara untuk menanggulangi efek
rumah kaca yang sudah berlebihan ini, yaitu dengan menanami kembali pepohonan yang lebih
banyak.
EFEK RUMAH KACA
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca
untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang
pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas bahan bakar minyak, batu
barakarbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan
45% diserap permukaan bumi
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar karbondioksida
diudara, diantaranya :
Pertama, aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan adanya industri
yang menggunakan bahan bakar yang terbuat dari batu bara, minyak bumi dan gas alam dalam
skala yang besar. Batu bara terdiri atas sebagian besar karbon, yang apabila dibakar kan
bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas alam dan minyak bumi termasuk
golongan hidrokarbon, yang jika dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan uap air. Perlu
perhatian khusus dari dunia industri agar mempunyai sistem pembuangan gas buangan
maupun limbah yang baik dan tidak mencemari lingkungan.
Kedua, tidak teratur dan tingginya pertumbuhan penduduk. Meskipun kecil, pertambahan
penduduk yang drastis dapat memicu meningkatnya kadar karbondioksida di udara.
Ketiga, pembabatan pohon-pohon dihutan yang tidak ada upaya penanaman kembali yang
seimbang. Tumbuh-tumbuhan berperan sebagai penetralisir karbondioksida.
Keempat, meningkatnya pemakaian kendraan bermotor. Bahan bakar minyak bumi yang
dikonsumsi oleh kendraan bermotor akan menghasilkan gas buangan yang menambah kadar
karbondioksida diudara. Semakin banyak jumlah kendraan bermotor yang berbahan bakar
hidrokarbon, maka kadar karbondioksida di udara akan meningkat.
Akibat Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan
laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5
°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.
Upaya Penanggulangan
Untuk kendraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian
knalpot (tempat keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif
gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan
regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar tidak menimbulkan
pencemaran.
Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik.
Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan
lingkungan sekitar.
Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju
karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan
raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.
Efek Rumah Kaca
Akhir-akhir ini, sering kita mendapat berita tentang banyaknya bencana alam, naiknya
permukaan air laut dan berbagai macam penyakit manusia. Efek rumah kaca, begitu para pakar
lingkungan menyebut akan fenomena alam tersebut. Berbagai konferensi tingkat dunia pun
banyak digelar untuk menanggulangi permasalahan efek rumah kaca ini agar tak semakin
memburuk. Apa itu efek rumah kaca, apa penyebabnya dan bagaimana mencegahnya ?
 
Efek rumah kaca sebenarnya adalah istilah yang didapatkan dari pengalaman para petani saat
mereka menanam sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca atau green house. Pada
siang hari, suhu di dalam green house tersebut menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
diluar. Hal ini dikarenakan, sebagian panas sinar matahari diserap oleh tanaman dan tanah di
dalam green house dan sebagian lagi dipantulkan dalam bentuk sinar infra merah. Sinar infra
merah ini tidak bisa menembus keluar green house sehingga terjebak di dalam green house,
menyebabkan suhu di dalam meningkat, menjadi lebih panas daripada suhu di luar green
house. Dengan demikian bisa dikatakan efek rumah kaca adalah pemanasan suatu benda langit
atau angkasa yang disebabkan kondisi dan komposisi atmosfernya.
 

 
Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas-gas pemicu efek rumah kaca, yang
diantaranya adalah :
 
Karbondioksida
Karbondioksida adalah senyawa kimia dalam bentuk gas yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil, batu bara serta bahan organik lainnya. Tingginya konsentrasi
karbondioksida yang dihasilkan, dapat melampaui kemampuan laut maupun tumbuhan untuk
menyerapnya. Hal ini menjadi salah satu pemicu adanya efek rumah kaca.
 
Hidrokarbon metana
Hidrokarbon metana adalah gas yang dilepaskan selama proses transportasi dan proses
produksi gas alam, batu bara dan minyak bumi. Metana adalah komponen utama dari gas alam
sehingga termasuk dalam pemicu efek rumah kaca.
 
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, dan juga dari lahan pertanian.
Nitrogen oksida dihasilkan dari reaksi antara nitrogen dan oksigen yang bertemu di udara saat
terjadi pembakaran, yang biasanya terjadi dalam suhu tinggi. Contoh proses penghasil nitrogen
oksida adalah padatnya lalulintas, sehingga gas ini termasuk dalam pemicu efek rumah kaca.
Selain gas-gas tersebut diatas gas-gas lain juga dapat menyebabkan efek rumah kaca, seperti
belerang dioksida dalam proses produksi baterai, deterjen, pupuk, dan bubuk mesiu, serta
klorofluorescent (CFC) dalam produk-produk semprot atau spray seperti obat nyamuk
semprot, dan pewangi ruangan semprot.
 
Dampak Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca bagi lingkungan menyebabkan perubahan negatif, seperti naiknya permukaan
air laut, perubahan iklim ekstrim, terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, pemanasan
global, terjadi fenomena kekeringan dan gagal panen, berkurangnya kemampuan bumi dalam
menyerap karbondioksida dan munculnya berbagai wabah penyakit.

 
 
Pencegahan Efek Rumah Kaca
Mengingat bahaya-bahaya yang bisa terjadi dari efek rumah kaca, berbagai cara telah
ditemukan antara lain, memelihara dan menanam tumbuhan lebih banyak lagi, dengan kata
lain mencegah pembalakan liar di hutan- hutan. Tumbuhan akan menyerap karbondioksida
dalam proses fotosintesis, memecahnya dan menyimpan karbon di kayunya. Sebagai hasil dari
fotosintesis, tumbuhan akan menghasilkan dan melepaskan oksigen / O2 ke udara, sehingga
udara menjadi sejuk.
 
Di bidang internasional, telah dibentuk konvensi Protokol Kyoto sebagai upaya untuk
menanggulangi efek rumah kaca. Protokol Kyoto memerintahkan negara-negara di dunia untuk
berkomitmen mengurangi emisi gas karbondioksida serta kelima gas lainnya penyebab efek
rumah kaca. Efek rumah kaca menjadi hal yang tidak bisa kita hindari dalam jaman kita yang
semakin bertambah maju. Namun bersama-sama kita bisa meminimalkan efek rumah kaca
terhadap lingkungan bumi tempat tinggal kita dengan kesadaran yang tinggi dengan hidup
ramah lingkungan, dan menjadikan gaya hidup green living sebagai gaya hidup kita yang baru.
Dengan menanam tumbuhan lebih sering dan lebih banyak kita telah ikut membantu dan
menjaga kelestarian alam bumi kita tercinta ini.
Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca

Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer.
Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah
kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas
tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan,
tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca.
Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini
terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi
menjadi semakin panas.
Pemanasan global akibat adanya meningkatnya gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca
yang berlebihan pada atmosfer bumi diyakini merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim
global secara ekstrem ini.
Gas-gas yang dihasilkan lewat proses alami di Bumi ataupun merupakan hasil sampingan dari aktivitas
manusia saat memenuhi kebutuhan hidup. Gas yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi, kebakaran
hutan, rawa-rawa, proses photosintesa, proses pembusukan  hingga proses bernafaspun merupakan
sumber Gas Rumah Kaca alami. Sedangkan sisa pembakaran hasil industri, pembakaran bahan bakar fosil,
emisi gas buang kendaraan bermotor adalah sumber Gas Rumah Kaca akibat dari aktivitas manusia.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca dimulai sejak abad 18 saat manusia menemukan teknologi industri yang
banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas maupun batubara untuk menghasilkan
energi dan menyisakan gas-gas rumah kaca yang kemudian kian banyak terkumpul pada lapisan atmosfer
melampaui batas kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya. Lantas apa hubungan
meningkatnya efek rumah kaca dengan perubahan iklim ?
Meningkatnya kadar gas rumah kaca pada atmosfer yang merupakan mesin pengendali alami iklim di Bumi
dapat mengganggu mekanismenya. Karena sifat dasar dari gas-gas rumah kaca yang melewatkan cahaya
sinar tampak (gelombang pendek) Matahari namun menyerap gelombang panjang (sinar infra merah).  Saat
pancaran / radiasi dari Matahari masuk ke Bumi, 25% dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer
dan atau partikel-partikel gas di atmosfer,  25% diserap oleh atmosfer,  45% diteruskan ke permukaan bumi
dan oleh permukaan bumi seperti permukaan air, es dan permukaan refletif lainnya 5% dipantulkan kembali
dalam bentuk gelombang panjang yang berupa energi panas (sinar inframerah). Proses inilah yang disebut
sebagai efek rumah kaca. Sesungguhnya, tanpa adanya efek rumah kaca pada sistem perikliman di bumi,
maka suhu menjadi sangat rendah dan Bumi menjadi tidak layak huni. Dalam keadaan normal, Energi yang
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi dalam bentuk radiasi infra merah diteruskan ke angkasa oleh
atmosfer, namun saat kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, Sinar infra merah tersebut terhambat
dan memantul kembali ke permukaan bumi, yang jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam kurun waktu
yang lama akan menyebabkan pemanasan global di permukaan Bumi.
Meningkatnya suhu pada pemukaan bumi dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem dan mekasnisme
biota di bumi, terutama hutan sebagai sarana pendaur ulang karbon dioksida di udara. Selain itu
mengakibatkan mencairnya es di wilayah kutub hingga meningkatkan volume air laut dan mengancam
kebedaraan daratan. Karena suhu merupakan salah satu parameter dari iklim maka saat terjadi perubahan
suhu secara global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim globalyang ekstrim pula.
Kini tidak ada salahnya jika kita yang di Bumi hidup lebih “santun” terhadap alam dan mulai
merawat kelestarian lingkungan. Slogan-slogan seperti “back to nature” atau pun “Go Green” jangan hanya
diucapakan semata, tapi harus direalisasikan dalam bentuk nyata demi kelangsungan hidup seluruh mahluk
di Bumi ini.
Manfaat Efek Rumah Kaca Bagi Kehidupan di Bumi. 

   Global warming

Global warming dalah suatu peristiwa yang disebabkan meningkatnya efek rumah kaca (green house effect).
Sebenarnya efek rumah kaca bukanlah suatu hal yang buruk, justru dengan adanya efek rumah kaca bumi
kita bisa tetap hangat, bahkan memungkinkan kita bisa survive hingga sekarang.

Kamu bisa mengibaratkan bumi kita seperti mobil yang sedang diparkir dalam cuaca yang cerah. Kamu pasti
akan berpikir bahwa temperature di dalam mobil pasti akan lebih panas dibandingkan temperature di luar
mobil. Sinar matahari memasuki mobil tersebut melalui celah-celah pada kaca jendela dan secara otomatis
panas dari sinar matahari akan diserap oleh jok, karpet, dashboard serta benda-benda lain yang berada di
dalam mobil. Ketika semua objek tersebut melepaskan kembali panas yang diserapnya, tidak semua panas
tersebut akan bisa keluar melalui celah jendela, sebagian justru akan dipantulkan kembali- panas tersebut
akan diradiasikan kembali oleh benda-benda yang ada di dalam mobil dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Sehingga sejumlah energy panas akan tetap tinggal di dalam mobil, dan hanya sebagian kecil
dari energy tersebut yang bisa melepaskan diri. Pada akhirnya, mobil tersebut akan mengalami peningkatan
temperature secara berkala, semakin lama akan semakin panas.

Ketika cahaya matahari mengenai atmosfer serta permukaan bumi, sekitar 70% dari energi tersebut tetap
tinggal di bumi, diserap oleh tanah, lautan, tumbuhan serta benda-benda lainnya. 30 % sisanya dipantulkan
kembali melalui awan, hujan serta permukaan reflektif lainnya. Tetapi panas yang 70 % tersebut tidak
selamanya ada di bumu, karena bila demikian maka suatu saat bumi kita akan menjadi “bola api”). Benda-
benda di sekitar planet yang menyerap cahaya matahari seringkali meradiasikan kembali panas yang
diserapnya. Sebagian panas tersebut masuk ke ruang angkasa, tinggal di sana dan akan dipantulkan kembali
ke bawah permukaan bumi ketika mengenai zat yang berada di atmosfer, seperti karbon dioksida, gas
metana dan uap air. Panas tersebut yang membuat permukaan bumi tetap hangat dari pada di luar angkasa,
karena energy lebih banyak yang terserap dibandingkan dengan yang dipantulkan kembali. Itulah peristiwa
yang disebut dengan efek rumah kaca (green house effect).

 
Bumi Tanpa Efek Rumah Kaca

Apa yang akan terjadi bila bumi kita tanpa efek rumah kaca, maka bumi akan seperti planet Mars. Mars tidak
mmemiliki atmosfer yang cukup tebal untuk mempertahankan panas matahari, di sana sangat dingin.
Sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan.

Penjelasan kenapa apabila cuaca mendung maka udara terasa panas ?

Di Indonesia bulan Desember pada umumnya telah masuk ke dalam musim penghujan. Sebelum hujan
datang, akan terjadi awan/mendung yang tebal. Mungkin tidak kita sadari pada saat peristiwa adanya
mendung udara disekitar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan cuaca yang cerah. Mungkin kita merasa
aneh, kalau saat mendung sinar matahari tidak sampai ke bumi seharusnya suhu malah turun, dan
sebaliknya bila cuaca cerah sinar matahari sampai ke bumi sehingga suhu tinggi terlihat wajar. Beginilah kira-
kira mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Mendung merupakan kumpulan uap dari air laut. Pada saat mendung, uap air yang berupa gas berubah
menjadi zat cair. Pada proses ini menghasilkan kalor yang akan dikeluarkan ke udara. Mendung berada lebih
rendah dari awan yang berwarna putih, makan semakin dekat mendung ke bumi panas akan semakin tinggi
pula. Suhu dapat lebih tinggi bila sebelum mendung terjadi sinar matahari yang sangat terik, karena sebagai
hasil dari akumulasi  pelepasan kalor oleh proses tersebut diatas dengan sisa panas yang dipancarkan bumi
setelah menerima energi panas dari matahari.
Pengertian dan Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Pengertian Pakar
 
Pengertian Efek Rumah Kaca adalah peristiwa alamiah yang terjadi akibat pantulan panas di dalam rumah
kaca yang digunakan petani menanam sayuran pada musim dingin di negara yang mengenal empat musim.
Sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi tersebut. Sisa panas dari
matahari yang seharusnya dikeluarkan ke atmosfer, dipantulkan kembali panas tersebut oleh bilik kaca dan
atap kaca sehingga suhu udara di dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik dan menjadi hangat. Pantulan
panas kembali tersebut ke ruangan yang menjadikan suhu dalam ruangan hangat disebut dengan efek rumah
kaca.
| Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca |
Jika kita bertanya bagaimanakah proses terjadinya efek rumah kaca di bumi ini ?
Proses terjadinya efek rumah kaca di bumi. Di sekeliling bumi terdapat lapisan atau selimut yang terbentuk
karena adanya gas rumah kaca dan partikel melayang-layang di atmosfer bumi. Lapisan di atmosfer bumi ini
memantulkan kembali panas dari bumi sehingga bumi menjadi hangat. Gas rumah kaca merupakan faktor
penyebab efek rumah kaca yang utama, sementara partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi hanya
memberikan konstribusi yang relatif kecil terhadapnya.
 
Pengertian Gas Rumah Kaca adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat kegiatan
industri. Contoh gas rumah kaca yaitu karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, dan lain-lain. Jika gas
rumah kaca terlepas ke atmosfer dan sampai pada ketinggian troposfer, yang akan terbentuk ialah lapisan
selimut atau rumah kaca yang menyelimuti bumi. Partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi berasal
dari letusan gunung berapi berupa abu vulkanik atau debu. Saat melayang-layang di atmosfer bumi sebelum
kemudian jatuh ke bumi, debu atau abu vulkanik tersebut sebagai lapisan selimut yang menyelimuti bumi.

Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi, sehingga
atmosfer dan bumi menjadi hangat. Bila hal ini terus berlanjut, maka dampak efek rumah kaca yang terjadi
adalah dunia terancam mengalami pemanasan global.
 
Para pakar klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5 derajat
celcius dari 100 tahun yang lalu. Pendapat tersebut juga didukung berdasarkan pengamatan 30 tahun
terakhir ini, yaitu terjadi kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia sebesar 2 derajat celcius. Pada
beberapa bagian belahan bumi ada kenaikan suhu rata-rata udaranya lebih besar dari 2 derajat celcius,
misalnya kota bandung mencapai hampir 4 derajat celcius, kota jakarta 5 derajat celcius. Kenaikan suhu rata-
rata tersebut akan terus bertambah bila tidak ada usaha pencegahan pemanasan global ini. Ini berarti bahwa
bencana benar-benar mengancam umat manusia. Bencana tersebut yaitu berupa dampak pemanasan global
akibat efek rumah kaca.
 
Efek rumah kaca menurut H. J. Mukono biasa juga disebut sebagai the greenhouse effect yang
berpengaruh terhadap kehidupan di bumi yang memerlukan energi dan radiasi panas matahari. Radiasi
panas bergelombang pendek (0,3 sampai dengan 3 um) yang ditangkap dan diserap oleh atmosfer bumi,
menjadi penyebab suhu di atmosfer bumi meningkat. Sebagian radiasi panas ini akan diteruskan ke ruang
angkasa dan sebagian akan diserap oleh permukan bumi. Radiasi dengan panjang gelombang 3 sampai
dengan 100 um selain akan menyebabkan pemanasan atmosfer bumi, akan diserap juga oleh permukaan
bumi.

Anda mungkin juga menyukai