Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matahari adalah sumber dari segala energi di bumi.Energi cahaya
matahari dirubah menjadi energi yang dapat menghangatkan ketika
mencapai permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas
matahari dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sehingga
terjadi proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama planet atau
satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya yang
disebut dengan efek rumah kaca.

B. Maksud dan Tujuan


Tujuan praktek ini agar mahasiswa dapat lebih mengetahui dan
memahami dampak efek rumah kaca terhadap tanaman.

C. Waktu dan Lokasi


Hari/tanggal

Selasa, 01 Oktober 2013 Jumat, 01 November 2013


(Pengamatan selama 1 bulan)

Waktu

Tempat

Depan Lab. Entomologi, Parasitologi, dan


Mikrobiologi

BAB II
DASAR TEORI

A. Pengel;m,mrtian Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada
1824,merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama
planet atau satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya seperti satelit alami
Saturnus, Titan ternyata juga memiliki efek rumah kaca. Efek rumah kaca
dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda.Efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia.
Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan
oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.Matahari adalah
sumber dari segala energi di bumi.Energi cahaya matahari dirubah menjadi
energi yang dapat menghangatkan ketika mencapai permukaan bumi.
Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas matahari dan memantulkan
kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang
ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi
akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.Gas-gas ini menyerap
dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi, sehingga panas dari
gelombang radiasi tersebut tersimpan di permukaan bumi yang
menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata tahunan bumi.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh penghuni bumi.
Karena tanpa adanya efek rumah kaca, suhu permukaan bumi akan sangat
dingin. Suhu rata-rata planet bumi sudah meningkat sekitar 33C menjadi
15C dari suhu awal yang -18C. Jika tidak ada efek rumah kaca ini maka
permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es, namun jika berlebihan maka
akan menyebabkan pemanasan global.

B. Penyebab Efek Rumah Kaca


Ada tiga faktor utama tingginya emisi gas rumah kaca, yakni kerusakan
hutan dan lahan, penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan dan
pembuangan limbah.Ini harus dikendalikan agar emisi gas rumah kaca bisa
diturunkan.Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi 25% dipantulkan oleh awan atau partikel
lain di atmosfer, 25% diserap awan dan 45% diserap permukaan bumi dan
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diserap
dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi.Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek
rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu
jauh berbeda.Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan
klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting
dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Gas rumah kaca


Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan
efek rumah kaca.Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di
lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai
atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.Karbondioksida
adalah gas terbanyak kedua.Ia timbul dari berbagai proses alami seperti:
letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen
dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik
(seperti tumbuhan). Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh
lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
3

Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer


serta mengambil atom karbonnya.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang
dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang
dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Tabel Gas rumah kaca dan kontribusinya terhadap efek rumah kaca
N Gas rumah kaca
o

Rumus kimia Kontribusi


(%)

1 Karbon dioksida

CO2

50

2 Metana

CH4

13

3 Klorofluro karbon R-12

CFC R-12

12

4 Ozon

O3

5 Kloro fluro karbon R-12

CFC R-11

6 Nitro oksida

N2O

Jenis Gas Rumah Kaca


Uap air.Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca.
Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia
tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada
skala lokal. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang
disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan
4

menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan


kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air
mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan
meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah
uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai
titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan
sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang
melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2[1]. Perubahan dalam jumlah
uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui
terbentuknya awan.
Karbondioksida.Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida
yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil,
limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan
kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah
pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang
akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan
lahan pertanian. Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu
mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang
melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan
alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul
karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari
2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan
36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida
akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih
tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga
kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
Metana.Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga
termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu
menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida.
Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam,
dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah
organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan
oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an,
jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
Metan berasal dari gas alamiah, pertambangan batubara, kotoran hewan
dan tumbuhan yang telah membusuk. Hal yang paling dikhawatirkan para
ilmuwan adalah tumbuhan yang membusuk. Beberapa ribu tahun yang
lalu, miliaran ton metan terbentuk dari pembusukan tumbuh-tumbuhan
Arktik di Kutub Utara. Tumbuhan itu membusuk dan membeku di dasar
5

laut. Saat kutub utara mulai menghangat, metan yang tersimpan di dasar
laut itu dapat mempercepat pemanasan di kawasan itu.
Nitrogen Oksida. Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang
sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil
dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300
kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat
16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
Gas lainnya. Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses
manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan
alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur
berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai
media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga
mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di
atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan
dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan
Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke
udara. Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang
dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru
yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah
trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer
meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka
di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari
gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini
sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.
Selain karbon dioksida, ada dua gas lagi yang dikhawatirkan
mempercepat pemanasan global lebih buruk lagi.Keduanya adalah metan
dan nitrogen triflorida yang berasal dari tanaman purba dan teknologi layar
flat-panel.Menurut para pengamat lingkungan, kedua gas tersebut
menimbulkan efek rumah kaca seperti karbon dioksida. Bahkan, kedua gas
tersebut memberi efek hampir sama dari yang disebabkan karbondioksida.
Penelitian terbaru menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir efek kedua
gas tersebut semakin meningkat di luar perkiraan.
Para pengamat cuaca juga terkejut dengan peningkatan tersebut.Selama
ini gas metan masih menjadi kekhawatiran terbesar setelah karbon
dioksida.Pasalnya, gas tersebut dianggap sebagai gas efek rumah kaca kedua
6

setelah karbon dioksida berdasar besarnya efek pemanasan yang dihasilkan


dan jumlahnya di atmosfer.Gas metan menyumbang sepertiga dari efek
karbondioksida terhadap pemanasan global.Para ilmuwan telah berupaya
untuk mempelajari bagaimana proses tersebut akan bermula. Saat ini data
yang terkumpul masih berupa data awal, belum ada kesimpulan. Tetapi para
ilmuwan tersebut mengatakan apa yang mereka lihat di awal ini adalah
permulaan pelepasan metan di kutub utara.
C. Dampak Efek Rumah Kaca
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
rata-rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara
1,5-4,5 C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO 2 di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.
Dunia telah kehilangan hampir 20 persen terumbu karangnya akibat emisi
karbon dioksida.Laporan yang dirilis Global Coral Reef Monitoring Network
ini merupakan upaya memberi tekanan atas peserta konferensi PBB
mengenai iklim agar membuat kemajuan dalam memerangi kenaikan suhu
global. Jika kecenderungan emisi karbon dioksida saat ini terus berlangsung,
banyak terumbu karang mungkin akan hilang dalam waktu 20 sampai 40
tahun mendatang, dan ini akan memiliki konsekuensi bahaya bagi sebanyak
500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk memperoleh
nafkah mereka. Jika tak ada perubahan, kita akan menyaksikan berlipatnya
karbon dioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Karena karbon ini diserap, samudra akan menjadi lebih asam, yang secara
serius merusak sangat banyak biota laut dari terumbu karang hingga
kumpulan plankton dan dari udang besar hingga rumput laut. Saat ini,
perubahan iklim dipandang sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang.
Ancaman utama iklim, seperti naiknya temperatur permukaan air laut dan
tingkatan keasaman air laut, bertambah besar oleh ancaman lain termasuk
pengkapan ikan secara berlebihan, polusi dan spesies pendatang.

BAB III
ISI LAPORAN

A. Alat dan Bahan

Kotak Kaca (Rumah Tanaman)


Bibit Tanaman Rica
Tanah Gembur
Abu Dodika
Air
Plastik Penutup
Mistar
Pulpen
Buku

B. Prosedur Kerja
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Buatlah 1 kotak tertutup dan1 kotak terbuka.
Masukan tanah kedalam kotak tersebut, kemudian
masukan bibit tanaman rica pada masing-masing kotak
sebanyak 2 tangkai.
Berilah label pada masing-masing kotak.
Buatlah tabel dari setiap pengamatan yang dilakukan.
Mengambil gambar setiap perkembangan pada tumbuhan
bibit rica untuk dokumentasi.

C. Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman rica di
tempat tertutup
N
o.
1
2
3
4
5
6
7
8

Hari/tangga Keting Kelemba


l
gian
ban
Selasa, 013,6 cm
10-2013
Senin, 07-10- 4,8 cm
2013
Jumat, 11-10- 5,3 cm
2013
Kamis, 176,6 cm
10-2013
Selasa, 227,8 cm
10-2013
Kamis, 248,3 cm
10-2013
Senin, 28-10- 9,8 cm
2013
Jumat, 01-11- 10,7 cm
2013

Suhu

Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman rica di tempat terbuka


N
o.
1

Hari/tangga Keting
l
gian
Selasa, 013,6 cm
10-2013
9

Kelemba
ban

Suhu

2
3
4
5
6

7
8

Senin, 07-102013
Jumat, 11-102013
Kamis, 17-102013
Selasa, 2210-2013
Kamis, 24-102013
Senin, 28-102013
Jumat, 01-112013

5,1cm
6,6 cm
7,1 cm
8,6 cm
9,1 cm

10,6 cm
11,1 cm

Keterangan pengamatan :
Pada pengamatan pertama, tumbuhan rica masih
berbentuk kecil.
Pengamatan kedua akar dan batang mulai bertambah
panjang.
Pengamatan ketiga daun mulai bertambah besar.
Pengamatan keempat-terakhir tanaman rica sudah
menjadi tumbuhan yang utuh dan sempurna.

10

Dokumentasi Hasil Pengamatan

Hasil penelitian tanaman Rica

11

Tanaman Rica yang Terbuka

Tanaman Rica yang Tertutup

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan tanaman rica, kami dapat lebih megetahui
tentangpertumbuhan dan perkembangan tanaman rica tersebut. Kami juga
dapat mengetahui cara menanam rica yang baik, dan juga cara-cara untuk
memelihara tanaman rica. Dan juga kami dapat mengetahui tentang efek
rumah kaca yang terjadi pada tanaman rica.

B. Saran
Sebaiknya praktek ini dilakukan dengan serius, agar
kita dapat mengetahui tentang efek rumah kaca
pada tanaman.

12

Setiap
anggota
kelompok
diharapkan
dapat
bekerjasama dengan baik, dan rajin melakukan tugas
masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A
%2F%2Fhzhadyan1412.blogspot.com%2F2011%2F12%2Fefek-rumah-kacapenyebab-dampakdan.html&ei=Vwh_UsG3F4WQrgfs7IDQCw&usg=AFQjCNHi3_Qvf7qMpS17
5ZERzth-ZykXXQ&bvm=bv.56146854,d.bmk
http://hzhadyan1412.blogspot.com/2011/12/efek-rumah-kaca-penyebabdampak-dan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_kacaSabtu,9 November
2013 jam 12.12

13

Anda mungkin juga menyukai