Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA

UNSUR ZAT RADIOAKTIF


DI BANGKA BELITUNG

DISUSUN OLEH :
RIDHO BAGUS PURWANSYAH

XII IPA 1
SMA NEGERI 1 KOBA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Zat
Radioaktif di daerah Bangka Belitung ini dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah
berkontribusi penuh dalam pengerjaan makalah ini. Saya juga ingin berterimakasih
kepada guru saya, Ibu Eva Nillasari selaku pembimbing kami dalam pelajaran
kimia yang telah membimbing kami dan memberikan arahan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan pada makahalah ini.
Saya sadar bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan tidak luput
dari kesalahan baik dalam penulisan maupun penyampaiannya maka daripada itu
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya adalah makhluk tuhan yang
lemah yang sering berbuat salah dan dosa.
Akhir kata, semoga makalah tentang Zat Radioaktif yang ada di Bangka
Belitung ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan
tentang Zat Radiaktif serta mengetahui secara penuh informasinya. Sekian dan
terimakasih.

Koba, 4 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………….………………………………………..2

Daftar Isi…………………………………..……………….………………………3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang………………………………………………………………4
2. Rumusan Masalah…………………...………………………………………5
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….5
4. Manfaat penulisan…………………………………………………...………5

BAB II PEMBAHASAN

1. Unsur Radioakif……………………………………………………………..6
2. Unsur Radioaktif yang ada di Bangka Belitung……………………………9

BAB II PENUTUP

1. Simpulan……………………………………………………………………19
2. Saran………………………………………………………………………..20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...21
BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Unsur atau zat radioaktif adalah unusr atau zat yang inti atomnya tidak setabil. Init atom
ini disebut radionuklida. Suatu unsur dikatakan tidak setabil apabila jumlah protonnya tidak
sama dengan jumlah elektronnya.

Menyikapi tentang zat radioaktif, Bangka Belitung terkenal sebagai provinsi yang kaya
akan unsur alam berupa zat radioaktif. Beberapa contoh yang dapat diambil adalah dari deret
Uranium (U-238), deret Thorium (Th-232) Thoron (Tn-220) dan Radon (Rn-222). Beberapa
unsur atom tersebut merupakan zat radioaktif yang ada di pulau Bangka Belitung. Namun perlu
diketahui bahwa timah bukan merupakan zat radioaktif.

Bangka Belitung terkenal sebagai provinsi penghasil timah. Timah merupakan komoditas
tambang terbesar Bangka Belitung. Timah di Bangka Belitung sudah dikenal di mancanegara.
Bahkan alat-alat canggih yang banyak kita gunakan sekarang pun mengandung timah yang
berasal dari Bangka Belitung.

Sejak dulu penambangan timah dilakukan dengan cara menggali tanah yang terdeteksi
memiliki kandungan timah yang melimpah. Penambangan tersebut dilakukan secara meluas
terhadap tanah yang terindikasi memiliki kandungan timah tersebut. Dari proses penambangan
tersebut, timah dapat di ambil dari dalam tanah. Namun , bukan hanya timah yang di keruk dari
dalam tanah pulau Bangka Belitung ini, logam-logam lain juga ikut terangkat, begitu pula
dengan zat radioaktif.

Dari sekian banyak zat radioaktif yang terangkat bersama timah tersebut, ada beberapa
zat yang menguntukan bagi kehidupan manusia dan ada pula yang merugikan bagi manusia, baik
itu dalam aspek ekonomi dan kesahatan.

Bagaimanapun semua ciptaan Tuhan memiliki manfaat, kembali lagi kepada umatnya
bagaimana menyikapi dan memperlakukan apa yang sudah ada di dunia ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan zat radioaktif ?
2. Zat apa saja yang terkandung di daerah Bangka Belitung ?
3. Apa saja kegunaan serta dampak buruk yang ditimbulkan oleh zat radioaktif ?
4. Bagaimana dampak zat radioaktif bagi kesehatan tubuh ?
5. Apa kegunaan zat radioaktif bagi kehidupan masyarakat ?

TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui maksud dan pengertian dari zat radioaktif.
2. Mengetahui tentang kandungan zat radioaktif yang ada di Pulau Bangka Belitung.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh zat radioaktif.
4. Diperolehnya gambaran tentang dampak zat radioaktif bagi kesehatan tubuh.
5. Diperolehnya gambaran tentang kegunaan zat radioaktif bagi masyarakat.

MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca dan siswa.
2. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa.
3. Membuka pola pikir siswa terhadap zat radioaktif.
BAB II PEMBAHASAN
UNSUR RADIOAKTIF
A. PENGERTIAN ZAT RADIOAKTIF

Zat radioaktif adalah suatu zat yang intinya tidak stabil. Inti atom terdiri dari proton dan
neutron yang menyatu karena adanya energi ikat (binding energy). Kondisi inti atom yang tidak
stabil membuat zat radiaoktif melakukan aktivitas secara spontan untuk menjadi zat yang stabil.
Ketika zat radioaktif yang tidak stabil menjadi stabil, dipancarkan sinar radioaktif yang
tergantung pemicu dan inti atomnya. Unsur radioaktif biasanya adalah unsur yang memiliki
nomor atom diatas 83 seperti Uranium yang memiliki nomor atom 92.

Berubahnya inti atom yang tidak stabil menjadi stabil disebut juga dengan peluruhan
radioaktif. Inti atom mengalami peluruhan menjadi inti atom yang stabil disertai dengan
terpancarnya sinar radiaotif beserta partikel-partikel kecil dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Sinar yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif diantaranya adalah sinar alfa bermuatan
positif yang merupakan inti Helium, sinar beta bermuatan negatif yang merupakan elektron dan
sinar gamma tidak bermuatan yang merupakan radiasi elektromagnetik. Jika dilihat daya
tembusnya maka sinar gamma lebih tinggi dari sinar beta dan sinar beta lebih tinggi dari sinar
alfa atau γ > β > α

B. JENIS-JENIS SINAR RADIOAKTIF

1. Alpha

Alpha ditemukan pada tahun 1903 oleh Ernest Rutherford. Alpha tersusun dari inti helium yang
didalamnya mengandung 2 proton dan 2 neutron. Tidak hanya itu Alpha juga memiliki tenaga
ionisasi yang tinggi namun tenaga tembus pada suatu benda lemah. Tenaga tembus yang
dimaksud adalah sinar a hanya memiliki daya jangkau 2,8 hingga 8,5 cm dalam udara dan dapat
ditahan oleh selembar kertas.

2. Beta

Beta tersusun atas elektron yang memiliki gerak cepat. Ditemukan pertama kali pada tahun 1903
oleh Ernest Rutherford. Bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik membelok ke kutub
positif. Tenaga tembus Beta lebih besar dari Alpha, sehingga Beta dapat menembus lempeng
alumunium yang tebal. Beta juga bisa mengionkan benda yang dilewati.
3. Gamma

Gamma merupakan gelombang elektromagnetik, sama dengan sinar C tapi memiliki


panjang gelombang yang sangat pendek hanya 1-10-3. Ditemukan oleh Paul Ultich Villard.
Pada gamma sama sekali tidak ditemukan muatan listrik. Tenaga tembus sangat besar dan
hanya bisa ditahan selapis beton atau baja. Bisa mengionkan materi yang dilewati namun
tidak sekuat sinar Alpha atau Beta.

C. SIFAT-SIFAT SINAR RADIOAKTIF


1. Memiliki daya tembus besar, seperti daya tembus lempengan

2. Dapat mengionisasikan gas yang disinari

3. Dapat menghitamkan plat hitam

4. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi 3 bagian

D. MANFAAT RADIOAKTIF

A.Bidang Kesehatan

1. Kemoterapi
2. Meneliti peredaran darah
3. Meneliti kerja getah tiroid
4. Penggunaan rotgen

B. Bidang pertanian

1. Memberantas hama
2. Membentuk bibit unggul
3. Menyimpan makanan

C. Bidang industri

1. Mendeteksi kebocoran pipa


2. Menentukan kehalusan atau kekeroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau
logam
3. Mengetahui adanya cacat material
4. Pemeriksaan tanpa rusak
5. Mengontrol ketebalan bahan

E. DAMPAK RADIOAKTIF

Dampak yang bisa terjadi adalah pada kesehatan manusia karena radiasi yaitu dalam
jangka pendek dan panjang dan dalam jarak pendek dan lebih besar. Radiasi ini bisa
menyebabkan masalah kesehatan dengan membunuh sel dalam tubuh serta jumlah dan jenis
kerusakan yang diakibatkan tergantung pada dosis radiasi yang diberikan serta kapan dosis itu
disebar.

Bahan radioaktif yang tersebar pada bagian tubuh yang lebih luas dapat menimbulkan
efek kesehatan jangka panjang dengan eksposur yang lama, terlebih apabila bahan tersebut
masuk melalui makanan, tertelan atau terhirup secara langusng. Isoptop radioaktif yodium
mengalami peluruhan beta bisa menumpuk pada kelenjar toroid dan bisa mengakibatkan kanker
tiroid.

Pada dasarnya pada saat tubuh manusia terkena paparan radiasi, maka akan terjadi
kerusakan pada materi genetik dari sel, khususnya DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) dan
kromosom, namun secara alamiah kerusakan tersebut dapat mengalami perbaikan dalam batas-
batas tertentu. Kerusakan atau perubahan yang terjadi pada kromosom dapat diamati pada sel
yang paling sensitif terhadap radiasi yaitu sel darah limfosit.

Partikel debu yang bersifat radioaktif dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
sistem pernapasan (hidung), sistem pencernaan (mulut) dan kulit.
UNSUR RADIOAKTIF YANG ADA DI BANGKA BELITUNG

A. RADIONUKLIDA ALAM

Kandungan radionuklida alam ini berkait erat dengan kontaminasi limbah tailing (basil
samping Pfoduk timah), dan tidak tergantung pada zona wilayah, yaitu di dalam atau di luar
kawasan zona I, zona II dan zona III. Sebagai garnbarank andungan radionuklidaa larn pada zona
I (sekitar Wisma Koba Tin) temyata rendah, demikian pula di zona II (desa Sinar Laut) dan zona
III (Komplek YPN Belinyu). Perbandingan daerah yang terkontaminasi basil sarnping produk
timah dengan daerah yang belum terkontaminasi menunjukkan bahwa kandungan radioaktivitas
mengalami kenaikan sekitar 8 kali untuk isotop Th-228 dan Ra-228, serta sekitar 5,5 kali untuk
isotopR a-226 dan kenaikan3 kali untuk isotop K-40. Dengan demikian meskipun terdapat
kegiatan pertambangan, dan atau tidak ada kegiatan pertambangan sejauh tidak terjadi
kontaminasi, maka konsentrasi kandungan radionuklida dalam tanah relatif normal. Oleh karena
itu yang perlu dilakukan adalah kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi
limbah tailing yang merupakan hasil samping dari proses penambangan timah.
Pada sumber air minum Hasil pengukuran tingkat radioaktivitas dalam tanah relatif
cukup tinggi, namun karena fraksi lucutan (leaching/isotop Radium dan Thorium) dari tanah ke
air rendah, maka konsentrasi radionuklida di air menjadi rendah. Berdasarkan Keputusan Kepala
BAPETEN No.O2/Ka-BAPETENN-9, Tahun 1999, tentang Baku Tingkat Radioaktivitas Di
Lingkungan, menetapkan bahwa Kadar Tertinggi yang Diizinkan (KTD) untuk Th-228 dalam air
sebesar, 300 Bq/l, KTD, dan dalam air minum seper sepuluhnya yaitu 30 Bq/l. Untuk Ra-228
ditetapkan sebesar 1B q/l, KTD dan dalam air minum sepersupuluhnya yaitu 0,1 Bq/l. Sedangkan
untuk Ra-226 sebesar 0,4 Bq/l, KTD dan dalam air minum sepersepuluhnya yaitu 0,04Bq/l.
Konsentrasi Th-228 dalam air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat memberikan gambaran
antara 0,002,052 Bq/l, untuk Ra-228 antara 0,007-0,071 Bq/l, sedangkan Ra-226 antara 0,008-
0,281 Bq/l. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa nilai konsentrasi Th-228 dan Ra-228 pada air
minum memenuhi syarat (di bawah KTD), sedangkan untuk konsentrasi Ra-226 pada beberapa
lokasi kajian belum memenuhi syarat (diatas KTD).
B. RADON DAN THORON

Dalam pengukuran gas radon dan thoron yang menggunakan dosimeter pasif, hasil
analisis laboratorium menunjukkan konsentrasi gas radon maksimum sebesar 416 Bq/m3 dengan
konsentrasi rata-rata 167 72 Bq/m3 sedangkan konsentrasi gas thoron maksimum sebesar 1300
Bq/m3 dengan konsentrasi rata rata 354 101 Bq/m3. Konsentrasi tersebut disebabkan karena
struktur geologi di pulau Bangka dominan mengandung radionuklidaalam thorium (Th-223)
yang merupakan induk daTi gas thoron (Rn-220), dibandingkan dengan uranium (U-238) yang
merupakan induk gas radon (Rn-222).

Konsentrasi gas radon dan thoron di ruang tamu/ruang keluarga dan di kamar tidur
tertinggi di Kecamatan Mentok. Kemungkinan adalah karena sebagian besar masyarakat
mempunyai kebiasaan tidak membuka jendela kamar tidur, sehingga pertukaran udara dalam
ruang menjadi berkurang. Bila dibandingkan dengan pulau lain seperti Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera yang memiliki konsentrasi rata-rata sebesar 36 Bq/m3, maka tingkat konsentrasi gas
radon di Pulau Bangka lebih tinggi. Demikian pula dibanding dengan negara lain seperti
Australia, Brazil, Jerman, dan Swedia konsentrasi gas thoron di pulau Bangka juga lebih tinggi.

Karakteristik gas thoron di dalam ruangan tidak homogen seperti gas radon, namun
merupakan fungsi ketinggian dari lantai, artinya semakin dekat lantai, konsentrasi gas thoron
semakin tinggi, dan hal ini berarti pada malam hari saat tidur fisiko terpanjan gas thoron sekitar 4
kali lebih tinggi, apalagi bila tidurnya di lantai. Dengan menggunakan faktor konvensi dosis
untuk penghirupan gas radon maupun thoron yang direkomendasikano leh UNSCEAR 2000
sebesar 9nSv/Hq/jam/m-3u ntuk gas radon dan sebesar 40nSv/Hq/jam/m-3 untuk gas thoron, dan
dengan asumsi masa tinggal di dalam rumah 80% untuk kelompok kritis (ibu dan balita), maka
penduduk di daerah Bangka, dalam satu tahun rata-rata akan menerima dosis sebesar 0,605 mSv
daTi radon dan 22,68 mSv dari thoron dengan total sebesar2 3,285 mSv (2,329 Rem).

Dosis ini relatif cukup tinggi, dibandingkan dengan pekerja radiasi yang bekerja di
reaktor nuklir yang hanya menerima dosis sebesar 0,60 mSv/th (60 mrem/th). Oleh karena itu
perlu ditindak lanjuti dengan melakukan pemantauan terhadap gas radon dan thoron di dalam
ruangan rumah sebagai upaya untuk memperkirakan dosis yang lebih akurat. Kajian Dalam suatu
ruangan yang tidak mempunyai sistim ventilasi yang baik dapat merugikan kesehatan
penghuninya, sebab salah satu fungsi ventilasi adalah mengeluarkan kelebihan panas yang
disebabkan oleh radiasi, konduksi, evaporasia taupun keadaan ekstemal. Oleh karena itu rumah
yang baik memiliki luas lubang ventilasi minimal l0% dari luas lantai (Luas lubang ventilasi
tetap, minimum 5 % dari luas lantai ruangan dan luas ventilasi insidentil minimum 5 dari luas
lantai, sehingga keduanya menjadi 10% dari luas lantai ruangan).

Dalam pengukuran ventilasi rumah dibagi menjadi dua yaitu ventilasi yang berada di
ruang tamu/ruang keluarga dan ventilasi kamar tidur, hal ini dikaitkan dengan pemasangan
detektor pasif pada kedua ruangan tersebut di atas. Hasil pengukuran memberi gambaran bahwa
ventilasi kamar tidur sebesar 53,68% tidak memenuhi syarat, karena akan menyebabkan
konsentrasi gas radon dan thoron yang keluar dari dalam rumah tidak banyak, sehingga
mengakibatkan pajanan atau konsentrasi dari gas radon dan thoron yang diterima oleh orang di
kamar tidm menjadi semakin besar. Sedangkan ventilasi ruang tamu/ruang keluarga sebesar
64,82% memenuhi syarat, karena menyebabkan konsentrasi gas radon dan thoron lebih banyak
keluar dari dalam rumah, sehingga konsentrasi dari gas radon dan thoron yang diterima oleh
orang di ruang tamu/ruang keluarga akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa fisiko konsentrasi gas radon dan thoron lebih besar pada kamar tidur dibandingkan
dengan ruang tamu/ruang keluarga.

C. PERSEBARAN
Sebaran mineral radioaktif di daerah Cerucuk Badau Belitung sangat dipengaruhi oleh faktor
batuan sumber, sedimen kuarter berupa material lepas hasil pelapukan, proses transportasi,
sedimentasi, lingkungan pengendapan dan jarak dengan batuan sumber yang mengandung
mineral radioaktif (granit). Berkaitan dengan kondisi keberadaannya tersebut maka untuk
mendeliniasi area potensial mengandung mineral radioaktif adalah dengan
mempertimbangkan beberapa parameter, yaitu hasil pengukuran radioaktivitas, hasil analisis
butiran mineral berat (granulometri) dan hasil analisis kadar U, Th dan RE.

1. Pengendapan Uranium dan Thorium Hasil Pelarutan Slag II


Proses peleburan timah menghasilkan limbah berupa slag II dalam jumlah besar. Slag II
sebagai terak pada proses peleburan timah masih mengandung beberapa unsur utama
antara lain 0,0619% uranium, 0,530% thorium, 0,179% P2O5, dan 6,194% logam tanah
jarang (LTJ) oksida total.
Berdasarkan fakta tersebut, maka sangat menarik untuk meneliti pengolahan slag II,
terutama untuk memisahkan uranium dan thorium yang terkandung di dalamnya.
Uranium dan thorium dilarutkan dengan pelarut asam (H2SO4). Recovery pelarutan slag II
dari hasil peleburan timah pada kondisi optimum adalah 98,52% uranium, 83,16%
thorium, 97,22% fosfat, dan 69,62% LTJ. Uranium, thorium, LTJ, dan fosfat yang telah
terlarut diendapkan agar masing-masing unsur terpisah.

Faktor yang mempengaruhi kesempurnaan reaksi pada pengendapan antara lain reagen
yang digunakan, pH reaksi, suhu, dan waktu. NH4OH digunakan sebagai reagen
pengendapan dengan kondisi optimum proses pada pH 4. Suhu dan waktu reaksi tidak
mempengaruhi proses. Recovery pengendapan yang dihasilkan adalah 93,84% uranium
dan 84,33% thorium.

2. Studi Deposit Monasit dan Zirkon Dalam Batuan Kuarter di Daerah Cerucuk Belitung.
Secara geologis daerah penelitian terletak dalam sebaran granit dalam satu jalur timah
Malaysia, Bangka-Belitung, Karimata yang mengandung mineral monasit. Monasit,
adalah salah satu mineral radioaktif yang mengandung uranium (U), thorium (Th), unsur
tanah jarang (REE) dalam ikatan phospat. Konsentrat mineral berat yang mengandung
monasit 2,719 % memiliki nilai radioaktivitas 3000 c/s. Analisis petrografi batuan granit
mengandung mineral monasit 1-2 % dengan radioaktivitas 200 – 400 c/s. Untuk
mengetahui daerah prospek sebaran monasit dan zirkon pada area 100 km2.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa keberadaan monasit terdapat dalam


pasir dan lempung sebagai endapan aluvial yang berasal batuan granit. Indikasi tersebut
tercermin pada hasil pengukuran radioaktivitas soil/ aluvial berkisar antara 50 – 375 c/s,
pengukuran radioaktivitas mineral berat (MB) berkisar antara 50 – 150 c/s pada beberapa
titik lokasi ditemukan nilai radioaktivitas tinggi berkisar antara 250 – 1.000 c/s dengan
nilai latar 25 – 150 c/s, memiliki kadar Th (100 – 6.545 ppm) dan kadar U (15 – 639,4
ppm).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah potensial monasit dan zirkon seluas
31.680.000 m2.

3. Potensi Thorium dan Uranium di Kabupaten Bangka Barat


Thorium dan uranium di Pulau Bangka terdapat di dalam mineral monasit. Secara geologi
monasit terbentuk pada granit tipe S, batupasir serta endapan aluvium. Di daerah Bangka
Barat terdapat beberapa granit tipe S dan aluvium hasil rombakannya sehingga wilayah
ini dianggap sebagai wilayah potensial untuk terbentuk cebakan monasit tipe plaser.
Granit tipe S dianggap sebagai sumber monasit sedangkan aluvium hasil rombakannya
dianggap sebagai tempat berakumulasinya monasit.

Untuk mengetahui informasi geologi dan potensi sumber daya thorium dan uranium pada
endapan aluvium di Bangka Barat. Pengukuran kadar thorium dan uranium batuan,
pengambilan sampel batuan granit untuk analisis petrografi, pengambilan sampel mineral
berat pada aluvium untuk analisis butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi di
wilayah Bangka Barat tersusun oleh satuan sekis, satuan metabatupasir, terobosan granit,
terobosan diabas, satuan batupasir dan aluvium. Monasit dijumpai pada terobosan granit,
satuan batupasir dan aluvium.

Sesar yang berkembang adalah sesar-sesar yang berarah relatif barat laut–tenggara, timur
laut–barat daya dan barat–timur. Hasil analisis butiran mineral berat menunjukkan
persentase monasit rata-rata dalam mineral berat adalah sebesar 6,34%. Mineral lain yang
terdapat dalam cebakan plaser dan cukup potensial adalah zirkon 36,65 %, ilmenit
19,67%, dan kasiterit 14,75%.

4. Kebutuhan Desain Awal Pada Pilot Plant Pengolahan Monasit ]enjadiThorium Oksida
(ThO2)
Pengumpulan data dan informasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan desain awal pilot
plant pengolahan monasit menjadi thorium oksida (ThO2). Kandungan thorium pada
monasit di Indonesia cukup tinggi antara 2,9 – 4,1 % dan cukup melimpah terutama di
Kepulauan Bangka Belitung. Thorium dapat digunakan sebagai bahan bakar dikarenakan
potensinya lebih melimpah dibandingkan uranium.

Pabrik pengolahan thorium oksida dari monasit secara komersial didirikan mulai dari
pilot plant untuk menguji data laboratorium. Desain pilot plant dimulai dari desain awal,
basic design, desaindetil, procurement,dan konstruksi. Kebutuhan untuk desain awal
yang telah dilakukan meliputi data umpan dan produk, blok diagram proses, deskripsi
proses, penentuan kondisi proses, dan jenis alat utama.

5. Geologi Daerah Muntok dan Potensi Granit Menumbing Sebagai Sumber Uranium (U)
dan Thorium (Th)

Secara geologi di Bangka Barat terdapat beberapa granit yaitu Granit Menumbing, Granit
Pelangas, Granit Jebus, dan Granit Tempilang. Secara tektonik granit-granit tersebut
merupakan granit jalur timah yang membentang dari Thailand–Malaysia–Bangka
Belitung. Granit jalur timah atau granit sumber timah (kasiterit) dapat berperan sebagai
granit sumber uranium dan thorium.
Untuk memperoleh informasi geologi daerah Muntok dan sekitarnya dan mengetahui
potensinya sebagai sumber U dan Th. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi
permukaan wilayah Muntok dan sekitarnya skala 1 : 25.000, pengukuran kadar U dan Th
di wilayah Granit Menumbing, analisis petrografi dan butiran mineral berat sampel
Granit Menumbing.

Penentuan granit sebagai sumber U dan Th berdasarkan data keterdapatan mineral


radioaktif, anomali kadar U dan Th, pengamatan megaskopis dan mikroskopis dari
granit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi daerah Muntok dan sekitarnya
merupakan dataran bergelombang denudasional hingga perbukitan dengan ketinggian
berkisar 0–455 m dpl (di atas permukaan laut).

Stratigrafi daerah Mentok dan sekitarnya dari tua ke muda adalah satuan metabatupasir,
terobosan Granit Menumbing, dan endapan aluvial. Sesar yang berkembang adalah sesar
yang berarah relatif barat-timur. Berdasarkan keberadaan mineral radioaktif, kadar U dan
Th serta tipe granitnya maka Granit Menumbing merupakan granit sumber Th bukan
sumber U.

6. Prospek Thorium pada Endapan Aluvial di Daerah Koba dan Sekitarnya

Telah dilakukan penelitian prospek thorium pada endapan aluvial di daerah Koba
Kabupaten Bangka Tengah dan sekitarnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui prospek
thorium pada endapan aluvial. Metodologi yang digunakan adalah pemetaan geologi,
pemetaan radioaktivitas singkapan batuan, percontohan dan analisis butir mineral berat
serta analisis kadar thorium mineral berat.

Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi daerah penelitian tersusun oleh
satuan metabatupasir dengan nilai radioaktivitas 35 – 200 c/s, intrusi granit dengan nilai
radioaktivitas 140 – 550 c/s dan endapan aluvial dengan nilai radioaktivitas 40 – 300 c/s
SPP2NF. Kadar rata-rata monasit dalam mineral berat 7,54%, kadar rata-rata thorium
dalam mineral berat 1.410 ppm, luas pelamparan aluvial 400 km2 dengan tebal rata-rata
3,77 meter. Berdasarkan tipe deposit (plaser) yang tergolong relatif mudah untuk
ditambang dengan biaya murah, persentase monasit dan kadar thorium cukup tinggi
sehingga prospek thorium Koba layak untuk dikembangkan.
BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN

Zat Radioaktif merupakan zat yang tersebar di seluruh bumi, zat ini memiliki banyak
jenis, bentuk, kegunaan, manfaat serta dampak yang beragam pula. Zat radioaktif merupakan zat
yang inti atomnya tidak setabil yang dimana ketidakstabilan suatu zat dikarnakan jumlah
protonnya tidak sama dengan jumlah electron. Di Bangka Belitung sendiri ada beberapa
kandungan zat radioaktif diantaraya Uranium, Tharon, Radon, Thorium. Diketahui bahwa unsur-
unsur zat tersebut memilki nomor atom yang lebih dari 83, sebagai contoh Uranium yang
memiliki nomor atom 238. Itu mengindikasikan bahwa zat-zat tersebut merupakan zat radioaktif
dimana, sebuah unsur dapat dikatakan zat radioaktif apabila memiliki nomor atom di atas 83.
Selain itu, meskipun Timah, Kalium dan Sulfur memilki persebaran yang cukup besar di daerah
Bangka Belitung, namun zat-zat tersebut bukan merupakan zat radioaktif karna nomor atomnya
masih di bawah 83.

Di daerah Bangka Belitung sendiri persebaran zat radioaktif cukup banyak terutama di
daerah penambangan timah dan pelosok-pelosok, semuanya tersebar rata di daerah Bangka
Belitung. Zat radioaktif seperti Uranium, Thorin , Radon, dan lain sebagainya tersebut dapat
keluar dikarnakan mereka ikut terangkat dari dalam tanah bersama Timah yang ditambang oleh
penambang di Bangka Belitung.

Paparan zat radioaktif tersebut dapat menyebabkan penyakit. Pada umumnya zat
radioaktif akan menyerang materi genetik serta sel terutama pada DNA. Selain itu juga beberapa
penyakit yang ditimbulkan adalah kanker dan gangguan pada sistem ekresi seperti kulit dan
pernapasan akibat dari paparan radioaktif.

Namun terlepas dari itu semua ada beberapa kegunaan yang ada pada zat radioaktif
seperti pada dunia medis, pertanian dan bidang industri. Dalam dunia medis radioaktif digunakan
untuk kemotrapi, dalam pertanian digunakan untuk mengusir hama, dan dalam bidang industri
digunakan untuk pembangkin listrik tenaga nuklir dimana semua itu menggunakan zat radioaktif.
B. SARAN

Mengetahui bahwa Bangka Belitung sebagai kepulauan yang kaya akan zat alam
memiliki paparan zat radioaktif, para masyarakat seharusnya lebih peduli untuk menjaga
lingkungan yang ditinggalinya agar paparan radio aktif di daerah Bangka Belitung ini dapat
berkurang. Karana, bagimanapun manusia adalah penyebab utama dari kerusakan dan manusia
pula penyebab utama dari kemajuan dan perbaikan.

Harapan penulis untuk kedepannya agar adanya sosialisasi terhadap pencegahan dan
penanggulangan awal dari pemerintah terhadap zat radioaktif yang ada di daerah Bangka
Belitung agar tidak berdampak buruk bagi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.

Selain itu penulis berharap ada langkah awal untuk mengambil tindakan tegas terhadap
larangan penambangan timah di Bangka Belitung agar zat radioaktif yang ada di dalam tanah
tidak keluar dan dapat mengurangi paparan zat radioaktif.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.geologinesia.com/2016/09/pertambangan-mineral-radioaktif-di-indonesia.html

https://kimiarini.wordpress.com/kimia-unsur/unsur-radioaktif/

https://www.sisikreatif.com/2018/01/pengertian-zat-radioaktif-lengkap.html

https://www.merdeka.com/uang/singapura-incar-mineral-monasit-babel.html

http://www.edutafsi.com/2015/11/pengertian-dan-sifat-radiasi-zat-radioaktif.html

http://belitung.tribunnews.com/2015/09/23/bangka-belitung-kaya-mineral-radioaktif

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&as_sdt=0,5&q=penelitian+tentang+unsur+radioaktif+yang+a
da+di+timah

http://www.jurnalmetal.or.id/jmi/article/view/126

http://jurnal.batan.go.id/index.php/eksplorium/article/view/2776

http://eprints.upnyk.ac.id/14345/

Anda mungkin juga menyukai