Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Radiokimia ini tepat waktu dengan judul
“Radioaktifitas dan Kinetika Peluruhan Radioaktif”.
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar lebih menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi kami maupun mahasiswa / mahasiswi yang akan membaca atau
mempelajari tentang makalah Radioaktifitas dan Kinerja Peluruhan Radioaktif. Dan juga
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu matakuliah
Radiokimia yaitu Dr. Albaiti, S.Pd., M.Pd.
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Tuhan senantiasa membalas
dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................4
1.3 Tujuan ..............................................................................................................4
1.4 Manfaat……………………………………………………………………….5
BAB II ISI .................................................................................................................5
2.1 Pengertian Radioaktivitas.................................................................................5
2.2 Sejarah Penemuan Radioaktif...........................................................................8
2.3 Sifat-Sifat Sinar Radioaktif...............................................................................9
2.4 Satuan Radioaktif…………………………………………………………….9
2.5 Bahaya Radioaktif Pencemaran Zat Radioaktif………………………………10
2.6 Kegunaan Bahan Radioaktif………………………………………………….11
2.7 Peluruhan Radioaktif........................................................................................14
2.8 Besaran Radioaktif............................................................................................19
2.9 Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup.............................................................19
2.10 Efek Radiasi Pada Tubuh Manusia.................................................................20
BAB III PENUTUP ..................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................23
3.2 Saran………………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia akan sumber energi semakin meningkat, karena jumlah penduduk
yang semakin banyak, dan juga adanya perubahan gaya hidup manusia. Dalam memenuhi
kebutuhan itu para ahli mencari sumber energi alternatif, sebagai ganti energi dari fosil yang
semakin menipis persediaannya. Salah satu di antaranya adalah sumber energi nuklir, yang
dapat menghasilkan energi sangat besar. Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari
reaksi inti atom dengan bahan baku unsur radioaktif. Unsur radioaktif adalah unsur yang
intinya tidak stabil. Unsur radioaktif disebut juga radioisotop atau radionuklida. Unsur ini
berusaha menstabilkan diri dengan cara memancarkan radiasi (sinar) yang disebut sinar
radioaktif. Dalam mempelajari zat radioaktif diharapkan anda dapat mendeskripsikan unsur-
unsur radioaktif dari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui tentang Radioaktivitas
2. Mengetahui tentang Sejarah Penemuan Radioaktif
3. Memahami Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
4. Mengetahui Manfaat Radioaktif Bagi Kehidupan
5. Mengetahui Bahaya Radioaktif
6. Sebagai Antisipasi Dampak Dari Teknologi Radioaktif
4
7. Mengetahui proses Peluruhan Radioaktif
8. Mengetahui Besaran Radioaktif
9. Mengatahui Pengaruh Radiasi Pada Mahluk Hidup
10. Mengetahui Efek Radiasi Pada Tubuh Manusia
1.4 MANFAAT
Pembaca dapat mengetahui pencemaran apa saja yang terjadi di lingkungan yang di akibatkan
oleh zat radioaktif.
BAB II
PEMBAHASAN
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar)
secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil,
berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah
satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang
lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He),
partikel beta (β), dan partikel gamma (γ). Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan
radioaktif adalah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang
disebarkan melalui ruang atau materi sebagai partikel / partikel ataupun gelombang
elektromagnetik. Radioaktivitas (juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau
buatan, dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada
pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami: Hal ini diwujudkan dalam unsur-
unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan mencemari lingkungan seperti uranium
dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan udara) dan Radioaktivitas buatan atau
induksi: radioaktif ini merupakan salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan
seperti Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan
dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Radioaktivitas atau peluruhan
radioaktif adalah perubahan atau konversi secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di
mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur
perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam
uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie
5
dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini. Sinar radioaktif ini berbentuk
seperti gelombang cahaya, gelombang radio, sinar infra-red (panas), microwave dan sinar X.
Antara sinar mengion yang ada adalah partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan
juga Neutron. Radioaktivitas digunakan untuk memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan
dalam pengobatan (radioterapi dan radiologi) dan aplikasi industri (misalnya mengukur
ketebalan dan ukuran kerapatan).
Inti Radioaktif adalah unsur inti atom yg mempunyai sifat memancarkan salah satu
partikel alfa, beta atau gamma.Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil
untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut
peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung
radionuklida disebut zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak
stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah
nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi,
disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida)
ditentukan oleh konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan
waktu paro (t�). Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida. Berdasarkan
sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan.
Radioaktivitas buatan banyak digunakan di berbagai bidang.
Radioaktifitas Primordial
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya
bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak
terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan,
kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.
6
Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop
yang terkandung dalam kalium alam. Uraian lengkap mengenai radioaktivitas alam dijelaskan
pada pokok bahasan "Inti Radioaktif Alam”.
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom
yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling banyak
dihasilkan adalah H-3 dan C-14.
Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi
menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik
tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir
disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963
dan setelah itu jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan
Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara.
Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan misalnya
untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran. Uraian lengkap dari penggunaan
radioaktivitas di bidang kedokteran dapat dibaca pada pokok bahasan penggunaan radiasi
dalam bidang kedokteran.
7
2.2 Sejarah Penemuan Radioaktif
8
2.3 Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
Meskipun tidak dapat dilihat dengan mata namun secara umum sinar radioaktif memiliki
sifat-sifat :
Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis
Dapat mengionkan gas yang dilewati (disinari)
Dapat menghitamkan pelat film
Memiliki daya tembus yang besar, serta
Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (mengalami fluoresensi).
Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, γ.
Sinar yang dipancarkan unsur radioaktif ada tiga macam, yaitu sinar alfa (α), sinar
beta (β), dan sinar gamma (γ).
Perbedaan ketiga jenis sinar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
Sinar alfa ( α ) Sinar beta (β) Sinar gamma ( γ )
Dengan jenis muatan yang dimilikinya, bila sinar radioaktif dilewatkan dalam medan magnet
maka akan terurai sebagai berikut.
a. Sinar alfa (α): akan tertarik ke medan magnet negatif.
b. Sinar beta (β): tertarik ke medan magnet positif.
c. Sinar gamma (γ): tidak dibelokkan oleh medan magnet
9
Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada
jenis yang diukur. 1. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq) Curie dan Bequerrel adalah satuan yang
dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan
waktu. Dalam sistem satuan SI, keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu
disintegrasi per sekon. 1Bq = 1 dps dps = disintegrasi per sekon Satuan lain yang juga biasa
digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara dari 1 gram garam radium, yaitu
3,7.1010 dps. 1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq 2. Gray (gy) dan Rad (Rd) Gray dan Rad
adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang
diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11 radiation absorbed dose.
Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbsi 1
joule perkilogram materi. 1 Gy = 1 J/kg. Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram
jaringan. 1 Rd = 10-3 J/g Hubungan grey dengan fad 1 Gy = 100 rd Daya perusak dari sinar-
sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri.
Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas
yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk
hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man).
Pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktorreaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif
adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi
radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. yang paling
berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan
gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel
neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi
atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan
struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-
tumbuhan maupun hewan atau binatang. Pengaruh Radioaktif Terhadap Ekosistem Laut
Pengaruh radioaktif terhadap ekosistem laut telah banyak diamati oleh beberapa peneliti.
Namun demikian, dampaknya terhadap organisme laut masih belum diketahui dengan pasti.
Pengaruh radioaktif terhadap biota laut : Para ahli melaporkan bahwa laju dosis radioaktivitas
tdk memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi. Bahkan pd laju dosis yg lebih tinggi
(utk tumbuhan air 3,3 rad/hari, invertebrata 1 rad/hari, dan ikan 0,06 rad/hari), populaasi
10
organisme laut tetap berkembang tanpa ada tanda-tanda kerusakan. Sebaliknya, unsur-unsur
ini banyak diketahui berpengaruh thdp organisme darat, termasuk manusia.
Pengaruh langsung : Pengaruh langsung radioaktif berasal dari radiasi pengion baik yang
berasal dari alam maupun buatan (radiofisi). Radiasi ion, terutama gelombang
elektromagnetik, mudah mencapai manusia. Walaupun demikian, apabila jaringan tubuh
manusia terpapar radiasi, belum tentu selalu berakibat fatal. Radiasi pengion akan
berpengaruh terhadap rangkaian molekul DNA pada kromosom, yaitu membentuk radikal
bebas yang dapat merubah komponen basa DNA dengan berbagai cara. Akan tetapi DNA
juga dilengkapi dengan kode genetik untuk kemampuan memperbaiki diri/ reparasi (self
repair) yg terdapat pada rangkai basa cytosin. Apabila tidak semua pasangan kembar kode
”self repair” ini rusak, maka akan terjadi perbaikan (reparasi) oleh DNA itu sendiri. Apabila
semua kode ”self repair” itu rusak, maka sel akan mati atau menjadi lesi. Reparasi dapat
berlangsung sempurna sehingga tidak terjadi kerusakan jaringan. Namun sering pula terjadi
reparasi tersebut tidak sempurna, yang mengakibatkan terjadinya abetasi (penggerusan
kromosom). Ketidaksempurnaan ”self repair”
inilah yang kemudian mengacu kepada transformasi fungsi sel. Salah satu kelainan fungsi
tersebut adalah Mutasi yang dapat berupa perubahan kemampuan sel untuk lebih aktif
membelah, sehingga terjadi malignansi & pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan sel
tumor. Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia
seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing Nafsu makan berkurang atau hilang
Terjadi diare Badan panas atau demam Berat badan turun Kanker darah atau leukemia
Meningkatnya denyut jantung atau nadi Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
A. Bidang Kedokteran
11
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di
dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk
penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya :
1) Sterilisasi radiasi. Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Sterilisasi dengan cara radiasi
mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional
(menggunakan bahan kimia), yaitu:
c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi tumor atau kanker. Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker
atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak).
12
paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-
CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan
radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor
ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan
baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting
tanpa merusak jaringan di luar target.
5) Teknik Pengaktivan Neutron Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan
kandungan mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan
dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak
dan kepekaannya sangat tinggi. Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama
untuk pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang
sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan
untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan
mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang
kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source).
Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif bekas
tersebut sudah menjadi limbah radioaktif. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan
untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung.
Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering
tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang
didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para
dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka
dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.(Sutresna, 2007).
B. Bidang Hidrologi
C. Bidang Biologis
13
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
D. Bidang Industri
Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam · Mengontrol ketebalan
bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam · Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-
barang seni · Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil · Untuk
mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
E. Bidang Pertanian
Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan bawang.
Ada beberapa hukum yang berlaku dalam reaksi inti berupa peluruhan radioaktif :
Dalam reaksi inti, jumlah nomor massa pereaksi sama dengan jumlah nomor massa hasil
reaksi.
Dalam reaksi inti, jumlah nomor atom-atom pereaksi sama dengan atom-atom hasil reaksi.
14
Nomor atom yang di bawah, maka b + d = f + h
Apabila reaksi inti menghasilkan nuklida yang punya kecepatan karena bergerak, hukum
kekekalan momentum harus diberlakukan.
Misalnya nih, nomor massa dan nomor atom A kita beli nilai x dan y, kalau pake hukum
kekekalan nomor atom dan nomor massa, maka reaksinya akan menjadi:
Ingat, nomor massa dan nomor atom pereaksi dan hasilnya harus sama jumlahnya, ya!
Ada dua jenis peluruhan beta, yakni peluruhan β + dan β–.Yang membedakan adalah elektron
(e) yang ditambahkan pada hasil reaksinya, positif atau negatif. Selain adanya penambahan
elektron, pada peluruhan beta juga ada penambahan neutrino (v) pada peluruhan beta positif
dan antineutrino ( ̅ν ) pada peluruhan beta negatif.
15
3). Peluruhan Gamma (γ)
Hasil reaksi peluruhan ini ditambahkan gamma yang merupakan gelombang elektromagnetik
yang tidak memiliki massa dan muatan. Reaksinya menjadi:
Lho, terus kalau nilai massa dan muatannya 0, apanya dong yang berubah? Kalau mengikuti
hukum kekekalan energi, energi A lebih besar dari B ya, karena A dipecah melalui peluruhan
menjadi energi A dan energi gamma.
Inti suatu atom itu bisa berubah dalam waktu tertentu karena meradiasikan sesuatu melalui
proses peluruhan. Jumlah awal inti atom akan terus berkurang hingga menjadi setengahnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini terjadi disebut dengan waktu paruh (T).
t = waktu peluruhan
T = waktu paruh
N0 = massa atom radioaktif awal
Nt = massa atom radioaktif akhir
Suatu zat radioaktif ditemukan dari sebuah fosil dengan massa 0,5 gram dan diperkirakan
mula-mula bermassa 2 gram. Kalau zat tersebut memiliki waktu paruh 4.000 tahun. Kalau
begitu, usia fosilnya kira-kira berapa, ya?
Biar nggak bingung, yang di sebelah kiri kita bentuk pangkat juga, jadi :
16
t = 2 x 4.000 = 8.000
Satuan dari konstanta peluruhan adalah /s (per-sekon) dan nilainya harus positif. Nilai
konstanta peluruhan juga tergantung sama jenis-jenis unsurnya ya, jadi nggak tetap gitu.
Misalnya :
U-238, λ = 5 x 10-18/s
Makin besar nilai lamdanya, makin cepat laju peluruhannya, jadi dari contoh di atas, yang
paling cepat peluruhannya adalah Rn-220.
Kestabilan inti
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif, sedangkan netron
tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi menjaga gaya tolak-menolak
antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton
dengan netron. Jika digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap jumlah netron
pada inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa pita yang
dinamakan pita kestabilan inti (stability band).
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh
(bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses
peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika
inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.
17
Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau
gelombang elektromagnet (non partikel).
Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan
memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan
energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti
anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya.
Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa elektron dan
partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat
menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat,
dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan menambah
atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama).
Contoh :
238 234 4
92 U → 90Th + 2 He
226 222 4
88 Ra → Th + 2 He
86
18
Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan
dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini
dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang
memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi
saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
A A
X∗Z ¿ ¿ → Z X +¿ X + γ
Waktu paruh
Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi tinggal
setengah dari semula. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk masing-
masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan, tetapi
untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan. Waktu
paruh bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
Aktivitas Radioaktif
Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik. Semakin
besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik. (Aktivitas tidak
bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh cuplikan, atau
dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh jumlah peluruhan
perdetik).
19
Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil
tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Hal ini karena sinar radioaktif dapat
mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang
reaktif. Ikatan kimia penting misalnya ikatan pada struktur DNA dalam kromosom.
Perubahan yang terjadi pada struktur DNA akan diteruskan pada sel berikutnya yang dapat
mengakibatkan kelainan genetik, kanker dll.
Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan.
Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya dari pada bila dosis yang
sama diterima pada waktu yang lebih lama. Secara alami kita mendapat radiasi dari
lingkungan, misalnya radiasi sinar kosmis atau radiasi dari radioakif alam. Disamping itu,
dari berbagai kegiatan seperti diagnosa atau terapi dengan sinar X atau radioisotop. Orang
yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam
batas aman.
Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang paling
ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
Radiasi eksterna: merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang dapat
memberikan radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari sumber alpha dan
beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat untuk menembus kulit
manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber sinar-X dan gamma serta neutron
lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat untuk menembus kulit manusia sehingga
cukup berbahaya.
Radiasi interna, adalah masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka pada kulit.
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.
20
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek genetik. Efek
ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium akibat radiasi. Atau,
bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat memodifikasi struktur molekul
ini dengan cara memecah kromosom atau mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel
melalui perubahan informasi genetik sel
2. Efek somatik
Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan biologi sebagai
akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai efek somatik. Efek ini
tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama timbulnya gejala kerusakan radiasi.
Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik jangka pendek atau jangka panjang.
Efek somatik jangka pendek
Efek ini timbul dalam waktu beberapa menit, jam, atau minggu sejak penyinaran radiasi.
Efek dari dosis yang tinggi terlihat dengan gejala: mual, lemas, eritema (kemerahan abnormal
di kulit), epilasi (rontoknya rambut), gangguan darah, gangguan entistimal, demam dan
terkelupasnya lapisan luar kulit, berkurangnya jumlah sperma pada pria, kemandulan tetap
atau sementara dari wanita dan pria, serta kerusakan sistem syaraf pusat (pada dosis radiasi
yang sangat tinggi).
21
b. Sindrom hematopoetik (sindrom tulang)
Terjadi setelah tubuh manusia menerima dosis radiasi sebesar 1-10 Gray (100- 1000
rad). Penyinaran ini menyebabkan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet dalam
aliran darah akan berkurang. Juga dapat menimbulkan kerusakan sel-sel lain dalam organ
sehingga sistem organ gagal berfungsi atau tubuh kehilangan kemampuan melawan infeksi.
Dengan demikian, tubuh akan makin mudah terserang infeksi yang akhirnya mengalami
perdarahan.
c. Sindrom gastrointestinal
Pada manusia, sindrom gastrointestinal timbul pada dosis 1 Gray (100 rad), dengan
gejala-gejala mual yang parah, muntah, diare, hilangnya nafsu makan, perdarahan pada
saluran GI, infeksi, lemas, demam, anemia, ketidakseimbangan elektrolit, dan hilangnya
cairan tubuh yang kemudian berakibat fatal, yaitu meninggal. Kejadian tersebut terjadi dalam
waktu 3--5 hari setelah penyinaran.
22
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai satu fenomena
yang menakutkan.
2. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-efek yang akan
ditimbulkan.
3. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini lebih berhati-hati dan sesuai
prosedur.
24
DAFTAR PUSTAKA
Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA dan MA. Bandung : Erlangga
https://file.upi.eedu/direkori/fpmipa/jur_pend_fisika/195708071982112nwiendartun/
2_radioaktif.pdf
www.ebook.sman1slosch.id/Kimia/KIMIA%XII%20PS/PDF/BAB
%204%RADIOAKTIF.pdf
https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-26.pdf\
http://keradioaktifan.tripod.com/kegunaan_bahan_radioaktif.htm
http://forumkimia.multiply.com/journal/item/11 http://id.wikipedia.org/wiki/Radioaktif
http://nataliaivana.blogspot.com/2012/04/radioaktif-dan-radioaktivitas.html http://aldy-
firdani.blogspot.com/2014/01/makalah-radioaktif.html
http://ladialestari.blogspot.com/2014/06/makalah-radioaktif.html
http://forumxindonesian.blogspot.com/2013/11/makalah-kimia-unsur-radioaktif_21.html
http://yadinat.blogspot.com/2013/01/makalah-radioaktif.html
25