Di Susun oleh :
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan” dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya sebagai manusia biasa, bahwa dalam penyusunan makalah
ini tidak luput dari segala kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah yang penulis
kerjakan ini memiliki arti yang baik dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya selaku
penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
A. Kesimpulan............................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan
keterampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan
menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah
laboratorium.
Laboratorium merupakan salah satu infrastruktur di sekolah dan Perguruan Tinggi yang
mendukung kegiatan belajar mengajar dan perkuliahan, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu
pengetahuan alam (fisika, biologi, dan kimia) di sekolah dan dalam bidang sains di Perguruan
Tinggi. Dengan adanya laboratorium kita bisa melakukan pembuktian antara teori yang
didapatkan dengan realita yang sebenarnya.
Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar mengajar,
sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus mempunyai sifat yang
nyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya selalu kebutuhan atau keperluan
untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya atau mudah di akses bila
digunakan. Sedangkan laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material
berbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan keamanannya.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan
staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur
organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah
dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai
kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya
keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium dengan tujuan
melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko terkena
gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium.
Dalam dunia pendidikan tentunya tidak hanya mengajarkan mengenai teori saja, tetapi
peserta didik tentunya juga dibekali dengan praktik dari teori-teori yang telah diajarkan.
Khususnya dalam pendidikan menengah kejuruan yang mengutamakan praktik bagi peserta
didiknya agar peserta didik memiliki keterampilan sehingga siap untuk memasuki dunia industri
setelah menyelesaikan studinya.
Dalam pelaksanaan praktik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tentunya didukung
dengan adanya bengkel/laboratorium sebagai sarana belajar dan mengasah keterampilan.
Pembuatan bengkel memiliki standar tersendiri yang telah ditentukan oleh permendiknas nomor
40 tahun 2008. Sudah seharusnya diberlakukan pada seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
agar selalu bekerja sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedur).
Bengkel merupakan bagian dari sarana pendidikan, menjadi suatu yang sangat penting
terutama bagi sekolah yang berkaitan dengan bidang eksaka. Pengelolaan bengkel pendidikan
kejuruan merupakan petunjuk praktis bagi para pendidik di sekolah-sekolah kejuruan. Para
pendidik harus mengerti bagaimana tata cara dalam memanajemen bengkel dengan baik dan
benar. Dalam manajemen terdapat beberapa proses yaitu mulai dari perencanaan bengkel,
pengorganisasian bengkel, penggerakan bengkel, serta pengawasan.
Dalam rangka meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif
dan efesien berbagai usaha dilakukan oleh guru dan para pengelola pendidikan demi tercapainya
tujuan pendidikan di sekolah serta peningkatan kualitas dan hasil belajar siswa. Untuk
menemukan informasi-informasi yang ada di lingkungan sekitar maka setiap manusia akan
melalui tahap belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu bagian dari
layanan yang memberikan informasi adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber
belajar bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta
informasi lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Perpustakaan bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat karena dimana-mana
telah disediakan segala jenis perpustakaan seperti di sekolah-sekolah, baik di sekolah umum
maupun sekolah kejuruan, baik sekolah dasar mauoun sekolah menengah, bahkan saat ini telah
digalakkan perpustakaan umum di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa yang
memungkinkan siapa saja untuk mengunjunginya serta mencari informasi yang diperlukan.
Dengan adanya perpustakaan maka disediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual
dapat dilihat oleh peminatnya masing- masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka
memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya.
Keberadaan perpustakaan khususnya di lembaga pendidikan seperti sekolah akan sangat
dibutuhkan karena memudahkan siswa mencari referensi dari setiap materi kurikulum yang
diajarkan oleh guru untuk lebih memperluas wawasan pelajaran yang didapatkannya di sekolah.
Selain itu, dengan adanya perpustakaan, siswa akan lebih mudah mengumpulkan informasi-
informasi dari berbagai macam disiplin ilmu yang ada.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam makalah ini akan diuraikan beberapa hal yang
berkenaan dengan pengelolaan laboratorium dan keamanan dalam laboratorium, pengelolaan
bengkel sekolah, serta pengelolaan perpustakaan sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laboratorium serta Fungsi dan Manfaat Laboratorium?
2. Bagaimana cara mengelola Laboratorium?
3. Bagaimanakah Keselamatan dan Keamanan Kerja di Laboratorium ?
4. Bagaimanakah membentuk Budaya Keselamatan dan Keamanan Kerja di Laboratorium?
5. Apa yang dimaksud dengan bengkel/laboratorium?
6. Bagaimana pengorganisasian sarana dan prasarana bengkel praktik?
7. Bagaimana pengawasan dan perawatan sarana dan prasarana praktik?
8. Apa pengertian perpustakaan?
9. Apa saja jenis-jenis perpustakaan?
10. Apa fungsi perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar?
11. Apa tujuan diadakannya perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar?
12. Bagaimana pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar?
13. Bagaimana strategi pengembangan perpustakaan sekolah?
14. Bagaimana perpustakaan sekolah yang ideal yang berfungsi sebagai sumber belajar yang
memadai bagi siswa?
C. Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
B. Pengelolaan Laboratorium
a. Pengertian, Kedudukan dan Fungsi
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan
aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki
kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar
laboratorium selalu tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk
selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium
dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
b. Penanganan dan Penataan Laboratorium
1. Penanganan Laboratorium
Penanganan laboratorium secara umum adalah sebagai berikut:
Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sipat reaksinya. Jika tidak tahu
tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
Zat-zat baru atau kurang diketahui
Berkonsultasilah bagi keamanan laboratorium sebelum menggunakan zat-zat
kimia baru atau yang kurang diketahui. Harus dicheck secara teratur semua zat-
zat kimia yang digunakan, karena mungkin menimbulkan resiko.
Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko
yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak
menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
Demikian juga terhadap air buangan dari Laboratorium. Apakah ada bak
penampung khusus atau dibuang begitu saja. Sebaiknya harus ada bak
penampung khusus, karena disitu telah banyak tercemar dengan bahan-bahan
kimia yang berbahaya. Bak ini juga harus ditreatment, agar dapat dinetralisasi.
Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03
atau soda ash, dan untuk basa dengan air dan dinetraliser dengan asam encer.
Setelahnya dipel, dan pastikan kain-kain yang digunakan bebas dari asam atau
alkali. Tumbahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan
dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.
2. Penataan Laboratorium
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan
peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung
makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang
layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar
kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang
diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan
nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
1. mudah dilihat
2. mudah dijangkau
3. aman untuk alat
4. aman untuk pemakai
c. Administrasi Laboratorium
Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan
aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Komponen laboratorium yang perlu dilakukan
administrasi meliputi:
1. Bangunan/Ruangan laboratorium
2. Fasilitas umum laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Ketenagaan laboratorium
5. Kegiatan laboratorium
Adapun administrasi alat praktek IPA menurut sukarso (2005), terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
1. Kartu stok adalah untuk mengetahui jumlah alat/bahan yang tersedia di
laboratorium dan tempat penyimpanannya
2. Buku inventaris, memuat catatan tentang jumlah semua macam barang yang
ada di laboratorium termasuk perabot laboratorium
3. Daftar alat/bahan sesuai LKS
4. Buku harian kegiatan laboratorium berguna untuk merekam semua kejadian
dalam kegiatan laboratorium
5. Label, memuat kode alat, nama alat dan jumlah alat dan keterangan
mengenai kondisi alat tersebut
6. Format permintaan alat/bahan, biasanya diisi oleh guru bila akan melaksanakan
kegiatan laboratorium dan diberikan kepada laboran sebelum kegiatan dilakukan
7. Jadwal kegiatan laboratorium.
Kepala
Wakasek Wakasek
Kurikum Sarana & Prasarana
Teknisi
Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
e. Standar Design Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan
laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada
seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-
faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin
yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun
pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan
lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus
dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan
pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri
dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa
maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga
sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan
khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan
para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh
disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh
disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100m2, 70
– 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus
dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan
Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk
keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak
ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut:
Menurut Darmono (2004: 2), perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa
tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan
pustaka secara sistemats untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi
sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan. Sependapat dengan Ibrahim
Bafadal (2014: 3) yang mengemukakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja
dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan puustaka baik
berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi
oleh setiap pemakainya.
Pendapat lain diutarakan oleh Rahayuningsih (2007: 1) yang mendeskripsikan lebih
detail mengenai perpustakaan yaitu sebagai suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari
beberapa bagian, yaitu bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi,
bagian pelayanan pengguna dan bagian pemeliharaan sarana prasarana.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah
sumber belajar dan sumber informasi bagi penggunanya. Perpustakaan diartikan pula
sebagai tempat kumpulan buku-buku yang menyediakan banyak referensi dari berbagai
buku dengan segala macam pokok dan topik bahasan yang mendukung program
pendidikan dan proses pengajaran bagi guru maupun bagi siswa dalam suatu lingkup
sekolah. Dengan adanya perpustakaan maka dapat pendukung pelaksanaan pendidikan
dan proses pengajaran dimana siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung dengan
menemukan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan melalui proses belajar disamping
penetahuan yang di dapatnya dari guru.
I. Jenis-jenis Perpustakaan
Beberapa jenis perpustakaan menurut Rahayuningsih (2007: 3), antara lain:
1. Perpustakaan Nasional
Berdasarkan keputusan RI No. 11 Tahun 1989, perpustakaan nasional RI untuk
melestarikan bahan pustaka sebagai salah satu hasil budaya bangsa dan menjadi sumber
informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Perpustakaan
nasional diselenggarakan oleh pemerintah pusat di Ibukota Negara yang mengoleksi
semua bahan pustaka dari dalam maupun luar negeri dan dilayankan untuk masyarakat
nasional maupun internasional.
2. Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang bersifat terbuka untuk umum dan
melayani semua masyarakat yang memerlukan jasa informasi dari perpustakaan.
Perpustakaan umum berada di 3 tingkatan pemerintahan yaitu kabupaten dan kota,
kecamatan dan desa/kelurahan.
3. Perpustakaan Khusus/Kedinasan
Perpustakaan khusus berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu yang
menyediakan sumber informasi dalam subjek bidang tertentu sesuia dengan tugas
lembaga yang bersangkutan, seperti bidang hukum, bidang musik, bidang agama, dan
sebagainya.
4. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan seklah dengan cara
menyediakan koleksi pustaka untuk diguanakan oleh siswa, guru, maupun karyawan
dari sekolah tersebut. Perpustakan sekolah digunakan untuk menunjang proses
pendidikan dengan menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan tingkatan kurikulum
sekolah yang digunakan serta ilmu pengetahuan tambahan lainnya.
5. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan yang didirikan dalam rangka melayani mahasiswa, dosen, dan karyawan
suatu perguruan tinggi yang mencakup universitas, penguruan tinggi, institute, dan
akademi dengan tujuan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Perpustakaan kelembagaan
Perpustakaan ini dikelola oleh lembaga-lembaga maupun organisasi tertentu yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan lembaga seperti perpustakaan masjid,
perpustakaan gereja, perpustakaan bank, dan sebagainya.
7. Perpustakaan Pribadi
Dalam pengelolaan bahan pustakanya perpustakaan ini tidak terkait dengan suatu sistem
yang baku karena dimiliki dan dikelola oleh suatu latar belakang, dan hobi dari
perorangan atau keluarga pemiliknya.
J. Fungsi Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Menurut Ibrahim Bafadal (2014: 6), fungsi perpustakaan ada 5 yaitu:
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan sekolah menyediakan buku fiksi maupun non fiksi yang dapat
membiasakan siswa belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual
maupun berkelompok.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan buku dan bukan buku seperti majalah,
bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan cetak, CD, dan kaset.
3. Fungsi Tanggungjawab Administratif
Fungsi yang tampak pada kegiatan seharu-hari perpustakaan meliputi pengelolaan
koleksi, sirkulasi, keangotaan dan sebagainya dimana setiap peminjaman dan
pengembalian buku dicatat oleh petugas perpustakaan.
4. Fungsi Riset
Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka yang lengkap sehingga siswa dan guru
dapat mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.
5. Fungsi rekreatif
Perpustakaan sekolah dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti paada
waktu istirahat dengan membaca buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar, dan
sebagainya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Septoyanto (Rahayuningsih, 2007: 6), menjelaskan
fungsi dari perpustakaan, antara lain:
Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, adalah perpstakaan dapat menjadi tempat
bagi anak untuk mengembangkan kemampuan menggunakan informasi, dan bagi guru
dapat membantu dalam mengajar dan menambah pengetahuan.
1. Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas pengetahuannya
pada setiap bidang studi, yakni dengan menjadikan perpustakaan sebagai
semacam laboratorium yang sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam
kurikulum.
2. Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan
mandiri dengan cara menambah kelemngkapan koleksi pustaka.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kegemarannya.
4. Membiasakan siswa untuk mencari informasi di perpustakaan bisa
dilakukan dengan pemberian tugas dari guru.
5. Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat melalui
bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan
siswa.
6. Memperluas kesempatan belajar bagi siswa di luar kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas.
Sedangkan menurut Sumantri (2008: 3), perpustakaan sekolah sebagai
sumber belajar yang sangat penting mempunyai fungsi, sebagai berikut;
1. Perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai sumber informasi untuk
memperjelas dan memperluas pengetahuan teknologi dan penunjang
pembelajaran serta tempat mengadakan penelitian sederhana bagi peserta
didik dan guru.
2. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat mencari sumber
informasi pengetahuan dan rujukan bagi kepentingannya dalam
mengajar.
3. tempat pengembangan minat membaca akan pengetahuan bagi peserta
didik secara mandiri.
A. Kesimpulan
1. Pada dasarnya pengelola laboratorium merupakan tanggung jawab bersama
milik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat
harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur memelihara,
dan mengusahakan keselamatan kerja. Pengelolaan dan penggunaan peralatan
Lab merupakan hal yang harus diketahui dengan pasti oleh setiap petugas Lab
yang akan mengoperasikan alat tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu
harus benar-benar dalam kondisi siap untuk dipakai(Ready for use), bersih,
berkalibrasi, tidak rusak, beroperasi dengan baik.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan oleh seluruh personel yang bekerja di laboratorium, baik
sebagai pengelola, penguji, laboran, petugas gudang reagen/media, maupun
petugas kebersihan.
3. Budaya keselamatan dan keamanan harus dimiliki setiap orang, yang
bertanggungjawab meliputi, Kantor Kesehatan dan Keamanan Kerja, CSSO,
Manajer, supervisor, asisten, dan praktikan.
4. Bengkel merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan bengkel. Bengkel/laboratorium harus direncanakan dengan tepat
mulai dari perencanaan jadwal, perencanaan kebutuhan peralatan/mesin, dan
perencanaan kebutuhan bahan praktik. Pengorganisasian bengkel/laboratorium
terdiri dari pengorganisasian peralatan/mesin-mesin, pengorganisasian
ruangan,dan pengorganisasian bahan praktik. Selain itu sarana dan prasarana
bengkel/laboratorium juga harus diawasi agar semua rencana dapat terealisasikan
sebagaimana mestinya dan organisasi bengkel berjalan dengan baik. Bengkel juga
perlu dilakuan perawatan agar peralatan/mesin-mesin tetap dalam kondisi baik
untuk digunakan dan tetap memenuhi standar keamanan.
Moran, dkk. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. Washington : The
National Academies Press.
Amien, M. 1988. Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA
Umumi. Jakarta : Dirjen Dikti
Arikunto, S. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S.1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi P2LPTK.
Hasibuan, S.P. 1990. Manajemen Dasar: Pengertian dan Masalah. Jakarta: Haji Mas
Agung
Oetomo, S. & Tadjo, J. 1989. Manajemen Bengkel. Bandung: P3GT.
Robbins, S.P. 1987. Management Concept and Application. New Jersey: Printice Hall
Terry, G.R. & Rull, L.W. 1982. Principles of Management. (4th ed). Illions: Dow Jones-
Irwin.
Terry, G.R. 1986. Asas-Asas Manajemen. Terjemah oleh Winardi. Bandung: Alumni.
Yoto. 1999. Manajemen Begkel. Malang: Universitas Negeri Malang.
Bafadal, Ibrahim. (2014). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sutarno, NS. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: CV Sagung Seto. Yusuf,