Anda di halaman 1dari 14

Makalah

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN KIMIA KAJIAN SARANA


DAN PRASARANA PENDIDIKAN KIMIA

Dosen Pengampu,
Fitriana Ibrahim S.Pd.,M.Pd

Oleh

Kelompok : VI

Semester : IV

SITI RACHMAWATI TENG (03291711040)

RHATIH RAMAYANTI (03291711029)

JULFA IBRAHIM (03291711018)

ASMANIAH T ODE ABA (03291711001)

SUTRIYANI MARJAN (03291711010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Zat yang telah memberikan kekuatan kepada penyusun
untuk menyelesaikan makalah yang membahas tentang KAJIAN SARANA DAN
PRASARANA PENDIDIKAN KIMIA. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Baginda Rasulullah dan keluarganya serta sahabatnya yang terpilih, yang telah membawa
risalah kebenaran hakiki untuk kita semua.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Dosen mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Kimia. Dalam makalah ini, penyusun
menyadari sepenuhnya akan kekurangan makalah ini, meskipun telah berusaha sebaik-
baiknya namun penyusun yakin akan segala kekurangannya yang ada didalam makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penyusun
harapkan, sehingga penyusun bisa lebih baik dalam penyusunan makalah. Semoga makalah
ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita.

Ternate, 15 Mei 2019

KELOMPOK VI

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan.....................................................5
B. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.....................................................8
C. Sarana dan Prasarana Pendidikan Kimia........................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen
yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana
Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru,
Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional
pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen
dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis,
karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis
mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal.
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem
manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan
sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan
teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku
perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah,
bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup
biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat
pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional.
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment
(tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu
didukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar,
dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi
masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan
sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-
komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang
mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah
untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu.

1
Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana dan
prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana
pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari sarana dan prasarana pendidikan?
2. Bagaimana sarana prasarana itu dapat dikatakan standar dalam pendidikan?
3. Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan kimia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari sarana dan prasara pendidikan.
2. Untuk mengetahui standar dari sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui sarana dan prasarana pendidikan kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana dan prasaran pendidikan dapat diartikan komponen-komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung yang membantu proses jalannya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Ini menunjukkan bahwa saran
dan prasarana yang ada di sekolah maupun diperguruan tinggi perlu didayagunakan dan
dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran (Indrawan.2015:9).
Sarana pendidikan dan prasaran pendidikan tidaklah sama. Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas (peralatan, pelengkap, bahan, dan perabot) secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif,
dan efisien. Seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pembelajaran,
perpustakaan, kantor sekolah, ruang laboratorium dll. Adapun prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
ataupun pengajaran seperti halaman, kebun, atau taman sekolah, jalan menuju sekolah,
tata tertib dan sebagainya. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya,
sarana bersifat langsung sedangkan prasarana bersifat tidak langsung. Sarana dan
prasarana dalam lembaga pendidikan itu sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin
dengan mengikuti kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:
1. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2. Rapi, indah, bersih, anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
3. Kreatif, inovatif, responsif, dan bervariasi sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinasi peserta didik.
4. Memiliki jangkauan waktu yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk
menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunn.
5. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-
religius seperti musalah atau masjid.
(Indrawana.2015:10-11)

Sarana dan prasarana pembelajaran fisik sekolah, yaitu gedung sekolah, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, toilet, kantor dan bahan dan infrastruktur lainnya yang

3
mungkin akan memotivasi siswa untuk belajar. Sarana dan prasarana fisik sangat efektif
untuk pembelajaran dan prestasi akademik siswa. sarana dan prasarana pembelajaran
diidentifikasi sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap prestasi akademik di
sistem sekolah. Maka dari itu sarana dan prasarana pembelajaran perlu dikelola atau
dimanajemen sehingga sarana dan prasarana pembelajaran yang ada dapat digunakan
secara optimal. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses
perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang
digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Beberapa komponen sarana dan prasarana sekolah yang perlu diperhatikan adalah:

(1) Sekolah memiliki gedung sendiri atau tidak,


(2) Sekolah menggunakan gedung bersama sekolah lain atau tidak,
(3) Ruangan-ruangan yang diperlukan cukup, sedang, atau kurang,
(4) Pendidikan berlangsung pagi, siang, atau malam,
(5) Air dan penerangan tersedia cukup atau tidak
(6) Halaman cukup, sedang atau tidak ada , dan
(7) Letak dan lingkungan sekolah.
Pengukuran variabel sarana dan prasarana pembelajaran dalam penelitian ini
meliputi 6 indikator yaitu sebagai berikut:
(1) Penataan gedung sekolah,
(2) Kuantitas dan kualitas ruang kelas,
(3) Keberfungsian perpustakaan,
(4) Keberfungsian fasilitas kelas dan laboratorium,
(5) Ketersediaan buku-buku pelajaran, dan
(6) Optimalisasi media/alat bantu.

Pengaruh sarana dan prasarana pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa Banyak
faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar, salah satunya faktor eksternal
yaitu sarana dan prasarana. Disadari atau tidak, sarana dan prasarana tersebut merupakan
faktor penting yang tidak bisa dibiarkan begitu saja karena sarana dan prasarana dapat
mendorong keinginan siswa untuk belajar lebih baik dan lebih menyenangkan serta sarana
prasarana juga dapat membuat untuk siswa lebih mudah memahami pelajaran. Sarana dan
prasarana pembelajaran fisik sekolah, yaitu gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium, toilet, kantor dan bahan dan infrastruktur lainnya yang mungkin akan
memotivasi siswa untuk belajar (Bafadal,Ibrahim.2004:12)

4
Sarana dan prasarana fisik sangat efektif untuk pembelajaran dan prestasi akademik
siswa Maka dari itu kondisi lingkungan sekolah termasuk sarana dan prasarana
pembelajaran yang ada harus dipergunakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa saat berada di sekolah. Sarana dan prasarana
belajar memberikan manfaat yang berarti bagi keberhasilan proses belajar belajar.
berpendapat bahwa manfaat sarana dan prasarana belajar adalah sebagai berikut:
(1) Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
(2) Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan
memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan minat, dan
(3) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat dan lingkungannya, misal melalui karyawisata dan lain-lain.
(Nasrudin.,Maryadi.2018)

B. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang
meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus
terpenuhi sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24
tahun 2007. Selain itu, juga harus memenuhi dari ketentuan pembakuan sarana dan
prasarana pendidikan yang telah dijabarkan dalam:
a. Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pendidikan;

5
b. Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari
Direktorat Pembinaan SMP; dan
c. Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya:
Pembangunan Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan
SMP. Standar sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik
mengenai jumlah, jenis, volume, luasan, dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau
tipe sekolahnya masing-masing.

Landasan hukum dikeluarkannya standar sarana dan prasarana yaitu berdasarkan


Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45
tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan berbunyi :

1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik.
2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
(Saniatu Nisail Jannah., Uep Tatang Sontani. 2018).

C. Sarana dan Prasarana Pendidikan Kimia


Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Harapannya agar peserta didik memiliki kompetensi melalui upaya
menumbuhkan serta mengembangkan sikap/attitude, pengetahuan/knowledge,
keterampilan/skill. Kualitas yang harus terealisasikan antara lain kreativitas,
kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan
hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat
bangsa (Emda Amna. 2014)
Salah satu cara untuk memberdayakan potensi peserta didik adalah menyediakan
laboratorium. Laboratorium dibutuhkan sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan
kertrampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPA atau sains. Laboratorium

6
merupakan salah satu prasarana pembelajaran yang dapat digunakan sebagai tempat
untuk melatih peserta dalam memahami konsep-konsep dan meningkatkan keterampilan
dalam melakukan percobaan ilmiah.
Keberadaan laboratorium dalam pembelajaran di bidang IPA atau sains khususnya
kimia adalah suatu yang sangat penting. Laboratorium merupakan wadah untuk
membuktikan sesuatu yang harus dilakukan melalui suatu percobaan. Peserta didik
dapat melakukan percobaan untuk membuktikan teori-teori ilmiah yang diperolehnya
dalam pembelajaran. Dalam pendidikan sains kegiatan laboratorium merupakan bagian
integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya kimia. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan
di laboratorium memberikan kemudahan bagi peserta dalam memahami apa yang
mereka pelajari materi melalui pendekatan kerja ilmiah.
Kimia merupakan salah satu bidang studi sains yang dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-
gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, transformasi,
dinamika dan energinetika zat yang melibatkan penalaran dan ketrampilan. Ilmu kimia
merupakan rumpun IPA yang pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses dan
produk. Kimia sebagai proses meliputi ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh
ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Kimia sebagai produk
meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, dan prinsip kimia
(Emda Amna. 2014)
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia,
fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup
seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. Laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,
pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam
kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai
pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik
laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka. Laboratorium harus dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana untuk

7
kebutuhan percobaan. Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian,
percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu :
1) Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan
praktik
2) Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak
hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut
seseorang untuk melakukan eksperimentasi.
3) Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar,
peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk
mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan
alam dan lingkungan sosial.
4) Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat
media yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan
kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang
akan dilakukan.
5) Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari
kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.
6) Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses
kegiatan kerja di laboratorium.
7) Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai masalah
melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik,
maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat yamg membutuhkan
penanganan dengan uji laboratorium.
8) Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang
masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata.

Nasrudin menyatakan bahwa peranan dan fungsi labortorium ada tiga, yaitu
sebagai (1) sumber belajar, artinya laboratorium digunakan untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik atau
melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, yang meliputi metode pengamatan dan

8
metode percobaan, dan (3) sarana penelitian, yaitu tempat dilakukannya berbagai
penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah.

Depdikbud menyatakan bahwa tujuan pengadaan laboratorium diantaranya adalah


meningkatkan kemampuan praktek peserta didik di laboratorium. Adapun tujuan
penggunaan laboratorium kimia/ IPA bagi peserta didik antara lain :

1) Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan


pembuatan alat sederhana).
2) Melatih bekerja cermat, serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran
laboratorium
3) Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan
4) Melatih daya berfikir kritis, analitis melalui penafsiran eksperimen
5) Memperdalam pengetahuan
6) Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggung jawab
7) Melatih merencanakan dan melaksanakan dan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan bahan-bahan dan alat yang ada.
(Emda Amna. 2014)

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sarana dan prasaran pendidikan dapat diartikan komponen-komponen yang secara
langsung mapun tidak langsung yang membantu proses jalannya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Ini menunjukkan bahwa
saran dan prasarana yang ada di sekolah maupun diperguruan tinggi perlu
didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran.
2. Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus
terpenuhi sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 tahun 2007.
3. Salah satu cara untuk memberdayakan potensi peserta didik adalah menyediakan
laboratorium. Laboratorium dibutuhkan sebagai sarana peningkatan pengetahuan
dan kertrampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPA atau sains.
Laboratorium merupakan salah satu prasarana pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai tempat untuk melatih peserta dalam memahami konsep-konsep
dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan percobaan ilmiah. Keberadaan
laboratorium dalam pembelajaran di bidang IPA atau sains khususnya kimia
adalah suatu yang sangat penting. Laboratorium merupakan wadah untuk
membuktikan sesuatu yang harus dilakukan melalui suatu percobaan. Peserta
didik dapat melakukan percobaan untuk membuktikan teori-teori ilmiah yang
diperolehnya dalam pembelajaran.

B. Saran
Makalah yang ini masih banyak kekurangan dalam hal pembahasan mengenai
materi maupun dalam masalah penulisan, di bagian saran ini penulis mengharapkan
masukan yang bisa membuat penulis agar lebih baik lagi dalam menulis makalah ilmiah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Emda Amna. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam


Meningkatkan Pengetahuan Dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Banda Aceh. Journal
Lantanida. 2 (2) : 219 – 229.
Indrawan,Irjus.2015.Pengantar Menajemen Sarana dan
Prasarana.Yogyakarta.deepublish

Nasrudin.,Maryadi.2018. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


DALAM PEMBELAJARAN. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 13, No. 1, Januari 2018: 15-23, ISSN: 1907-
4034

Prastyawan. 2016. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Jakarta.


Jurnal Al Hikmah Studi Keislaman. 6 (1) : 34 – 46.
Saniatu Nisail Jannah., Uep Tatang Sontani. 2018. Sarana dan prasarana pembelajaran
sebagai faktor determinan terhadap motivasi belajar siswa. Universitas Pendidikan
Indonesia: Bandung. JURNALPENDIDIKANMANAJEMENPERKANTORAN
Vol.1No.2,Januari2018,Hal.210-217

11

Anda mungkin juga menyukai