Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai sarana dan prasarana
yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi,
dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis kepada yang terhormat : kepada dosen
yang telah membimbing kami dalam membuat proses pembuatan makalah,dan kepada kawan-
kawan semua.
Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat penulis berikan.
Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikian makalah
ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang
saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi, Staf
Teknis Pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan
independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta
didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai.
Hubungan keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya
dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan
pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal.

Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem manajemen
yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana-prasarana. Sekolah
sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku
pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan
ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga),
serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan
bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional.
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap
tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung sarana-prasarana yang
memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf
sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak
sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara
komponen-komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang
mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk
tercapainya tujuan pendidikan tertentu.
Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan,
maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara lebih terkonsep
dan terarah

B. Rumusan Masalah
Bedasar latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan maslah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Sarana dan prasarana pendidikan?
2. Mengapa sarana dan prasarana sangat penting dalam sebuah pendidikan?
3. Siapa yang mengelola sarana prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan?
4. Bagaimana sarana prasarana itu dapat dikatakan standar dalam pendidikan?
5. Kapan sarana prasarana digunakan dalam proses belajar mengajar ?

C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Agar dapat memahami pengertian dari sarana prasarana pendidikan.
2. Mengetahui pentingnya sarana prasarana dalam pendidikan.
3. Memahami bagaimana proses pengelolaan sarana prasarana pendidikan.
4. Mengetahui standar sarana prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan.
Dapat menggunakan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau
tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti:buku, papan tulis, kursi, meja dan
sebagainya. Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan
terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
a. Bangunan dan perabot sekolah.
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium.
c. Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menguanakan alat
penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Adapun yang bertanggungjawab tentang sarana dan prasarana pendidikan adalah para
pengelola administrasi pendidikan. Secara mikro atau sempit maka kepala sekolah bertanggung
jawab masalah ini, seperti :
a. Hubungan antara peralatan dan pengajaran dengan program pengajaran.
b. Tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan prosedur.
c. Beberapa pedoman administrasi peralatan.
d. Administrasi gedung dan perlengkapan sekola.
Dari beberapa uraian diatas, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien.( Bafadal,2003). Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana
yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di
sekolah.
Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah
bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan
yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap
suksesnya proses pembelajaran disekolah.
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana
terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh
sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
mendukung semua proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua
perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah
seperti ; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, dan ruang
laboratorium.
Dalam UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional ) No. 20 Tahun 2003 pasal 47 ayat 2
dinyatakan bahwa sumber pendanaan pendidikan adalah dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Dana dari pemerintah pusat dianggarakan dalam Anggaran pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Alokasi dana pendidikan dalam APBN setiap tahun mengalami
peningkatan. Sedangkan pasal 49 menyatakan bahwa pemerintah (pusat maupun daerah) harus
mengalokasikan minimal 20% anggarannya untuk keperluan sektor pendidikan di luar gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan. Dana penyelenggaraan pendidikan tidak cukup hanya
dari APBN. Pihak sekolah juga harus menggalang dana dari orang tua murid. Karena dana
penyelenggaraan pendidikan ini bersumber dari pihak lain, pengelola dana sudah sepantasnya
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan itu.
Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengamatan, pemerikasaan dan
penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana sekolah. Hal ini untuk
menghindari penggelapan, penyimpangan atau penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut. Pengawasan dapat dilakukan oleh
kepala sekolah atau aparat lain yang berwenang.

B. Jenis-jenis dan Fungsi Sarana Prasarana Pendidikan


Fasilitas pengajaran (sarana dan prasarana) dan kompetensi profesional yang dimiliki oleh
seorang guru pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yakni bagaimana membuat siswa
merasa nyaman dan dapat memotivasi siswa dalam belajar, sehingga proses belajar dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan prestasi
siswa.Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu habis tidaknya dipakai,
bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar
mengajar.

1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai


Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
 Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik
guru dan siswa, dan sebagainya.Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya
kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita
mesin ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.
 Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas,
globe, dan beberapa peralatan olahraga.

2. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan


Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan,
yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak.
 Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dan
sebagainya.
 Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau
relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).

3. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar


Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan
proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
 Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar,
misalnya buku, alat tulis, dan alat praktik.
 Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan
atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang
abstrak sampai dengan yang konkret.
 Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses
belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti
ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi
secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor,
kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah,
ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

C. Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan


1. Perencanaan sarana pendidikan
Penentuan kebutuhan merupakan perencanaan pengadaan sarana pendidikan yang
diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau
fasilitas pendidikan terlebih dahulu harus melalui prosedur yang benar, yaitu melihat dan
memeriksa kembali keadaan dan kekayaan yang telah ada, agar tidak terjadi sarana pendidikan
yang mubazir, seperti pengadaan kembali sarana yang masih memadai dari segi kuantitas
maupun kualitas atau pengadaan alat-alat yang tidak diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Setelah melalui prosedur yang benar, baru bisa ditentukan jenis sarana yang
diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah bersangkutan.
Penentuan sarana pendidikan sekolah juga harus mempertimbangkan siapa-siapa saja yang
memfasilitasi atau membiayai pengadaan sarana tersebut. Pihak sekolah bisa mengajukan
permohonan pengadaan sarana pendidikan kepada istansi atasan seperti kepada pemerintah
melalui Disdikpora provinsi, kabupaten/kota, bisa juga kepada pihak komite sekolah mengajukan
RAPBS (Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah) pada waktu awal tahun pelajaran
atau mungkin sumbangan dari masyarakat. Apabila pengajuan pengadaan sarana pendidikan
tersebut hanya sebagian yang disetujui, maka harus menentukan sekala prioritas atau sarana yang
paling penting dan mendesak diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk
memudahkan mengetahui sarana yang paling penting dan mendesak dalam keperluan
pendidikan, maka pada daftar pengadaan sarana harus diurut dari nomor terkecil untuk
sarana/fasiltas yang paling penting atau mendesak kemudian diikuti sarana yang lain sesuai
dengan tingkat kepentingan.
Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan
perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain adalah seorang teoritisi administrasi pendidikan,
yaitu Jame J. Jones (1969). Jones menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah di awali dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang di
berikan di sekolah itu. Janes mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah sebagai berikut :
 Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapakan program untuk masa
yang akan datang sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat model
perencanaan perlengkapan yang akan datang.
 Melakuakan survei keseluruh unit sekolah untuk menyususun master plan untuk jangka waktu
tertentu.
 Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei.
 Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang terpisah-pisah dalam usaha
master plan.
 Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi pendidikan yang
diusulkan.
 Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan melaksanakan sesuai dengan
gambaran kerja yang diusulkan.
 Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap untuk digunakan.
2. Penyimpanan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan dan
umumnya barang tersebut adalah milik negara pada wadah/tempat yang telah disediakan.
Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik
berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru
ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau
ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah
aspek fisik dan aspek administratif.
Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk menampung barang
milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan
menjadi:
 Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang hasil pengadaan yang
terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan
dijadikan stok/persediaan
 Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara sebelum
disalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan.
 Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang sementara
sebelumdisalurkan ke unit atau satuan kerja yang membutuhkan.
 Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan barang-barang yang akan dan
telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Penataan barang barang tidak habis pakai.


Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan memberikan nomor dan kode pada
barang tersebut sesuai dengan sandi yang berlaku. Hal ini dilakukan agar petugas dan pemakai
lebih mudah memakai dan mengawasi pemakaiannya.

D. Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar


Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membuat adanya perubahan
dalam pendidikan. Mulai dari perubahan sarana dan prasarana belajar sekolah yang diharuskan
sesuai dengan standar sehingga tujuan pembelajaran siswa di sekolah dapat dicapai secara
efisien. Perubahan juga terjadi pada metode belajar siswa, dari metode konvensional sampai
metode belajar siswa aktif, perubahan metode pembelajaran tersebut juga harus diimbangi
dengan fasilitas-fasilitas sekolah yang mendukung.
Penentukan keberhasilan suatu pendidikan ialah guru. Seorang guru yang profesional
memiliki kewajiban untuk mengetahui fasilitas apa saja yang diperlukan oleh seorang siswa
dalam proses belajar, mulai dari sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas yang
menyenangkan, meja kursi yang memadai, media belajar yang cukup dan dapat menunjang
kegiatan belajar siswa.
Menurut Nawawi (1987), dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua
jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar. Sebagai contonya adalah kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan
lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.
Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak
langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian sarana atau materi pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.Penggunaan sarana pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar–belajar.
Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar-mengajar.
Demikian pula administrasinya yang jelek akan menurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan
tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa.
Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang dikaitkan dengan masalah-masalah
dan kebutuhan serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam kehidupannya. Karena penyediaan
sarana pendidikan di suatu sekolah haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta
kegunaan hasilnya di masa-masa mendatang.

E. Standar Sarana Prasarana Pendidikan


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi
sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, PP No
19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu, juga
harus memenuhi dari ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah
dijabarkan dalam:
1. Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan;
2. Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari Direktorat
Pembinaan SMP; dan
3. Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan
Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP. Standar sarana dan
prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai jumlah, jenis, volume, luasan,
dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau tipe sekolahnya masing-masing.

Landasan hukum dikeluarkannya standar sarana dan prasarana yaitu berdasarkan Undang –
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45 tentang Sarana dan
Prasarana Pendidikan berbunyi :
1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
BAB III
KESIMPULAN

A. Penutup
Prasarana pendidikan merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses belajar mengajar di sekolah atau perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung yang menunjang proses pendidikan di sekolah. Sedangkan sarana adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan atau alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi fasilitas atau sarana prasarana pendidikan adalah membuat siswa merasa nyaman
dan dapat memotivasi siswa dalam belajar, sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan prestasi siswa.

B. Saran
Kita sebagai seorang calon pendidik diharapkan mampu mengelolah atau menggunakan
sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat memahami dan aktif dalam
lingkungan sekolahnya. Begitu juga saat menggunakan sarana pendidikan harus kita sesuaikan
dengan kriteria siswa yang dididik. Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan apabila
ada kesalahan dalam penulisan agar memberi tahu penulis. Karena segala kekurangan datang
dari kita dan kebenaran dari Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Jakarta: Pustaka Amami, 1999.

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1994.

Mahmud, Tedi Priatna, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Sahifa, 2005.

http://www.mohammadikhsan19.co.cc/2010/06/nilai-nilai-pendidikan-dalam-haji.html.

luluvikar.files.wordpress.com/2011/05/skripsi-tuti.pdf.

Anda mungkin juga menyukai