Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Disusun oleh:

Nama : Rani Ramdaniyah

Kelas : 2A

Nim : 2109210006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Ciamis, 13 November 2022


Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Sarana prasarana pendidikan dalam hal ini sebagai alat dalam proses belajar mengajar
dianggap berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar peserta didik. Sehingganya Manajemen
sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan
agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan
inventarisasi dan penghapusan serta penataan. Selain itu Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
yang baik diharapkan menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi
yang menyenangkan baik bagi instruktor maupun peserta didik untuk berada di sekolah. Di samping
itu juga diharapkan tersedianya alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif,
dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pendidikan oleh instruktor sebagai pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar.
( Farhan, 2009).

Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan
dalam pelaksanaan pendidikan yang tersedia.Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat
tergantung pengadaannya dari pemerintah pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata
sampai ketujuannya sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab daerah masih dirasakan
kurang maksimal. Permasalahan-permasalahan yang menyangkut fasilitas pendidikan ini, erat 2
kaitannya dengan kondisi tanah, bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses
pendidikan. Dalam aspek tanah pendidikan, berkaitan dengan status hukum kepemilikan tanah yang
menjadi tempat pendidikan, letaknya yang kurang memenuhi persyaratan lancarnya proses pendidikan
(sempit, ramai, terpencil, kumuh, labil, dan lain-lain). Aspek bangunan berkenaan dengan kondisi
gedung sekolah yang kurang memadai untuk lancarnya proses pendidikan (lembab, gelap, sempit,
rapuh, bahkan banyak yang sudah ambruk, dan lain-lain) sampai membahayakan keselamatan. Aspek
perabot berkenaan dengan sarana yang kurang memadai bagi pelaksanaan proses pendidikan (meja-
kursi yang reyot, alat peraga yang kurang lengkap, buku paket yang tidak cukup, sarana kesehatan
kurang memadai, dan lain-lain), termasuk fasilitas untuk kebutuhan ekstrakurikuler. (Patawali, 2009).

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal t ersebut dapat dicapai apabila
ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal.Seiring
dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah
KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh
terhadap setiap tingkat satuan pendidikan, untuk mengoptimalkan perencanaan, pengadaan,
pendistribusian dan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah dituntut untuk memiliki
kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan
aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang- 3
undangan pendidikan nasional yang berlaku. Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut
pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8)
mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi. Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu
tolok ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang
tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik. untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang lebih efektif dan efesien.

Proses belajar mengajar dapat berlangsung jika ada pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan
lingkungan pendidikan yang mendukung semua faktor merupakan sebuah siklus dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut (Gunawan, 2005:5) adalah sebagai berikut.
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupan seluru proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersunggu-sunggu serta pembinaan secara kontinyu terhadap benda-
benda pendidikan agar senantiasa siap pakai (readi for uses) dalam proses pembelajaran sehingga
semakin efektif dan efesien guna pembantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

B. Rumusan Masalah

1. Tahap pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

2. Tujuan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis
mengenai Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.

D.Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam upaya melaksanakan penelitian khususnya
meningkatkan pemahaman peneliti berkaitan dengan pengelolaan sarana dan prasarana.
E. Metode Penulisan
Adapun metode dari pembuatan laporan penulisan ini adalah metode pustaka. Metode pustaka,
yaitu sumber data yang didapat dari internet, penulis menganalisis, menyimpulkan serta
memahami data-data yang ada sebagai bahan utama pembuatan makalah sesuai dengan
permasalahan yang penulis bahas dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Secara etimologis (arti kata), prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan misalnya lokasi ataupun tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga dan
sebagainya. Sedangkan sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya
ruang kelas, buku, perpustakaan, laboratorium, dan lain sebagainya.
Jadi pengelolaan sarana dan prasarana adalah merupakan suatu proses kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistic ataupun
perlengkapan yang terkait dalam pendidikan di sekolah.
   Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 079/1975, sarana pendidikan
terdiri atas tiga kelompok, yaitu:
1.       Bangunan dan prabot sekolah.
2.       Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium.
3.       Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
terampil.
Sedangkan dalam peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standard nasional
pendidikan, pasal 42, yaitu:
1.       Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi prabot, pralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2.       Setiap satuan pendidkan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolah raga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Lain dari pada hal-hal yang telah ditetapkan oleh pemerintah, fasilitas ataupun benda-benda
pendidikan dapat ditinjau dari fungsinya, jenisnya, dan sifatnya.
1.       Dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung
(kehadirannya tidak sangat menentukan). Yang termasuk prasarana pendidikan secara tidak langsung 
adalah tanah, halaman, pagar, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, listrik, air, telepon, serta
prabol-prabot sekolah. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung (kehadirannya sangat
menentukan) terhadap proses belajar mengajar yaitu seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek
dan media pendidikan.
2.       Dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.
3.       Dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi benda yang bergerak dan
benda yang tidak bergerak
.

Proses Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan


1.     Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan menurut R. Freedman dan kawan-kawan adalah
penerapan secara sistematis dari pengetahuan yang tepat guna mengontrol dan menentukan arah
perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.
Dilandasi pemikiran diatas maka perabot dan perlengkapan yang dibuat harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a.     Syarat perabot sekolah
1)         Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakaiannya fungsional dan efektif.
2)         Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a)    Sesuai dengan aktivitas murid dalam proses belajar mengajar.
b)    Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan.
c)    Mempunyai pola dasar yang sederhana.
d)    Mudah dan ringan untuk disusun/disimpan.
e)    Flexible sehingga mudah diguakan dan dapat pula berdiri sendiri
f)     Konstruksi hendaknya Kuat dan tahan lama, mudah dikerjakan secara masal, tidak tergantung
keamanan pemakainya, bahan yang mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.
b.     Syarat-syarat untuk perlengkapan sekolah
Agar perlengkapan yang digunakan itu benar-benar tepat guna, maka baik jenis, bentuk, serta
warna hendaknya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan anak
didik/siswa.
Ini berarti adanya keharusan untuk memilih dan memiliki alat-alat yang sesuai dan
disesuaikan dengan umur, minat, serta taraf perkembangan fisik maupun psikhis anak didik. Untuk itu
diperlukan:
1)         Keadaan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan keselematan anak didik.
2)         Konstruksi harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi peserta didik.
3)         Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar disesuaikan usia, minat, tarap
perkembangan anak didik
4)         Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar berfungsi bagi penanaman,
pemupukan, serta pembinan hal-hal yang berguna bagi perkembangan anak.
Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas mengelompokannya
menjadi barang-barang yang habis dipakai barang-barang yang tak habis dipakai. Untuk
perencanaannya adalah sebagai berikut (Depdiknas,1980):
1)         Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
a)    Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah
tiap bulan
b)    Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang tersebut tiap bulan.
c)    Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana triwulan dan kemudian menjadi
rencana tahunan
2)         Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
a)    Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai dengan rencana kegiatan sekolah serta
memperhatikan perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan perlengkapan yang masih
ada dan masih dapat dipakai.
b)    Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan standar yang telah
dilakuakan
Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia, urgensi kebutuhan dan menyusun
rencana pengadaan tahunan.
2.     Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan bagi pelaksanaan
pendidikan. Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli, menerima hibah, menerima
hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara
membangun baru, memebeli, menyewa, menerima hibah, atau menukar bangunan. Untuk pengadaan
perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli
dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat
dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar
Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan sebagainya.
3.     Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan
Semua srana dan prasaran sekolah hendaknya diinventarisir, melalui inventarisasi
memungkinkan dapat dikethui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek, ukuran, haraga
dan sebagainya.
Khusus untuk sarana dan prasarana pendidikan yang berasal dari pemerintah (milik Negara)
wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah
ditetapkan. Atau mencatat inventarisasinya di dalam buku Induk Barang Inventaris dan Buku
Golongan Inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua barang barang inventaris milik menurut
urutan tunggal. Sedangkan buku golonganbarang inventaris mencatat barang inventaris menurut
golongan barang yang telah ditentukan.
4.     Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan
Setelah pengadaan barang terealisasikan, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan ialah
menampung ataupun mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik
yang belum maupun yang akan didistribusikan. Kegiatan penyimpanan meliputi, menerima barang,
menyumpan barang dan mengeluarkan barang dan mengeluarkan/mendistribusikan barang, sesuai
kegunaan dan sesuai ICW (Indische Comptabilitietswet) atau Undang-Undang Pembendaharaan
Indonesia pasal 55 dan 57.[6]
Untuk penyimpanan barang biasanya digunakan gudang, sehingga penyimpanan barang dapat
terorganisir. Sedangkan untuk mempersiapkan sebuah gudang perlu diperhatikan beberapa factor
pendukungnya seperti lokasi, konstruksi, macam/bentuk/sifat dan ketentuan tata letak barang
didalamnya sesuai jenis dan sifat serta kegunaan barangnya.

5.     Penataan sarana dan prasarana pendidikan


Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan sehingga
fungsional, aman dan atrktif unutk keperluan proses-proses belajar di sekolah. Secara fisik sarana dan
prasarana harus menjamin adanya kondisi yang higienik dan secara psikologis dapat menimbulkan
minat belajar, hampir dari separuh waktunya siswa-siswa bekerja, belajar dan bermain di sekolah,
karena itu lingkungan sekolah (sarana dan prasarana) harus aman, sehat, dan menimbulkan presefsi
positif bagi siswa-siswanya.
Lingkungan yang demikian dapat menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki siswa terhadap
sekolahnya. Hal ini memungkinkan apabila sarana dan prasarana itu fungsional bagi kepentingan
pendidikan. Dalam hal ini guru sangat berkepentingan untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dan
menjadikan lingkungan sekolah sebgai asset dalam proses belajar mengajar.
Beberapa teknis yang berkenaan dengan bagaimana menata sarana dan prasarana pendidikan:
a.     Tata Ruang dan Bangunan Sekolah
Dalam mengatur ruang yang dibangun bagi suatu lembaga pendidikan/sekolah, hendaknya
dipertimbangkan hubungan antara satu ruang dengan ruang yang lainnya. Hubungan antara ruang-
ruang yang dibutuhkan dengan pengaturan letaknya tergantung kepada kurikulum yang berlaku dan
tentu saja ini akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran.
b.     Penataan Perabot Sekolah
Tata perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang dipergunakan oleh sekolah,
sehingga menimbulkan kesan kontribusi yang baik pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur
perabot sekolah hendaknya diperhatikan macam dan bentuk perabot itu sendiri. Apakah perabot
tunggal atau ganda, individual atau klasikal, hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan perabot
sekolah antara lain:
1)    Perbandingan antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut
2)    Kelonggaran jarak dan dinding kiri-kanan
3)    Jarak satu perabot dengan perabot lainnya
4)    Jarak deret perabot (meja-kursi) terdepan dengan papan tulis
5)    Jarak deret perabot (meja-kursi) paling belakang dengan tembok batas
6)    Arah menghadapnya perabot
7)    Kesesuaian dan keseimbangan
8)    Penataan perlengkapan Sekolah
Penataan perlengkapan sekolah mencakup perlengkapan di ruang kepala sekolah, ruang tata
usaha, ruang guru, dan kelas, ruang BP, ruang perpustakaan dan sebagainya. Ruang-ruang tersebut
perlengkapannya perlu ditata sedemekian rupa sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan menimbulkan perasaan dan betah pada
guru yang mengajar dan siswa yang sedang belajar.
6.     Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan
Penggunaan/pemakaian sarana dan prasarana pendidikan disekolah merupakan
tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran kegiatan tersebut,
bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang
berhubungan dengan penanganan saran dan prasarana sekolah diberi tanggung jawab untuk menyusun
jadwal tersebut. yang perlu diperhatikan dalam penggunaan saran dan prasarana adalah:
a.     Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya.
b.     Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupkan prioritas utama.
c.     Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran.
d.     Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada bidangnya.
e.     Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar kegiatan intrakulikuler dengan
ekstrakulikuler harus jelas.

7.     Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan


Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-
barang tersebut kondisinya tidak akan tetap, tetapi lama kelamaan akan mengarah pada kerusakan,
kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar saran dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau
hancur diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan atau
maintenanace merupakan suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana
pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Menurut J.Mamusung (1991:80), pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan
biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan
“building”, “equipment”, serta “furniture”, termasuk penyediaan biaya bagi kepentingan perbaikan
dan pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan yang baik terhadap bangunan, perabot dan
perlengkapan sekolah dikarenakan kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama
gedung, perabot dan perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana
tersebut, kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan
terhadapa sarana tersebut selama dipergunakan.
J.Mamusung telah mengelompokan bahwasanya ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan
pada bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah, yaitu:
a.     Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun yang tidak oleh
pemakai.
b.     Kerusakan dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan lingkungan.
c.     Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta perkembangannya
d.     Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam perencanaan,
pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah
e.     Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan lain2
Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan serta perabot
sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang dilakukan setiap hari dan pemeliharaan yang
dilakukan secara berkala.

8.     Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan


Barang-barang yang sudah ada di sekolah, terutama yang berasal dari pemerintah (khusus
sekolah negri) tidak akan selamanya bisa digunakana/dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan,
hal ini dikarenakan rusak berat sehingga tidak bisa dipergunkan lagi, barang tersebut sudah tidak
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan, biaya pemeliharaan yang tinggi, jumlah barang tersebut
berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan nilai guna barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.
Dengan keadaan seperti diatas maka barang-barang tersebut harus segera dihapus, artinya,
menghapus barang-barang inventaris itu (milik Negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Dengan adanya penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan dari biaya
perbaikan/pemeliharaan, selain itu dengan adanya penghapusan ini akan meringankan beban kerja
inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah terhadap barang tesebut.
BAB III

PENUTUP

A.        Kesimpulan
Sarana dan prasarana pendidikan adalah faktor yang kecil dan sepele, namun pada
kenyataannya tidak dapat disepelekan dan tidak dapat dianggap sebagai suatu hal kecil, sehingga
kerap kali dapat ditemukan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ditemui diindonesia ini yang
justru tidak dapat mengorganisir dan mengelola sarana yang ada secara optimal, efektif dan efesien.
Padahal sarana dan prasarana pendidikan sangatlah mendukung dan membantu dalam proses belajar
mengajar guna mencapai tujuan pendidikan.
Dalam mengelola sarana dan prasarana yang ada, dibutuhkan adanya suatu badan ataupun
tenaga kerja khusus yang memiliki ahli dan hanya terfokus pada sarana dan prasarana tersebut dengan
dibantu oleh para tenaga pengurus lembaga yang ada. Pada pengelolaan sarana dan prasarana itu
sendiri dibutuhkan adanya perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan,
penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana.
Dalam pengelolaaan sarana dan prasarana tidak dapak terlepas dari delapan faktor diatas.
Oleh karenanya bagi tenaga pengurus yang termasuk didalamnya tenaga guru pengajar, kepala
sekolah, staff dan siswa, hendak memperhatikan pengelolaan sarana dan prasarana sekolahnya. Bila
tidak maka jalan menuju untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak mudah untuk
dicapai dan pasti akan mengalami banyak kendala-kendala didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai