Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UAS MAKALAH

NAMA : PUTRI AULIA MAHAR TITAN


NIM : 2018142035
KELAS : 6A
PRODI : PGPAUD
MATA KULIAH : PENGELOLAAN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU: NURANISA, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh
setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan
umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat
atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
dengan fasilitas/prasarana adalah yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.

Fasilitas pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat


kelompok yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah (site, building,
equipment, and furniture). Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang
berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen
yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4)
Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan, dan (8) Penghapusan.
Jadi, secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil
yang diharapkan sesuai dengan rencana.
Standar sarana dan prasarana pendidikan telah diatur dalam PP No.32 tahun
2013 dikatakan Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.

B. Pengaruh Sarana dan Prasarana di Sekolah dalam Menunjang Kualitas Siswa


Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan bahwa kualitas
pendidikan tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar
sekolah atau instansi pendidikan terkait. Sarana prasarana sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan
prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja
sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer,
maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah di
desa yang tidak memiliki fasilitas itu tidak tahu bagaimana menggunakan komputer
kecuali mereka mengambil kursus di luar sekolah
Adapun hubungan sarana dan prasarana dengan proses pendidikan, dapat
dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses
kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah
perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah.
Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan
prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya
akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Dalam
mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana
terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan,
penggunaan, pemeliharaan dan pengawasan.  Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu
direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung
semua proses pembelajaran.

C. Pentingnya Sarana dan Prasarana dalam Proses Pembelajaran


Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian
dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,
demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan rohani,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik
secara infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran,
khususnya interaksi antar pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga prestasi yang dicapai dapat sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.

Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya.
Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga
memerlukan sarana pembelajaran yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan
pembelajaran guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya
sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik. Dengan dukungan sarana
pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan,
tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah
disiapkan guru.

Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan


pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu
guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah
sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana
pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar.
Yamin  menyebutkan beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang
proses belajar mengajar: 1) perpustakaan, 2) sarana penunjang kegiatan kurikulum,
dan 3) prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.
Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka
peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih
terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik
mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana
pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan
fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik
dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan.
Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang
telah dimiliki.
D. Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Fasilitas Yang Minim dan Tidak Merata
Volume sarana dan prasarana yang minim masih mejadi permasalahan utama
disetiap sekolah di Indonesia. Terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan.
Kasus seperti ini dapat menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan. Banyak peserta
didik yang berada di desa tidak bisa menikmati kenyamanan dan kelengkapan fasilitas
seperti peserta didik di Kota. Oleh karena itu, kualitas pendidikan di desa semakin
kalah bersaing dengan kualitas pendidikan di kota. Selain itu masih banyak fasilitas
yang belum memenuhi mutu standar pelayanan minimal. Hal seperti ini membuktikan
bahwa lembaga pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam
mengembangkan diri. Akibat ketidak tersedianya fasilitas tersebut, para pelajar
mengalokasiakan kelebihan waktunya untuk hal-hal yang negatif.

2. Alokasi dana yang terhambat


Banyaknya kasus penyalahgunaan  dana adminitrasi sekolah, membuat sarana
dan prasarana sekolah tidak terwujud sesuai dengan harapan, adanya permainan uang
dalam adminitrasi membuat pendidikan semakin tidak cepat mencapai titik
kebehasilan.

3. Perawatan yang Buruk


Ketidak pedulian dari sekolah terhadap perawatan fasilitas yang ada
menjadikan buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak adanya
pengawasan dari pemerintah, membuat banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai.
Ketidaknyamanan menggunakan fasilitas yang ada, akibat kondisi yang banyak rusak,
membuat para pelajar enggan menggunakannya. Kasus seperti ini biasanya terjadi
karena tidak adanya kesadaran dari setiap guru, siswa, dan pengurus sekolah.
Dari ketiga point di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi. Banyaknya permasalahan
sarana dan prasana akan menghambat proses pembelajaran, yang akibatnya
berpengaruh pada ketercapaian dari tujuan pendidikan.

E. Alternatif Solusi untuk Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan


Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memperbaiki sarana dan
prasarana pendidikan ini antara lain:
1. Terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,
bahkan hingga daerah terpencil sekalipun sehingga tidak terputusnya komunikasi
antara pemerintah pusat dengan daerah.

2. Dengan adanya koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah maka


selanjutnya kita dapat meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Adapun
sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan dalam rangka meningkatkan output
pendidikan tentunya kita harus menaikan cost (harga), menaikkan harga disini
maksudnya adalah meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan.
Adapun sarana tersebut meliputi sarana fisik dan non fisik.

Sarana fisik
Pemenuhan sarana fisik sekolahan ini meliputi pembangunan gedung
sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga, alat-alat kesenian dan
fasilitas pendukung lainnya. Dalam hal ini tentunya pemerintah memegang tanggung
jawab yang besar dalam pemenuhan ini, karena pemerintah berkepentingan dalam
memajukan pembangunan nasiaonal. Jika sarana belajar ini telah terpenuhi tentunya
akan semakin memudahkan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sarana non fisik


Sarana non fisik ini diibaratkan software dalam komputer, jika software ini
dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka pekerjaan akan cepat
selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem dan pengajarnya bermutu maka
akan mempercepat pembangunan nasional.

3. Adanya manajemen sarana dan prasarana. Manajemen yang dimaksud meliputi:


(1)  Perencanaan. Perencanaan saran dan prasarana dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan,
rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan.diperhatikan dalam perencanaan fasilitas sekolah, antara lain:
Fasilitas yang ada disekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan anak yang beraneka
ragam sifat dan kebutuhannya, baik secara individual maupun kelompok. Serta
fasilitas yang ada harus disesuaikan dengan kurikulum/program pendidikan yang akan
dilaksanakan sekolah.
Ada dua hal terpenting yang perlu

(2) Pengadaan. Pengadaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua


keperluan barang bagi keperluan pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam pengadaan barang sebenarnya tidak terlepas dari perencanaan
pengadaan yang telah dibuat sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.

(3) Inventarisasi. Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan


penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang
yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris
barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku.

(4) Penyimpanan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan


menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun
barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh
seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek
administratif.

(5) Penataan. Penataan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibagi menjadi:


a. Penataan barang bergerak
Yang dimaksud dengan barang bergerak adalah barang yang dapat
dipindahkan dari penempatan sebelumnya, misalnya kursi, meja, dan lain-lain.
b. Penataan barang tidak bergerak
Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti
tanah, gedung, halaman, lapangan, dan lain-lain. Dalam hal ini sebelum dibangun,
terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang matang agar tidak terjadi perbaikan yang
menimbulkan pemborosan.
c. Penataan barang habis pakai
Barang habis pakai adalah barang yang tidak tahan lama, cepat susut, dan
habis setelah digunakan atau dipakai, contoh kertas, karbon, kapur, spidol, dan lain-
lain.
d. Penataan barang barang tidak habis pakai
Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan memberikan nomor dan
kode pada barang tersebut sesuai dengan sandi yang berlaku. Hal ini dilakukan agar
petugas dan pemakai lebih mudah memakai dan mengawasi pemakaiannya.

(6) Penggunaan. pengaturan bagi penggunaan sarana dan prasarana tersebut yaitu
dengan cara:
a.  Alat pelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan dan saat dikembalikan jumlah
harus sama.
b. Alat pelajaran disimpan di suatu tempat, bila siswa ingin menggunakan, siswa
mengajak guru yang mengajar untuk membawa barang tersebut
Penggunaan atau pemakaian fasilitas pendidikan di sekolah merupakan
tanggung jawab kepala sekolah pada tiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran
kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan
prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan fasilitas sekolah diberi
tanggun jawab untuk menyusun jadwal tersebut. Dalam penggunaan fasilitas, semua
pengguna baik peserta didik, guru, dan komponen sekolah lainnya harus dapat
mempertanggungjawabkan penggunaan fasilitas yang telah digunakan. Dalam artian
bahwa dalam menggunakan fasilitas harus dengan baik dan tidak merusak fasilitas
yang telah ada.

(7) Pemeliharaan.  Pemeliharaan berarti sarana dan prasarana yang digunakan harus


dipelihara agar tidak rusak.

(8) Penghapusan. Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang  dari daftar


inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah
tidak berfungsi sebagaimanan yang diharapkan, atau
biayampemeliharaannyamsudahmterlalummahal.

4.Adanya Pengawasan Fasilitas.


Peranan pengawasan sangat penting dalam menunjang keberlangsungan dan
segala aspek kehidupan berorganisasi umumnya untuk lembaga pendidikan khususnya
tidak dapat diragukan lagi. Sebagaimana seperti yang dikemukakan oleh S. P. Siagian
(1990: 107) bahwa: “Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah


hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanya
mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik untuk
dikembangkan lebih lanjut.

1. Tujuan pengawasan
Agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat
dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.

2. Prosedur pengawasan
a. Observasi
Digunakan untuk mengadakan penilaian atau evaluasi baik terhadap pimpinan
atau bawahannya. Digunakan untuk audit dan review terhadap apa yang telah
dilakukan.
b. Pemberian contoh
Apa yang dikerjakan oleh pimpinan seharusnya juga dikerjakan pula oleh
bawahannya dan sebaliknya pimpinan akan segan menindak terhadap bawahannya
kalau ia sendiri tidak dapat mengerjakannya.
c. Pencatatan pelaporan
Suatu alat pembuktian, dapat berupa catatan atau laporan.
d. Pembatasan wewenang
Untuk menjaga agar seseorang tidak melakukan hal yang melebihi wewenangnya
serta untuk menghindari penyimpangan.
e. Menentukan peraturan perintah prosedur
1) Peraturan pada umumnya melarang bentuk tingkah laku yang khusus atau jika
diizinkan akan dapat mengganggu usaha-usaha serta membahayakan organisasi.
2) Prosedur mengatur kegiatan yang harus dilakukan yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan melalui anggota-anggota suatu organisasi untuk melayani dan menerima
dalam suatu situasi tertentu.
f. Sensor
Tindakan pengamanan agar kesalahan-kesalahan yang akan timbul segera
dapat dicegah atau diperbaiki dan tindakan pembetulan sebelum terlambat.
g. Anggaran
Alat dari pimpinan agar dilaksanakan. Suatu petunjuk untuk mengembangkan
dan memajukan organisasi, penilai suksesnya suatu rencana.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Sarana Panca
Karya Nusa.
Suryobroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Artikel : SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai