Kelas : 3 MPI-C
Disusun oleh
Kelompok 7
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Penghapusan Sarana dan Prasarana” ini dengan
tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana yang diampu oleh Bapak Mufid Tohirun, M. Pd. I..
Makalah yang kami buat ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi yang bermanfaat
dan juga untuk menambah wawasan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak karena terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami
kerjakan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kami tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam membuat makalah-
makalah yang selanjutnya. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ………………………………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kegiatan pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik jika
didukung dengan adanya pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia secara
optimal, efektif, dan efisien. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan dijelaskan bahwa setiap satuan
pendidikan, baik formal maupun non formal harus menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan, intelektual, emosional, dan psikologis peserta didik. Pendidikan
merupakan sebuah kebutuhan yang jika diatur dan dikelola secara optimal, maka dapat membantu
mempercepat proses pemberdayaan bangsa yang bertujuan untuk menimgkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu aspek yang dapat memengaruhi
mutu pendidikan, yaitu penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di sebuah lembaga
pendidikan. Dengan bersumber dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013,
disebutkan bahwa ruang lingkup standar nasional pendidikan, meliputi standar isi, standar proses,
standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, serta standar sarana dan prasarana. Jadi, sarana dan
prasarana dalam pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran untuk
menjamin tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
2. Apa tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
3. Apa saja syarat-syarat dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
4. Bagaimana mekanisme penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Bagaiamana tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
4. Untuk mengetahui mekanisme penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Untuk mengetahui tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
D. Manfaat
1. Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
2. Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami materi tentang
penghapusan sarana dan prasarana di bidang pendidikan.
3. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
Penghapusan menurut para ahli, seperti menurut Lukas dan Rumsari (2004) adalah
kegiatan pembebadan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan menurut Keputusan Menkeu No. 470
KMK.01/1994. Penghapusan adalah keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
menghapus barang dari daftar inventaris (Buku Inventaris) dengan tujuan membebaskan
bendaharawan barang atau pembantu penguasa barang (PPBI). Sedangkan penghapusan
Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007. Penghapusan barang milik daerah adalah
tindakan-tindakan penghapusan barang pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari
daftar inventaris barang milik daerah.
1 Joko Pramono. 2017. Otomatisasi Tata Kelola Sarana & Pasarana. Yogyakarta: Penerbit Andi Hal. 93-95
pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara operasional, penghapusan sarana dan
prasarana merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventarisasi karena dianggap sudah tidak
berfungsi secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah
Penghapusan perlu dilakukan, karena sarana dan prasarana yang ada tersebut tidak
mungkin lagi diperbaiki, sudah tidak efektif lagi, biaya yang dikeluarkan mungkin akan
lebih besar lagi dibandingkan dengan kalau misalkan saja membeli atau pengadaan baru.
Karena itu, langkah penghapusan harus dilakukan agar proses pendidikan di sekolah tidak
terganggu, waktu dan tenaga tidak banyak tersedot untuk memperbaiki sarana dan
prasarana yang sudah rusak.
Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen pendidikan di sekolah menurut
Bafadal dalam Nurabadi, (2014) menyatakan bahwa tujuan penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan adalah untuk:
1. Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat dari adanya
dana yang dikeluarkan untuk perbaikan;
7. Agar ada alasan untuk mengadakan barang baru yang lebih sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dari anggaran pengadaan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
mengemukakan bahwa, penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk
hal-hal berikut:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan
atau rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi;
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris;
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi;
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.
1. Penghapusan barang dengan lelang, menghapus barang dengan cara menjual barang-
barang melalui kantor lelang negara. Berikut adalah prosesnya:
1. Penghapusan sarana dan prasarana yang rusak berat, tua dan berlebih. Prosesnya
sebagai berikut:
a. Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus, yang berisi nomor
urut, nomor kode barang, nama barang, merk/tipe, tahun pembuatan, harga satuan,
dan kondisi barang.
3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang disertai bukti setoran
hasil lelang kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
k. Barang yang telah dihapus, kemudian akan dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris sekolah.
c. Panitia meneliti dan meninjau gedung yang akan dihapuskan dan membuat berita
acara penelitian.
3. Penghapusan barang inventaris sekolah yang dicuri, hilang, dan terbakar. Langkah-
langkah penghapusannya sebagai berikut:
g. Panitia Tuntutan Ganti Rugi meneliti masalah tersebut untuk mencari bukti
pencurian atau kehilangan, apabila disebabkan karena kelalaian petugas, maka
setelah mendapat pertimbangan BPK, petugas yang bersangkutan dikenakan
tuntutan ganti rugi.
i. Kemudian, barang tersebut dihapuskan dari buku induk dan buku holongan barang
inventaris.
4. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan karena bencana alam. Tata cara
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang rusak berat (musnah) karena
bencana alam adalah sebagai berikut:
b. Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus, yang berisi nomor
urut, nomor kode barang, nama barang, merk/tipe, tahun pembuatan, harga
satuan, dan kondisi barang.
3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang disertai bukti setoran
hasil lelang kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
l. Barang yang telah dihapus, kemudian dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris sekolah.
i. Diadakan kontrak jual beli antara penghuni rumah tersebut dengan Departemen
Pekerjaan Umum dengan sistem cicilan selama 5 tahun.
k. Penghapusan rumah dinas dari buku induk dan buku golongan barang inventaris
setelah diterbitkan Surat Keputusan penghapusan oleh Menteri Pendidikan
Nasional
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sarana prasarana merupakan salah satu komponen yang penting dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah
satu penunjang hasil pembelajaran di sekolah. Penggunaan sarana dan prasarana yang
efektif dan efisien dapat mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan. Bertujuan untuk
memperlancar proses belajar mengajar, dan membantu siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran.
B. Saran
Fitria, Balqis. 2019. " Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah" Diakses
tanggal 14 November 2021. Melalaui:
https://balqisfitria.blogspot.com/2019/09/penghapusan-sarana-dan-
prasarana.html?m=1
Huda, Muhammad Nurul. 2020. "Inventarisasi dan Penghapusan Sarana dan Prasarana
Pendidikan" Diakses tanggal 13 November 2021.
Mufi, Rizki. 2019. "Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan" Diakses tanggal 14
November 2021. Melalaui: http://riskimufi.blogspot.com/2019/02/penghapusan-
sarana-prasarana-pendidikan.html?m=1
Pramono, Joko. 2017. “Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana”. Yogyakata: Penerbit
ANDI
Wahyuni, Sri dkk. 2017. "Makalah Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan" Diakses
tanggal 14 November 2021. Melalui:
http://sriwahyunii3.blogspot.com/2017/11/makalah-penhapusan-sarana-dan-
prasarana.html?m=1