Anda di halaman 1dari 17

PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Manajemen Sarana dan Prasarana

Dosen Pengampu : Mufid Tohirun, M. Pd. I.

Kelas : 3 MPI-C

Disusun oleh

Kelompok 7

1. Neng Ita Karomah 2017401107


2. Nur Izzati Amanah 2017401122
3. Nur Kholik 2017401132
4. Eva Nurul Afifah 2017401142

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

PROF. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Penghapusan Sarana dan Prasarana” ini dengan
tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana yang diampu oleh Bapak Mufid Tohirun, M. Pd. I..
Makalah yang kami buat ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi yang bermanfaat
dan juga untuk menambah wawasan bagi para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak karena terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami
kerjakan ini masih banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kami tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam membuat makalah-
makalah yang selanjutnya. Mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Terima kasih.

Purwokerto, 16 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………........

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………..
C. Tujuan …………………………………………………………………………………………….
D. Manfaat ……………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………………………………………


B. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan ………………………………………..
C. Syarat-syarat Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan …………………………………
D. Mekanisme Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan …………………………………..
E. Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan …………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………....…………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kegiatan pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik jika
didukung dengan adanya pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia secara
optimal, efektif, dan efisien. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan dijelaskan bahwa setiap satuan
pendidikan, baik formal maupun non formal harus menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan, intelektual, emosional, dan psikologis peserta didik. Pendidikan
merupakan sebuah kebutuhan yang jika diatur dan dikelola secara optimal, maka dapat membantu
mempercepat proses pemberdayaan bangsa yang bertujuan untuk menimgkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu aspek yang dapat memengaruhi
mutu pendidikan, yaitu penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di sebuah lembaga
pendidikan. Dengan bersumber dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013,
disebutkan bahwa ruang lingkup standar nasional pendidikan, meliputi standar isi, standar proses,
standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, serta standar sarana dan prasarana. Jadi, sarana dan
prasarana dalam pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran untuk
menjamin tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
2. Apa tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
3. Apa saja syarat-syarat dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
4. Bagaimana mekanisme penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
5. Bagaiamana tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
4. Untuk mengetahui mekanisme penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Untuk mengetahui tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan.
D. Manfaat
1. Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
2. Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami materi tentang
penghapusan sarana dan prasarana di bidang pendidikan.
3. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan sarana dan prasarana meupakan kegiatan pembebasan sarana dan


prasarana dari pertanggung jawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Secara lebih oprasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah
proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana
dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan pada suatu
lembaga pendidikan. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana
harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Bebagai
pertimbangan tersebut bemuara pada efektifitas dan efisiensi kegiatan lembaha pendidikan. 1

Penghapusan menurut para ahli, seperti menurut Lukas dan Rumsari (2004) adalah
kegiatan pembebadan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan menurut Keputusan Menkeu No. 470
KMK.01/1994. Penghapusan adalah keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
menghapus barang dari daftar inventaris (Buku Inventaris) dengan tujuan membebaskan
bendaharawan barang atau pembantu penguasa barang (PPBI). Sedangkan penghapusan
Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007. Penghapusan barang milik daerah adalah
tindakan-tindakan penghapusan barang pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari
daftar inventaris barang milik daerah.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang


bertujuan untuk menghilangkan sebuah barang yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana
pendidikan dari daftar inventarisasi karena sudah tidak diperlukan dan tidak dipergunakan
lagi dalam kegiatan pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Hartati
Sukirman, menjelaskan bahwa penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menghapus barang-barang milik negara dari daftar inventaris berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan

1 Joko Pramono. 2017. Otomatisasi Tata Kelola Sarana & Pasarana. Yogyakarta: Penerbit Andi Hal. 93-95
pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara operasional, penghapusan sarana dan
prasarana merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventarisasi karena dianggap sudah tidak
berfungsi secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah

B. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan perlu dilakukan, karena sarana dan prasarana yang ada tersebut tidak
mungkin lagi diperbaiki, sudah tidak efektif lagi, biaya yang dikeluarkan mungkin akan
lebih besar lagi dibandingkan dengan kalau misalkan saja membeli atau pengadaan baru.
Karena itu, langkah penghapusan harus dilakukan agar proses pendidikan di sekolah tidak
terganggu, waktu dan tenaga tidak banyak tersedot untuk memperbaiki sarana dan
prasarana yang sudah rusak.
Sebagai salah satu aktivitas dalam manajemen pendidikan di sekolah menurut
Bafadal dalam Nurabadi, (2014) menyatakan bahwa tujuan penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan adalah untuk:
1. Mengurangi dan mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat dari adanya
dana yang dikeluarkan untuk perbaikan;

2. Mengurangi dan mencegah terjadinya pemborosan dana sebagai akibat dari


biaya pengamanan, penggudangan sarana dan prasarana yang tidak dapat
dipergunakan lagi;

3. Mengurangi beban dan kalau perlu membebaskan institusi dari tanggungjawab


pemeliharaan dan pengamanan barang-barang yang sudah tidak dapat dipakai
lagi;

4. Mengurangi beban pekerjaan inventarisasi yang secara terus menerus atau


berkala yang harus dilakukan;

5. Menghapuskan barang-barang yang out of date dari lembaga agar tidak


memboroskan tempat atau ruangan;

6. Agar barang-barang sekali pakai (tidak dapat di up-grade) tidak menumpuk;

7. Agar ada alasan untuk mengadakan barang baru yang lebih sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dari anggaran pengadaan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
mengemukakan bahwa, penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk
hal-hal berikut:
1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan
atau rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi;
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris;
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi;
4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

C. Syarat-syarat Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap
perlengkapan Pendidikan di sekolahnya. Namun, perlengkapan yang akan dihapus harus
memenuhi syarat-syarat penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ada beberapa persyaratan dalam penghapusan sarana dan prasarana pendidikan,
antara lain:
1. Barang dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat dipebaiki atau digunakan lagi
2. Kegunaan tidak seimbang dengan pemeliahraan
3. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini
4. Terlalu lama disimpan sehingga mengakibatkan kerusakan
5. Penyusutan barang diluar kekuasaan pengurus barang, misalnya bahan kimia
6. Apabila dilakukan perbaikan, akan menelan biaya besar
7. Barang yang secara tekhnis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan
8. Barang-barang tersebut sudah tidak mutakhir lagi
9. Musnah akibat bencana alam
10. Merupakan kelebihan pesediaan
11. Hilang akibat pencurian
D. Mekanisme Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pelaksanaan penghapusan barang inventaris di tiap instansi dari pusat sampai daerah
pada setiap permulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia peneliti atau penghapusan
barang inventaris, dengan keputusan unit utama masing-masing mewakili unsur keuangan,
perlengkapan dan bidang teknis. Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas
untuk meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita acara,
melaksanakan penghapusan sampai melelang, atau memusnahkan barang-barang inventaris
tersebut.
Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, menguraikan
langkah-langkah dalam proses penghapusan sarana dan prasarana pendidikan, sebagai
berikut:

1. Penghapusan barang dengan lelang, menghapus barang dengan cara menjual barang-
barang melalui kantor lelang negara. Berikut adalah prosesnya:

a. Pembentukan panitia penjualan


b. Melaksanakan sesuai prosedur lelang
c. Mengikuti acara pelelangan
d. Pembuatan risalah lelang oleh kantor lelang
e. Pembayaran uang lelang
f. Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli

g. Dengan panitia lelang, melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara


dan menyetorkan hasilnya ke kas negara setempat, kemudian
menyampaikannya

2. Penghapusan barang dengan pemusnahan, penghapusan ini dilakukan dengan


memperhitungkan faktor-faktor pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu,
pemusnahan dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat pemberitahuan
kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang yang hendak disingkirkan. Berikut
adalah porsesnya:

a. Pembentukan panitia penghapusan oleh pimpinan unit utama


b. Sebelum barang dihapuskan, perlu dilakukan pemilihan barang yang
dilakukan setiap tahun bersamaan dengan waktu untuk memperkirakan
kebutuhan.

c. Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus

d. Panitia membuat berita acara

e. Setelah mengadakan peninjauan, barang-barang yang diusulkan untuk dihapus


sesuai Surat Keputusan dan disaksikan oleh pejabat pemerintah setempat dan
kepolisian, pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan
dengan cara dibakar, dikubur, dan sebagainya.

f. Menyampaikan berita acara kepada atasan atau menteri, sehingga dikeluarkan


keputusan penghapusan.

g. Kepala sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari buku induk


dan buku golongan inventaris dengan menyebutkan nomor dan tanggal SK
(Surat Keterangan) penghapusannya.

E. Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Berdasarkan kondisinya, tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan


dapat dikategorikan menjadi lima cara, yaitu:

1. Penghapusan sarana dan prasarana yang rusak berat, tua dan berlebih. Prosesnya
sebagai berikut:

a. Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus, yang berisi nomor
urut, nomor kode barang, nama barang, merk/tipe, tahun pembuatan, harga satuan,
dan kondisi barang.

b. Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas Pendidikan


Kabupaten/Kota setempat yang dilampiri daftar barang.

c. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneruskan usul tersebut kepada


Kepala Dinas Pendidikan bagian perlengkapan.

d. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan.

e. Panitia meninjau dan meneliti barang-barang yang akan dihapus.

f. Panitia membuat berita acara penelitian.

g. Kepala Dinas Pendidikan mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal Departemen


Pendidikan Nasional biro perlengkapan.

h. Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan keputusan penghapusan dengan


catatan dilelang atau dimusnahkan.

i. Apabila dilelang, Dinas Pendidikan membentuk panitia pelelangan, di mana:


1) Panitia pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara setempat untuk
melelang barang yang dihapus.

2) Penjualan dilakukan melalui Kantor Lelang Negara dan hasilnya disetorkan


ke Kas Negara setempat.

3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang disertai bukti setoran
hasil lelang kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

j. Apabila barang itu dimusnahkan, Kepala Dinas Pendidikan membentuk panitia


pemusnahan.

k. Barang yang telah dihapus, kemudian akan dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris sekolah.

2. Penghapusan gedung sekolah yang rusak berat. Prosesnya sebagai berikut:

a. Kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas Pendidikan


melalui Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Pembentukan panitia penghapusan pada Dinas Pendidikan setempat dengan


menyertakan unsur pelaksana teknis dari Dinas Pekerjaan Umum setempat.

c. Panitia meneliti dan meninjau gedung yang akan dihapuskan dan membuat berita
acara penelitian.

d. Kepala Dinas Pendidikan provinsi mengusulkan penghapusan gedung sekolah


kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional biro perlengkapan.

e. Biro perlengkapan mengadakan penelitian dan melaporkan hasil penelitiannya


kepada Sekretaris Jenderal.

f. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional mengajukan permohonan


izin penghapusan kepada Menteri Keuangan.

g. Menteri Keuangan mengeluarkan izin tertulis penghapusan/pembongkaran


gedung sekolah.
h. Berdasarkan izin tertulis dari Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan Nasional
menerbitkan Surat Keterangan penghapusan, dengan catatan agar bangunan
gedung tersebut dilelang atau dimusnahkan.

i. Apabila bangunan gedung tersebut dilelang, Dinas Pendidikan provinsi


membentuk panitia pelelangan, di mana:

1) Panitia pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara setempat untuk


melelang bangunan gedung yang akan dibongkar.

2) Kantor Lelang Negara melelang bangunan gedung dan hasilnya disetorkan


ke Kas Negara serta membuat risalah lelang.

3) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi menyampaikan risalah lelang beserta


bukti setoran hasil lelang kepada Sekretaris Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional.

j. Jika bangunan gedung tersebut dimusnahkan, Dinas Pendidikan provinsi


membentukpanitia pemusnahan bangunan gedung dan membuat berita acara
pemusnahan.

k. Dinas Pendidikan provinsi menyampaikan laporan pemusnahan.

3. Penghapusan barang inventaris sekolah yang dicuri, hilang, dan terbakar. Langkah-
langkah penghapusannya sebagai berikut:

a. Pengurus barang melaporkan peristiwa dan kejadian (pencurian, kehilangan, atau


kebakaran) kepada kepala sekolah.

b. Kepala sekolah mengadakan penyidikan dan membuat berita acara.

c. Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian setempat disertai


pembuatan berita acara.

d. Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada Dinas Pendidikan Provinsi melalui


Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melampirkan berita acara dari
pihak Kepolisian.
e. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi melaporkan kejadian kepada Sekretaris
Jenderal Biro Perlengkapan dengan melampirkan berita acara penyidikan dan
laporan kepolisian.

f. Biro Perlengkapan meneliti laporan dan meneruskannya kepada BPK, Menteri


Keuangan, dan Panitia Tuntutan Ganti Rugi (PTGR).

g. Panitia Tuntutan Ganti Rugi meneliti masalah tersebut untuk mencari bukti
pencurian atau kehilangan, apabila disebabkan karena kelalaian petugas, maka
setelah mendapat pertimbangan BPK, petugas yang bersangkutan dikenakan
tuntutan ganti rugi.

h. Surat Keputusan Ganti Rugi dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional


setelah pembayaran cicilan lunas atas persetujuan Menteri Keuangan.

i. Kemudian, barang tersebut dihapuskan dari buku induk dan buku holongan barang
inventaris.

4. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan karena bencana alam. Tata cara
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang rusak berat (musnah) karena
bencana alam adalah sebagai berikut:

a. Kepala sekolah mengurus Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Daerah


(minimal dari bupati/walikota) yang menyatakan bahwa daerah tersebut
terdampak bencana alam.

b. Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus, yang berisi nomor
urut, nomor kode barang, nama barang, merk/tipe, tahun pembuatan, harga
satuan, dan kondisi barang.

c. Kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas Pendidikan


Kabupaten/Kota setempat yang dilampiri daftar barang dan Surat Keterangan
(SK) bencana alam dari pemerintah daerah.

d. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneruskan usul tersebut kepada


Kepala Dinas Pendidikan Provinsi bagian perlengkapan.

e. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan.


f. Panitia meneliti dan meninjau barang-barang yang akan dihapus.

g. Panitia membuat berita acara penelitian.

h. Kepala Dinas Pendidikan mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal Departemen


Pendidikan Nasional Biro Perlengkapan.

i. Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan Penghapusan dengan


catatan dilelang atau dimusnahkan.

j. Apabila dilelang, Dinas Pendidikan membentuk panitia pelelangan, di mana:

1) Panitia pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara setempat untuk


melelang barang yang dihapus.

2) Penjualan melalui Kantor Lelang Negara dan hasilnya disetorkan ke Kas


Negara setempat.

3) Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang disertai bukti setoran
hasil lelang kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

k. Apabila barang itu dimusnahkan, Kepala Dinas Pendidikan membentuk panitia


pemusnahan.

l. Barang yang telah dihapus, kemudian dikeluarkan dari buku induk dan buku
golongan barang inventaris sekolah.

5. Penghapusan rumah dinas. Langkah-langkah penghapusannya sebagai berikut:

a. Kepala sekolah mengusulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi melalui


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk penetapan status rumah dinas
golongan III.

b. Dinas Pendidikan Provinsi meneruskan usul tersebut kepada Menteri Pendidikan


Nasional.

c. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Surat Keterangan penetapan status


golongan II.
d. Apabila rumah dinas tersebut sudah berumur 10 tahun, Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal meminta pengalihan rumah
dinas golongan II ke golongan III dengan melampirkan:

1) Gambar legger dan situasi rumah.

2) Surat Keterangan penetapan golongan II.

3) Keterangan atas tanah pekarangan rumah.

4) Surat Keterangan otorisasi pembangunan rumah dinas.

5) Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

6) Surat Izin Penghunian (SIP) rumah.

e. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional meneruskan usul tersebut ke


Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk dikeluarkan penetapan golongan III.

f. Ditjen Cipta Karya menerbitkan surat penetapan golongan III.

g. Penghuni mengajukan permohonan pembelian rumah dinas golongan III kepada


Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

h. Panitia penaksir harga menaksir harga rumah tersebut.

i. Diadakan kontrak jual beli antara penghuni rumah tersebut dengan Departemen
Pekerjaan Umum dengan sistem cicilan selama 5 tahun.

j. Setelah lunas pembayaran seluruhnya, dikeluarkan Surat Keterangan penjualan


dan dibaliknamakan atas nama pembeli.

k. Penghapusan rumah dinas dari buku induk dan buku golongan barang inventaris
setelah diterbitkan Surat Keputusan penghapusan oleh Menteri Pendidikan
Nasional
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Sarana prasarana merupakan salah satu komponen yang penting dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah
satu penunjang hasil pembelajaran di sekolah. Penggunaan sarana dan prasarana yang
efektif dan efisien dapat mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan. Bertujuan untuk
memperlancar proses belajar mengajar, dan membantu siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran.
B. Saran

Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta


didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu
dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Dengan adanya sarana prasarana yang
menunjang, seiring perkembangan zaman sarana prasarana akan terus berganti menjadi baru
dan sarana prasarana lama akan dihapuskan guna mengefisienkan peralatan dan pembelajaran
dalam kelas. Selain itu penghapusan sarana prasarana juga dapat mengurangi jumlah yang
dikeluarkan sekolah dalam manajemen sarana prasarana.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Balqis. 2019. " Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah" Diakses
tanggal 14 November 2021. Melalaui:
https://balqisfitria.blogspot.com/2019/09/penghapusan-sarana-dan-
prasarana.html?m=1

Huda, Muhammad Nurul. 2020. "Inventarisasi dan Penghapusan Sarana dan Prasarana
Pendidikan" Diakses tanggal 13 November 2021.

Mufi, Rizki. 2019. "Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan" Diakses tanggal 14
November 2021. Melalaui: http://riskimufi.blogspot.com/2019/02/penghapusan-
sarana-prasarana-pendidikan.html?m=1

Pramono, Joko. 2017. “Otomatisasi Tata Kelola Sarana dan Prasarana”. Yogyakata: Penerbit
ANDI

Wahyuni, Sri dkk. 2017. "Makalah Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan" Diakses
tanggal 14 November 2021. Melalui:
http://sriwahyunii3.blogspot.com/2017/11/makalah-penhapusan-sarana-dan-
prasarana.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai