Disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu:.Dr. Ganung Anggraini, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Rizka Hikmawati (16144600243)
2. Tri Kusuma Wijaya (16144600248)
3. Bimantara Putra P (16144600254)
4. Krisna Anik Suryani (16144600255)
5. Ratnaningsih (16144600263)
6. Leni Pratiwi Anggraini (16144600277)
7. Anisa Wulansari (16144600285)
8. Ozza Tizara (16144600296)
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami diberi
kelancaran untuk menyusun makalah ini. Tak hanya itu, berkat izin-Nyalah
makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah dengan judul Manajemen Sarana Prasarana disusun sebagai
bentuk pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, yang
membahas mengenai pengertian, prinsip-prinsip, penggunaan, klasifikasi,
perencanaan kebutuhan, pengadaan, pengaturan, dan penghapusan sarana
prasarana. Dalam penyusunan makalah ini penyusun melibatkan banyak pihak
yang berkontribusi secara positif dalam proses penyusunan baik secra langsung
maupun tidak langsung. Maka perkenakanlah kami untuk mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah bersedia membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Sekiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan. Namun, sebagai
penyusun kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para
pembaca. Meskipun begitu kami yakin makalah ini masih mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami butuhkan demi perbaikan dalam penyusunan makalah untuk waktu yang
akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana ........................................... 3
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana .................................... 4
C. Penggunaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 5
D. Klasifikasi Sarana dan Prasarana .............................................................. 6
E. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana ........................................ 8
F. Pengadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 15
G. Pengaturan Sarana dan Prasarana ............................................................ 20
H. Penghapusan Sarana dan Prasarana ......................................................... 26
Kesimpulan ................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang
sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses
pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan
sarana dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas
maupun kreatifitas dalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, teratur, efektif dan efisien
Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal berusaha untuk memberikan
dan melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi
kebutuhan semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan
orang tua murid. Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah
lembaga pendidikan dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan
prasarananya memadai berkaitan dengan proses belajar peserta didik.
Proses belajar mengajar dapat meningkat dengan didukung adanya sarana
dan prasarana yang memadai.
Karena sarana dan prasarana yang ada dapat memberikan
kontribusi dalam proses belajar mengajar, maka sekolah harus dapat
menyediakan dan melengkapi sarana prasarananya. Bila suatu sekolah
kurang memperhatikan fasilitas atau sarana dan prasara pendidikan, maka
siswa-siswanya kurang bersemangat untuk belajar dengan sungguh-
sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi anak menjadi rendah.
Kelengkapan sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang
keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
1
Untuk memaksimalkan pengadaan sarana prasarana, maka pihak
sekolah memerlukan manajemen sarana prasarana. Dengan adanya
manajemen sarana dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu
mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan
terarah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian manajemen sarana dan prasarana?
2. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana?
3. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana?
4. Apa saja klasifikasi sarana dan prasarana?
5. Bagaimana cara merencanaan kebutuhan sarana dan prasarana?
6. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana?
7. Bagaimana pengaturan sarana dan prasarana?
8. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan pembahasan dalam
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian manajemen sarana dan prasarana,
2. Mengetahui prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana,
3. Mengetahui penggunaan sarana dan prasarana,
4. Mengetahui klasifikasi sarana dan prasarana,
5. Mengetahui perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana,
6. Mengetahui pengadaan sarana dan prasarana,
7. Mengetahui pengaturan sarana dan prasarana,
8. Mengetahui penghapusan sarana dan prasarana.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagian, dan keindahan serta
kemajuan dari sekolah dan masyarakat.
8. Penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayana
sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus
memperhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang
dibutuhkan oleh anak didiknya.
9. Pembuatan kode barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan
pendidikan di sekolah adalah membuat kode barang dan
menuliskannya pada badan perlengkapan pendidikan di sekolah,
terutama yang tergolong sebagai barang invetaris. Kode barang
adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilihan barang. Kode
tersebut ditulis pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan
dibaca. Tujuan pembuatan dan penulisan kode adalah untuk
memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua
perlengkapan pendidikan di sekolah.
10. Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan.
Semua perlengkapan pendidikan disekolah yang tergolong barang
invetaris harus dilaporkan. Laporan tersebut seringkali disebut
dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan dalam
periode tertentu, misalnya sekali dalam satu triwulan.
5
sehingga semua perlengkapanpendidikan yangada tidak mudah habis dan
rusak (Depdiknas, 2008: 42)
Penggunaan sarana dan prasarana di sekolah adalah
tanggungjawab kepala sekolah. Namun ,kepala sekolah dapat
melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah. Wakil kepala
yang menangani sarana dan prasarana seing disebut Wakasek Bidang
Sarana dan Prasarana. Apabila kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk
mengangkat wakil kepala sekolah sebaiknya kepala sekolah menunjuk
petugas tertentu yang dapat menangani masalah tersebut.
Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah
digunakan secara optimal oleh warga sekolah. Menurut Endang Herawan
dan dan Sukarti Nasihin (2001: 123), hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan sarana dan prasarana.
1. Pembuatan jadwal penggunaan agar dapat dihindari benturan
pemakaian dengan kelompok lainnya, dan pembedaan antara
kegiatan ekstrakulikuler dengan ekstrakulikuler secara jelas.
2. Kegiatan-kegiatan pokok sekolah hendaknya merupakan prioritas
utama.
3. Waktu / jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun
ajaran.
6
Contohnya kapur tulis, spidol, kertas tulis, tinta printer, dan
bahan kimia untuk praktikum.
b. Sarana Pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang bisa
digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang
relative lama. Misalnya kursi, computer, glode, buku, dan alat
olahraga, alat-alat praktikum biologi
8
hendaknya melibatkan unsur-unsur penting di sekolah, seperti kepala
sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, bendahara, dan
komite sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk membuka masukan dari
berbagai pihak dan meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.
Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya
kesalahan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengadaan sarana
dan prasarana. Kesalahan dalam tindakan dapat berupa kesalahan membeli
barang yang tidak sesuai kebutuhan, jumlah dana yang tersedia, tingkat
kepentingan, dan tingkat kemendesakan. Akibat dari kesalahan yang
dilakukan ialah tingkat efektifitas dan efisiensi menjadi rendah. Hasil
perencanaan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan pengendalian,
bahkan penilaian untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu,
perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan
memperhatikan persyaratan dari perencanaan yang baik.
Menurut Depdiknas ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan.
1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus
dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas
belajar mengajar.
2. Perencanaan harus jelas. Kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada
hal-hal berikut.
a. Tujuan dan sasaran target yang harus dicapai serta ada
penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.
b. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Petugas pelaksana, misalnya guru, karyawan, dan lain-lain.
d. Bahan dan peralatan yang digunakan.
e. Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan.
f. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah
realitas, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-
pihak yang terlibat dalam perencanaan.
9
4. Mengikuti pedoman jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan skala
prioritas.
5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang
disediakan.
6. Mengikuti prosedur yang berlaku.
7. Mengikutsertakan unsur orang tua murid.
8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan
situasi, dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
9. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah
(4-5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) (Barnawi & M. Arifin,
2012: 52).
Mengingat sarana dan prasaran dalam dunia pendidikan cukup
kompleks, maka dalam perencanaan perlu dipikirkan lebih mendalam
terhadap hal-hal yang dibutuhkan oleh sekolah. Barnawi dan M. Arifin
mengatakan perlunya perencanaan sarana dan prasarana sebagai berikut.
1. Perencanaan barang bergerak
a. Syarat perabot sekolah
1) Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakainya fungsional
dan efektif
2) Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat, antara lain:
a) Sesuai dengan akifitas murid dalam PBM,
b) Kuat, mudah pemeliharaannya, dan mudah dibersihkan,
c) Memiliki pola dasar yang sederhana,
d) Mudah dan ringan untuk disimpan/disusun, dan
e) Fleksibel sehingga mudah digunakan/dapat berdiri
sendiri.
3) Konstruksi perabot hendaknya
a) Kuat dan tahan lama,
b) Mudah dikerjakan secara masal,
c) Tidak tergantung keamanan pemakainya, dan
d) Bahan yang mudah didapat di pasaran dan disesuaikan
dengan keadaan setempat.
10
b. Syarat perlengkapan sekolah
1) Keadaan bahan baku atau material harus kuat, tetapi ringan
tidak membahayakan keselamatan peserta didik.
2) Konstruksi harus diatur agar sesuai dengan kondisi peserta
didik, misalnya besar kecilnya siswa.
3) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-
benar disesuaikan dengan usia, minat, dan taraf
perkembangan peserta didik.
4) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga
benar-benar berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta
pembinaanhal-hal yang berguna bagi perkembangan anak.
12
memperkirakan anggaran yang akan disediakan seriap
tahun, dengan memerhatikan skala priorotas yang telah
ditetapkan sebelumnya.
13
7) Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
pendidikan dan tidak saling mengganggu (vavourable-
comfortable).
8) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakai
biaya lagi yang besar.
9) Fleksibel artinya melihat kebutuhan selanjutnya dan dapat
diubah-ubah setiap saat diperlukan.
10) Memenuhi syarat keindahan (esthetic).
11) Ekonomis.
14
minimal 1200 orang siswa dan maksimal 1400 orang
siswa
b. Tipe B, mempunyai daya tampung maksimal 23
kelompok belajar @ 40 orang siswa dengan jumlah
minimal 800 orang siswa dan maksimal 900 orang
siswa
c. Tipe C, mempunyai daya tampung maksimal 12
kelompok belajar @ 40 orang siswa dengan jumlah
minimal 400 orang siswa dan maksimal 480 orang
siswa
d. Tipe D, mempunyai daya tampung maksimal 7
kelompok belajar @ 40 orang siswa dengan jumlah
minimal 250 orang siswa dan maksimal 280 orang
siswa
3) Sekolah Menengah Atas ditetapkan 3 macam tipe:
a. Tipe A, mempunyai daya tampung maksimal 33
kelompok belajar @ 35 orang siswa dengan jumlah
minimal 850 orang siswa dan maksimal 1150 orang
siswa
b. Tipe B, mempunyai daya tampung maksimal 24
kelompok belajar @ 35 orang siswa dengan jumlah
minimal 400 orang siswa dan maksimal 850 orang
siswa
c. Tipe C, mempunyai daya tampung maksimal 12
kelompok belajar @ 35 orang siswa dengan jumlah
minimal 200 orang siswa dan maksimal 400 orang
siswa
15
waktu, tempat, dan harga, serta sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan rencana sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang
proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Agar sekolah dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
rangka menunjang proses pendidikan yang baik, diharapkan ada sarana
dan prasarana yang yang diadakan sebagai berikut:
1. Ruang Belajar
Ruang belajar adalah ruangan yang di pergunakan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan merupakan tempat koleksi buku, majalah,
koran, dan lain-lain yang berfungsi sebagai media pendidikan.
3. Ruang Laboratorium / Tempat Praktek
Ruang laboratorium / tempat praktek adalah tempat siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta tempat
meneliti, dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan
sesuatu masalah atau konsep pengetahuan atau untuk penerapan
teknologi.
4. Ruang Ketrampilan
Ruang ketrampilan merupakan tempat melaksanakan proses belajar
mengajar, tempat siswa melaksanakan latihan-latihan mengenai
ketrampilan tertentu.
5. Ruang Kesenian
Ruang kesenian merupakan tempat berlangsungnya kegiatan-
kegiatan seni meliputi, seni patung, seni tari, seni lukis / gambar,
seni vokal, seni sastra, seni drama dan sebagainya.
6. Ruang dan atau Fasilitas Olahraga
Ruang dan atau fasilitas olahraga adalah tempat berlangsungnya
latihan-latihan olahraga.
7. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
16
Ruang UKS merupakan tempat untuk melaksanakan pendidikan
kesehatan bagi siswa.
8. Ruang Bimbingan dan Konseling (BK)
Ruang bimbingan dan konseling (BK) merupakan tempat
melaksanakan bimbingan dan konseling kepada siswa. Untuk SD
belum biasa ada ruang BK.
9. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah adalah tempat atau ruangan tempat kepala
sekolah melaksanakan tugasnya sehari-hari.
10. Ruang Administrasi
Ruang administrasi adalah ruang untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan administrasi sekolah yang bersangkutan.
11. Ruang Guru
Ruang guru merupakan ruang khusus tempat untuk guru-guru
berkumpul dan beristirahat.
12. Ruang-Ruang lain sesuai dengan kebutuhan
13. Ruang Koprasi / Kafetaria / Warung Sekolah
Ruang koprasi / kafetaria / warung sekolah adalah tempat untuk
menjual alat-alat dan bahan-bahan penunjang proses belajar
mengajar serta makanan yang dibutuhkan oleh tenaga kependidikan,
siswa dan staf administrasi tertentu.
14. Gudang
Gudang adalah tempat untuk menyimpan barang.
15. Kamar Kecil dan Kamar Mandi
16. Pagar Sekolah
17. Bak / Tempat Sampah
18. Halaman Sekolah
19. Tiang Bendera
17
Caranya, sekolah menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk
memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak.
2. Produksi Sendiri
Produksi sendiri adalah cara pemenuhan kebutuhan sekolah melalui
pembuatan sendiri baikoleh guru,siswa, ataupun karyawan. Cara ini
efektif untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang
sifatnya ringan, seperti alat peraga, media pembelajaran, hiasan
sekolah, buku sekolah.
3. Hibah
Hibah adalah menerima pemberian suka rela dari pihak lain.
Penerimaan hibah berasal dari pemerintah ataupun pihak swasta.
Kalau hibah berupa tanah, maka harus melalui penyerahan akta serah
terima hibah yang dibuat oleh notaris / PPAT hingga menjadi
sertifikat tanah.
4. Sewa
Sewa adalah cara memanfaatkan sementara barang milik pihak lain
untuk kepentingan sekolah dan sekolah membayarnya berdasarkan
perjanjian sewa menyewa. Cara ini digunakan jika kebutuhannya
bersifat sementara.
5. Pinjaman
Pinjaman adalah cara pemanfaatan barang pihak lain secara suka rela
dengan perjanjian pinjam meminjam. Cara ini cocok untuk
kebutuhan sarana dan prasarana yang sifatnya sementara atau
temporer.
6. Daur Ulang
Daur ulang adalah cara pemenuhan kebutuhan dengan jalam
memanfaatkan barang bekas agar dapat digunakan.
7. Tukar menukar
Tukar menukar adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana yang dilakukan dengan jalan menukarkan barang yang
18
dimiliki sekolah dengan barang yang dimiliki oleh pihak lain.
Penukaran dilakukan manakala menguntungkan kedua belah pihak.
8. Rekondisi / Rehabilitasi
Rekondisi adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
yang dilakukan dengan perbaikan. Perbaikan dapat dilakukan
melalui penggantian bagian-bagian yang telah rusak sehingga sarana
dan prasarana yang rusak dapat digunakan kembali.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana harus mengacu aturan
yang ada. Dewasa ini aturannya yaitu Permendiknas Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar dan Sarana dan Prasarana. Pada umumnya,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melewati prosedur berikut ini.
1. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana beserta fungsinya.
2. Mengklarifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3. Menyusun proposal pengadaan sarana dan prasarana. Proposal dari
sekolah negeri ditujukan kepada pemerintah melalui dinas terkait
dan proposal dari sekolah swasta ditujukan kepada yayasan
penyelenggara sekolah.
4. Menerima kunjungan sebagai peninjauan dari pihak yang dituju
untuk menilai kelayakan sekolah memperoleh sarana dan prasarana.
5. Setelah ditinjau dan dikunjungi, sekolah akan menerima kiriman
sarana dan prasarana yang diajukan.
20
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan,
maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah.
c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan
suatu sekolah dalam bentuk materi yang dapat dinilai dengan
uang.
d. Untuk memudahkan pengawasan clan pengendalian sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah, (Depdiknas, dalam
Barnawi 8: M. Arifin 2012: 67-68).
22
gudang harus memiliki sirkulasi udaya yang cukup, kelembaban
udara yang cukup dan pencahayaan yang memadai. Pengelola
gudang dapat menggunakan rak atau pallet untuk menjaga barang-
barang tetap memperoleh sirkulasi udara, pencahayaan, perlindungan
terhadap banjir, dan serangan hama serta efisiensi penanganan.
Untuk barang-barang yang berbahaya, memerlukan perlakuan
khusuS dan barang-barang yang berukuran terlalu besaf perlu
dilakukan penyimpanan khusus. Misalnya, untuk obat dan vaksin
perlu perlakuan khusus dengan cara disimpan dilemari pendingin
dan harus dilindungi dari pu tusnya aliran listrik, untuk bahan kimia
disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang induk,
dan peralatanbosar memorlukdn tcmpat khusus untuk ponyimpanan
dan pomeliharaan. Janis barang ini biasanya 6|ch pada sckolah-
sckolah yang sudah molakukan kerja laboralorium.
Sarana pendukung pergudangan seperti alat angkutan (missalnya
kendaraan roda dua dan roda empat), alat dokumentasi administrasi
(misal komputer, printer, brankas, lemari arsip, dan lainlain, alat
komunikasi (telepon), alat pengatur suhu, sarana administrasi (missal
buku induk, buku pembantu, surat bukti barang masuk, dan keluar,
dan alat tulis kantor) clan peralatan. Faktor pendukung berikutnya
ialah keamanan gudang. Gudang harus aman dari bencana (misal
banjir dan tanah longsor). Bahan-bahan yang terdapat di gudang
harus ditata agar tidak terjadi penumpukan bahan-bahan yang mudah
terbakar. Untuk menanggulangi kebakaran dengan cepat, perlu
dipasang alarm dan alat-alat pemadam kebakaran dengan cukup.
Sementara itu, utnuk menjaga keamanan gudang jadi jangkauan
pencuri, perlu dipagar keliling dan dipasang alat pemantau.
3. Pemeliharaan
Sarana dan prasarana mengalami penyusutan dari waktu ke waktu.
Sejak barang diterima, sejak itu pula barang tersebut akan
mengalami penyusutan. Baik kualitas maupun kuantitas sarana dan
23
prasarana pendidikan akan menurun drastis jika tidak dilakukan
upaya pemeliharaan sarana dan prasarsana tersebut secara kontinu.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam Keadaan Dan Siap untuk digunakan secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan pendidikan
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang sehinggga barang tersebut kondisinya baik
dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus
menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam
keadaan baik.
Tujuan pemeliharaan yaitu:
a. Mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli
suatu peralatan akan jauh lebih mahal jil<a dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
b. Untuk menjamin kesiapan operasional paralatan demi
mendukung kelancaran pekeljaan sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan
melalui pengecekan secara rutin dan teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat
menggunakan alat tersebut (Depdiknas, 2007: 31-32).
25
d. Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan
kecerobohan dalam perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan,
Penggunaan yang salah.
e. Keruskan karena timbulnya bencana alam, seperti banjir, tanah
longsor, gempa, dan lain sebagainya (Endang Herawan dan
Sukarti Nasihin, 2001: 122).
26
1. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat
diperbaiki lagi atau di pergunakan lagi.
2. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sehingga
merupakan pemborosan uang negara.
3. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan.
4. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (biasanya bahan
kimia).
5. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini, seperti mesin tulis
biasanya diganti dengan komputer.
6. Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak
dapat dipakai lagi.
7. Ada penurunan efektivitas kerja, misalnya dengan mesin tulis baru
(misalnya komputer) sebuah konsep dapat diselesaikan dalam 2
hari, tetapi dengan mesin tulis yang hampir rusak harus
diselesaikan dalam 10 hari.
8. Dicuri, dibakar,diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan
lain sebagainya.
27
5. Melaksanakan penyingkiran dengan cara (a) mengadakan lelang,
(b) menghibahkan kepada badan/oranglain, (c) membakar, (d)
penyingkiran disaksikan oleh atasan.
6. Membuat berita acara tentang pelaksaan penyingkiran.
28
dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan cara di bakar,
dikubur, dan sebagainya.
5. Menyampaikan berita acara ke atasan/menteri sehingga dikeluarkan
keputusan penghapusan.
6. Kepala sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari
buku induk dan buku golongan inventaris dengan menyebut nomor
dan surat keputusan (SK) penghapusannya.
29
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan mengatur segala
peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran
proses belajar mengajar.
2. Prinsip-prinsip manajemen sarana prasarana sebagaimana dikatakan
Endang H dan Sukarti N. (2001:113-114) meliputi sarana prasarana yang
merupakan sebuah pengembangkan dari cita dan citra masyarakat,
pancaran keinginan bersama, memadai bagi peserta didik, sesuai dengan
kepentingan pendidikan, penanggung jawab mampu membantu program
sekolah secara efektif, mempunyai kecakapan untuk mengenal sarana dan
prasarana, memelihara dan menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya
dengan baik, memperhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan,
pembuatan kode barang, dan pembuatan laporan dari saran dan prasarana.
3. Penggunaan saran dan prasaran merupakan kegiatan pemanfaatan sarana
dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi
mencapai tujuan pendidikan. Dalam menggunakan saran dan prasarana
harus memperhatikan prinsip penggunaan sarana dan prasarana yaitu
prinsip efektivitas dan efisiensi.
4. Klasifikasi sarana dan prasarana dibagii menjadi tiga macam yaitu:
a. Habis tidaknya dipakai
b. Bergerak atau tidaknya saat pembelajaran
c. Berdasarkan ubungan dengan proses pembelajaran
5. Perencanaan sarana dan prasarana merupakan proses perancangan meliputi
upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang,
rekondisi/rehabilitasi, pembuatan peralatan dan perlengkapan, yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah dengan melibatkan unsur-unsur penting di
sekolah untuk meningkatkan tingkat kematangan dari sebuah rencana.
Dalam merencanakan sarana dan prasarana harus memenuhi beberapa
30
syarat dalam kegiatan perencanaan penggunaan saran dan prasarana.
Syarat penggunaan sarana dan prasaran ditujukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan maksimak.
6. Pengadaan sarana dan prasaran merupakan kegiatan menyediakan berbagai
jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan sarana dan prasarana berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,
jumlah, waktu, tempat, dan harga, serta sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan rencana sebelumnya. Pengadaan sarana dan
prasarana tersebut dapat melalui beberapa cara seperti pembelian, produksi
sendiri, hibah, sewa, pinjaman, daur ulang, tukar menukar, dan
rekondisi/rehabilitasi.
7. Proses pengaturan sarana dan prasaran meliputi kegiatan inventarisasi,
penyimpanan, dan pemeliharaan. Inventarisasi adalah kegiatan mencatat
dan menyusun sarana prasarana secara teratur, tertib, dan lengkap
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Penyimpanan adalah kegiatan
menyimpan sarana dan prasarana pendidikan disuatu tempat agar kualitas
dan kuantitasnya terjamin. Sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam keadaan siap untuk digunakan secara berdaya guna
dan berhasil guna untuk mencapai tujuan pendidikan.
8. Penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan mengeluarkan,
menghilangkan, memusnahkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris
karena sarana dan prasarana di anggap tidak berfungsi terutama untuk
kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah. Barang yang akan dihapus
dari inventaris sekolah harus memenuhi beberapa syarat penghapusan
sarana prasarana. Terdapat beberapa cara dalam melakukan penghapusan
barang inventaris seperti pelelangan dan pemusnahan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32