Anda di halaman 1dari 3

KEMATANGAN

Kematangan perkembangan sistem saraf pusat, otak, koordinasi motorik,


perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan
kognitif seorang anak.

#2 PENGALAMAN FISIK
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan
memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak
mengembangkan aktivitas dan gaya otak sehingga mereka akan mentransfernya
ke dalam bentuk suatu gagasan atau ide. Pengalaman fisik ini kemudian dapat
mereka kembangkan menjadi logika matematika. Pengalaman fisik dapat berasal
dari kegiatan seperti meraba, memegang, melihat, mendengar, sehingga
berkembang menjadi kegiatan berbicara, membaca, dan berhitung.

#3 PENGALAMAN SOSIAL
Ketika anak melakukan interaksi sosial, maka mereka akan memperoleh
pengalaman sosial. Interaksi sosial bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau
pendapat dengan orang lain, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang
diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan
lainnya. Bila anak berinteraksi dengan orang lain, maka secara perlahan-lahan
sifat egosentris mereka akan berkurang. Mereka akan mulai menyadari bahwa
suatu gejala dapat didekati dan dimengerti dengan berbagai cara. Melalui diskusi
dengan orang lain, anak akan memperoleh pengalaman mental yang bagus.
Lalu, dengan pengalaman mental inilah otak mereka dapat bekerja dengan cara-
cara baru untuk menyelesaikan masalah. Pengalaman sosial juga sangat
dibutuhkan oleh anak untuk mengembangkan konsep-konsep penting seperti
kejujuran, etika, moral, kerendahan hati, dsb.

#4 KESEIMBANGAN
Untuk mencapai suatu tingkatan kognitif tertinggi, maka anak memerlukan
keseimbangan. Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses yang berkaitan dengan
pemerolehan informasi dari lingkungan dan menggabungkannya dengan bagan
struktur konsep yang telah mereka miliki. Sedangkan proses akomodasi di sini
berkaitan dengan proses pemodifikasian bagan struktur konsep untuk menerima
informasi baru. Dalam prosesnya, suatu stimlus yang didapat anak dari
lingkungan dapat mengganggu suatu keseimbangan, tetapi dengan suatu respon
anak dapat mengembalikan keseimbangan, yaitu melalui kedua proses tersebut
di atas: asimilasi dan akomodasi.

1. Pandangan Masa Kanak-Kanak Akhir


Pandangan Orang Tua
Bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak itu merupakan :
Masa yang menyulitkan : Suatu masa di mana anak tidak lagi mau mendengar
dan tidak menuruti perintah orang tuanya dan lebih banyak dipengaruhi oleh
teman sebaya mereka dibanding orang tua ataupun keluarga.
Masa yang tidak rapih (The dirty age) : Suatu masa di mana anak tidak
cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya
sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan yang ketat dalam keluarga, sang
anak hanya mematuhi dalam beberapa aturan, kecuali si orang tua
mengharuskannya ataupun memberikannya hukuman.
Masa bertengkar : Suatu masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenagkan bagi semua anggota
keluarga. Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan sudah
tak dapat dipungkiri jika anak laki-laki mengejek saudara perempuannya, suatu
pola perilaku yang berasal hubungannya dengan teman-teman di luar rumah.
Kalau anak perempuan membalas, terjadilah pertengkaran dalam bentuk ejek-
ejekan atau serangan fisik. Pola perilaku ini banyak ditemukan dalam keluarga
yang anaknya terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan.

Pandangan Para Pendidik/ Guru


Masa bersekolah : Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa; dan mempelajarai pelbagai keterampilan penting tertentu,
bvaik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Masa kritis : Para pendidik/Guru memandang periode ini sebagai periode kritis
dalam dorongan berprestasi. Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk,
kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuan
cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku
berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan
perilaku berprestasi pada masa dewasa.

Pandangan Ahli Psikologi


Masa berkelompok : Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok,
terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
Masa penyesuaian diri : Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku agar
mereka diterima dalam berkelompok. Seperti yang telah dijelaskan oleh Church
dan Stone (28) : Bagi anak 7 atau 8 tahun, ukuran dosayang paling buruk
berbeda dari ukuran anak lain.. Ia meniru pakaian dan perilaku anak yang lebih
tua dan mengikuti peraturan kelompok sekalipun bertentangan dengan
peraturan dirinya, keluarga, dan peraturan sekolah.
Masa kreatif : Suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan ditentukan
apakah anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya yang baru dan
orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa
kanak-kanak, namun kemampunan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam
kegiatan-kegiatan orisinil pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum
anak mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
Masa bermain : Suatu masa yang bukan diartikan bahwa pada masa kanak-
kanak akhir lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain. Melainkan kanak-
kanak akhir disebut usia bermain karena luasnya minat dan kegiatan bermain.
Yakni terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri bermain anak-anak yang lebih
muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja

Anda mungkin juga menyukai