Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PGRI

SECARA VERTIKAL DAN HORIZONTAL


Hubungan kerjasama PGRI secara Defini
Vertikal

Hubungan kerjasama PGRI secara


si
vertikal yang adalah hubungan
timbal balik antara Pengurus besar,
Pengurus Provinsi, Pengurus
Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang,
dan Pengurus Ranting secara
berkesinambungan
Tugas dan
fungsi dari
masing-masing
pengurus
sesuai dengan
apa yang
tertulis di dalam
AD/ART.
Melaksanakan program kerja organisasi
baik program kerja nasional maupun
program kerja provinsi

Pengurus PGRI Mengawasi, mengkoordinasi,


Provinsi bertugas membimbing dan membina aktifitas
dan Pengurus PGRI Kabupaten/Kota
berkewajiban :
Penjabaran tugas Pengurus Provinsi
diatur dalam ketentuan organisasi yang
menjadi bagian yang tak terpisahkan
dan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.

Pengurus PGRI Provinsi berkewajiban


mengirimkan laporan kepada Pengurus
Besar setiap 6 (enam) bulan sekali
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Besar

Pengurus Besar PGRI bertugas menentukan kebijakan organisasi dan


melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Kongres, Kongres
Luar Biasa, Konferensi Kerja Nasional dan Rapat Pengurus Besar PGRI.
Penjabaran tugas Pengurus Besar diatur tersendiri dalam ketentuan
organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pengurus Besar bertangung jawab atas pelaksanaan Kode Etik Profesi
Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia, Anggaran Dasar, dan Anggaran
Rumah Tangga serta keputusan Kongres dan Konferensi Kerja Nasional.
a n
d g I
a s n R
g g u G t
u g
T n b us / K P o
a
T w u te a r n
Ja ng pa
e
P bu
K a
a
1) Melaksanakan program kerja nasional di
1) Melaksanakan program
wilayahnya, program kerja
kerja nasional
provinsi di di
wilayahnya, program
dan programkerjakerja
provinsi
PGRIdi
wilayahnya, dan program kerja PGRI
Kabupaten/Kota.
2) Kabupaten/Kota.
Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing
2) Mengawasi,
dan membina mengkoordinasi,
aktifitas Pengurusmembimbing
Cabang.
3) dan membinadisiplin
Menegakkan aktifitas Pengurusdan
organisasi Cabang.
3) Menegakkan disiplin organisasi
mengatur ketertiban dan
serta kelancaran
mengatur
keuangan ketertiban serta kelancaran
Pengurus Besar, Pengurus PGRI
keuangan Pengurus
Provinsi dan Pengurus Besar,
PGRIPengurus PGRI
Provinsi dan Pengurus PGRI
Kabupaten/Kota.
4) Kabupaten/Kota.
Penjabaran tugas Pengurus PGRI
4) Penjabaran tugasdiatur
Kabupaten/Kota Pengurus
dalam PGRI
ketentuan
Kabupaten/Kota diatur dalam
organisasi yang menjadi bagianketentuan
tak
Tugas pokok Pengurus
Cabang meliputi antara
lain : 1)Pengurus Cabang bertanggungjawab atas
terlaksananya segala ketentuan dalam Kode
Etik Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Keputusan Kongres, Konferensi Kerja Nasional,
Konferensi PGRI Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota, serta Konferensi Kerja Tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2)Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada
Konferensi Cabang atas kepengurusan
organisasi untuk masa baktinya.
3)Dalam menjalankan kebijakan tersebut,
Pengurus Cabang merupakan badan pelaksana
Tugas pokok Pengurus
Ranting meliputi
antara lain:
1. Pengurus Ranting bertanggungjawab kepada
Rapat Anggota atas kepengurusan organisasi
untuk masa baktinya.
2. Pengurus Ranting berkewajiban mengirimkan
laporan kepada Pengurus Cabang dengan
tembusan kepada Pengurus PGRI Kabupaten/Kota
setiap 6 (enam) bulan sekali.
3. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan
membina aktifitas para anggota.
4. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur
ketertiban serta kelancaran iuran anggota serta
penyelurannya sesuai ketentuan organisasi.
Hubungan kerjasama PGRI
secara vertikal bersifat
Hierarkhis dan Instruktif :

Hal tersebut diatur dalam AD/ART PGRI


dan peraturan organisasi lainnya,
Antara lain sebagai berikut :
a. Pengesahan Organisasi PGRI Provinsi
b. Penolakan pengesahan Organisasi
PGRI Provinsi
c. Pembekuan Organisasi PGRI Provinsi
d. Pencairan Organisasi PGRI Provinsi
e. Pembubaran Organisasi PGRI Provinsi
a. Pengesahan diberikan apabila memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
i. Pembentukannya telah sesuai dengan syarat-
syarat/prosedur yang telah ditetapkandalam
Anggaran Rumah Tangga pasal 13ayat (1), (2),
dan (3).
ii. Calon Organisasi PGRI Provinsi telah
menyelesaikan administrasi organisasi.
iii. Memperlihatkan kegiatan organisasi.
b.Penolakan pengesahan Organisasi PGRI
PENJABARAN Provinsi
Calon Organisasi PGRI Provinsi yang
ditolak permintaan pengesahannya dapat
mengajukan permasalahannya kepada
Konferensi Kerja Nasional tahun berikutnya
yang wajib diagendakan secara khusus
c. Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Organisasi
oleh Pengurus Besar
PGRI Provinsi (Pasal 15)
Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis
oleh Pengurus Besar sekurang-kurangnya tiga kali
berturut-turut. Sesudah Organisasi Provinsi dibekukan,
segala kegiatan organisasi yang ada didaerahnya
diurus langsung oleh Pengurus Besar dan segala
urusan Organisasi PGRI Provinsi menjadi tanggung
d. Pencairan Organisasi PGRI Provinsi
Pengurus Besar wajib mengidupkan kembali Organisasi PGRI Provinsi antara
lain dengan menyelenggarakan Konferensi PGRI Provinsi, selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah dibekukan.
Pengurus Besar dapat mencairkan kembali suatu Organisasi PGRI Provinsi
yang dibekukan kalau Organisasi PGRI Provinsi tersebut telah dapat
melakukan tugasnya secara wajar.
e.Pembubaran Organisasi PGRI Provinsi
Organisasi PGRI dibubarkan oleh Konferensi Kerja Nasional jika 12
(dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah berbagai upaya
menghidupkan kembali tidak juga berhasil.Sesudah Organisasi PGRI
Provinsi dibubarkan, Organisasi PGRI Kabupaten/Kota dan organisasi
dibawahnya yang tetap memenuhi syarat diurus langsung oleh
Pengurus Besar.
Kekayaan Organisasi PGRI Provinsi, utang-piutang dan urusan lain-
lain dari Organisasi PGRI Provinsi yang dibubarkan menjadi
tanggungjawab Pengurus Besar.
Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi PGRI
Provinsi oleh Pengurus Besar wajib diumumkan melalui media massa
Hubungan dan Kerjasama
Horizontal
Adapun yang dimaksud hubungan kerjasama PGRI secara Horizontal
adalah :

1. Hubungan antara Pengurus Besar PGRI dengan organisasi profesi
dan/atau organisasi massa setingkat Pengurus Besar.

2. Hubungan antara PGRI dan Pemerintahan dalam tingkat yang
sama.

3. Hubungan antara Pengurus PGRIsetingkat, misalnya PGRI Provinsi
Jawa Tengah dengan PGRI Provinsi Jawa Timur.

Hubungan tersebut menggunakan azas manfaat, saling
menguntungkan, saling membantu, kekeluargaan, demokratis dan
keterbukaan.

Anda mungkin juga menyukai