100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
302 tayangan14 halaman
1) Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal bersifat hierarkhis dan instruktif antara tingkat pengurus pusat hingga ranting.
2) Hubungan kerjasama PGRI secara horizontal terjadi antara pengurus setingkat seperti antar provinsi atau dengan organisasi lain berdasarkan azas saling menguntungkan.
3) Tugas masing-masing pengurus diatur sesuai AD/ART PGRI dan peraturan organisasi lainnya.
1) Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal bersifat hierarkhis dan instruktif antara tingkat pengurus pusat hingga ranting.
2) Hubungan kerjasama PGRI secara horizontal terjadi antara pengurus setingkat seperti antar provinsi atau dengan organisasi lain berdasarkan azas saling menguntungkan.
3) Tugas masing-masing pengurus diatur sesuai AD/ART PGRI dan peraturan organisasi lainnya.
1) Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal bersifat hierarkhis dan instruktif antara tingkat pengurus pusat hingga ranting.
2) Hubungan kerjasama PGRI secara horizontal terjadi antara pengurus setingkat seperti antar provinsi atau dengan organisasi lain berdasarkan azas saling menguntungkan.
3) Tugas masing-masing pengurus diatur sesuai AD/ART PGRI dan peraturan organisasi lainnya.
si vertikal yang adalah hubungan timbal balik antara Pengurus besar, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang, dan Pengurus Ranting secara berkesinambungan Tugas dan fungsi dari masing-masing pengurus sesuai dengan apa yang tertulis di dalam AD/ART. Melaksanakan program kerja organisasi baik program kerja nasional maupun program kerja provinsi
Pengurus PGRI Mengawasi, mengkoordinasi,
Provinsi bertugas membimbing dan membina aktifitas dan Pengurus PGRI Kabupaten/Kota berkewajiban : Penjabaran tugas Pengurus Provinsi diatur dalam ketentuan organisasi yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pengurus PGRI Provinsi berkewajiban
mengirimkan laporan kepada Pengurus Besar setiap 6 (enam) bulan sekali Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Besar
Pengurus Besar PGRI bertugas menentukan kebijakan organisasi dan
melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Kongres, Kongres Luar Biasa, Konferensi Kerja Nasional dan Rapat Pengurus Besar PGRI. Penjabaran tugas Pengurus Besar diatur tersendiri dalam ketentuan organisasi yang menjadi bagian tak terpisahkan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pengurus Besar bertangung jawab atas pelaksanaan Kode Etik Profesi Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan Kongres dan Konferensi Kerja Nasional. a n d g I a s n R g g u G t u g T n b us / K P o a T w u te a r n Ja ng pa e P bu K a a 1) Melaksanakan program kerja nasional di 1) Melaksanakan program wilayahnya, program kerja kerja nasional provinsi di di wilayahnya, program dan programkerjakerja provinsi PGRIdi wilayahnya, dan program kerja PGRI Kabupaten/Kota. 2) Kabupaten/Kota. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing 2) Mengawasi, dan membina mengkoordinasi, aktifitas Pengurusmembimbing Cabang. 3) dan membinadisiplin Menegakkan aktifitas Pengurusdan organisasi Cabang. 3) Menegakkan disiplin organisasi mengatur ketertiban dan serta kelancaran mengatur keuangan ketertiban serta kelancaran Pengurus Besar, Pengurus PGRI keuangan Pengurus Provinsi dan Pengurus Besar, PGRIPengurus PGRI Provinsi dan Pengurus PGRI Kabupaten/Kota. 4) Kabupaten/Kota. Penjabaran tugas Pengurus PGRI 4) Penjabaran tugasdiatur Kabupaten/Kota Pengurus dalam PGRI ketentuan Kabupaten/Kota diatur dalam organisasi yang menjadi bagianketentuan tak Tugas pokok Pengurus Cabang meliputi antara lain : 1)Pengurus Cabang bertanggungjawab atas terlaksananya segala ketentuan dalam Kode Etik Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Konferensi Kerja Nasional, Konferensi PGRI Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Konferensi Kerja Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2)Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Konferensi Cabang atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya. 3)Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pengurus Cabang merupakan badan pelaksana Tugas pokok Pengurus Ranting meliputi antara lain: 1. Pengurus Ranting bertanggungjawab kepada Rapat Anggota atas kepengurusan organisasi untuk masa baktinya. 2. Pengurus Ranting berkewajiban mengirimkan laporan kepada Pengurus Cabang dengan tembusan kepada Pengurus PGRI Kabupaten/Kota setiap 6 (enam) bulan sekali. 3. Mengawasi, mengkoordinasi, membimbing, dan membina aktifitas para anggota. 4. Menegakkan disiplin organisasi dan mengatur ketertiban serta kelancaran iuran anggota serta penyelurannya sesuai ketentuan organisasi. Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal bersifat Hierarkhis dan Instruktif :
Hal tersebut diatur dalam AD/ART PGRI
dan peraturan organisasi lainnya, Antara lain sebagai berikut : a. Pengesahan Organisasi PGRI Provinsi b. Penolakan pengesahan Organisasi PGRI Provinsi c. Pembekuan Organisasi PGRI Provinsi d. Pencairan Organisasi PGRI Provinsi e. Pembubaran Organisasi PGRI Provinsi a. Pengesahan diberikan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut : i. Pembentukannya telah sesuai dengan syarat- syarat/prosedur yang telah ditetapkandalam Anggaran Rumah Tangga pasal 13ayat (1), (2), dan (3). ii. Calon Organisasi PGRI Provinsi telah menyelesaikan administrasi organisasi. iii. Memperlihatkan kegiatan organisasi. b.Penolakan pengesahan Organisasi PGRI PENJABARAN Provinsi Calon Organisasi PGRI Provinsi yang ditolak permintaan pengesahannya dapat mengajukan permasalahannya kepada Konferensi Kerja Nasional tahun berikutnya yang wajib diagendakan secara khusus c. Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Organisasi oleh Pengurus Besar PGRI Provinsi (Pasal 15) Pembekuan wajib didahului dengan peringatan tertulis oleh Pengurus Besar sekurang-kurangnya tiga kali berturut-turut. Sesudah Organisasi Provinsi dibekukan, segala kegiatan organisasi yang ada didaerahnya diurus langsung oleh Pengurus Besar dan segala urusan Organisasi PGRI Provinsi menjadi tanggung d. Pencairan Organisasi PGRI Provinsi Pengurus Besar wajib mengidupkan kembali Organisasi PGRI Provinsi antara lain dengan menyelenggarakan Konferensi PGRI Provinsi, selambat- lambatnya 6 (enam) bulan setelah dibekukan. Pengurus Besar dapat mencairkan kembali suatu Organisasi PGRI Provinsi yang dibekukan kalau Organisasi PGRI Provinsi tersebut telah dapat melakukan tugasnya secara wajar. e.Pembubaran Organisasi PGRI Provinsi Organisasi PGRI dibubarkan oleh Konferensi Kerja Nasional jika 12 (dua belas) bulan sesudah dibekukan dan setelah berbagai upaya menghidupkan kembali tidak juga berhasil.Sesudah Organisasi PGRI Provinsi dibubarkan, Organisasi PGRI Kabupaten/Kota dan organisasi dibawahnya yang tetap memenuhi syarat diurus langsung oleh Pengurus Besar. Kekayaan Organisasi PGRI Provinsi, utang-piutang dan urusan lain- lain dari Organisasi PGRI Provinsi yang dibubarkan menjadi tanggungjawab Pengurus Besar. Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan Organisasi PGRI Provinsi oleh Pengurus Besar wajib diumumkan melalui media massa Hubungan dan Kerjasama Horizontal Adapun yang dimaksud hubungan kerjasama PGRI secara Horizontal adalah :
1. Hubungan antara Pengurus Besar PGRI dengan organisasi profesi dan/atau organisasi massa setingkat Pengurus Besar.
2. Hubungan antara PGRI dan Pemerintahan dalam tingkat yang sama.
3. Hubungan antara Pengurus PGRIsetingkat, misalnya PGRI Provinsi Jawa Tengah dengan PGRI Provinsi Jawa Timur.
Hubungan tersebut menggunakan azas manfaat, saling menguntungkan, saling membantu, kekeluargaan, demokratis dan keterbukaan.