Anda di halaman 1dari 33

HUBUNGAN KERJASAMA PGRI SECARA VERTIKAL,

HORIZONTAL DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI


HUBUNGAN KERJASAMA PGRI
1. HUB. VERTIKAL
2. HUB. HORISONTAL
3. HUB. REGIONAL
4. HUB. INTERNASIONAL

HUB. HORISONTAL ;
A. INTERNAL
B. EKSTERNAL
BEBERAPA CARA
MEMBANGUN KERJASAM
1. TENTUKAN TUJUAN
2. SIAPKAN PROFIL
3. BUAT KESAN POSITIF
4. FOKUS KUALITAS BUKAN KUANTITAS
5. HARGAI PENDAPAT DAN KEBIASAAN
MEREKA
7.TUNJUKAN ANTUSIASME
8. TAWARKAN BANTUAN.
Gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memberikan sambutan dalam acara HUT PGRI
dan Hari Guru Nasional di Jakarta tahun 2008,
Sumber pgrisnews> Jakarta
Gambar Ketua Pengurus Besar PGRI periode 2013-2018
Dr. Sulitiyo, MPd. Sumber pgrinews>jakarta.
Besar, Berwibawa, dan Dewasa

PGRI dikelola dengan penuh tanggung jawab


paradigma kerja pengurus perlu ditingkatkan,
kerja individu diubah menjadi kerja kolektif,
nuansa dilayani menjadi melayani,
otoriter menjadi demokratis,
dari sebisanya menjadi tertib,
Kantor atau sekretariat organisasi menjadi tempat
pengendalian kegiatan dan “markas” perjuangan
organisasi.
Hubungan Dan Kerjasama
o intern organisasi
o dengan pemerintah maupun
o organisasi ekstern lainnya
prinsip saling menguntungkan,
untuk kepentingan onganisasi dan anggota ,serta
peningkatan mutu pendidikan.
Sikap organisasi adalah:
o menempatkan sebagal mitra yang kritis.
o PGRI bukan oposisi terhadap pihak manapun.
Hubungan kerja sama PGRI secara vertikal
Hubungan timbal balik antara Pengurus Besar , Pengurus
Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang, dan
Pengurus Ranting. Fungsi pengurus masing-masing sesuai
AD/ART PGRI. Hubungan vertikal bersifat Hierarkhies dan
Instruktif
Hierarkhies, berdasar jenjang atau tingkatan organisasi.
Instruktif, kebijakan dari pengurus PGRI jenjang yang lebih
tinggi adalah mengikat,hrs dilaksanakan oleh pengurus PGRI yg
jenjangnya lebih rendah diatur dlm AD/ART dan peraturan
organisasi lainnya
Hubungan vertikal berkaitan dgn status organisasi di tk daerah.
Kewenangan Pengurus Besar PGRI: Pengesahan, Penolakan,
Pembekuan, Pencairan, dan Pembubaran Organisasi bersifat final
Pengesahan dan Penolakan
(Pasal 14 ART)

 Pengesahan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut:


 pembentukannya telah sesuai dengan syarat-syarat/prosedur yang telah
ditetapkan dalam ART pasal 13 ayat(1), (2), dan (3).
 calon Organisasi PGRI Provinsi telah menyelesaikan administrasi
organisasi.
 memperlihatkan kegiatan organisasi.
 Penolakan pengesahan Organisasi PGRI Provinsi oleh Pengurus
Besar PGRI dengan pemberitahuan melalui surat penolakan
kepada yang berkepentingan dengan menjelaskan alasannya.
 yang ditolak permintaan pengesahannya dapat mengajukan
permasalahannya kepada Konferensi Kerja Nasional tahun
berikutnya
Pembekuan, dan Pencairan,
(Pasal 15 ART)

Pembekuan Organisasi PGRI Provinsi berarti:


menonaktifkan seluruh kepengurusan dan mencabut
seluruh hak-haknya untuk mengadakan ikatan-
ikatan atas nama PGRI,
Pembekuan dilakukan karena pengurus:
 melanggar Kode Etik dan Ikrar Guru Indonesia.
 melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga serta ketentuan organisasi lainnya, dan
tidak memperlihatkan kehidupan/kegiatan
organisasi.
Pembekuan wajib didahului dengan peringatan
tertulis oleh Pengurus Besar sekurang-kurangnya
tiga kali berturut-turut.
Sesudah Organisasi Provinsi dibekukan, segala
kegiatan organisasi yang ada di daerahnya diurus
langsung oleh Pengurus Besar dan segala urusan
Organisasi PGRI Provinsi menjadi tanggung jawab
Pengurus Besar.
Pencairan
Pencairan kembali dengan mempertimbangkan usul
dan saran Organisasi PGRI Provinsi, dilakukan oleh
Pengurus Besar dipertanggung jawabankan kepada
Konferensi Kerja Nasional
Pengurus Besar dapat mencairkan kembali suatu
Organisasi PGRI Provinsi tersebut telah dapat
melakukan tugasnya secara wajar.
Setelah dicairkan, Organisasi PGRI Provinsi
menyelenggarakan Konferensi PGRI Provinsi,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah dibekukan.
Pembubaran Organisasi
Org. PGRI Provinsi dibubarkan oleh Konferensi Kerja
Nasional jika 12 (dua belas) bln sesud. dibekukan dan setelah
berbagai upaya menghidupkan kembali tidak juga berhasil.
Sesudah Org. PGRI Provinsi dibubarkan, Organisasi PGRI
Kabupaten/Kota dan organisasi di bawahnya yang tetap
memenuhi syarat diurus langsung oleh Pengurus Besar PGRI
Kekayaan Org. PGRI Provinsi, utang-piutang dan urusan lain-
lain menjadi tanggungjawab Pengurus Besar
Pembubaran serta pengalihan segala kekayaan organisasi oleh
Pengurus Besar PGRI wajib diumumkan melalui media massa
baik cetak maupun elektronik setempat.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus PGRI Provinsi
mengawasi, mengkoordinasi, membimbing dan membina
aktifitas Pengurus PGRI Kabupaten/Kota.
Hubungan Pengurus PGRI Provinsi dengan Pengurus
PGRI Kabupaten/Kota dapat dilakukan melalui unsur
wakil ketua, unsur Sekretaris Umum, unsur Bendahara dan
Biro menurut bidangnya masing-masing atas arahan ketua.
Ketua Biro dapat berhubungan dengan Pengurus PGRI
Kabupaten/Kota tentang pelaksanaan kebijakan dan
kegiatan-kegiatan PGRI Provinsi Jawa Tengah sesuai
dengan bidangnya masing-masing di bawah koordinasi
wakil ketua yang membidanginya.
Hubungan Kerjasama secara Horisontal
1. Hub.Pengurus Besar PGRI dengan org. profesi, org.
massa setingkat Pengurus Besar /tk. nasional, lembaga
pemerintah seperti Mendikbud, Menkeu dan sebagainya;
2. Hub.Pengurus PGRI Provinsi dengan Pemerintah
Provinsi berikut semua jajarannya, dan organisasi massa
di provinsi tersebut.
3. PGRI Kabupaten /Kota , PGRI Cab/CabKhusus , dan
PGRI Ranting mengadakan hub. kerjasama dg.
Pemerintah dan organisasi massa setempat
4. Hubungan antara Pengurus PGRI setingkat , misalnya
PGRI Provinsi Jawa Tengah dengan PGRI Provinsi Jawa
Timur;
Azas Hubungan dan Kerjasama
Asas manfaat : memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
organisasi , anggota, masyarakat, dan Negara dengan tidak
merugikan dan mengganggu hak serta kepentingan pihak
lain.
Asas keterpaduan dan kemitraan adalah mengembangkan
sikap kemitraan yang saling menguntungkan, saling
membantu dan bekerjasama dengan sesama pemangku
kepentingan ( stakeholders )
Asas kebersamaan dan Kekeluargaan adalah menumbuhkan
sikap saling menghargai, memahami, menghormati,
tenggangn rasa, asah asih asuh dan konsekuen dalam
menegakkan kebenaran dan keluhuran moral.
Azas Hubungan dan Kerjasama
Asas demokrasi PGRI adalah organisasi yang
menghargai nilai-nilai luhur Pancasila, Nilai-nilai
universal, kemanusiaan, keadilan, kebenaran, dan
perbedaan pendapat.
Asas keterbukaan PGRI adalah organisasi yang
menumbuhkan sikap terbuka, rasa memiliki, mawas
diri, partisipasi, tanggung jawab, kepercayaan,
menghindarkan kecurigaan, dan meningkatkan
kepedulian diantara sesama anggota dan pengurus.
Gambar Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah sedang
audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H. Bibit
Waluyo.
Sumber Humas PGRI Provinsi Jawa Tengah
Gambar Dalam rangka HUT PGRI ke 65 tahun 2010
dan Hari Guru Nasional Ketua PGRI Provinsi Jawa
Tengah DR. Subagyo Brotosedjati,MPd secara simbolik
menanam pohon penghijauan di Pracimantoro Wonogiri
Jawa Tengah .
Sumber Humas PGRI Provinsi Jawa Tengah
Gambar Kegiatan Donor Darah Dalam Rangka
HUT PGRI ke 65 dan Hari Guru Nasional.
Sumber Humas PGRI Provinsi Jawa Tengah
Hubungan PGRI dengan Pemerintah Pusat.

Dengan Presiden Republik Indonesia Pengurus Besar


PGRI beberapa kali melakukan audiensi untuk
menyampaikan aspirasi,
Terbit Peraturan Presiden terhitung mulai tanggal 1
Januari 2009 bahwa penghasilan guru terendah dapat
mencapai sekurang-kurangnya 2 juta rupiah per bulan.
Hubungan Luar Negeri
Dengan Education International (EI)

Education International (EI) adalah organisasi


serikat Pekerja Pendidikan Tingkat Dunia,
Anggotanya 25 juta , mewakili seluruh bidang
pendidikan, mulai dari pendidikan pra sekolah
sampai perguruan tinggi
Terdapat 311 organisasi serikat pekerja tingkat
nasional
Tersebar di 159 negara dan wilayah.
Di Asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota
organisasi di 34 Negara, termasuk PGRI.
HUBUNGAN LUAR NEGERI

23
EI menjadi sebuah ITS ( International Trade
Secretariate) atau Sekretariat Serikat Pekerja
Internasional yang terbesar di dunia.
EI berasosiasi dengan ICFTU ( International
Confederation of Free Trade Union) , yaitu sebuah
konfederasi dari pusat-pusat serikat pekerja nasional
yang demokratis dan independen di tingkat dunia.
EI membangun hubungan kerja istimewa dengan
sejumlah organisasi penting.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO,
termasuk IBE ( International Bereau of Education)
atau Biro Pendidikan Internasional
Serta memiliki status konsultatif dengan United Nation
Economics and Social Council (ECOSOC) atau Dewan
Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan
kegiatan bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World
Bank, dan Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD).
Kesempatan EI dalam mempromosikan tujuan guru dan
pekerja pendidikan di forum internasional ,
memberikan masukan dalam diskusi ketika sedang
menyusun keputusan tentang kebijakan penting.
Kantor Pusat EI terletak di Brussel Belgia. Kantor-
kantor kawasan terletak di Afrika ( Lome, Togo), Asia
Pasific ( Kuala Lumpur,Malaysia), dan Fiki, Eropah
( Brussel, Belgia) , Amerika Latin ( San Jose, Costa
Rica) , dan Amerika Utara dan Karibia ( Santa Lucia).
Setiap tiga tahun sekali di tiap-tiap kawasan
diselenggarakan Konferensi Regional.
Alamat Markas Besar Education International : 5 bd
du Roi Albert II, 1210 Brussel, Belgia, Tel + 32 2 224
0611, Faks + 32 2 224 0606, Email : headoffice @ ei-
ie.org, website : http://www.ei-ie.org. President: Mary
Hatwood Futrell, NEA USA General Secretary : Fred
van Leeuwen, AOB Nederland. Asia dan Pasifik :
Education International, 25 Jalan Telawi Dua, 2nd floor
Bangsar baru 59100 Kuala Lumpur Malaysia, tel:+ 60
3 2284 2140/42, Faks ;+60 3 2284 7395, email :
eduain@pc.jaring.my ChiefCoordinator Asia Pasific :
Aloysius Mathews.
EI bertujuan untuk :
a. melindungi hak profesional dan industrial dari
para guru dan pekerja pendidikan;
b. mempromosikan perdamaian, demokrasi,
keadilan sosial, dan persatuan kepada seluruh
manusia di semua negara, melalui
pembangunan pendidikan umum berkualitas
bagi semua;
c. memerangi semua bentuk rasialisme dan
diskriminasi dalam pendidikan dan masyarakat;
EI bertujuan untuk :
d. memberikan .perhatian khusus bagi pembangunan
peran kepengurusan dan keterwakilan wanita di
masyarakat , dalam profesi mengajar, dan dalam
organisasi guru dan pekerja pendidikan;
e. memastikan hak-hak kelompok kelompok yang
terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik
minoritas , migran, dan anak anak. EI bertujuan
dan bekerja untuk menghapuskan pekerja anak yng
merupakan bagian penting dari hak asasi manusia.
Beberapa contoh hubungan dan
kerjasama PGRI
12 Maret 2010 PGRI bersama ILO IPEC mengadakan
kegiatan Workshop Guru dan Murid dengan Tema "
Teachers-Students' Workshop on Eliminating Child
Labour".
Dosen IKIP PGRI Semarang mengikuti Short Course
ke Swedia.Sejumlah dosen IKIP PGRI Semarang
mendapat kepercayaan mengikuti program short
course atau kursus singkat di Swedia tentang Child
Rights Class Room and School Management.
Universitas PGRI Yogyakarta mengadakan kerjasama
dengan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta menyelenggarakan SEMINAR
INTERNASIONALpada tanggal 6 Desember 2008
dengan tema Pengaruh Krisis Global Terhadap
Perkembangan Pendidikan dan Perekonomian.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan PGRI
Mengadakan Kerja Sama Antisipasi Tayangan
Kekerasan.
Kerja Sama MPR, DPD dan PGRI Tanamkan
Ideologi Kebangsaan
PGRI Diminta Melaporkan Anggaran Pendidikan Belum
20 %
Kerjasama Direktur Program Pascasarjana Dengan
Ketua STKIP-PGRI
Audiensi Akbar PGRI Provinsi Jawa Tengah tanggal
12 Mei 2010 di Kementerian Agama RI dan
Kementerian Pendidikan Nasional RI
Audiensi Akbar PGRI Provinsi Jawa Tengah tanggal
12 Mei 2010 di Kementerian Pendidikan Nasional
menolak penghapusan Ditjen PMPTK
Gambar :Demo PGRI tanggal 11 dan 12 Mei 2010
tentang Penolakan Penghapusan Ditjen PMPTK
dan Manajemen Guru yang kembali pada sistem
sebelum UUGD .

Anda mungkin juga menyukai