Nama Kelompok 8 :
2019
Macam- macam Kerjasama antar Negara
Kerjasama antar negara dapat dibedakan menjadi berbagai macam apabila dilihat dari beberapa
karakteristik. Beberapa karakteristik yang menggolongkan kerjasama antar negara antara lain
dari segi wilayah, dan dari segi jumlah anggotanya. Supaya lebih jelas, berikut ini merupakan
jenis- jenis kerjasama antar negara:
Kerjasama regional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara yang berada di
kawasan satu rumpun. Misalnya kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara di
kawasan Asia Tenggara.
Kerjasama Internasional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh julukan negara- negara di
dunia tanpa mengenal batasan wilayahnya.
Berdasarkan jumlah anggotanya, kerjasama antar negara dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain sebagai berikut:
Kerjasama antar negara salah satunya dibedakan berdasarkan jumlah anggota dari kerjasama
tersebut dan salah satu jenisnya adalah kerjasama bilateral. Bilateral sendiri berasal dari kata “bi”
yang artinya dua, sehingga dapat dikatakan bahwa bilateral merupakan kerjasama antara dua
negara. Asal negara anggota dalam kerjasama bilateral ini tidak dikhususkan. Hal ini karena
kerjasama bilateral sifatnya jauh lebih pribadi daripada kerjasama lainnya, karena hanya
melibatkan dua negara. Ada banyak sekali kerjasama bilateral yang tersebar di seluruh dunia, dan
masing- masing kerjasama tersebut memiliki tujuan dan maksudnya sendiri berdasarkan
kepentingan negara yang melakukan kerjasama tersebut.
Kerjasama antar negara salah satunya dibedakan berdasarkan jumlah anggota dari kerjasama
tersebut dan salah satu jenisnya adalah kerjasama multilateral. Mengenai kerjasama multilateral
ini telah kita ketahui sebelumnya, yakni sebagai kerjasama yang dilakukan beberapa negara
dimana jumlahnya lebih dari dua negara. Asal negara anggota dalam kerjasama multilateral ini
tidak dikhususkan. Artinya, anggotanya tidak harus berasal dari wilayah tertentu. Sehingga dapat
kita ketahui bahwa kerjasama multilateral merupakan kerjasama yang dilakukan oleh banyak
negara dan tidak ada persyaratan khusus mengenai asal negara anggota.
A. PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan
Menurut etimologi (arti kata), kemitraan adalah perihal hubungan atau jalinan
kerja sama sebagai mitra. PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik
pejuang selalu berusaha menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah
menjalin hubungan secara internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah:
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan organisasi adalah
melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan kerjasama PGRI secara vertikal,
horizontal dan hubungan luar negeri.
1. Tingkat Regional.
a. ASEAN Council of Teachers (ACT)
ASEAN Council of Teachers (ACT) merupakan organisasi yang
berangotakan guru-guru negara ASEAN. Negara yang menjadi anggota
ACT adalah Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina,
Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos. PGRI memprakarsai berdirinya
ASEAN Council of Teachers (ACT) tahun 1974.
b. Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN)
Pertemuan Guru-Guru Nusantara merupakan organisasi yang
beranggotakan guru-guru yang terbentuk karena didasarkan pada budaya
Melayu. Negara yang menjadi anggota PGN diantaranya adalah Brunei
Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. PGRI memprakarsai
Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN) 1983 di Singapura yang dipimpin
oleh Prof. Gazali Dunia dan Rusli Yunus.
2. Tingkat Internasional
a. Konvensi ILO/UNESCO
Tanggal 5 Oktober 1966 Konvensi ILO/UNESCO di Paris
menghasilkan Status of Teachers (Status Guru Dunia). Pemerintah RI dan
PGRI (HM Hidajat dan Ir. GB Dharmasetia) hadir dan menandatangani
Konvensi ILO/UNESCO tersebut.
b. Education International (EI)
Education International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau
organisasi guru dan personal pendidikan dengan 25.000.000 anggota.
Mereka adalah para guru dan pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-
sekolah sampai perguruan tinggi yang berasal dari 311 organisasi di 155
negara. Di asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota organisasi di 34 Negara,
termasuk PGRI.
EI bertujuan untuk :
1. Melindungi hak profesional dan industrial dari para guru dan pekerja
pendidikan.
2. Mempromosikan perdamaian, demokrasi, keadilan sosial, dan
persatuan kepada seluruh manusia si semua negara, melalui
pembangunan pendidikan umum berkualitas bagi semua.
3. Memerangi semua bentuk rasialisme dan diskriminasi dalam
pendidikan dan masyarakat.
4. Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan peran kepengurusan
dan keterwakilan wanita di masyarakat, dalam profesi mengajar, dan
dalam organisasi guru dan pekerja pendidikan.
5. Memastikan hak-hak kelompok kelompok yang terlemah seperti
masyarakat pribumi, etnik minoritas, migran dan anak-anak. EI
bertujuan dan bekerja untuk menghapuskan pekerja anak yang
merupakan bagian penting dari hak asasi manusia.
EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara The International
Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World Confederation of
Organizations of The Teaching Profession (WCOTP). Sekertariat pengurus EI bermarkas
di Brussels, Belgia, yang dilengkapi dengan lima departemen yaitu: pendidikan, serikat
sekerja, hak asasi manusia dan keadilan, pengembangan kerjasama, informasi dan
administrasi.
Dengan jumlah anggota sebanyak 25 juta orang. EI menjadi sebuah ITS
(International Trade Secretariate atau Sekretariat Serikat Pekerja Internasional) yang
terbesar di dunia. EI berasosiasi dengan ICFTU (Internatioanal Confederation of Free
Trade Union), yaitu sebuah konfederasi dari pusat-pusat serikat pekerja naional yang
demokratis dan independent di tingkat dunia. Education International membangun
hubungan kerja istimewa dengan sejumlah organisasi penting.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO, termasuk IBE (international
Buereau of Edication atau Biro Pendidikan Internasional) serta memiliki status
konsultatif dengan United Nation Economics and Social Council (ECOSOC) atau Dewan
Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan bersama dengan
WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD).
Hubungan tersebut memberikan kesempatan bagi EI dalam mempromosikan
tujuan guru dan pekerja pendidikan di forum internasional dan dalam memberikan
masukan dalam diskusi ketika sedang menyusun keputusan tentang kebijakan penting.
Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga tahun oleh Kongres Dunia
Education International, yang dihadiri oleh semua organisasi anggota EI dan para
pengamat dari organisasi internasional serta lembaga-lembaga antara negara. Resolusi
kebijakan EI diadopsi dan Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia yang terakhir
diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.
Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI teretak di Brussel Belgia. Kantor-
kantor kawasan terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia Pasific (Kuala Lumpur, Malaysia),
dan Fiki, Eropa (Brussel, Belgia), Amerika Latin (San Jose, Cose Rica) dan Amerika
Utara dan Karibia (santalucia). Setiap 3 tahun sekali di tiap-tiap kawasan diselenggarakan
Konvereverensi Regional.
Tujuan PGRI mengikuti organisasi ini adalah:
a. Memperkuat PGRI sebagai serikat pekerja guru.
b. Membuat organisasi yang lebih demokratis, independen, transparan dan
berkelanjutan.
PGRI mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ini tentu memperoleh manfaat:
1. Membuat kesadaran serikat buruh, good governance, transparansi dan akuntabilitas
di semua tingkat organisasi.
2. Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk pendidikan di
tingkat nasional dan daerah untuk dapat membahas masalah yang dihadapi oleh
pendidikan, guru, anak-anak, dan untuk mencapai pendidikan berkualitas untuk
semua
3. Mempromosikan partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam proses
pengambilan keputusan dan semua kegiatan serikat.
4. Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat kabupaten dan propinsi.
5. Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat organisasi mandiri secara
finansial.
6. Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi antara tingkat nasional, provinsi
dan kabupaten.
Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan dengan lima tahun
sekali Kongres PGRI berhasil dilaksanakan diantaranya di Palembang, Sumatera Selatan,
Indonesia, ditangani oleh Presiden Republik Indonesia dan Sekretaris Jenderal
Pendidikan Internasional.
Tahun 2001 PB PGRI dan Ketua provinsi se Jawa Workshop EI di Anyer.
Kemudian pada tahun 2003 menjadi 11 provinsi. Pada tahun 2004 menjadi 19 provinsi,
pada tahun 2005 menjadi 22 provinsi. Penanggung jawab nasional Prof.Dr. HM Surya,
Ketua Umum PB PGRI, sedangkan National Coordinator PGRI-EI Consortium Project :
1. Tahun 2002 – 203, Drs. WDF Rindorindo
2. Tahun 2004 – sekarang, HM Rusli Yunus.
3. Tahun 2006 Koordinator Nasional (HM Rusli Yunus) didampingi Koordinator
Pelaksana (Ir.Abdul Azis Hoesein, MEngSc)
Menurut Arlan Larnaca (2011), terdapat beberapa hasil dari jalinan kemitraan
internasional tersebut, antara lain :
1. Adanya bantuan dari EI melalui konsorsium organisasi guru Swedia, Kanada, AS,
Jepang, Australia.
2. Ketua Umum PB-PGRI duduk dalam kepengurusan EI untuk kawasan Asia-Pasifik.
3. Perjuangan PGRI telah masuk dalam salah satu resolusi Konferensi EI Asia-Pasifik
di india pada tahun 2000 dan kongres Guru se Dunia di Thailand tahun 2001.
4. Dalam konfensi ACT di Thailand, Hanoi, dan Brunei Darussalam, PGRI berperan
secara aktif dalam penyajian materi.
5. PGRI telah menyampaikan kertas kerja dalam Pertemuan Guru Nusantara (PGN) di
Brunei Darussalam tahun 2002.
6. Ketua umum PB PGRI mendapat kehormatan untuk menjadi salah seorang
pembicara dalam beberapa konferensi Internasional.
7. Kerjasama bilateral telah terbina dengan STU (Singapura), Kurusapha (Thailand),
JTU (Jepang), KFTA (korea selatan), AEU (Australia), dan NUTP (Malaysia).
KESIMPULAN
PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu berusaha
menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin hubungan secara
internasional.
Dalam hubungannya dengan luar negeri, mulai 1948 menjalin kerjasama /
hubungan dengan National Education Association (NEA), yaitu Persatuan Guru di
Amerika Serikat. NEA mengundang PGRI untuk mengadakan peninjauan tentang
perkembangan pendidikan di Amerika Serikat selama 8 bulan. PGRI juga mendapat
undangan kongres II WCOTP (World Confideration of Organization of the Teaching
Profession) yang kedua di London pada bulan Juli 1948.
Bentuk kerjasama PGRI dengan Luar Negeri dengan pertukaran pelajar dapat
dibuktikan dengan adanya sembilan mahasiswa IKIP PGRI Semarang praktik mengajar
di Malaysia.
Pada tanggal 17 April sembilan calon guru IKIP PGRI Semarang dilepas oleh
rektor, Muhdi SH. M.Hum untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di
beberapa sekolah setingkat SLTA di Johor Malaysia.